Anda di halaman 1dari 14

Nama : Mochamad Fadli Egi Ginanjar

NPM :1806279941/ Pasca Sarjana Ilmu Politik – Universitas Indonesia

Mata Kuliah : Politik Indonesia – Dr Isbodroini Suyanto, MA

PENDAHULAN

Sejarah demokrasi yunani

Sejarah demokrasi dimulai bertepatan adanya sekelompok kecil manusia di Yunani


dan Romawi yang mulai mengembangkan sistem pemerintahan yang memberikan
kesempatan yang cukup besar bagi publik untuk ikut serta dalam merancang keputusan.
Perkembangan yang paling penting bagi sejarah demokrasi, dalam berbagai literatur, telah
terjadi di Eropa. Tiga di antaranya di sepanjang Pantai Laut Tengah (Yunani dan Romawi),
yang lainnya di Eropa Utara

Sudah lazim diceritakan, istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno, democratia.
Plato yang memiliki nama asli Aristocles (427-347 SM) sering disebut sebagai orang pertama
yang memperkenalkan istilah democratia itu. Demos berarti rakyat, kratos berarti
pemerintahan. Demokrasi menurut Plato kala itu adalah adanya sistem pemerintahan yang
dikelola oleh para filosof. Hanya para filosofl yang mampu melahirkan gagasan dan
mengetahui bagaimana memilih antara yang baik dan yang buruk untuk masyarakat.
diketahui sebetulnya yang diinginkan oleh Plato adalah sebuah aristokrasi.

Selain Plato dan Aristoteles, salah satu nama lain yang dianggap memberikan
kontribusi adalah Chleisthenes. Dialah tokoh yang telah mengadakan berbagai pembaruan
Athena dalam sebuah sistem pemerintahan kota (Hornblower dalam Dunn, 1992). Pada 508
SM, Chleisthenes membagi peran warga Athena ke dalam 10 kelompok, di mana masing-
masing terdiri dari beberapa demes yang mengirimkan wakilnya ke Majelis yang terdiri dari
500 orang wakil.

Selain Chleisthenes, juga dikenal nama lain seperti Solon (638-558 SM yang dikenal
sebagai tokoh pembuat hukum, Pericles (490-429 SM yang dikenal sebagai jenderal yang
negarawan, Demosthenes (385-322 SM) yang dikenal sebagai orator (Ghofur, 2002).
Sering dikisahkan bahwa di Yunani dan Romawi pada 500 SM itulah pertama kali dilahirkan
suatu sistem pemerintahan yang memberi partisipasi rakyat melalui sejumlah besar warga
negara. Sistem pemerintahan yang demikian merupakan perkembangan dari model
sebelumnya yang didominasi oleh sistem kerajaan, kediktatoran, aristokrasi atau oligarki.

Tetapi harus dipahami bersama, Yunani Kuno bukanlah sebuah negara dalam
pengertian kita yang modern saat ini, yaitu suatu tempat di mana semua orang Yunani hidup
dalam sebuah negara dengan satu pemerintahan (Dahl, 2001). Yunani Kuno masa itu adalah
sebuah tempat di mana berkumpul ratusan kota yang merdeka, yang masing-masing
dikelilingi oleh daerah pedalaman. Negara Yunani saat itu adalah gambaran tentang sebuah
negara-kota atau polis. Sebuah negara-kota tentu saja sangat berbeda dengan ciri khas negara-
negara modern saat ini yang kita sebut sebagai negara-modern, negara-bangsa atau negara-
nasional, seperti Amerika, Prancis, Jepang ataupun Indonesia.

Masa Demokrasi Klasik Negara, kota yang paling masyhur adalah Athena. Tahun 507 SM,
Athena menganut sebuah sistem pemerintahan kerakyatan yang berlangsung kira-kira dua
abad lamanya. Sampai akhirnya, Athena tahun 321 SM tunduk di bawah kekuasaan
Macedonia selama beberapa generasi, dan berikutnya tunduk lagi di bawah kekuasaan
Romawi.Di antara banyak negara demokrasi di Yunani, Athena memang yang paling penting,
dan terkenal, saat itu dan saat ini.

Pengaruhnya cukup besar bagi perkembangan filsafat politik, terutama terkait


dengan sebuah aspek penting demokrasi, yakni partisipasi warga. Pemerintahan Athena itu
rumit, dan amat rumit, begitu kata Robert A Dahl. Pada intinya, pemerintahan Athena
adalah sebuah majelis di mana seluruh warga negara-kota berhak ikut serta. Sebuah majelis
memiliki beberapa orang pejabat utama, misalnya beberapa orang jenderal. Untuk memilih
seorang pejabat utama, warga Athena mengadakannya melalui suatu undian dengan syarat
bahwa semua warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih apabila
memenuhi syarat.

Seorang warga negara biasa sekalipun memiliki peluang untuk menjadi pejabat
utama, jika memenangkan undian, dan akan memegang jabatan tinggi yang penting dalam
pemerintahan.
Begitu pula yang terjadi di Roma yang terletak di semenanjung Italia. Praktik demokrasi
mula-mula yang terjadi di sini kira-kira sama waktunya dengan yang terjadi di Yunani. Kalau
orang Yunani menyatakannya sebagai polis atau negara-kota, orang Romawi menyebut
sistem pemerintahan mereka sebagai republik. Maknanya, res dalam bahasa Latin berarti
kejadian atau peristiwa, dan publicus berarti publik atau masyarakat.

Jika dimaknai secara bebas maka kata ’republik’ itu adalah ’sesuatu yang menjadi
milik rakyat’. Mula-mula, hak untuk ikut memerintah dalam sistem pemerintahan yang
disebut Republik di Romawi ini hanya terbatas pada golongan bangsawan (patricia) atau
kaum aristokrat saja. Namun dalam perkembangannya, setelah didahului dengan
perjuangan yang hebat, rakyat biasa (pleb atau kaum miskin, rakyat jelata) juga dapat masuk
ke dalamnya.

Persamaan yang terjadi dalam demokrasi di Athena maupun di Romawi adalah


bahwa hak untuk berpartisipasi dalam politik hanya terbatas pada kaum laki-laki saja, Dalam
perjalanan sejarah yang berlainan, jika Athena pada akhirnya takluk di bawah Macedonia,
dan juga Roma di kemudian hari, justru Romawi adalah sebuah negara yang kuat. Dengan
kekuatan yang dimaklumi, kegiatan eksternal Romawi adalah melakukan penaklukan dan
pencaplokan wilayah.

Pada akhirnya Roma yang semula adalah sebuah kota yang tidak begitu besar
ukurannya lalu menjadi negara yang luar biasa besarnya. Republik Roma itu akhirnya
memerintah seluruh kawasan di Italia. Dalam setiap penundukan suatu wilayah, Republik
selalu memberikan kewarganegaraan Romawi kepada setiap penduduk wilayah jajahannya.
Seringkali hal ini justru merupakan sesuatu yang disenangi penduduk karena menjadi
bangsa Romawi memang membanggakan. Dan karena menjadi warga negara Romawi,
mereka juga berhak sama dengan warga Roma pada umumnya dalam berdemokrasi.

Catatan penting sejarah dalam hal ini adalah tidak adanya inisiatif Romawi untuk
mengembangkan kelembagaan-kelembagaan demokrasi sesuai dengan kapasitas
wilayahnya yang sangat luas. Demokrasi tetap dijalankan di Roma. Tidak dipikirkan bahwa
Kota Roma adalah tempat yang sangat jauh untuk dikunjungi kalau hanya untuk
berpartisipasi dalam pemerintahan.
Hingga kini memang sejarah Romawi masih memendam pertanyaan mendalam,
mengapakah orang-orang Romawi yang kreatif itu, saat itu tidak kreatif memikirkan cara
berdemokrasi dengan sistem perwakilan dan dengan wakil-wakil yang bisa dipilih secara
demokratis.

Usia Romawi lebih panjang dari usia Athena. Tetapi akibat kerusuhan sosial,
militerisme dan korupsi, Republik Romawi hancur di bawah kediktatoran Julius Caesar.
Republik yang awalnya diperintah oleh publik, akhirnya justru dikuasai oleh para kaisar.
Sementara di Eropa Utara pada tahun 600 M sampai 1000 M juga ditemukan artefak-artefak
yang menunjukkan bahwa pemerintahan oleh rakyat dilakukan.

Di Swiss, Skandinavia dan tempat-tempat lain di utara Laut Tengah beberapa


ornamen demokrasi memperkuat cerita sejarah tentang bagaimana partisipasi rakyat
dilakukan.
Sejarah demokrasi lain bisa kita temukan dengan membaca sejarah Italia. Pemerintahan
dengan semangat demokrasi di Italia muncul pada 1100 Masehi. Seolah-olah pemerintahan
Italia masa itu adalah reinkarnasi dari Republik Roma yang sudah hancur ribuan tahun silam.

Praktik demokrasi khas Roma. Mula-mula yang diizinkan untuk berpartisipasi pada
pemerintahan adalah kalangan borjuis dan bangsawan. Setelah melalui berbagai tuntutan,
publik luas juga mendapat porsi untuk berpartisipasi. Mereka terdiri dari anggota kelas yang
populer saat ini dengan sebutan kelas menengah. Mereka terdiri dari orang kaya baru,
pedagang dan bankir, organisasi para perajin (gilda), serta para serdadu jalan kaki yang
diperintah bangsawan. Orang-orang yang mengorganisasikan diri dalam masing-masing
profesinya, lazim disebut sebagai popolo, memang berhasil menekan pemerintahan dan
meminta hak untuk ikut berpartisipasi.

Kemunduran Italia dalam demokrasi terjadi akibat korupsi, kerusuhan sosial, perang
dan labilitas ekonomi. Dalam situasi yang tidak menguntungkan bagi demokrasi, yang
berkuasa kembali adalah para penguasa otoriter, yang dapat saja berupa seorang pangeran,
raja atau tentara.
Peristiwa sejarah yang menjadi penanda munculnya demokrasi dalam masa ini
kemungkinan bermula pada masa kepenguasaan Paus Gregorius VII (1073-1085).

Pada tahun 1075, Paus Gregorius VII mengeluarkan sebuah maklumat penting
bernama Reformatio Totius Orbis yang bermaksud untuk menata ulang tertib semesta yang
mengikat siapapun, kecuali dirinya (Wignjosubroto, 2006). Hal ini mengundang polemik
tajam dengan para raja penguasa dunia, khususnya Kaisar Heinrich IV dari Imperium
Romawi (sekitar 1050-1106). Dia menyatakan para raja dan kaisar juga mempunyai kuasa
untuk membuat aturan-aturan sendiri demi tegaknya tertib dunia.

Konflik tak kunjung akhir, dan hanya menyepakati bahwa setiap aturan yang
dikeluarkan oleh satu pihak harus dikabarkan kepada pihak lainnya. Sejarah kelahiran
doktrin hukum yang disebut rule of law ini secara implisit memberikan suatu kekuatan
negara untuk bertindak atas nama hukum. The state of law ini kian kukuh dengan
dimaklumatkannya kesepakatan serupa antara Raja John I dari Inggris (1167-1216) dan Paus
Innocentius III. Kesepakatan juga dilakukan dengan para baron yang tertuang dalam piagam
klasik yang sangat terkenal, Magna Charta.

Demokrasi dan Yunani memang erat hubungannya, bentuk demokrasi ini pertama kali
dilakukan di Yunani. Sejarahnya bisa ditelusuri sampai 2500-an tahun yang lalu (kurang
lebih. 500 – 336 Sebelum Masehi). Masa dimana negara-negara lain berbentuk kerajaan, di
negara kota seperti Athena dan Sparta di Yunani penduduknya sudah mengenal pemilihan
umum, di Athena bahkan sudah ada musyawarah untuk memutuskan perdamaian, perang,
siapa yang akan memegang tampuk kekuasaan, persetujuan dengan kota-kota lain dan
bagaimana uang yang dibutuhkan dikumpulkan dan kemudian dikeluarkan.

Namun walaupun mereka telah melakukan pemilu dan musyawarah, hak semua
warganya tidak sama, bagi wanita, budak dan orang asing bahkan sebagian besar laki-laki.
Yang menjadi warga di Athena dan di Sparta hanya laki-laki dari keluarga kaya, kurang lebih
satu dari 10 laki-laki yang ada. Sedangkan yang lain tidak memiliki hak bicara, bahkan
budak-budak seringkali adalah tahanan perang yang diperlakukan seperti binatang, mereka
dibeli atau kemudian dijual lagi, mereka harus bekerja untuk pemiliknya terkadang tanpa gaji,
yang bernasib baik dan bergaji, dengan berjalannya waktu mereka bisa membeli bebas
mereka sendiri.

Athena dan Sparta


Zaman dulu memang Yunani sebuah negara yang kuat dan penting di laut Tengah dari
sebelum tahun 2000-an Sebelum Masehi sampai kurang lebih tahun 200-an Masehi. Masa
jayanya disebut masa klasik di tahun 500 – 400 Sebelum Masehi. Tahun pentingnya yang
mempengaruhi perkembangan peradaban Eropa antara tahun 800 – 146 Sebelum Masehi,
ketika Yunani jadi bagian dari bangsa Romawi. Yunani dulu tidak terdiri dari negara
kesatuan tapi terdiri dari negara kota kecil-kecil, dan terpenting adalah Athena dan Sparta.
Keduanya seringkali berperang untuk menguasai seluruh Yunani. Peperangan antara
keduanya dikenal dengan sebutan perang peloponnes yang berlangsung 30 tahun dari 431 -
404 Sebelum Masehi, pemenangnya adalah Sparta tapi tentu saja kemenangan yang tidak
ada artinya karena kedua negara kota itu pada akhirnya kehabisan tenaga.

Kehidupan
Kota tua Athena memiliki Akropolis yaitu benteng untuk mempertahankan diri
terhadap musuh dan di atas gunungnya terdapat biara penting parthenon untuk menyembah
dewi Athene, dewi kebijaksanaan, seni dan ketrampilan, konon menurut kepercayaan orang
Yunani, ia dilahirkan dari kepala Zeus, dewanya dewa Yunani. Di negara-negara kota Yunani
ini zaman dulu sudah beredar uang sendiri-sendiri, uang dari Athena misalnya dikenali dari
lambang burung hantunya. Orang Yunani ini dikenal pemikir dan sangat ingin tahu. Sehingga
tidak heran mereka banyak melahirkan peneliti, penemu, pemikir dan terutama filosof, orang-
orang terpenting bagi mereka. Dari arti katanya filosofi artinya ‚cinta akan kebenaran’
demikian juga dengan Astronomi, orang Yunani mengerti banyak tentang ilmu perbintangan
ini, bahkan sudah dari dulu mereka tahu bahwa bumi mengapung di angkasa dan sebagai bola
yang berotasi di sumbunya.
Mereka bahkan dulu sudah dapat memprediksi kapan gerhana matahari, walaupun ada
juga terjadi kesalahan fatal yang dilakukan misalnya oleh Ptolomeus (87 – 165 M) ia mengira
bumi adalah pusat perputaran angkasa bahkan pendapat ini berlaku sampai ratusan tahun
lamanya. Olimpiade sekarang ini yang dimulai sejak tahun 1894 berasal dari pesta olahraga
di zaman antik di Olympia (gambar samping), di sebelah Barat Peloponnes, tempat kelahiran
olimpiade. Olimpiade dimulai dengan teratur 4 tahun sekali sebenarnya sejak tahun 776 SM.
Konon penyelenggaraan olimpiade ini pun bisa ditelusuri asal usulnya hingga tahun 2000-an
SM. Tentu saja pada awalnya pertandingan ini bertujuan untuk menghormati dewanya dewa
mereka Zeus dan pahlawan kedewaan mereka Pelops. Di masa jayanya pertandingan ini
berlangsung selama 5 hari.

Orang-orang terkenal Yunani


Sejak dulu di Yunani hanya anak laki-laki berumur antara 7 – 15 tahun dan tergantung
dari besar pembayaran, yang dapat mengenyam pendidikan. Anak-anak perempuan belajar di
rumah dari ibunya bagaimana mengatur rumah tangga. Di Athena, anak-anak ini belajar
menulis, membaca, berhitung, musik, literatur dan olahraga. Sedangkan di Sparta pendidikan
mereka lebih tekankan untuk menjadi tentara yang kuat, sehingga bayi-bayi yang sakit dan
lemah dibiarkan meninggal di gunung.
Orang Yunani dulu sangat senang menulis dan mereka menuliskannya juga dengan
baik di atas batu atau papyrus yang didatangkan dari Mesir, tentang dewa-dewa, sejarah
pertanian, perbelanjaan mereka sehingga banyak cerita-cerita Yunani yang masih dikenal
hingga kini. Mereka juga menyukai teater misalnya penyair tekenal Homer dengan Ilias dan
Odyssee.
Buku ini mengambarkan kisah jatuhnya Troja, perang antar orang Mykener
(Menelaos) dan Troja yang terkenal dengan kuda Trojanya. Tadinya saya pikir Troja ada di
Yunani lho ternyata ada di Turki, konon kisahnya diawali saat 3 dewi Aphrodite, Helena istri
Zeus dan Athena meributkan siapa yang tercantik diantara mereka, lalu karena mereka tetap
tidak sepakat, mereka bertanya ke seorang pangeran bernama Paris dari kerajaan Troja di
Turki sekarang.
Paris pun kemudian memilih Aprodite sebagai dewi tercantik dan sebagai hadiah
Aphrodite menghadiahkan Helena, gadis tercantik sedunia, yang telah menjadi istri dari
Menelaos, rajanya Sparta. Dari sinilah perang dimulai, karena Paris tidak saja menculik
Helena tapi juga mencuri harta karunnya Menelaos.
Orang-orang terkenal Yunani diantaranya :
1. Homer, penyair tertua yang namanya terkenal, diperkirakan ia hidup di tahun 800- SM di
Asia kecil atau Turki sekarang, menurut legendanya ia buta.
2. Thales, (625 – 546 SM) pendiri filosofi, sains dan astronomi. Sudah sejak zamannya Plato
dan Aristoteles, ia dikenal sebagai pendiri Filosofi, Sains dan terutama Astronomi. Ia
berlaku sebagai tujuh orang bijaksana. Istilah tujuh orang bijaksana di zaman antik
seorang politikus, penyair dan filosof yang sangat dihormati.
3. Anaximandros (611-546). Ia disebut-sebut sebagai murid dan penerus Thales. Baik
Anaximandros maupun Thales meneliti tentang awal kehidupan.
4. Pythagoras, (580 – 500 SM) Paling terkenal sekarang adalah rumus Pythagoras (a2 + b2 =
c2) di Geometrie. Pythagoras belajar dan tinggal di Mesri selama 22 tahun, ai di sana
belajar ilmu perbintangan, geometri dan misteri kedewaan.
5. Herodot von Halikarnassos (* 484 v. Chr., † 425 v. Chr.) adalah seorang sejarawan,
geograpf dan ilmu kebangsaan Yunani.
6. Sokrates (469-399 SM). Ia tidak meninggalkan satupun tulisan, apa yang menjadi buah
pikirannya dikenal melalui muridnya Plato, yang tertulis dalam karya-karyanya.
“Kenalilah diri sendiri” adalah kata-kata bijak Sokrates yang terkenal, ia memiliki
gambaran manusia yang positif dan menjunjung tinggi kebenaran dari dirinya sendiri
sehingga ia lebih memilih mati daripada membohong. Kematiannya yang tragis dan
peristiwa kematiannya ditulis oleh Plato. Filosofi Yunani adalah teori pertama tentang
alam.
7. Plato, murid Sokrates (427-347 SM) mendirikan Akademi sekolah filosofi di Athena.
8. Aristoteles (384 – 322 SM) seorang ilmuwan dan guru dari Alexander der Große
9. Hippokrates (460 – 377 SM) ahli ilmu pengobatan,
10. Ertosthenes, filofof Yunani dan peneliti berhasil menghitung keliling bumi hampir tepat
dengan hanya melihat sudut jatuhnya sinar matahari.
11. Archimedes (konon lahir tahun 287 SM di Sirakus, Sisilia dan meninggal tahun 212 SM)
seorang matematikawan dan insinyur.
12. Alexander der Größe, seorang tuan Yunani-Makedonia, yang sesudah kematian Philipps
336 SM, ayahnya, pergi ke Asia dan merebut dalam beberapa tahun saja keseluruhan
kekuasaan Persia, yang ketika zaman itu berlaku paling luas di atas bumi.

Kekalahan Yunani ke Romawi 146 SM sampai 330 SM


Sejarah Eropa dimulai di Yunani. Herodot adalah penulis sejarah ilmiah pertama.
Setelah kematian Alexader der Größe, Akhair dan Sparta saling berperang dan melemah,
kesempatan ini tentu saja tidak disiasiakan oleh Romawi yang sedang berekspansi, Koloni
Yunani di Selatan Itali dan Sisilia adalah koloni Yunani pertama yang jatuh ke tangan
Romawi.
Pada akhirnya Yunani jatuh menjadi salah satu provinsi Romawi tahun 146 SM.
Bangsa Romawi memang berhasil menguasai Yunani tapi budaya dan tradisi Yunani berhasil
menguasai budaya dan tradisi Romawi terbukti pengaruh Yunani sangat kental tercermin
dalam kebudayaan Romawi seperti teaternya, ilmu pengetahuan dan bangunannya. Bahkan
dewa-dewa Romawi adalah dewa-dewa Yunani, hanya namanya saja yang berbeda membuat
saya sering tertukar-tukar mana yang berasal dari Yunani mana yang dari Romawi seperti :

Yunani Romawi
Zeus Jupiter
Hera Juno
Ares Mars
Hephaistos Vulcanus
Aphrodite Venus
Poseidon Neptunus
Athene Minerva
Dionysos Bacchus
Apollon Apollo
Demeter Ceres
Hermes Mercurius
Hades/Pluton Pluto
Hestia Vesta
 Lahirnya Revolusi prancis dan revolusi Amerika pada akhir abad ke 18

Pada akrir abad ke 18 beberapa pemikiran dapat menghasilakn revolusi prancils dan
amerika, pemikiran tersebut antaralain bahwa manusia mempunyai hak politik yang tidak
boleh diselewengkan oleh raja dan menyebabkan dilontarkan kecaman terhadap raja, yang
menurut pola yang sudah lazim pada masa itu mempunyai kekuasaan tidak terbatas.
Pendobrakan terhadap kedudukan raja yang absolut didasarkan atas suatu teori rasionalistis
yang dikenal dengan social contract(kontrak sosial). Menurut Jhon Locke hak-hak politik
mencangkup hak atas hidup, atau kebebasan dan hak untuk milik, Montesqeu mencoba
menyusun suatu system yang dapat menjamin hak-hak politik, yang kemudian dikenal
dengan trias politica.

 Demokrasi Konstitusional pada Abad ke 19 dan 20

Akibat dari keinginan menyelenggarakan hak-hak politik secara efektif timbullah gagasan
bahwa cara yang terbaik untuk membatasi kekusaan pemerintah ialah dengan suatu
konstitusi. Undang-undang menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian
kekusaan Negara dengan sedemikian rupa, sehingga kekusaan eksekutif di imbangi dengan
kekusaan parlemen dan lembaga hukum. Gagasan ini dinamakan onstitusionalisme
(constitusionalism), sedangkan Negara yang menganut gagasan ini disebut constitutional
state.

Dalam abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 gagasan mengenai perlunya pembatasan


mendapatkan perumusan yang yuridis, ahli hukum Eropa Barat yaitu Immanuel Kant
memakai istilah Rechtsstaat sedangkan menurut A.V. Dicey memakai istilah Rule of Law.
Dalam abad ke 20 gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusa warga
Negara baik dibidang social maupun ekonomi lambat laun berubah menjadi gagasan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan oleh karenanya harus aktif
menatur kehidupan ekonomi dan social.

Sesudah perang Dunia II International Commission Of Jurists tahun 1965 sangat


memperluas konsep mengenai Rule Of Law, bahwa disamping hak-hak politik juga hak-hak
social dan ekonomi harus diakui dan dipelihara, dalam arti bahwa standar dasar social
ekonomi. International Commission Of Jurists dalam konfrensinya di Bangkok perumusan
yang paling umum mengenai system politik yang demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat suatu keputusann-keputusan politik
diselenggarakan oleh warga Negara melalui wakil yang dipilih oleh mereka dan yang
bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu prose pemilihan yang bebas. Ini dinamakan
“demokrasi berdasarkan perwakilan”.

Hendri B Manyo merumuskan beberapa nilai yang mendasari demokrasi yaitu :

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damaii dan secara melembaga.


2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pembatasan kekerasn sampai batsa minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.

Sejarah Paham Demokrasi – Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Pustaka Sekolah
akan berbagi artikel yang membahas megenai Sejarah Paham Demokrasi. Secara etimologi
pengertian demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yakni “demos” yang artinya rakyat dan
“kratos atau kratein” artinya kekuasaan atau berkuasa. Jadi demokrasi adalah kekuasaan ada
ditangan rakyat.
Dalam hal ini demokrasi berasal dari pengertian bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat.
Maksudnya kekuasaan yang baik adalah kekuasaan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

Sejarah demokrasi
berasal dari sistem yang berlaku di negara-negara kota (city state) Yunani Kuno pada abad ke
6 sampai dengan ke 3 sebelum masehi. Waktu itu demokrasi yang dilaksanakan adalah
demokrasi langsung yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan
politik dan dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negaranya yang bertindak
berdasarkan prosedur mayoritas hal tersebut dimungkinkan karena negara kota mempunyai
wilayah yang relatif sempit dan jumlah penduduk tidak banyak (kurang lebih 300 ribu jiwa).
Sedangkan waktu itu tidak semua penduduk mempunyai hak :

 bersifat langsung dari demokrasi Yunani Kuno dapat diselenggarakan secara efektif
karena berlangsung dalam kondisi sederhana, wilayahnya terbatas serta jumlah
penduduknya sedikit (kurang lebih 300 ribu jiwa dalam satu kota). Ketentuan
demokrasi yang hanya berlaku untuk warga negara resmi.
 Hanya bagian kecil dari penduduk.

Gagasan demokrasi Yunani hilang dari dunia Barat ketika Romawi Barat dikalahkakn oleh
suku German. Dan Eropa Barat memasukkan Abad Pertengahan (AP).
Abad pertengahan di Eropa Barat dicirikan oleh struktur total yang feodal (hubungan antara
Vassal dan Lord). Kehidupan sosial dan spiritual dikuasai Paus dan pejajabat agama lawuja.
Kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan antar bangsawan.
Dari sudut perkembangan demokrasi AP menghasilkan dokumen penting yaitu Magna Charta
1215. Ia semacam contoh antara bangsawan Inggris dengan Rajanya yatu John . Untuk
pertama kali seorang raja berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan menjamin beberapa
hak bawahannya.
Pemikir-pemikir yang mendukung berkembangnya demokrasi antara lain: John Locke dari
Inggris (1632-1704) dan Mostesquieu dari Perancis (1689-1755).
Menurut Locke hak-hak politik mencakup atas hidup, hak atas kebebasan dan hak untuk
mempunyai milik (life, liberty and property).
Montesquieu, menyusun suatu sistem yang dapat menjamin hak-hak politik dengan
pembatasan kekuasaan yang dikenal dengan Trias Politica.
Trias Politica menganjurkan pemisahan kekuasaan, bukan pembagian kekuasaan. Ketiganya
terpisah agar tidak ada penyalahgunaan wewenang. Dalam perkembangannya konsep
pemisahan kekuasaan sulit dilaksanakan, maka diusulkan perlu meyakini adanya keterkaitan
antara tiga lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif.
Pengaruh paham demokrasi terhadap kehidupan masyarakat cukup besar, contohnya:

 perubahan sistem pemerintahan di Perancis melalui revolusi.


 revolusi kemerdekaan Amerika Serikat (membebaskan diri dari dominasi Inggris).

Saat ini demokrasi telah digunakan sebagai dasar dalam sistem pemerintahan di berbagai
negara, termasuk dengan Indonesia. Di Indonesia istilah demokrasi ada kalanya
digandengkan dengan kata Liberal, Terpimpin dan Pancasila.
Macam-macam demokrasi pemerintahan yang dianut oleh berbagi bangsa di dunia adalah
demokrasi parlementer, demokrasi dengan pemisahan kekuasaan dan demokrasi melalui
referendum. Marilah kita bahas satu-persatu.

 Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan


badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan
dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri
dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi
parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.
 Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dianut sepenuhnya oleh Amerika
Serikat. Dalam sistem ini, kekuasaan legislatif dipegang oleh Kongres, kekuasaan
eksekutif dipegang Presiden, dan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah
Agung.
 Demokrasi melalui Referendum Yang paling mencolok dari sistem demokrasi melalui
referendum adalah pengawasan dilakukan oleh rakyat dengan cara referendum.
Sistem referendum menunjukkan suatu sistem pengawasan langsung oleh rakyat.
Ada 2 cara referendum, yaitu referendum obligator dan fakultatif.
 Referendum obligator atau wajib lebih menekankan pada pemungutan suara rakyat
yang wajib dilakukan dalam merencanakan pembentukan UUD negara, sedangkan
referendum fakultatif, menenkankan pada pungutan suara tentang rencana undang-
undang yang sifatnya tidak wajib.

http://www.pustakasekolah.com/sejarah-paham-demokrasi.html
Sejarah Demokrasi
Filed under: Uncategorized — Tinggalkan Komentar

3 November 2010

Budaya demokrasi sesungguhnya sudah berkembang sejak zaman purba, yaitu pada zaman
berburu. Banyangkan sekelompok laki-laki purba berkumpul dimalam hari mengelilingi api
unggun sambil berdiskusi untuk memastikan apakah mereka akan berburu keesokan hariunya
atau tidak. Mereka adalah pemburu berpengalaman di sukunya dan merasa sama-sama pantas
untuk mengemukakan pandangannya masing-masing dan ingin didengarkan. Di sekeliling api
unggun, para lelaki itu sedang mengambil bagian dari demokrasi.

Demokrasi sebagi proses melibatkan masyarakat dalam pemerintahan muncul dibeberapa


kota di yunani kuno sekitar abad ke VI SM. Kemungkinan besar warga Athenalah yang
mencetuskan kata demokratia(demokrasi), yang merupakan gabungan dari dua kata
demos(rakyat), dan kratos(memerintah), unuk menggambarkan system pemerintahan mereka.

Cirri utama demokrasi yang dipraktekkan pada bangsa yunani kuno adalah adanya majlis,
yaitu sebuah pertemuan rakyat yang teratur dimana para warga Negara terhormat bebas
mengemukakan pendapat.majlis memilih 10 jendral untuk mengurus hal-hal yang berkaitan
dengan kemiliteran. Namun majlis yang memerintah yang berjumlah 500 orang dengan para
pegawai Negara lainnya dipilih dengan cara diundi. Dengan cara itu setiap warga memiliki
kesempatan yang sama. Hak-hak warga Negara lainnya diakui untuk menjamin system
berjalan sebagaimana diharapkan. Yang paling penting dari semuanya itu adalah adanya
kebebasan berpendapat. Tanpa kebebasan berpendapat, tidak aka nada debat baik dalam
majlis maupun boul.

Demokrasi yunani kuno bertahan hanya beberapa ratus tahun, dan akhirnya mati pada abad
ke2 SM. Selama periode yang sama republic romawi juga berkembang pesat. Meski bukan
sebuah demokrasi sebagaimana diterapkan di yunani kuno, republic ini memiliki cirri
demokrasi. Pada awalnya hanya kaum aristrokat, yaitu orang-orang yang mewariskan
kekuasaan selama turun temurun, yang duduk di pemerintahan. Setelah itu rakyat juga
diizinkan untuk memegang beberapa jabatan dan memilih pemimpin mereka sendiri.

Ketika orang-orang roma mulai menaklukkan Negara-negara lain, rakyat yang baru
ditaklukkan diizinkan untuk menjadi warga Negara roma dan mengambil bagian dalam
praktek demokrasi ini. Namun, dalam kenyataannya itu tidak pernah terjadi. Wilayah
taklukan romawi sangat luas. Dalam kondisi seperti itu, tidak mungkin warga Negara
taklukkan ini bias mempengaruhi pemerintahan yang berpusat di roma. Gagasan untuk
memilih para wakil dari daerah-daerah taklukan keibukota romawi. Dalam kenyataan tidak
pernah terjadi.

Pada abad terakhir SM lembaga-lembagademokrasi republic romawi dihancurkan oleh para


pejabat yang korup dan prajurut yang haus kekuasaan. Republic ini diganti oleh kaisar yang
sewenang-wenang. Selama 600 tahun berikutnya, demokrasi benar-benar hilang.

Demokrasi muncul kembali di eropa utara sekitar 600 tahun setelah masehi. Untuk
menangani perselisihan dan membahas peraturan bagi komunitasnya, kaum Viking
memanggil majlis yang di sebut thing untuk bersidang, mereka menganggap satu sama lain
sederajat.
Sekitar tahun 930 M, kaum Viking di islandia membentuk althing, yaitu sebuah majlis untuk
seluruh kepilaun. Majlis ini bertahan selama lebih dari 3abad. Selama 500 tahun berikutnya,
anggota majlis regional dan nasional serupa munjul di skandinavia. Badan-badan serupa juga
munjul di belgia, belanda, Luxemburg, dan inggris.

Berkembang pesatnya industry dan perdagangan memunjulkan kelas bisnis baru dan kaya.
Para penguasa Negara yaitu ratu/raja, seringkali sangat membutuhkan uang. Abad berganti
abad, para penguasa ini membentuk majelis yang terdiri dari orang-orang kaya dan
berpengaruh. Dengan demikian raja bukan satu-satunya lagi orang yang menentukan
berjalanya Negara. Ini dilakukan untuk menghindari pertentangan yang keras dari kaum kaya
yang dari hari ke hari semakin disegani dalam masyarakat. Orang-orang ini kemudian akan
memutuskan bagaimana menata dan mengatur sesuai dengan kepentinagn mereka dan
kepentingan raja/ratu. Pada tahun-tahu awal, majelis semajam ini hanya mewakili
sekelompok kecil masyarakat, namun selama abad-abad berikutnya semakin banyak orang
yang diberi kesempatan untuk mengambil bagian.

Yang paling terkenal dari semua majelis ini, dan yang paling mempengaruhi perkembangan
demokrasi, adalah perlemen inggris. Perlemen ini menganut system dua kamar atau two
houses. Kaum bangsawan kaya(nobles) yang berpengaruh duduk di perlemen yang disebut
majles tinggi. Mereka ini adalah penasehat raja/ratu. Para wakil dari kelas menengah yang
memiliki kekayaan dipilih oleh rakyat dan duduk dalam majelis rendah, yang dalam waktu
yang singkat menjadi berpengaruh daripada majelis tinggi.

Kedua majlis ini baik secara terpisah maupun bersama-sama, berhasil membatasi kekuasaan
raja/ratu, sampai akhirnya tercapai apa yang disebuat perimbangan dan pembagian
kekuasaan. Secara garis besar bias dikatakan perlemen membuat undang-undang baru(fungsi
legislative) dan raja/ratu melaksanakan undang-undang tersebut(fungsi eksekutif). Hakim-
hakim yang mandiri menafsirkan hokum-hukum apabila diperlukan(fungsi yudikatif).
Masing-masing dari ketiga lembaga kekuasaan ini mengecek dua yang lain.

System ini dibentuk tidak sebagai jawaban terhadap tuntutan rakyat akan demokrasi,
melainkan ajang berbagi kekuasaan di antara berbagai kelompok kelas atas dalam
masyarakat. Meski demikian mereka juga ingin menuntut keterwakilan rakyat dalam
perlemen dan lebih lanjut membatasi kekuasaan raja yang hanya mewakili dirinya sendiri saja
akan bangga menyebut diri mereka sebagai pejuang demokrasi yang lebih besar. Gagasan ini
selanjutnya di perkuat oleh munculnya protetantisme. Dalam pandangan beberapa kaun
protestan, kalau semua masyarakat sama di mata tuhan, maka mestinya semua manusia juga
memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam melatih dan menjalankanm pemerintahan.

Di inggris dua prose ini(perlemen dan protestantisme) munvul pada abad ke-17. Raja yang
kers kepala Charles I, berusaha mengurangi kekuasaan perlemen dan menjerumuskan Negara
kedalam perang saudara yang dibanyarnya sendiri dengan tahta dan hidupnya. Ia dipenggal
pada tahun 1649. Dalam prose situ, gagasan demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat
mendapatkan dukungan yang luar biasa besarnya.

Sebuah kelompok unik yang disebut leveler membuat usulan-usulan yang mengejutkan.
Mereka mengemukakan bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk memilih pada
pemilihan umum tahunan, bahwa mereka yang terpilih harus melaksanakan amanat rakyat,
bukan mengikuti kehendak sendiri, dan bahwa anggota perlemen seharusnya hanya menjabat
paling banyak dua priode. Usulan-usulan ini, meskipun barang kali sangat muluk, sangat
sesuai dengan semangat demokrasi yunani kuno yang sudah lama hilang.

Kaum leveler gagal, dan monarki kembali pada tahun 1660. Perjanjian baru antara perlemen
denganmonarki, yang disebut glorious revolution 1688, denagn efektif menutup peluang
rakyat jelata dalam proses politik. P-ada saat itu banyak Negara yang telah memiliki
perlemen atau majlis, tetapai sama dengan di inggris, sedikit sekali warga Negara yang
diperbolehkan memilih. Semua majlis ini tidak memiliki kekuasaan yang nyata, atau
seluruhnya terdiri dari orang-orang kaya dan memiliki hak istimewa.

Kedua revulusi ini terjadi sebagai reaksi terhadap tirani. Keduaanya menuntut hak rakyat
untuk memilih pemerintah atau penguasayang mereka kehendaki. Orang-orang amerika yang
dijajah, yang merasa bahwa mereka membanyar pajak kepada sebuah Negara namun tidak
dilibatkan dalam penentuannya, menciptakan selogan tidak ada pajak tanpa perwakilan.
Deklarasi kemerdekaan yang mereka tanda tangani pada tahun 1776 menekankan bahwa
pemerintahan hanya bias memberikan kekuasaan dengan persetujuan dari pihak yang
diperintahkan. Di perancis deklarasi hak-hak memproklamasikan bahwa sumber semua
kedaulatan ada ditangan rakyat. Untuk ukuran waktu itu, deklarasi-deklarasi ini benar-benar
merupakan revolusi demokratis.

Setelah menghapus system pemerintahan senelumnya, kaum revolution merancang


perwakilan, dimana rakyat memilih beberapa orang untuk menjadi wakil mereka di majelis
yang baru.

Pelaksanaan demokrasi perwakilan ini tidak bias dielakkan . namun, beberapa pemikir politik
masih merasa kuatir bahwa demokrasi ini akan rusak dalam prosesnya.

Para pemikir inggris paine dan mill menganjurkan agar pemilihan umum diadakan sesering
mungkin untuk mencegah para wakil lipa terhadap rakyatnya. Paine dan mill mengemukakan
apabila wakil tersebut ingin dipilih lagi maka harus mendengar apa yang disuruhkan para
pemilihnya. Sam aseperti kaum leveler, keduanya percaya masa jabatan para wakil harus
terbatas.

Para pemikir lainnya, tidak setuju dengan pained an mill. Burke dan Hamilton menyukai
kenyataan bahwa demokrasi perwakilan menjembatani pemerintah yang cerdas dan rakyat
yang bodoh, bahkan demokrasi perwakilan memungkinkan para wakil yang terdidik dan
cerdas bias membuat keputusan yang bijak dan tepat daripada rakyat yang bodoh.

Ketegangan antara dua kelompok ini berlangsung sampai hari ini. Kelompok yang sat uterus
memdorong terbentuknya demokrasi yang lebih besar: yang satu lagi berjuan untuk
mempraktikkan demokrasi dengan menerapkan batasan-batasan tertentu yang bias dipahami.
Umumnya bias dikatakan bahwa pandangan orang-orang yang menginginkan lebih banyak
pengaruh rakyat dalam pembuatan keputusan dan lebih banyak tanggungjawab demokratis,
tegangan waktu ini terlalu lama. Masa jabatan wakil jarang dibatasi, kecuali untuk presiden
amerika serikat, yang sejak tahu 1951 hanya diizinkan memegang dua kali masa jabatan.

http://adiinaa.wordpress.com/2010/11/03/sejarah-demokrasi/
Sejarah Perkembangan Demokrasi

Sejarah Perkembangan Demokrasi


 Sejarah demokrasi 2500 tyl Yunani
 Kleistenes (508 SM)
 Solon (600 SM)
 Demokrasi Yunani respons kediktatoran Monarki Yunani Kuno
 Bentuknya demokrasi langsung (direct democracy)
 Demokrasi Yunani dan Eropa hilang memasuki abad pertengahan (600-1400 M)
 Demokrasi muncul kembali pada abad 18
 Bentuknya demokrasi tidak langsung (representative democracy)  berpaham
individualisme liberalisme
 Magna Charta 1215, Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Perancis 1789 menandai lahirnya
demokrasi modern di Eropa
 Demokrasi liberal dan demokrasi rakyat

Gelombang Demokratisasi
 Sistem Demokrasi mulai diterima oleh masyarakat dunia ketika Samuel P. Huntington
mengajukan tesis demokratisasi gelombang ketiga (democracy’s third wave)
 Gelombang pertama, berakar dari revolusi Perancis dan revolusi Amerika Serikat, namun
kemunculan lembaga-lembaga demokrasi nasional yang merupakan fenomena abad ke 19.
Dalam abad itu , lembaga-lembaga demokrasi di sejumlah besar negeri berkembang secara
berangsur-angsur sehinga sulit serta subjektif dalam menyebut suatu waktu tertentu di mana
setelah titik waktu itu system politiknya diangap demokratis.
 Gelombang kedua, sebuah gelombang demokratisasi yang pendek mulai muncul pada masa
perang dunia II. Pendudukan sekutu mendorong lahirnya lembaga-lembaga demokratis di
Jerman Barat, Italia, Austria, Jepang dan Korea, sementara tekanan Soviet mematikan
demokrasi yang baru lahir di Cekoslowakia dan Hongaria, pada dasa warsa 1940-an dan
awal dasa warsa 1950-an Turki dan Yunani bergerak kearah demokrasi.
 Gelombang ketiga, demokratisasi dalam masa 15 tahun setelah berakhirnya pemerintahan
diktator Portugal pada tahun 1974, pada sekitar 30 Negara di Eropa, Asia dan Amerika Latin
rezim rezim demokratis mengantikan rezim-rezim otoriter. Di negara negera lain berlangsung
liberalisasi yang cukup berarti dalam rezim otoriter, di negeri lain ada gerakan-gerakan yang
mendorong pertumbuhan demokrasi yang memperoleh kekuatan dan legitimasi .

Faktor Utama
 Hilangnya legitimasi rezim otoriter dan diterimanya nilai-nilai demokrasi
 Pertumbuhan ekonomi global (1960-an) mengangkat standar hidup, peningkatan mutu
pendidikan, dan bertambahnya kelas menengah
 Pergeseran doktrin Gereja Katolik
 Perubahan kebijakan dari para pemimpin Eropa, Amerika Serikat, dan Uni soviet
 Efek demonstrasi yang semakin membesar dalam transisi menuju demokratisasi

Transisi menuju Demokrasi


 Berakhirnya rezim otoriter
 Dibangunnya rezim demokratis.
 Konsolidasi rezim demokratis.
http://bepheplengeh.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai