Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Data pengamatan

Hari ke- Gambar Pengamatan Keterangan


(kondisi - Belum terjadi
awal setelah 30 perubuhan dari
menit) warna
- Agar-agar sudah
mengeras

Hari ke-1 Terjadi


(setelah 24 jam) perubahan pada pelat
besi (Fe) dan tembaga
(Cu). Pada hari pertama,
permukaan pelat besi
terdapat lapisan
berwarna biru dan pada
pelat baja terdapat
perubahan warna pada
permukaan menjadi
sedikit merah jambu. Hal
tersebut menunjukan
bahwa besi bersifat
anodik sedangkan
tembaga bersifat katodik
Hari ke-2 Pada masing-
(setelah 48 jam) masing pelat, perubahan
warna semakin pekat

Hari ke-3 Pada hari ketiga,


(seletah 72 jam) perubahan warna biru
pada besi (Fe) semakin
banyak dan terlihat
sedikit gradasi kehijauan
dan pada tembaga (Cu)
warna pink dominan
menyebar dan sedikit
buram
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan identifikiasi korosi logam berdasarkan
indikator dengan menjukan daerah yang bersifat anodik dan katodik pada logam. Logam
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah besi (Fe) dan tembaga (Cu).

Pertama kali yang harus dilakukan pada percobaan kali ini adalah pembuatan
media agar dengan menggunakan campuran agar-agar 4 gram, 0,06 gram Kalium
Ferricyanida 0.06 gram Kalium Ferrocyanida, 0.1 gram NaCl dan 3 tetes indikator
Phenolptalein. Penggunaan agar-agar sebagai media indikator adalah sebagai larutan
kontrol, yaitu larutan yang akan menghalangi kontak antara logam dengan lingkungan
di luar agar-agar, sehingga proses korosi yang terjadi merupakan proses yang
dipengaruhi oleh lingkungan didalam agar-agar dan selain itu memberikan kemudahan
pada proses pengamatan karena agar-agar bersifat trasparan. Penambahan NaCl
bertujuan sebagai jembatan garam sehingga mobilitas elektron akan terus meningkat
dan proses pengkorosian semakin cepat. Penambahan K3Fe(CN)6 (ferrocianida)
bertujuan untuk menunjukan bagian logam yang teroksidasi dengan membebaskan Fe2+
ditandai dengan warna biru sedangkan indikator phenolphthalein akan mengindikasikan
pembentukan OH- pada katoda dengan warna pink.

Selanjutnya larutan yang sudah dibuat, dimasukkan ke dalam cawan petri yang
berisi pelat besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang sudah terhubung dengan kabel. Pada
proses pengamatan dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Pada hari pertama, logam
besi (Fe) terdapat sedikit warna biru yang mengindikasikan bahwa logam sedikit
terkorosi. Pada hari kedua logam besi (Fe) terkorosi semakin banyak dengan warna biru
pekat pada permukaan logam dan menyebar pada media agar, dan hari ketiga logam
besi (Fe) hampir tertutup dengan warna biru yang lebih pekat dan terdapat gradasi hijau
tua. Warna biru tua pada logam besi (Fe) menunjukkan bahwa besi teroksidasi yaitu
dengan terjadinya pembebasan Fe2+sehingga daerah tersebut dapat dinyatakan sebagai
daerah anoda. Reaksi yang terjadi :

Fe(s) Fe2+ + 2e-

Reaksi keseluruhan yang berlangsung pada percobaan sebagai berikut :

3Fe + K3Fe(CN)6 → 3Fe[Fe(CN)6] (warna biru tua)+ 4K

keseluruhan reaksi, menghasilkan senyawa K3Fe(CN)6 (ferrocianida) yang


memberikan warna biru pada media agar-agar.
Pada pengamatan logam tembaga (Cu). Perubahan warna cukup signifikan tapi
tidak terlalu pekat sehingga agar-agar disekitar tembaga (Cu) menjadi warna pink,
karena pada Cu terjadi reaksi reduksi air yang menghasilakn ion OH-. Reaksi yang
terjadi :

2H2O + O2 + 4e-→ 4OH-.

Ion OH- inilah yang menyebabkan perubahan warna menjadi warna pink.

Anda mungkin juga menyukai