STANDAR PENGEMBANGAN
KAWASAN METROPOLITAN
TATA KELOLA Kawasan metropolitan yang dikelola dalam sistem yang terpadu,
inklusif, responsif dan efisien
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
Tabel 3 Struktur Materi Standar Aspek Sosial, Ekonomi Dan Tata Kelola
KEMITRAAN & KERJA SAMA KERJA SAMA PEMERINTAH & BADAN USAHA
SUB
STANDAR PENGEMBANGAN
KRITERIA VARIABEL KOMPONEN KOMPONE
KAWASAN METROPOLITAN
N
/ SISTEM transportasi terdiri dari berbagai
JARINGAN jaringan yang menjadi alur
pergerakan / mobilitas barang
dan manusia beserta sejumlah
prasarana pendukungnya. Sistem
prasarana / jaringan transportasi
ini meliputi jaringan berbagai
moda transportasi.
SUB
STANDAR PENGEMBANGAN
KRITERIA VARIABEL KOMPONEN KOMPONE
KAWASAN METROPOLITAN
N
baku mutu air (Indeks Kualitas
Air meningkat).
Prasarana sumber daya air
(sistem pengendalian banjir,
sistem jaringan irigasi, sistem
jaringan rawa, dan sistem
pengamanan pantai) tersedia
dan dapat berfungsi sesuai
kebutuhan.
SISTEM KETERPADU Sitem jaringan listrik,
JARINGAN AN SISTEM telekomunikasi, gas, air minum,
PRASARANA dan air limbah menggunakan
PERKOTAAN sistem terpadu bawah tanah
(common service tunnel).
SPAM diselenggarakan secara
terpadu dengan sistem
pembuangan air limbah
domestik terpusat (SPALD-T),
Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT), dan Tempat
Pengolahan Akhir (TPA).
SISTEM Semua penduduk dan kegiatan
PENYEDIAA yang berlangsung di kawasan
N AIR metropolitan terlayani oleh
MINUM prasarana pelayanan air minum
(SPAM) berupa sistem penyediaan air
minum perpipaan yang terpadu
dengan sistem jaringan sumber
daya air dengan kualitas air
layak minum.
Sistem penyediaan air minum
terpadu dengan sistem
pengelolaan air limbah.
SISTEM Seluruh kawasan metropolitan
JARINGAN terlayani oleh sistem jaringan
DRAINASE drainase berwawasan lingkungan
yang terpadu dengan sistem
pengendalian banjir.
SISTEM Semua penduduk dan kegiatan
PENGELOLA yang berlangsung di kawasan
AN AIR metropolitan terlayani oleh
LIMBAH sistem pengelolaan air limbah
domestik (SPALD) kota dan
regional yang terpisah dengan
sistem drainase dan jaringan
sumber daya air dan memenuhi
standar baku mutu air buangan
dan baku mutu sumber air baku.
Sistem pengelolaan air limbah
regional didukung dengan IPAL
domestik skala kota dan regional
serta IPAL industri dan rumah
sakit.
SISTEM Pengelolaan sampah dari rumah
PENGELOLA tangga hingga TPA
AN menggunakan prinsip
PERSAMPAH pengurangan volume sampah
AN dari sumber (3R) dan didukung
oleh teknologi pengolahan dan
pembuangan sampah yang
ramah lingkungan (komposter,
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
SUB
STANDAR PENGEMBANGAN
KRITERIA VARIABEL KOMPONEN KOMPONE
KAWASAN METROPOLITAN
N
daur ulang, Bank Sampah, waste
to energy).
Sistem pengelolaan sampah
regional berupa TPA regional
dengan sistem operasional
Sanitary Landfill dilengkapi
dengan fasilitas pengurangan
sampah 3R.
SISTEM Sistem proteksi kebakaran aktif
PROTEKSI dan pasif tersedia sesuai
KEBAKARAN Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK)
Kota/Kabupaten.
PENYEDIAAN RUMAH DAN RUMAH Semua rumah tangga memiliki
FASILITAS PELAYANAN akses terhadap hunian yang
PERKOTAAN DASAR layak dan terjangkau
Jumlah penduduk perkotaan
yang tinggal di permukiman
kumuh berkurang
PRASARANA Semua penduduk dapat
PERUMAHA mengakses prasarana pelayanan
N dasar perumahan, sekurang-
kurangnya terdiri atas jaringan
jalan, SPAM, sistem jaringan
drainase, sistem pengelolaan air
limbah, sistem pengelolaan
persampahan, dan sistem
proteksi kebakaran.
SARANA Semua penduduk dapat
PERUMAHA mengakses sarana pelayanan
N dasar perumahan, sekurang-
kurangnya terdiri atas sarana
pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, peribadatan,
perdagangan, kebudayaan dan
rekreasi, dan sarana RTH sesuai
dengan skala pelayanan dan
jumlah penduduk yang dilayani
UTILITAS Semua penduduk dapat
UMUM mengakses utilitas umum
pelayanan dasar perumahan,
sekurang-kurangnya terdiri atas
jaringan listrik, jaringan
telematika, dan jaringan gas.
FASILITAS Fasilitas umum dan sosial
UMUM & perkotaan skala regional hingga
SOSIAL internasional tersedia di pusat
PERKOTAAN kegiatan di kawasan perkotaan
inti.
Fasilitas umum dan sosial
perkotaan skala lokal dan
regional tersedia di pusat
kegiatan di kawasan perkotaan
di sekitarnya.
KESEIMBAN OPTIMALISAS Pemanfaatan ruang secara
GAN FUNGSI I vertikal (di atas permukaan
LINDUNG PEMANFAAT tanah maupun di dalam bumi),
DAN FUNGSI AN RUANG kompak, dan pola campuran,
BUDIDAYA terutama pada pusat-pusat
SESUAI kegiatan.
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
SUB
STANDAR PENGEMBANGAN
KRITERIA VARIABEL KOMPONEN KOMPONE
KAWASAN METROPOLITAN
N
DAYA Perumahan yang dibangun
DUKUNG & adalah perumahan ramah
DAYA pejalan kaki dan transit dimana
TAMPUNG sarana dasar permukiman skala
lingkungan perumahan berada
dalam radius jangkauan jarak
berjalan kaki (± 1 Km).
Fasilitas hunian di pusat kegiatan
berupa rumah susun dengan
kepadatan tinggi yang
terintegrasi dengan kegiatan
ekonomi dan sosial kawasan
dalam pola campuran.
PENYEDIAAN RUANG Ruang Terbuka Publik yang
RUANG TERBUKA aman, iklusif dan mudah
PUBLIK PUBLIK dijangkau oleh semua penduduk
TERBUKA terutama anak, perempuan dan
DAN RTH kelompok rentan terdistribusi
secara berhirarki sesuai proporsi
kebutuhannya yang diindikasi
berdasarkan jumlah populasi dan
luas area pada setiap
tingkatannya serta dapat
digunakan untuk kegiatan
olahraga, sosial, seni, serta
aktivitas pelestarian lingkungan.
RUANG Ruang Terbuka Hijau yang aman
TERBUKA HIJAU dan dapat diakses oleh semua
penduduk terdistribusi secara
berhirarki dengan luas paling
sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari luas kawasan metropolitan
PELESTARIA Seluruh kota/kabupaten di dalam
N WARISAN kawasan metropolitan yang
ALAM & memiliki warisan budaya dan
SAUJANA alam (benda maupun tak benda)
dikembangkan sebagai Kota
Pusaka berbasis karakter sosial
budaya (heritage city).
PENGENDALI Alokasi kawasan lindung sesuai
AN kondisi, karakter, dan fungsi
KAWASAN ekosistem kawasan metropolitan
TERBANGUN (Indeks kualitas tutupan lahan
meningkat)
Kegiatan budidaya perkotaan
dikembangkan secara terpadu
dan memiliki keterkaitan
antarkegiatan sesuai dengan
fungsi kawasan, dengan alokasi
yang mempertimbangkan
bioekoregion (berbasis wilayah
sungai dan SDA).
Luasan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan yang terdapat di
dalam kawasan metropolitan
dipertahankan.
KETAHANAN PEMANFAAT ENERGI Penghematan energi dilakukan
KAWASAN AN SUMBER dengan cara menggunakan
METROPOLIT DAYA ALAM energi terbarukan dan rendah
AN YG BERKELANJU karbon sebagai sumber daya
BERWAWAS TAN energi perkotaan dan
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
SUB
STANDAR PENGEMBANGAN
KRITERIA VARIABEL KOMPONEN KOMPONE
KAWASAN METROPOLITAN
N
AN Potensi pengolahan sampah
LINGKUNGA menjadi energi dimanfaatkan
N sebagai salah satu sumber daya
energi rumah tangga dan
perkotaan (instalasi biogas,
instalasi pembangkit listrik
tenaga sampah).
Desain infrastruktur, bangunan
dan gedung yang ramah
lingkungan
Indeks Perilaku Penggunaan
Bahan Bakar meningkat
LAHAN Lahan perkotaan dimanfaatkan
secara efisien dan optimal
melalui:
pemanfaatan ruang yang
kompak dan pola ruang
campuran di pusat-pusat
kegiatan;
pengembangan kawasan
metropolitan dengan fungsi
antarpusat yang saling
melengkapi;
pengembangan bangunan
vertikal pada kawasan dengan
kepadatan tinggi;
penyediaan ruang budidaya
dan lindung sesuai daya
dukung dan daya tampung
KEANEKARAGA Keanekaragaman hayati
MAN HAYATI jumlahnya tetap atau meningkat
sesuai dengan potensi sumber
daya yang ada.
KUALITAS UDARA Kualitas udara sesuai dengan
LINGKUNGA tingkat baku mutu kualitas udara
N HIDUP (Indeks kualitas udara
meningkat)
EMISI KARBON Indeks Perilaku Penyumbang
DAN GAS Emisi Karbon meningkat.
RUMAH KACA
KETAHANAN Indeks Risiko Bencana Indonesia
BENCANA (IRBI) menurun.
Seluruh kota/kabupaten di dalam
kawasan metropolitan memenuhi
indikator Kota Tangguh Bencana.
Sistem peringatan dini cuaca dan
iklim serta kebencanaan tersedia
dan berfungsi pada kawasan
rawan bencana.
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
SUB
STANDAR PENGEMBANGAN
KRITERIA VARIABEL KOMPONEN KOMPONE
KAWASAN METROPOLITAN
N
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
PERTUMBUHA PENINGKATA PDB per kapita bertumbuh sesuai dengan kondisi nasional.
N EKONOMI N Produktivitas tenaga kerja bertumbuh dan menghasilkan nilai
PRODUKTIVIT tambah ekonomi.
AS EKONOMI
Produktivitas ekonomi regional berbasis potensi, inovasi, dan
kreativitas lokal meningkat dan memberikan kontribusi
signifikan pada pertumbuhan PDB nasional.
KESEMPATAN LAPANGAN Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) bertumbuh dan
KERJA & KERJA LAYAK memiliki akses pada layanan keuangan sehingga mampu
PENGHIDUPA & PELUANG menampung dan menyediakan lapangan kerja yang lebih
N PENGHIDUPA terlindungi.
N Lapangan kerja formal dan kewirausahaan bertambah dan
tingkat pengangguran usia produktif menurun.
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
KEMITRAAN & KERJA SAMA Pelaksanaan pembangunan yang dibiayai melalui pola KPBU
KERJA SAMA PEMERINTAH jumlahnya bertambah.
& BADAN
USAHA
1
VARIABEL 1 PEMBAGIAN PUSAT KEGIATAN
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Kawasan metropolitan monosentris Pusat kegiatan utama memiliki fungsi utama yang berorientasi pada
adalah kawasan metropolitan yang kegiatan ekonomi utama kawasan metropolitan (sesuai dengan
memiliki satu kawasan perkotaan peran ekonomi kawasan metropolitan) dilengkapi dengan
inti sebagai pusat kegiatan utama pelayanan skala regional hingga nasional bahkan internasional.
dan beberapa kawasan perkotaan di
Pada kawasan metropolitan monosentris, pusat kegiatan utama
sekitarnya yang terhubung langsung
merupakan pusat pertumbuhan dan tempat konsentrasi aktivitas
ke pusat kegiatan utama.
ekonomi serta pelayanan dasar perkotaan, sementara kawasan
Kawasan metropolitan polisentris perkotaan di sekitarnya merupakan pusat permukiman yang
adalah kawasan metropolitan yang berorientasi pada pusat kegiatan utama.
memiliki satu atau lebih kawasan
Pada kawasan metropolitan polisentris, selain pusat kegiatan utama
perkotaan inti sebagai pusat
sebagai pusat pertumbuhan terdapat pusat kegiatan penyeimbang
kegiatan utama dan beberapa
yang dimaksudkan agar perkembangan metropolitan tidak hanya
kawasan perkotaan di sekitarnya
terfokus pada pusat kegiatan utama melainkan tersebar dalam
sebagai pusat kegiatan
beberapa pusat kegiatan sehingga terjadi keseimbangan antara
penyeimbang yang saling terhubung
kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya.
membentuk jejaring.
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN 19
-ASPEK PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Kawasan perkotaan inti dan Setiap daerah kota/kabupaten dalam kawasan metropolitan
kawasan perkotaan di sekitarnya melakukan penyesuaian arah pembangunan wilayahnya dalam
masing-masing memiliki fungsi konteks metropolitan.
yang jelas dan saling melengkapi
Apabila kawasan metropolitan dikembangkan dengan lebih dari satu
sesuai dengan fokus
kawasan perkotaan inti sebagai pusat kegiatan utama, kedua
pengembangan dan tujuan
kawasan perkotaan inti tersebut memiliki fungsi utama yang
penataan ruang kawasan
berbeda tetapi secara bersama-sama mendukung pencapaian
metropolitan serta potensi dan
tujuan pengembangan kawasan metropolitan.
kriteria kelayakan teknis masing-
masing kawasan untuk fungsi yang Fungsi yang dikembangkan di kawasan perkotaan inti menjadi
ditetapkan. rujukan bagi pengembangan fungsi di kawasan perkotaan di
sekitarnya, dimana kawasan perkotaan di sekitarnya dapat hanya
berfungsi sebagai kawasan permukiman atau memiliki fungsi-fungsi
kegiatan yang dapat menjadi penyeimbang pembangunan. Fungsi
yang dikembangkan di kawasan perkotaan di sekitar kawasan
perkotaan inti dapat berupa fungsi kegiatan yang sama dengan
kegiatan yang dikembangkan di kawasan perkotaan inti namun
memiliki skala pelayanan yang berbeda, atau fungsi kegiatan yang
tidak terdapat di kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan
lainnya karena disesuaikan dengan strategi dan potensi setiap
kawasan perkotaan namun tetap dalam kesatuan pengembangan
kawasan metropolitan.
Sistem transportasi (sarana dan Sustainable transport merefleksikan perimbangan antara kebutuhan
prasarana transportasi) lintas batas mobilitas dengan kebutuhan akses, kualitas lingkungan dan kualitas
administratif yang terpadu dengan hidup kawasan permukiman (the needs for mobility and safety and
sistem transportasi lokal untuk with the needs for access, environmental quality, and neighborhood
melayani kemudahan pergerakan livability). Artinya, ada system transport yang berjenjang guna
pekerjaan, perumahan, dan menunjang kemudahan mobilitas pergerakan barang dan jasa
perjalanan tersedia dalam berbagai (system transport penunjang mobilitas terdiri dari pengaturan
pilihan sesuai karakteristik pengaturan hierarki jaringan jalan, ketersediaan hub/perhentian
pergerakan orang, jasa dan barang. kendaraan umum, jalur angkutan, hingga manajemen lalu lintas)
Sistem angkutan umum multimoda Adanya angkutan umum massal regional berkapasitas menengah
dan antarmoda yang terintegrasi dan besar yang melayani jalur transportasi regional
antara kawasan permukiman dan menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan (pusat utama dengan
pusat-pusat kegiatan tersedia dan pusat sekunder dan antar pusat sekunder).
mudah diakses oleh semua Angkutan umum massal regional ditunjang dengan angkutan umum
(perempuan, anak, manula, dari kawasan/pusat-pusat permukiman (feeder)
disabilitas).
Angkutan umum di kawasan / pusat-pusat permukiman (feeder)
dapat berupa moda kendaraan angkutan kota hingga angkutan
berbasis online
Sistem Angkutan Umum Massal Angkutan umum massal dapat berbasis non-rel maupun rel, dengan
berbasis rel dan non rel antarkota kapasitas besar dan melalui jalur-jalur pusat kegiatan utama di
dan dalam kawasan perkotaan kawasan perkotaan, mulai dari hub pusat sekunder di luar kota inti
tersedia dan mudah diakses oleh hingga masuk ke dalam wilayah kota inti
semua (perempuan, anak, manula,
disabilitas).
SUB KOMPONEN
Sistem jaringan energi melayani System jaringan energi disediakan dengan mempertimbangkan
seluruh kawasan metropolitan kapasitas penduduk yang akan ditampung dalam suatu kawasan
secara terpadu serta dapat metropolitan
memenuhi kebutuhan masyarakat Pengembangan system jaringan terdiri dari system pembangkit
dan kebutuhan pengembangan listrik tersendiri untuk kawasan metropolitan hingga system
kegiatan ekonomi kawasan. jaringan distribusi yang menghubungkan perkotaan di kawasan
metropolitan hingga hinterland metropolitan
Sistem jaringan energi Sistem jaringan energi secara bertahap dikembangkan dengan
memanfaatkan sumber daya energi mengikuti standar energi hijau dan terbarukan.
hijau (energi alternatif terbarukan Besaran operasionalisasi pemanfaatan energi baru/terbarukan pada
dan rendah karbon) kawasan metropolitan harus meningkat dalam setiap tahun ataupun
setiap periode pembangunan
SUB KOMPONEN
SUB KOMPONEN
Sumber daya air yang tersedia Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
sepanjang musim dengan kualitas dalamnya yang harus dikelola sesuai peraturan yang berlaku (PP no 121
yang memenuhi syarat kualitas air tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air).
baku air minum dan kuantitas yang
Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan,
memenuhi standar kebutuhan
kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian,
minimal perkotaan.
serta transparansi dan akuntabilitas.
Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi
yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras.
Pengelolaan Sumber Daya Air Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya merencanakan,
harus mempertimbangkan semua melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
fungsi sumber daya air. konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air. Pengusahaan Sumber Daya Air adalah upaya
pemanfaatan Sumber Daya Air (air permukaan dan air tanah) untuk
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN 27
-ASPEK PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN -
f. pemberian Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air
Tanah kepada usaha swasta dapat dilakukan dengan syarat tertentu dan
ketat
Prasarana sumber daya air Prasarana SDA adalah bangunan air (waduk/reservoir, bangunan irigasi,
terintegrasi di seluruh kawasan bangunan pengatur sungai/perlindungan tebing sungai) beserta bangunan
metropolitan agar dapat berfungsi lain (perpipaan, saluran, dll) yang menunjang kegiatan pengelolaan
sumber daya air, baik langsung maupun tidak langsung.
optimal memenuhi kebutuhan
penduduk metropolitan dan Prasarana SDA di kawasan metropolitan harus terintegrasi melalui
berbagai aktivitasnya. jaringan perpipaan/saluran untuk memenuhi seluruh kebutuhan penduduk
metropolitan dan berbagai aktivitasnya.
Prasarana sumber daya air (air tanah dan permukaan) harus mendapat
perlindungan dari berbagai kegiatan.
Jenis Kegiatan yang Diperbolehkan dalam Radius Sempadan:
Sistem jaringan listrik, Jaringan Utilitas Terpadu merupakan penanaman jaringan utilitas
telekomunikasi, gas, air minum, dan bersama (terpadu) di bawah tanah dengan mempergunakan daerah
air limbah menggunakan sistem manfaat jalan sebagai tempat penanaman 1. Penanaman jaringan
terpadu bawah tanah (common utilitas dalam terowongan bawah tanah ini berfungsi untuk
service tunnel). menyatukan berbagai keperluan utilitas pembangunan dan
pengembangan kota seperti pipa listrik, telekomunikasi, air bersih,
dan berbagai keperluan layanan bawah tanah lainnya.
Penyelenggaraan SPAM harus Penyelenggaraan SPAM meliputi SPAM jaringan perpipaan dan SPAM
dilaksanakan secara terpadu bukan jaringan perpipaan. Pengembangan SPAM harus terintegrasi
dengan sistem jaringan sumber dengan pengembangan sistem sumber daya air di seluruh kawasan
daya air dan penyelenggaraan metropolitan.
sanitasi (SPAL dan pengelolaan
Penyelenggaraan SPAL meliputi pengelolaan air limbah domestic
sampah) untuk mencegah
dan pengelolaan air limbah non domestic. SPAL domestic dapat
pencemaran Air Baku dan menjamin
dilakukan menggunakan SPALD setempat dan SPALD terpusat. SPAL
keberlanjutan fungsi penyediaan Air
non domestic dapat dilakukan secara mandiri ataupun terpadu
1
Banin, Ahmad, dkk. 2017. Model Jaringan Utilitas Terpadu bawah tanah di Kota Banjarbaru. Vol. 13 No. 1, April 2017
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN 30
-ASPEK PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN -
Semua penduduk dan kegiatan yang Air minum yang dimaksud adalah air minum rumah tangga yang
berlangsung di kawasan melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
metropolitan terlayani oleh SPAM memenuhi persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan
terintegrasi yang menjamin kualitas, mikrobiologi, Fisika, kimia, dan radioaktif (Peraturan Menteri
kuantitas dan kontinuitasnya Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Air
memenuhi standar yang berlaku. Minum).
Semua penduduk dan kegiatan SPAL domestic dapat dilakukan menggunakan SPALD setempat dan SPALD terpusat.
yang berlangsung di kawasan
Untuk kawasan metropolitan, semaksimal mungkin menggunakan SPALD terpusat
metropolitan terlayani oleh
dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan terintegrasi di seluruh kawasan
sistem pengelolaan air limbah
metropolitan dan IPAL regional yang memenuhi kriteria teknis.
domestik (SPALD)
Untuk kawasan yang secara teknis tidak memungkinkan penggunaan SPALD terpusat,
maka wajib menggunakan SPALD setempat yang aman dan memenuhi kriteria teknis,
dilengkapi dengan bangunan Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) yang melayani
seluruh kawasan metropolitan secara terpadu. IPLT harus dijalankan dengan program
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal.
Semua effluent IPAL dan IPLT harus memenuhi baku mutu air limbah yang berlaku
(Permen LHK No 68 Tahun 2018 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik). Jika efluen
dialirkan ke badan air, maka juga harus memenuhi stream standard yang berlaku.
(Sumber : Permen LHK No 68 Tahun 2018 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik)
Air limbah non domestic Kriteria teknis pengelolaan limbah harus memenuhi standar teknis yang berlaku.
(Industri, Rumah sakit, dll) juga Standar efuen yang berlaku harus memenuhi peraturan yang berlaku (Permen KLHK
harus dikelola dengan IPAL No. p.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 tentang Perubahan kedua atas peraturan
yang memenuhi kriteria teknis menteri Lingkungan Hidup nomo 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah).
dan standar efluen yang
berlaku.
Pengelolaan sampah dilakukan Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
secara terpadu dalam sistem dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
regional yang melayani seluruh sampah yang dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu
kawasan metropolitan. ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
perilaku masyarakat.
Sistem proteksi kebakaran aktif dan Sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
pasif tersedia sesuai Rencana Induk yang maksud meliputi kesatuan sistem yang terdiri atas peralatan,
Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada
Kota/Kabupaten. bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif,
sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka
melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.
Jaringan evakuasi bencana adalah Ruang evakuasi bencana adalah ruang yang diperuntukkan untuk
ruang evakuasi bencana yang terdiri menampung penduduk yang sedang menghindari ancaman
atas jalur evakuasi dan tempat bencana terdiri atas jalur evakuasi dan tempat evakuasi. Jalur
evakuasi. Jaringan evakuasi Evakuasi adalah jalur yang menghubungkan hunian dengan tempat
bencana tersedia sesuai dengan evakuasi sementara maupun jalur yang menghubungkan tempat
jenis ancaman bencana yang evakuasi sementara dengan tempat evakuasi akhir.
terdapat di kawasan metropolitan.
Tempat Evakuasi Sementara (TES) yaitu tempat singgah sementara
yang dapat dijangkau oleh pengungsi dengan cepat untuk
menyelamatkan diri dari ancaman bencana. TES dapat berbentuk
RTH, RTNH, kantor pemerintah/swasta, GSG, GOR, gedung sekolah,
dll.
1. jumlah penduduk;
2. luas wilayah Zona Rawan Bencana; dan
3. perkiraan intensitas masing-masing jenis bencana.
Semua rumah tangga memiliki Yang dimaksud dengan “rumah yang layak huni dan terjangkau”
akses terhadap hunian yang layak adalah rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan
dan terjangkau dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan
penghuninya, yang mampu dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. (UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman)
Tidak ada penduduk perkotaan yang Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh meliputi kriteria
tinggal di permukiman kumuh kekumuhan ditinjau dari:
a. bangunan gedung;
b. jalan lingkungan;
c. penyediaan air minum;
d. drainase lingkungan;
e. pengelolaan air limbah;
f. pengelolaan persampahan; dan
g. proteksi kebakaran.
(Permen PUPR No. 02 Tahun 2016 ttg Peningkatan Kualitas
terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh)
Perumahan vertical pada pusat- Pembangunan perumahan vertical (rumah susun / apartemen) -
pusat kegiatan (pusat inti kawasan baik rumah milik maupun rumah sewa - pada pusat-pusat
dan pusat sekunder) permukiman perkotaan dan pusat-pusat kegiatan yang menjadi
area bangkitan pergerakan utama pada pusat-pusat kawasan.
Pembangunan vertikal sebagai salah satu kriteria untuk kawasan
metropolitan (menggunakan ratio vertical vs landed house)
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN 42
-ASPEK PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN -
Semua penduduk dapat mengakses Semua penduduk dapat terlayani kebutuhan fasilitas prasarana dasar
prasarana pelayanan dasar perumahan, yaitu sekurang – kurangnya memiliki akses 100%
perumahan, sekurang-kurangnya terhadap pemenuhan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat
terdiri atas SPAM, sistem melalui jaringan perpipaan, 100% akses terhadap pelayanan sistem
pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat, serta 100%
pengelolaan persampahan, dan akses terhadap pemenuhan pelayanan pengelolaan persampahan.
sistem proteksi kebakaran.
Strategi yang diterapkan untuk meningkatkan cakupan pelayan serta
kualitas pengelolaan persampahan yaitu:
Meningkatkan pemanfaatan prasarana dan sarana
persampahan;
Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran
pelayanan;
Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran
pelayanan;
Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary
landfill;
Mengembangkan Pengelolaan TPA Regional;
Menerapkan teknologi penanganan persampahan tepat guna
dan berwawasan lingkungan.
digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif
maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan
dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran. Persyaratan teknis
sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
dapat mengacu pada SNI yang berlaku.
Semua penduduk dapat mengakses Semua penduduk dapat terlayani kebutuhan fasilitas pelayanan
sarana pelayanan dasar perumahan, perkotaan sesuai dengan standar pelayanan perkotaan yang
sekurang-kurangnya terdiri atas memuat ketersediaan, keterjangkauan, kemanfaatan dan keadilan
sarana pemerintahan, pendidikan, dalam pelayanan perkotaan.
kesehatan, peribadatan,
perdagangan, kebudayaan dan
rekreasi, dan sarana RTH sesuai Standar Pelayanan Perkotaan yang dimaksud dalam melihat SPP
dengan skala pelayanan dan jumlah Perkotaan yang berlaku (saat ini masih berupa rancangan).
penduduk yang dilayani
Semua penduduk dapat mengakses Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan
utilitas umum pelayanan dasar lingkungan hunian (UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
perumahan, sekurang-kurangnya Kawasan Permukiman).
terdiri atas jaringan listrik, jaringan
Semua penduduk dapat terpenuhi kebutuhannya untuk pemenuhan
telematika, dan jaringan gas.
sekurang - kurangnya jaringan listrik, telematika dan gas.
SUB KOMPONEN -
Fasilitas umum dan sosial perkotaan Fasilitas umum dan fasilitas sosial mengacu pada Rancangan
skala regional hingga internasional Standar Pelayanan Perkotaan adalah sebagai berikut.
tersedia di pusat kegiatan di
Fasilitas umum terdiri atas: perumahan dan permukiman; energi;
kawasan perkotaan inti.
transportasi publik; komunikasi dan informasi; perdagangan dan
jasa; keamanan; rekreasi dan pariwisata; sarana dan prasarana MICE
(Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition); pemadam
kebakaran; dan penanggulangan kebencanaan.
Fasilitas umum dan sosial perkotaan Fasilitas umum yang dimaksud adalah fasilitas yang diadakan untuk
skala lokal dan regional tersedia di kepentingan umum. Contoh dari fasilitas umum (fasum) adalah jalan,
pusat kegiatan di kawasan perkotaan angkutan umum, saluran air, jembatan, fly over, under pass, halte,
di sekitarnya alat penerangan umum, jaringan listrik, banjir kanal, trotoar, jalur
busway, tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya. Adapun
fasilitas sosial yang dimaksud adalah fasilitas yang diadakan oleh
pemerintah atau pihak swasta yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat umum dalam lingkungan pemukiman. Contoh dari
fasilitas sosial (fasos) adalah puskemas, klinik, sekolah, tempat
ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, tempat olahraga,
ruang serbaguna, makam, dan lain sebagainya.
KRITERIA 2 KESEIMBANGAN FUNGSI LINDUNG DAN FUNGSI BUDI DAYA SESUAI DAYA DUKUNG &
DAYA TAMPUNG
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Pemanfaatan ruang secara vertikal Pemanfaatan ruang vertikal adalah pengoptimalan lahan dengan
(di atas permukaan maupun di melakukan pemanfaatan ruang secara tegak lurus baik di atas
dalam bumi), kompak, dan pola permukaan tanah maupun di dalam bumi dengan batas geometri
campuran, terutama pada pusat- tertentu yang disesuaikan dengan kondisi geografis daerah,
pusat kegiatan. sehingga dapat meningkatkan daya tampung kegiatan dengan
kuantitas/luas lahan terbangun yang tetap sama (PP No. 13 Tahun
2017 ttg RTRWN).
Perumahan yang dibangun adalah Perumahan yang ramah bagi pejalan kaki merupakan kawasan
perumahan ramah pejalan kaki dan perumahan yang dilengkapi dengan sarana pelayanan dasar yang
transit dimana sarana dasar dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki (400-500 meter)
permukiman skala lingkungan sehingga memungkinkan warga untuk berjalan kaki dalam
perumahan dan akses ke melakukan kegiatan kesehariannya. Kawasan ramah pejalan kaki
transportasi umum berada dalam harus terintegrasi dengan transportasi umum dan/atau jalur sepeda
radius jangkauan jarak berjalan kaki untuk keperluan perjalanan di luar jangkauan jarak berjalan kaki.
(400-500 meter).
KRITERIA 2 KESEIMBANGAN FUNGSI LINDUNG DAN FUNGSI BUDI DAYA SESUAI DAYA DUKUNG & DAYA
TAMPUNG
SUB KOMPONEN -
Ruang Terbuka Hijau publik yang Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau
aman, dapat diakses dan mudah mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
dijangkau oleh semua penduduk tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah
terdistribusi secara berhirarki maupun yang sengaja ditanam.
dengan luas paling sedikit 20% (dua
RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah
puluh persen) dari luas kawasan
daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan
metropolitan dilengkapi dengan
masyarakat secara umum.
Ruang Terbuka Hijau privat dengan
luas paling sedikit 10 % (sepuluh RTH aman berarti RTH yang bebas dari bahaya dan gangguan
persen) dari luas kawasan sehingga pengunjung tidak merasa takut atau khawatir. RTH yang
metropolitan. dapat diakses dan mudah dijangkau oleh semua penduduk berarti
RTH terbuka bebas dikunjungi tanpa batas waktu tertentu, dapat
dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat, dan dapat dijangkau
warga dengan berbagai kondisi fisik (anak-anak, difabel, lansia).
KRITERIA 2 KESEIMBANGAN FUNGSI LINDUNG DAN FUNGSI BUDI DAYA SESUAI DAYA DUKUNG & DAYA
TAMPUNG
SUB KOMPONEN -
Ruang Terbuka Non Hijau yang Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang
aman, dapat diakses dan mudah tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun
dijangkau oleh semua penduduk yang berupa badan air.
terutama anak, perempuan dan
RTNH publik adalah RTNH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah
kelompok rentan, terdistribusi
daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat
secara berhirarki sesuai proporsi
secara umum.
kebutuhannya yang diindikasi
berdasarkan jumlah populasi dan RTNH aman berarti RTNH yang bebas dari bahaya dan gangguan sehingga
luas area pada setiap tingkatannya, pengunjung tidak merasa takut atau khawatir. RTNH yang dapat diakses
serta dapat digunakan untuk oleh semua penduduk berarti RTNH terbuka bebas dikunjungi tanpa batas
kegiatan olahraga, sosial, seni, serta waktu tertentu, dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat, dan
aktivitas pelestarian lingkungan. dapat dijangkau warga dengan berbagai kondisi fisik (anak-anak, difabel,
lansia).
Fungsi utama RTNH adalah fungsi sosial budaya, antara lain dapat
berperan sebagai wadah aktifitas sosial budaya masyarakat dalam wilayah
kota/kawasan perkotaan terbagi dan terencana dengan baik;
pengungkapan ekspresi budaya/kultur lokal; merupakan media komunikasi
warga kota; tempat olahraga dan rekreasi; dan wadah dan objek
pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.
KRITERIA 2 KESEIMBANGAN FUNGSI LINDUNG DAN FUNGSI BUDI DAYA SESUAI DAYA DUKUNG & DAYA
TAMPUNG
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Seluruh kota/kabupaten di Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang
dalam kawasan metropolitan bernilai dan memiliki pusaka alam, budaya baik ragawi dan tak-ragawi,
yang memiliki warisan alam, serta rajutan berbagai pusaka tersebut secara utuh sebagai aset
budaya, dan/atau saujana pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari wilayah/kota, yang hidup,
dikembangkan sebagai Kota berkembang, dan dikelola secara efektif.
Pusaka berbasis karakter sosial
Aset pusaka terdiri atas:
budaya (heritage city).
pusaka alam, yaitu bentukan alam yang istimewa (contoh: danau);
pusaka budaya, yaitu hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang
istimewa dari lebih 500 (lima ratus) suku bangsa di tanah air
Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa
Indonesia dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang
sejarah keberadaannya. Pusaka budaya mencakup pusaka berwujud
(contoh: candi, patung) dan pusaka tidak berwujud (contoh: tarian);
pusaka saujana, yaitu gabungan pusaka alam dan pusaka budaya
dalam kesatuan ruang dan waktu (contoh: Kampung Baduy).
Perencanaan dan implementasi program sebagai Kota Pusaka merujuk
STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN 53
-ASPEK PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN -
KRITERIA 2 KESEIMBANGAN FUNGSI LINDUNG DAN FUNGSI BUDI DAYA SESUAI DAYA DUKUNG & DAYA
TAMPUNG
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Alokasi kawasan lindung sesuai Indeks Kualitas Tutupan Lahan diukur berdasarkan luas tutupan
kondisi, karakter, dan fungsi lahan dan dinamika vegetasi dan merupakan nilai komposit dari 5
ekosistem kawasan metropolitan (lima) indeks, yaitu Indeks Tutupan Hutan, Indeks Performance
(Indeks kualitas tutupan lahan Hutan, Indeks Kondisi Tutupan Tanah, Indeks Konservasi Badan Air,
meningkat) dan Indeks Kondisi Habitat).
Kegiatan budi daya perkotaan Keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya mengandung
dikembangkan secara terpadu dan pengertian bahwa kawasan budi daya yang dikembangkan bersifat
memiliki keterkaitan antarkegiatan saling menunjang satu sama lain (sesuai dengan peran kawasan
sesuai dengan fungsi kawasan, metropolitan) sehingga dapat mewujudkan sinergi dalam
dengan alokasi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (PP No. 13 Tahun 2017
mempertimbangkan bioekoregion ttg RTRWN)
(berbasis wilayah sungai dan SDA).
Kegiatan budi daya dikembangkan dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung serta jasa ekosistem yang tidak terbatas
pada wilayah administrasi kota/kabupaten dan/atau wilayah
delineasi metropolitan, tetapi dalam lingkup bioekoregion.
Luasan Lahan Pertanian Pangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan
Berkelanjutan yang telah ditetapkan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan
di dalam kawasan metropolitan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
dipertahankan. kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional ( UU 41
Thn 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan)
3
HIDUP
Panasbumi:
Desain infrastruktur, bangunan dan Bangunan hijau atau bangunan konstruksi hijau merupakan
gedung yang ramah lingkungan dan bangunan yang dibangun dan dikembangkan dengan struktur dan
memenuhi standar Bangunan Hijau pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut,
mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi,
perawatan, renovasi, dan peruntuhan.
VARIABEL 1 PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Lahan yang tersedia dapat Lahan yang tersedia dalam lingkup kawasan metropolitan dikelola
memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan TIK sehingga dapat terintegrasi antara
pengembangan kawasan pengelolaan tanah, air, keanekaragaman hayati, dan sumber daya
metropolitan tanpa terjadi alih lainnya, untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan manusia
fungsi lahan, hilangnya lahan sambil tetap mempertahankan jasa ekosistem dan mata
produktif, ekosistem yang rawan pencaharian masyarakat.
dan penting dan tidak mebimbulkan
Perencanaan pemanfaatan sumber daya lahan dilakukan dalam
dampak lingkungan.
rencana tata ruang yang dilengkapi KLHS.
VARIABEL 1 PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Kualitas udara harus memenuhi Indeks standar kualitas udara yang dipergunakan secara resmi di Indonesia
baku mutu udara ambien dengan adalah Indek Standar Pencemar Udara (ISPU) sesuai dengan Keputusan Menteri
Indeks Standar Pencemar Udara Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP 45 / MENLH / 1997 Tentang Indeks
(ISPU) pada level baik. Standar Pencemar Udara. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) adalah
laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih
atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap
kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari.
Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap
kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika. ISPU
ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: karbon
monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen
dioksida (NO2), Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10).
Metode perolehan data dan perhitungan IKU merujuk pada metode yang
digunakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tetapi dengan data
pada tingkat kawasan metropolitan.
VARIABEL 1 PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Kualitas air sesuai dengan tingkat Indeks kualitas air (IKA) digunakan sebagai alat ukur untuk
baku mutu kualitas air dengan menyatakan kondisi kualitas lair yang lebih menyeluruh dengan
Indeks Kualitas Air pada level tidak beberapa parameter yang kompleks ke dalam bentuk yang
tercemar. sederhana. Indeks kualitas air memberikan nilai tunggal terhadap
kualitas air yang diperoleh dari integrasi beberapa parameter
penyusunnya.
Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu
tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang
ditetapkan (Kepmen LH no 115 tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air). Penentuan status mutu air dapat
menggunakan Metoda STORET atau Metoda Indeks Pencemaran,
dengan metode indeks pencemaran air sungai (PIj).
Kualitas air semakin baik apabila nilai Indeks Kualitas Air mendekati
angka 100.
VARIABEL 1 PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Luasan tutupan hutan minimal 30 % Indeks Kualitas Tutupan Lahan diukur dari tutupan lahan yang Jangan ditetapkan dengan nomenklatur “hutan” tapi
dari luas wilayah administrasi, meliputi: gunakan luas tutupan lahan.
memiliki kualitas kinerja
1. Tutupan hutan terdiri atas 7 kelas hutan.
(performance hutan) yang
2. Tutupan vegetasi non-hutan meliputi:
meningkat, dapat berfungsi untuk Penentuan Standar dapat merujuk pada Permen PU
a. Belukar dan Belukar Rawa yang berada pada Kawasan Hutan,
konservasi tanah dan air, dan dapat Lahan gambut yang memiliki status fungsi lindung, Lahan
berfungsi mempertahankan dengan kemiringan > 25%, dan Sempadan sungai, danau,
keanekaragaman hayati (Indeks serta pantai.
Kualitas Tutupan Lahan meningkat) b. Data RTH yang meliputi Hutan Kota, Taman Kota, Taman
Kehati, dan Kebun Raya.
c. Pada areal rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) untuk dapat
memberikan informasi dinamika temporal dari perubahan
tutupan lahan di atas permukaan bumi.
Indeks Kualitas Tutupan Lahan diukur berdasarkan luas tutupan
VARIABEL 1 PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Pada tingkat individu, Indeks Dalam level individu, emisi karbon dapat dikurangi dengan
Perilaku Penyumbang Emisi Karbon mengontrol perilaku sehari-hari, terutama perilaku yang berpotensi
meningkat. menyumbang pada emisi karbon. Indeks Perilaku Penyumbang Emisi
Karbon adalah pengukuran terhadap perilaku masyarakat yang
mendukung munculnya emisi karbon, yaitu pernah tidaknya
melakukan uji emisi kendaraan dan perawatan mesin dalam setahun
terakhir dan penggunaan AC di rumah maupun saat berkendara.
ditetapkan secara nasional dampak perubahan iklim Perlu dilakukan inventarisasi GRK dan
(Nationally Determined penyusunan aksi mitigasi.
Contribution-NDC) melalui
mengurangi emisi sebesar 29% Kontribusi GRK yang ditetapkan mencakup kegiatan:
dengan upaya sendiri dan menjadi a. energi;
41% jika ada kerja sama b. kehutanan;
internasional dari kondisi tanpa ada c. pertanian;
d. limbah;
aksi (business as usual) pada tahun
e. proses produksi dan penggunaan produk
2030
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Indeks Risiko Bencana Indonesia Indeks Risiko Bencana adalah indeks yang dihitung dari potensi
(IRBI) menurun. kemungkinan korban dan dampak yang akan ditimbulkan dari suatu
bencana. Penentuan indeks risiko bencana dilakukan dengan
menggabungkan nilai indeks ancaman, penduduk terpapar,
kerugian, dan kapasitas. Penghitungan dilakukan dengan merujuk
pada metode penghitungan indeks yang digunakan oleh BNPB.
Sistem peringatan dini multi- Pemerintah menyiapkan sistem peringatan dini multi-bencana
bencana tersedia dan berjalan. (sesuai dengan jenis ancaman bencana yang terdapat di kawasan
metropolitan) dan memastikan sistem tersebut dapat berjalan
dengan penerapan sistem yg terintegrasi antarlembaga ataupun
antarpihak-pihak terkait, didukung inovasi teknologi dan kearifan
lokal.
ASPEK SOSIAL
1
VARIABEL 1 AKSES TERHADAP LAYANAN SOSIAL DASAR
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Semua penduduk mendapatkan Akses pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah akses terhadap
akses pada layanan kesehatan yang fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan tenaga
berkualitas. kesehatan yang dapat dicapai oleh masyarakat yang tidak terhalang
oleh keadaan geografis seperti lama perjalanan, jarak serta dapat
Semua penduduk mendapatkan
akses pada layanan pendidikan yang terjangkau secara ekonomi oleh seluruh lapisan masyarakat.
berkualitas dan mendapat
kesempatan belajar sepanjang hayat
yang merata. Akses pelayanan pendidikan yang dimaksud adalah akses terhadap
Semua penduduk mendapatkan fasilitas pendidikan formal maupun non formal termasuk pelayanan
pelayanan administrasi dan tata penunjang pendidiakan seperti perpustakaan dan museum yang
kelola kependudukan berbasis dapat dicapai oleh masyarakat yang tidak terhalang oleh keadaan
administrasi serta perlindungan geografis seperti lama perjalanan, jarak serta dapat terjangkau
sosial yang terintegrasi dengan secara ekonomi oleh seluruh lapisan masyarakat.
sistem nasional
-ASPEK SOSIAL -
-ASPEK SOSIAL -
VARIABEL 2 AKSES TERHADAP FASILITAS PENINGKATAN KAPASITAS DAN KOMPETENSI TENAGA KERJA
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Setiap kota/kabupaten di dalam Fasilitas peningkatan keterampilan dan pendidikan tenaga kerja
kawasan metropolitan memiliki berupa Balai Latihan Kerja yang melayani kegiatan
fasilitas peningkatan keterampilan pelatihan keterampilan dan/atau pendalaman keahlian bagi
dan pendidikan tenaga kerja sesuai penduduk produktif (antara 15 sampai 64 tahun) yang memerlukan.
perkembangan informasi dan
teknologi terkini yang dapat diakses
oleh semua penduduk produktif.
-ASPEK SOSIAL -
2
VARIABEL 1 PENDIDIKAN
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Terbentuk minimal 1 (satu) Organisasi kepemudaan adalah wadah pengembangan Apakah hanya lembaga kepemudaan
lembaga kepemudaan lokal skala potensi pemuda (UU No. 40 Tahun 2009 tentang
metropolitan yang turut serta Kepemudaan).
berperan mengembangkan ”skala metropolitan” itu seperti apakah?
potensi budaya, bahasa, Perlu adanya pendefinisian skala
pengetahuan dan seni metropolitan yang dimaksud.
tradisional.
3
VARIABEL 1 LINGKUNGAN AMAN DAN TENTERAM
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Setiap kota/kabupaten di dalam Pencegahan kejahatan adalah proses antisipasi, identifikasi dan
kawasan metropolitan memiliki estimasi risiko akan terjadinya kejahatan dan melakukan inisiasi
sistem pencegahan dan atau sejumlah tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi
penanggulangan kejahatan terpadu kemungkinan atas terjadinya aksi kejahatan. Pencegahan dapat
termasuk berbasis IT. dilakukan dengan cara mengintervensi akar penyebab; mencegah
kesempatan terjadinya kejahatan pada tempat dan waktu tertentu
melalui pengaturan, desain atau manipulasi lingkungan manusia
atau lingkungan fisik; memobilisasi penghuni lingkungan tempat
tinggal tertentu untuk mencegah kejahatan melalui pengendalian
sosial informal atau pembangunan (kapasitas) komunitas; inisiatif
untuk membantu pelanggar hukum berhenti dari perilaku jahatnya;
dan pemolisian proaktif, berorientasi pada komunitas, dan
berorientasi masalah. Sistem pencegahan kejahatan dilakukan
termasuk berbasis Teknologi Informasi Komunikasi, misalnya
melalui aplikasi tombol panik dan polisiku.
-ASPEK SOSIAL -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Ancaman bencana tidak Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
menimbulkan korban (jiwa dan mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
materi) masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (UU No. 24 Thn 2007 tentang
Penanggulangan Bencana).
ASPEK EKONOMI
1
VARIABEL 1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS EKONOMI
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
PDB per kapita bertumbuh sesuai PDB perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di Bagaimana cara menghitung share ekonomi
dengan kondisi nasional. suatu negara, yang diperoleh dari hasil pembagian PDB negara (PDRB, produktivitas ekonomi, dll) dalam skala
dengan jumlah penduduk. PDB per kapita bertumbuh sesuai dengan metropolitan (begitu pula dengan IPM dan
pertumbuhan ekonomi nasional. Kawasan metropolitan sebagai indeks sosial lainnya)
pusat pertumbuhan ekonomi dikembangkan untuk dapat terus
meningkatkan kontribusinya terhadap PDB nasional.
Produktivitas tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja adalah tingkat kemampuan tenaga kerja
bertumbuh dan menghasilkan nilai dalam menghasilkan produk yang dipengaruhi oleh kemampuan,
tambah ekonomi. sikap, situasi dan keadaan lingkungan, motivasi, upah, tingkat
pendidikan, dan penerapan teknologi. Tingkat produktivitas tenaga
kerja memberikan informasi gambaran kondisi dan kualitas tenaga
kerja serta sejauh mana kontribusi tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Produktivitas ekonomi regional Peningkatan produktivitas ekonomi difokuskan pada sektor ekonomi
berbasis potensi, inovasi, dan yang merupakan potensi, inovasi dan kreativitas lokal.
kreativitas lokal meningkat dan
memberikan kontribusi signifikan
pada pertumbuhan PDB nasional.
-ASPEK EKONOMI -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Setiap kota/kabupaten di dalam Indeks TKED terdiri atas variabel perizinan usaha, biaya transaksi,
kawasan metropolitan memiliki nilai akses lahan, interaksi pemda dan pelau usaha, program
Indeks Tata Kelola Ekonomi Daerah pengembangan usaha swasta, kapasitas dan integritas kepala
yang meningkat. daerah, infrastruktur daerah, keamanan dan resolusi konflik,
ketenagakerjaan, dan kualitas peraturan daerah.
Tata kelola ekonomi daerah semakin baik apabila nilai indeks TKED
semakin mendekati angka 100.
2
VARIABEL LAPANGAN KERJA LAYAK & PELUANG PENGHIDUPAN
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Usaha Mikro, Kecil dan Menegah Pengertian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengacu pada
(UMKM) bertumbuh dan memiliki kriteria yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
akses pada layanan keuangan
Lapangan kerja yang lebih terlindungi adalah lapangan kerja formal.
sehingga mampu menampung dan
Peluang penghidupan dari lapangan kerja formal terbuka bagi
menyediakan lapangan kerja yang
semua orang, terutama perempuan, difabel, penduduk asli dan
lebih terlindungi.
komunitas lokal, serta penduduk miskin dan rentan.
Lapangan kerja formal dan
Ketersediaan lapangan kerja dan peluang penghidupan layak sejalan
kewirausahaan bertambah dan
dengan peningkatan produktivitas ekonomi.
tingkat pengangguran usia produktif
menurun.
-ASPEK TATA KELOLA -
1
VARIABEL 1 PENINGKATAN KAPASITAS WARGA
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Pengetahuan dan kesadaran Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup diukur terhadap 4
masyarakat terhadap lingkungan dimensi, yaitu dimensi pengelolaan air, transportasi pribadi,
perkotaan meningkat ditunjukkan pengelolaan energi, dan pengelolaan sampah.
dari nilai Indeks Perilaku
Nilai IPKLH yang semakin besar (mendekati 1) menunjukkan
Ketidakpedulian Lingkungan Hidup
semakin tingginya tingkat ketidakpedulian lingkungan di wilayah
yang menurun.
tersebut sedangkan semakin kecil nilai IPKLH (mendekati 0)
menunjukkan semakin rendah tingkat ketidakpedulian (semakin
peduli) lingkungan di wilayah tersebut.
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
2
VARIABEL 1 KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Pelaksanaan pembangunan yang Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) adalah kerja
dibiayai melalui pola KPBU sama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan
jumlahnya bertambah. Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik Daerah, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber
daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko di
antara para pihak. (Perpres 38 Thn 2015 ttg KPBU).
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Sistem pembayaran imbal jasa Mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup antardaerah
lingkungan dan ekosistem perkotaan merupakan salah satu instrumen ekonomi lingkungan hidup berupa
antarkab/kota dirumuskan dan perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi sementara
diberlakukan di dalam lingkup pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup
kawasan metropolitan termasuk dalam instrumen insentif/disinsentif (UU No. 32 Tahun
2009 ttg PPLH)
3
VARIABEL 1 STRATEGI PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
4
VARIABEL 1 PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Aparatur pemerintah Program dan kegiatan peningkatan kapasitas bagi ASN dapat
kabupaten/kota secara berkala berupa pendidikan, pelatihan, kursus, seminar, workshop dll yang
mendapatkan program dan kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi ASN
peningkatan kapasitas kelembagaan dalam menjalankan tugas-tugasnya terutama yang berkaitan
dan aparatur pemerintah dalam dengan pengelolaan dan pengembangan kawasan metropolitan.
perencanaan, pembiayaan,
pembangunan dan pengelolaan
perkotaan secara umum dan
kawasan metropolitan secara
khusus.
-ASPEK TATA KELOLA -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Terbentuk lembaga koordinasi dan Diperlukan lembaga koordinasi dan kerja sama setingkat
kerja sama antarpemerintah metropolitan yang memiliki kewenangan mengelola kawasan
setingkat metropolitan yang metropolitan dan mewakili seluruh stakeholder yang
fungsional dan terpadu. berkepentingan terhadap kawasan metropolitan dari tingkat
nasional hingga kabupaten/kota.
5
VARIABEL 1 KERANGKA KEBIJAKAN DAN REGULASI
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Penyusunan kebijakan dan Kebijakan pengembangan metropolitan serta perencanaan kawasan Apakah ada statement yang mendukung
perencanaan metropolitan dilakukan metropolitan dilakukan dengan memperhitungkan proyeksi pernyataan daya tampung dan daya dukung?
terintegrasi dengan proyeksi penduduk dan kebutuhan sumber daya sehingga tidak melebihi
Harus ada pendefinisian terhadap daya
populasi dan kebutuhan sumber daya dukung dan daya tampung kawasan.
dukung dan daya tampung yang dimaksud
daya.
dalam standar ini.
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Penegakan hukum yang berkeadilan Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya atau
sesuai dengan peraturan perundang- berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman
undangan yang berlaku mengalami pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
peningkatan. kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum
memperhatikan tiga unsur, yaitu kepastian hukum, kemanfaatan,
dan keadilan .
-ASPEK TATA KELOLA -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
KOMPONEN -
SUB KOMPONEN -
Data dalam skala kawasan Data kawasan metropolitan adalah data berbasis kecamatan yang
metropolitan (Statistical diperbaharui secara berkala oleh lembaga yang berwenang serta
Metropolitan Area) tersedia dan transparan dan terbuka bagi publik, baik secara online maupun
diperbaharui secara berkala serta offline.
dapat diakses oleh publik.