Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan luka merupakan bagian dari ilmu keperawatan uang banyak memperoleh
banyak perhatian sejak dahulu. Dengan makin banyaknya perhatian sejak dahulu. Dengan
makin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk perawatan luka
tersebut membuktikan bahwa metode perawtaan luka telah berkembang. Perubahan profil
pasien mendukung kompleksitas perawatan luka dimana pasien dengan kondisi penyakit
degenerative dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan dimana perawatan yang
tepat di diperlukan agar proses penyembuhan luka bisa tercapai dengan optimal. Peran
perawat sangat dibutuhkan pad acara kerja asepsis yang berhubungan dengan perawatan luka
dan cara melakukan tindakan dengan cara steril.
Kulit adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh. Kulit menutupi tubuh 2m, berat
sekitar 3 kg atau 15% dari berat badan dan menerima1/3 siplai sirkulasi darah pada orang
dewasa. Kulit mempunyai beberapa fungsi utama yang penting untuk tubuh, yaitu; sebagai
pelindung, sensasi,komunikasi, termoregulasi, sintesis metabolic dan kosmetik. Kulit terdiri
dari tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis, dermis dan hipodermis(subkutan). Adanya
suatu trauma baik itu secara mekanik, kimia, radiasi, dan lainnya akan menyebabkan struktur
kulit rusak dan menimbulkan suatu keadaan yang disebut sebagai luka. Kulit berfungsi
sebagai barrier untuk melindungi tubuh dari lingkungan eksternal yang berpotensi berbahaya.
Ketika integritas (keutuhan) kulit terganggu, lingkungan internal tubuh terbuka terhadap
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Setiap lubang yang abnormal atau robekan
dikulit adalah luka. Menginspeksi kulit klien secara cermat saat masuk ke fasilitas, dan
selanjutnya dengan sering untuk melihat adanya tanda tekanan atau kerusakan kulit
merupakan tanggung jawab keperawatan yang penting. Penting untuk mencegah kerusakan
kulit dan, jika kerusakan kulit terjadi, penting untuk melaporkannya dengan segera dan
menanganinya sesuai program. Luka dideskripsikan sebagai cedera fisik yang menyebabkan
kerusakan kulit atau membrane mukosa. Jenis luka yang paling umum adalah luka trauma
(tidak disengaja atau dibuat oleh diri sendiri), insisi bedah dan beberapa jenis ulkus. (Ulkus
eksternal adalah defek atau keruskan di kulit yang disebabkan oleh peluruhan jaringan
inflamasi yang telah mati. Ulkus juga dapat terjadi dalam membrane mukosa). Jenis
abnormalitas kulit yang lain mencakup infeksi , ruam, lesi dan luka bakar. Luka mungkin
tidak disengaja atau tidak diniatkan, seperti absarsi( menggosok permukaan kulit) atau
laserasi (luka dengan tepi robekan yang tidak beraturan. Luka yang yang tidak dilakukan oleh
diri sendiri mungkin diniatkan, seperti insisi bedah( luka dengan tepi bersih). Luka yang
terjadi secara tidak disengaja atau yang disebabkan oleh diri sendiri dianggap terkontaminasi
insisi bedah yang diniatkan dilakukan di bawah kondisi streril dan semaksimal mungkin
dipertahankan bebas dari mikroorganisme.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar perawatan luka ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka ?
3. Bagaimana asuihan keperawatan pada perawatan luka ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dsar keperawatan luka
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
3. Menjelaskan asuhan keperawatan pada perawatan luka
BAB II
PEMBAHASAN

1.2 Pengertiaan Luka

Luka merupakan suatu kerusakan yang abnormal pada kulit yang menghasilkan
kematian dan kerusakan sel-sel kulit. Luka juga dapat diartikan sebagai interupsi kontinuitas
jaringan, biasanya akibat dari suatu trauma atau cidera. Luka dapat diklasifikasikan secara
umum, yaitu luka akut dan luka kronis. Luka akut adalah luka yang sesuai dengan proses
penyembuhan normal, yang dapat dikategorikan menjadi luka pembedahan (Insisi), non
pembedahan (luka bakar) dan atau trauma. Sedangkan luka kronis adalah suatu proses
penyembuhan luka yang mengalami keterlambatan misalnya luka decubitus, luka diabetic,
dan leg ulcer. Luka juga dapat diklasifikasikan dari kedalaman luka itu sendiri berdasarkan
The UK consencious classification of pressute sores yang diadaptasikan juga untuk
mengambarkan luka yang lain. Luka didefinisikan sebagai suatu kerusakan integritas epithel
dari kulit atau terputusnya kesatuan struktur anatomi normal dari suatu jaringan akibat suatu
trauma. Definisi lain menyebutkan luka sebagai hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.

Tabel Stadium luka berdasarkan The UK concencious


STADIU DESKRIPSI
M
1. Perubahan warna pada kulit sehat, kemerahan, lapisan epidermis masih utuh
2. Kehilangan lapisan kulit, kehancuran pada lapisan epidermis dan dermis
3. Kehilangan kulit yang melibatkan kerusakan atau nekrosis
jaringan.subkutaneus tanpa melibatkan tulang, tendon dan kapsul sendi 9full
tchickness
4. Menghilangkan kulit akibat kerusakan besar yang luas dan jaringan nekrotik
dengan melibatkan tulang, tendon dan kapsul sendi 9full tchickness

Luka didiagnosis oleh penyedia layanan kesehatan primer dalam berbagi cara. Ulkus vascular
(pembuluh darah) mungkin dievaluasi dengan menggunakan angiogram atau dopes laser. Uji
laboraturium, termasuk biosopsi dan kultur luka, mengasilkan informasi tentang penyebab
dan penanganan luka. Penting bagi perawat untuk mengobservasi dan mendeskripsikan
semua luka secara cermat, termasuk ulkus tekan dan insisi bedah. Perawatan luka merupakan
tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut dengan tujuan mencegah infeksi
silang (masuk melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan.
1.3 Klasifikasi Luka
Luka dibedakan berdasarkan :

1.3.1 Berdasarkan mekanisme terjadinya Luka


1. Luka insisi (Vulnus scisum), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang
terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh
pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi).
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Ekskoreasi), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya
dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Vulnus Punctum), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang
masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh
kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada
bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan
melebar.
7. Luka Bakar (Vulnus Combustio) adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.

1.3.2 Berdasarkan sifat luka yaitu :


1.  Aberasi
Aberasi adalah luka dimana lapisan terluar dari kulit tergores. Luka tersebut akan sangat
nyeri dan mempunyai resiko tinggi terhadap infeksi, karena benda asing dapat masuk ke
lapisan kulit yang lebih dalam dan dalam jaringan subkutan. Perdarahan biasanya sedikit.
2.   Punktur (Luka Tusuk)
Luka tusuk merupakan cedera penetrasi. Penyebabnya berkisar dari paku sampai pisau
atau peluru. Walaupun perdarahan nyata seringkali sedikit, kerusakan jaringan internal dan
perdarahan dapat sangat meluas dan mempunyai resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan
adanya benda asing pada tubuh
3.  Avulsi
Avulsi terjadi sebagai akibat jaringan tubuh tersobek. Avulsi seringkali dihubungkan
dengan perdarahan yang hebat. Kulit kepala dapat tersobek dari tengkorak pada cedera
degloving. Cedera dramatis seringkali dapat diperbaiki dengan scar-scar kecil. Apabila semua
bagian tubuh seperti telinga, jari tangan tangan, jari kaki, mengalaqmi sobekan maka pasien
harus dikirim ke rumah sakit dengan segera untuk memungkinkan perbaikan (penyambungan
kembali).
1. Insisi (Luka sayatan)
Insisi adalah terpotong dengan kedalaman yang bervariasi. Hal ini seringkali
menimbulkan perdarahan hebat dan kemungkinan bisa terdapat kerusakan pada struktur
dibawahnya sedemikian rupa, seperti saraf, otot atau tendon. Luka-luka ini harus dilindungi
utuk menghambat terjadinya infeksi, bersamaan dengan pengontrolan perdarahan.
2. Laserasi
Laserasi adalah luka bergerigi yang tidak teratur. Seringkali meliputi kerusakan jaringan
yang berat. Luka-luka ini seringkali menyebabkan perdarahan yang serius dan kemudian
pasien akan mengalami syok hipovolemik. Penolong pertama harus mempertimbangkan
kondisi luka yang terjadi sepeti perlukaan itu dapat merupakan akibat cedera oleh dirinya
sendiri.
3. Dekubitus
Ulkus Dekubitus (Luka akibat penekanan, Ulkus kulit, Bedsores) adalah kerusakan kulit
yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang
menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips,
pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang.

1.3.3 Berdasarkan waktu terjadinya luka


a. Luka Kontaminasi
Luka Kontaminasi yakni luka yang belum melewati batas waktu kontaminasi atau golden
periode ( kurang dari 6 jam ). Pembagian luka ini berdasarkan waktu kontaminasi (golden
periode) yaitu 6-8 jam.
b. Luka Infeksi
Luka Infeksi yakni luka yang sudah melewati batas waktu kontaminasi atau golden periode
( lebih dari 6 jam ), dimana setelah waktu 6-8 jam setelah terjadi luka maka bakteri yang ada
telah mencapai koloni tertentu dan mengadakan invasi ke dalam jaringan sekitar luka atau
pembuluh darah. Pada kondisi ini luka disebut sebagai luka infeksi.

1.3.4 Berdasarkan kedalaman luka ( Wound Depth ) :


a. Superficial, yakni hanya mengenai epidermis saja
b. Partial Thickness, mengenai epidermis dan sebagian dermis, dan
c. Full Thickness, yakni luka menembus kulit melampaui dermis dapat mencapai lemak
subkutan, fascia, otot bahkan tulang.

1.3.5 Berdasarkan warna luka :


a. Merah (warna jaringan granulasi yang sehat)
b. Kuning ( warna lapisan fibrin melekat pada jaringan)
c. Hitam (warna jaringan nekrotik atau avaskuler diatas luka)

1.3.6 Berdasarkan usia luka ( Wound Age ) atau lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi
dua yaitu:
a. Luka Akut
Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3 minggu
atau luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah
disepakati atau diharapkan. Luka akut biasanya terjadi pada individu yang normal, sehat dan
dapat dilakukan penutupan luka secara primer atau dibiarkan menyembuh secara sekunder.
Sebagian besar luka yang terjadi akibat trauma pada organ atau jaringan dapat dikatagorikan
sebagai luka akut.
Menurut Cohen,dkk luka akut akan mencapai penyembuhan normal melalui proses
penyembuhan yang diharapkan dalam waktu tertentu untuk mencapai pemulihan integritas
anatomi dan fungsi. luka disebut akut bila luka tersebut baru atau mencapai kemajuan
penyembuhan luka sesuai yang diharapkan.
b. Luka Kronik
luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka
lebih dari 4-6 minggu. luka kronik adalah luka yang tidak sembuh dalam waktu yang
diharapkan. Hal yang penting adalah pada luka kronik proses penyembuhan melambat atau
berhenti dan luka tidak bertambah kecil atau tidak bertambah dangkal. Meskipun dasar luka
tampak merah, lembab dan sehat tetapi bila proses penyembuhan luka tidak mengalami
kemajuan maka dikatagorikan sebagai luka kronik.
Pada luka kronik terjadi kegagalan untuk mencapai penyembuhan yang diharapkan
dalam waktu tertentu untuk menghasilkan pemulihan integritas anatomi dan fungsi.
Penyembuhan luka kronik biasanya berkepanjangan dan tidak lengkap.
Luka kronik terjadi karena kegagalan proses penyembuhan luka akibat ada kondisi
patologis yang mendasarinya. Luka kronik tidak akan sembuh bila penyebab yang
mendasarinya tidak dikoreksi. Seringkali luka kronik mengalami rekurensi. Diantara kondisi
patologis tersebut adalah penyakit vaskuler, oedema, diabetes melitus, malnutrisi dan tekanan
(pressure). Torre menyebutkan penyebab luka kronik diantaranya infeksi, hipoksia jaringan,
trauma berulang, adanya jaringan nekrotik/debris dan sebab sistemik seperti diabetes melitus,
malnutrisi, imunodefisiensi dan pemakaian obat-obatan tertentu.
Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai
dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami
keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.

1.3.7 Berdasarkan Jenis Luka Operasi


Berdasarkan hubungan antara luka dengan beberapa faktor seperti situasi, mekanisme
luka, adanya kontaminasi atau infeksi pada saat operasi maka luka operasi diklasifikasikan
menjadi empat jenis, yakni : (5,6)
a. Tipe I, Luka Bersih, adalah luka operasi yang dibuat diatas kulit yang utuh tanpa
tanda infeksi atau peradangan. Luka jenis ini tidak membuka traktus respiratorius, traktus
urinarius, traktus gastrointestinal maupun traktus bilier. Luka dibuat terencana dan
penutupan luka dilakukan secara primer dan tanpa pemakaian drain tertutup.
b. Tipe II, Luka Bersih Terkontaminasi, adalah luka operasi yang membuka traktus
respiratorius, traktus urinarius, traktus gastrointestinal dimana tanpa adanya spillage atau
tumpahan kontaminan. Khusus pada operasi traktus bilier, appendiks, vagina dan orofaring
pada saat dilakukan operasi tidak ditemukan tanda infeksi.

c. Tipe III, Luka Terkontaminasi, adalah luka operasi yang dilakukan pada kulit yang
mengalami trauma terbuka yang masih baru, operasi dengan spillage dari traktus
gastrointestinal atau incisi pada lapangan operasi dengan inflamasi akut dan non-purulen.
d. Tipe IV, Luka Terinfeksi, adalah luka operasi yang dilakukan pada kulit yang
mengalami trauma melewati waktu golden periode, serta ditemukan adanya infeksi atau
adanya perforasi pada organ viscera. Disini organisme penyebab infeksi luka post-operatif
sudah ada sebelum operasi.

1.4 Tipe Penyembuhan Luka


Terdapat 3 macam tipe penyembuhan luka, dimana pembagian ini dikarakteristikan dengan
jumlah jaringan yang hilang.
a. Primary Intention Healing (Penyembuhan luka primer) yaitu penyembuhan yang
terjadi segera setelah diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jaitan.
b. Secondary Intention Healing (Penyembuhan luka sekunder) yaitu luka yang tidak
mengalami penyembuhan primer. Tipe ini dikarakteristikan oleh adanya luka yang
luas dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar. Proses penyembuhannya terjadi lebih
kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.
c. Tertiary Intention Healing (penyembuhan luka tertier) yaitu luka yang dibiarkan
terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridement. Setelah diyakini bersih,
tepi luka dipertautkan (4-7 hari). Luka ini merupakan tipe penyembuhan luka yang
terakhir ( mansjoer, 2000; InETNA, 2004:4).

1.5 Fase Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka merupakan proses yang dinamis. Proses ini tidak hanya terbatas
pada proses regenerasi yang bersifat local, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor endegon
seperti; umur, nutrisi, imunologi, pemakaian obat-obatan, kondisi metabolic. Fase-fase
penyembuhan luka daoat dibagi menjadi tiga fase yaitu inflamasi, proliferasi dan maturase.
Antara satu fase dengan fase yang lain merupakan suatu kesinambungan yang tidak dapat
dipisahkan.
a. Fase Inflamasi
Fase yang terjadi ketika awal terjadinya luka atau cedera (0-3 hari). Pembuluh kapiler
yang cedera mengalami kontraksi dan thrombosis memfasilitasi hemostatis. Iskemik
pada luka meleppaskan histmain dana gen kimia vasoaktif lainnya menyebabkan
vasodilatasi disekitar jaringan. Aliran darah akan lebih banyak ke daerah sekitar
jaringan dan menghasilkan eritema, pembengkakan, panas dan rasa tidak nyaman
seperti rasa berdenyut. Respons pertahanan melawan pathogen dilakukan oleh
PMN(Polimononukulear) atau leukosit dan makrofag ke daerah luka. PMN akan
melindungi luka dari invasi bakteri ketika makrofag membersihkan debris pada luka.

b. Fase rekontruksi
Fase ini akan dimulai dari hari ke-2 sampai 24 hari (6 minggu). Fase ini dibagi
menjadi fase destruktif dan fase proliferasi atau fibrolastik fase. Ini merupakan fase
dengan aktivitas yang tinggi yaitu suatu metode pembersihan dan penggantian
jaringan sementara. PMN akan membunuh bakteri pathogen dan makrofag
memfagosit bakteri yang mati dan debris dalam usaha membersihkan luka. Selian itu,
makrofag juga snagat penting dalam proses penyembuhan luka karena dapat
menstimulasi fibriblastik sel untuk mebuat kolagen.
Angiogenesis akan terjadi untuk membangun jaringan pembuluh darah baru. Kapiler
baru yang terbentuk akan terlihat kemerahan (ruddy), jaringan granulasi tidak rata
atau bergelombang (bumpy). Migrasi sel epitel terjadi diatas dasar luka yang
bergranulasi, sel epitel bergranulasi dari tepi sekitar luka atau dari folikel rambut,
kelenjar keringat atau kelenjar sebasea dalam luka. Mereka Nampak tipis,
mengkilap(translucent film) melewati luka. Sel tersebut sangat rapuh dan mudah
dihilangkan dengan sesuatu yang lain daripada pembersiha dengan hati-hati. Meigrasi
berhenti ketika luka menutup dan mitosis epitelium menebal ke lapisan ke4-5 yang
diperlukan untuk mebnetuk epidermis.
Fase kontraksi terjadi selama proses rekontruksi yang meggambarkan tepi luka secara
bersamaan dalam usaha mengurangi daerah permukaan luka, seingga pengurangan
jumlah jaringan pengganti diperlukan. Kontraksi luka terlihat baik diikuti dengan
pelepasan selang drainase luka. Pada umumnya, 24-48 jam diikiuti dengan pelepasan
selang drain, tepi dari sinus dalam keadaan tertutup.

c. Fase Maturasi
Merupakan fase remodeling, dimana fungsi utamanya adalah meningkatkan kekuatan
regangan pada luka. Kolagen asli akan diproduksi selama fase rekontruksi yang
diorganisir dengan kekuatan regangan yang minimal. Selama masa maturase, kolagen
akan perlahan-lahan digantikan dengan bentuk yang lebih terorganisasi, menghasilkan
peningkatan kekuatan regangan. Ini bertepatan dengan penurunan dalam
vaskulartisasi dan ukuran skar. Fase ini biasanya membutuhkan waktu antara 24 hari
sampai 1 tahun. Penyembuhan luka adalah adalah suatu proses yang kompleks dengan
melibatkan banyak sel. Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam
penyembuhan semua cedera jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik (decubitus dan
ulkus tugkai), luka traumatis dilihat proses penyembuhan luka dari fase inflmasi, fase
proliferative dan fase maturase dan pada bagan 1 dapat dilihat bagiman fisiologi
penyembuhan luka..

Anda mungkin juga menyukai