Anda di halaman 1dari 16

RESUME KONSEP KELUARGA

Disusun oleh :

Mutia Prima Devi (G2A017162)

S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
A. KONSEP KELUARGA

1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang
hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi,
tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama,
mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi
(Murray & Zentner, 1997).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama. (Friedman, 1998).
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau
lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu
tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-
masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Sifat Dalam Keluarga
Sifat dalam keluarga adalah dengan keteladanan diterapkan pada orang tua
dengan memberikan teladan dalam bersikap, sebagai contoh adalah orang tua
memberi teladan dalam beribadah tepat waktu, berkata jujur, bersikap saling
menyayangi dan mengasihi antar anggota keluarga, memberi teladan sikap
dan tutur kata yang baik ketika berbicara dengan orang yang lebih tua ataupun
dengan teman sebaya agar tercipta hidup rukun. Sikap tersebut akan ditiru dan
menjadi contoh bagi anak. Hendaklah orangtua selalu memberikan contoh
yang ideal kepada anak-anaknya, sering terlihat oleh anak melaksanakan
sholat,bergaul dengan sopan santun, berbicara dengan lemah lembut dan lain-
lainnya. (Abdullah Munir, 2010)
3. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a) bersifat terbuka dan jujur.
b) selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c) berfikiran positif.
d) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
a) Karakteristik pengirim
Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelasdan berkualitas, selalume minta dan menerima
umpan balik.
b) Karakteristik penerima
Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan
validasi.
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status
adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri,
anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh
masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain,
sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di
rumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif. ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain
karena identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif
seorang anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum
dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan
atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari
pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi
dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubbungan
intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberikan
hubungan dengan orang lain diluar keluarga/masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku
yang positif dari kedua orang tuanya.
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak
dapat terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting
dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,
pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan
penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua
dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu.
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana Child Bearing.
8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun) Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan Usia Dewasa Awal.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak–
anaknya.
g. Keluarga dengan Usia Dewasa Tengah (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga dengan Usia Dewasa Akhir.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
6. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga Setiadi
(2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif
serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan
keluarga.
b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan
memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik
secara berkelompok maupun individu.
d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak
sehat menjadi perilaku sehat.
f. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga. Dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak dapat bekerja sendiri,
melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama dengan profesi lain
untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik.
B. KONSEP KELUARGA SEHAT

1. Definisi

Keluarga sehat adalah suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik secara
fisik, mental, dan sosial  yang kemudian memungkinkan terciptanya keluarga
utuh agar bisa hidup normal secara sosial maupun ekonomi. Didalam keluarga
nantinya akan terjalin hubungan yang bersifat multifungsional yang
didalamnya akan terdapat banyak interkasi. Interasksi tersebut adalah
hubungan antara suami dan istri, orangtua dan anak, serta adik dan kakak.
(Notoatmodjo,2010)

2. Ciri-ciri Keluarga Sehat


a. Sehat badan dan jiwa
b. Tercukupinya makanan bergizi
c. Terciptanya lingkungan bersih
d. Interaksi sosial dengan etika dan hukum (Achjar,2011)
3. Indikator
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya
12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua
belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehata
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkaj
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat (Depkes,
2017)
4. Karakteristik Keluarga Sehat
Menurut Beavers dan Hampson, keluarga yang berfungsi secara optimal
ditandai dengan :
a. Menunjukkan tingkat kemampuan ketrampilan negosiasi yang tinggi
dalam menghadapi masalahnya secara terus menerus
b. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan dan perbedaan mereka
dnegan jelas, terbuka dan spontan
c. Menghargai perasaan anggotanya
d. Mengharapkan anggota untuk memikul tanggung jawab pribadi terhadap
tindakan yang mereka lakukan
e. Menunjukkan prilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama lain
(Setiawati, 2009)
C. Pemberdayaan Keluarga
1. Definisi
Gibson mendefiniskan pemberdayaan sabagi proses sosial, menganli.
Mempromosikan dan meningkatkan kemampuan orang untu menemukan
kebutuhan mereka sendiri, memecahkan masalah mereka sendiri dan
memobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk mengendalikan hidup
mereka (Graves, 2007).
Pemberdayaan Keluarga adalah mekanisme yang memungkinkan
terjadinya perubahan kemampuan keluarga sebagai dampak positif dari
intervensi keperawatan yang berpusat pada keluarga dan tindakan promosi
kesehatan serta kesesuaian budaya yang mempengaruhi tindakan pengobatan
dan perkembangan keluarga (Graves, 2007).
Konsep Pemberdayaan Keluarga memiliki tiga komponen utama. Pertama,
bahwa semua keluarga telah memiliki kekuatan dan mampu membangun
kekuatan itu. Kedua, kesulitan keluarga dalam memenuhi kebutuhan mereka
bukan karena ketidakmampuan untuk melakukannya, melainkan sistem
pendukung sosial keluarga tidak memberikan peluang keluarga untuk
mencapainya. Ketiga, dalam upaya pemberdayaan keluarga, anggota keluarga
berupaya menerapkan keterampilan dan kompetensi dalam rangka terjadinya
perubahan dalam keluarga ( Dunst et all., 1994 dalam Graves,2007).
2. Fungsi keluarga menurut Friedman (dalam Setyawan,2012:7)
a. Fungsi Afektif, yaitu mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarganya dalam berhubungandengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi, yaitu sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan
social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
c. Fungsi Reproduksi, yaitu untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
Ketahanan keluarga adalah kemampuan bersinergi yang dimiliki oleh
anggota-anggota keluarga dalam menghadapi masalah internal dan eksternal
sehingga tercapai kondisi seimbang, selaras, serasi, dan harmonis.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhiketahanankeluarga :
1. Persepsi terhadap kepuasan dalam perkawinan antara suami istri.
a. Persepsi terhadap kepuasan perkawinan 72 % dipengaruhi oleh
persepsi terhadap efektifitas komunikasi interpersonal suami istri
(hasilskripsi)
b. Perselingkuhan dan perceraian disebabkan karena kurang/ tidak
efektifnya komunikasi antara suami-istri (LKBHuWK Semarang)
2. Persepsi anak terhadap suasana keluarga
a. Persepsi terhadap suasana keluarga memberikan sumbangan
sebesar 28,6% terhadap penyesuaian diri remaja (hasil skripsi)
b. Persepsi buruk terhadap suasana keluarga dan polaasuh orang tua
yang tidak tepat akan menyebabkan anak kesulitan penyesuaian
diri, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah
(sumber : LKBHuWK Semarang)
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam terbangunnya
keharmonisan dan berjalannya fungsi keluarga dengan baik. Pola komunikasi
yang positif hendaknya terjalin antara :
• Suami- Istri
• Orang tua dengan anak- anaknya
• Keluarga inti- keluarga besar
Beberapa aspek yang mendorong terbentuknya komunikasi yang
efektif dalam keluarga, menurut De Vito :
• Keterbukaan
• Empati
• Dukungan
• Sikappositif
• Kesejajaran
Dalam melakukan komunikasi antara anggota keluarga dapat berjalan
efektif, jika :
• Menggunakan bahasa verbal yang tepat dan baik, yang biasa
digunakan dalam lingkungan keluarga
• Menggunkan bahasa tubuh yang baik
• Menggunakan intonasi yang pas dengan situasi atau setting saat
terjadinya pembicaraan, tinggi atau rendah.
4. Ketika sebuah komunikasi yang efektif telah dapat dibangun dengan baik,
maka dalam komunikasi tersebut akan menumbuhkan
• Rasa pengertian di antara orang- orang yang menjalin
komunikasi
• Menimbulkan kesenangan, berkomunikasi berarti menjalin
hubungan dengan orang lain. Dalam komunikasi orang- orang dalam
keluarga mendapat informasi dan mengeluarkan informasi, hal ini akan
menimbulkan kesenangan diantara pelaku komunikasi dalam keluarga
• Hubungan yang seloalu dipupuk dengan komunikasi yang efektif
akan mengarahkan ke dalam hubungan yang semakin baik antar
anggota- anggota keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K. A. 2011. Asuhan Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik. Jakarta:
EGC
Depkes RI. 2017. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta:
Depkes RI
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl-rahmadsant-6733-2-babiia-
r.pdf (Diunduh tanggal selasa 17 Maret 2020, Pukul 18.11 WIB )
http://repository.ump.ac.id/3977/3/Reni%20BAB%20II.pdf ( Diunduh : Selasa, 17
Maret 2020 Pukul 22.50 WIB)
Notoatmodjo, S. 2010. Konsep Prilaku Kesehatan: Dalam Promosi Kesehatan Teori
dan Aplikasi, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Setiawat, Santun dan Agus Citra Dermawan. 2009. Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Medika.
Indah. 2013. Program Pemberdayaan Keluarga. Available on :
http://www.damandiri/2013or.id/file/indahunair bab2.pdf. (Diunduh tanggal
selasa 21 Maret 2020, Pukul 20.15 WIB )
Sunarti, Euis. 2012. Program Pemberdayaan dan KonselingKeluarga. Available on :
http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/Dr.-Euis-Sunarti-IPB-
PROGRAM-PEMBERDAYAAN-DAN-KONSELING-KELUARGA.pdf.
(Diunduh tanggal selasa 21 Maret 2020, Pukul 21.10 WIB )
Riniz.2012. PembinaanKesejahteraanKeluarga. Available on :
http://riniz.blogspot.com/2012/5/pembinaan-kesejahteraan-keluarga.html?
m=1 (Diunduh tanggal selasa 21 Maret 2020, Pukul 21.20 WIB )

Anda mungkin juga menyukai