Anda di halaman 1dari 2

3.

Harapan Terakhir

Aristoteles memiliki pemikiran bahwa kehidupan berasal dari generatio spontanea.


Artinya kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Pemahamannya belum pada kehidupan berasal
dari Tuhan. Dalam hidupnya di dunia manusia dihadapkan oleh persoalan – persoalan yang
beraneka ragam. Apabila sifatnya positif maka senanglah hidupnya akan tetapi apabila sifatnya
negative susahlah hidupnya. Cinta kasih, keindahan, keadilan, tanggung jawab dan harapan
cenderung bersifat positif tetapi penderitaan dan kegelisahan bersifat negative. Untuk mengatasi
itu semua maka manusia belajar dari manusia lain agar kehidupannya sejahterah.

Manusia yang terdiri atas jasmani memperoleh dorongan (drive) untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya yang bersifat kebendaan, sedangkan rohaninya dicukupi dengan sesuatu
yang bersifat rohani. Khususnya agama. Manusia memiliki beberapa tipe pemahaman, ada
manusia yang hanya ingin mengurusi kebutuhan duniawinya yang sifatnya kebendaan saja, ada
yang lebih menekankan hanya pada jasmaninya saja dan memuaskan diri pada sifat- sifat
rohaninya saja. Seperti yang dilaukan oleh para biarawan dan biksu. Pada agama islam diajarkan
agar tidak hanya mengejar duniawai saja akan tetapi rohaninya juga, sehingga orang harus
memikirkan dunia akhiratnya.

Dengan semakin tinginya kesadaran manusia terhadap agama sadarlah bahwa semua
manusia akhirnya akan mati juga. Segala sesuatu yang berada di dunia ini akan hilang juga dan
aka nada kehidupan di akhirat nanti dengan segala sifat kehidupan kerohaniannya.

Beberapa bangasa yang primitive meyakini bawa kehidupan selanjutnya juga sama
seperti kehidupan di dunia yang membutuhkan bermacam macam barang dan kebutuhan.
Sehingga selau dibekali barang – barang seperti di duniawi contohnya piring, gelas, dll yang
biasa disebut dengan bekal kubur.

Pada manusia yang beragama yang telah yakin dengan kehidupan selanjutnya tidak
memerlukan kebutuhan seperti itu. Bekal yang diperlukan hanya iringan do’a – do’a . dalam
ajaran agama islam jenazah hanya dibungkus kain kafan saja dan segera dikubur kedalam tanah
agar secepatnya kembali ketanah, inna illahi wainna ilaihi rojiun. Asalnya dari Tuhan dan
kembai kepada Tuhan. Sedangkan bagi kaum primitive meyakini bahwa selama jenazahnya
masih utuh maka kehidupannya juga utuh seperti di dunia.

Bagi manusia areis dengan pandangan yang realistic mereka tidak percaya pada Tuhan.
Mati bagi mereka bukan berarti rohnya kembali kepada Tuhan akan tetapi jantungnya berhenti
berdenyut. Bai yang percaya adanya Tuhan meyakini bahwa manusia yang mati akan kembali
kepada-Nya. Doa yang diberikan semoga arwahnya diterima di akhirat. Mereka yang sudah tua
senantiasa mempersiapkan akan datangnya kematian, kematian jangan diratapi cukup sekedar di
tangisi.
Dalam surat Al Imran (3:185), Allah berfirman :”Setiap nafsin (pribadi) akan merasakan
mati dan bahwa pahalamu akan dicukupkan pada hari kiamat”. Sehingga kematian dapat
digambarkan terlepasnya roh dalam badan sejak itu bukan lagi disebut manusia tetapi jenazah
yang sudah tidak bisa berbuat apa – apa.

Di akhirat roh orang dibedakan menjadi empat golongan yakni :

(1) golongan atau kumpulan yang disebut yang musnah . yang akan mengalami kesengsaraan
yang kekal di neraka. Akibat dari segala dosa – dosa yang diperbuatnya.
(2) Golongan yang disebut yang disiksa , yang menderita diapi neraka tetapi kemudian akan
dipindah ke surga.
(3) Kumpulan anak – anak kafir, orang gila, dan mereka yang tidak sadar akan agama di
tempatkan bukan di surge maupun neraka tetapi diantarnya yaitu A’rafah.
(4) Kumpulan orang yang berhasil langsung masuk ke surga. Mereka adalah orang – orang
yang saleh selama hidupnya.

Menurut Al Ghazalli, kehidupan di surga ada 2 tahap yaitu tahap rendah berupa
kenikmatan duniawi berupa makanan minuman, layanan dari bidadari cantik, pakaian cantik,
istana bagus. Tahap tinggi berupa pendekatan kepada Tuhan, dapat memandang wajah Tuhan.
Nikmatnya sama halnya dengan berzhikir khusuk.

Gambaran tersebut tidak jauh bedanya dengan yang dirilis oleh Dante Alighieri dalam
karyanya yang masyurDevina Comedia. Karyanya sendiri dirilis atas 3 chapter, a) L’Inferno
yang menggambarkan neraka b) Il Purgatario tentang api pencucian c) Il Paradiso tentang
surga. semua yang mati akan melewati tiga tahapan berikut berapa lama dia akan dicuci di
neraka tergantung amal perbuatan yang dibuatnya lau setelah itu akan dimasukan kesurga yang
sifatnya abadi.

Dengan pengetahuan dan pengertian agama tentang kehidupan abadi setelah orang
meninggal, manusia menjalankan ibadahnya. Ia menjalankan perintah – perintahNya dan
mejauhi larangan – larangan yang diberikan Tuhan. Manusia mau menjalankan hal ini karena
sadar sebagai makluk kecil yang tidak akan berdaya akibat kekuasaan Tuhan. Kehidupan dunia
yang sifatnya hanya sementara dikalahkan demi kehidupan abadi di akhirat. Karena tahu
bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bahagianya disurga. Bahagia ini yang manusia
harapkan.

Anda mungkin juga menyukai