Data pengamatan
Pertama kali yang harus dilakukan pada percobaan kali ini adalah pembuatan
media agar dengan menggunakan campuran agar-agar 4 gram, 0,06 gram Kalium
Ferricyanida 0.06 gram Kalium Ferrocyanida, 0.1 gram NaCl dan 3 tetes indikator
Phenolptalein. Penggunaan agar-agar sebagai media indikator adalah sebagai larutan
kontrol, yaitu larutan yang akan menghalangi kontak antara logam dengan lingkungan
di luar agar-agar, sehingga proses korosi yang terjadi merupakan proses yang
dipengaruhi oleh lingkungan didalam agar-agar dan selain itu memberikan kemudahan
pada proses pengamatan karena agar-agar bersifat trasparan. Penambahan NaCl
bertujuan sebagai jembatan garam sehingga mobilitas elektron akan terus meningkat
dan proses pengkorosian semakin cepat. Penambahan K3Fe(CN)6 (ferrocianida)
bertujuan untuk menunjukan bagian logam yang teroksidasi dengan membebaskan Fe2+
ditandai dengan warna biru sedangkan indikator phenolphthalein akan mengindikasikan
pembentukan OH- pada katoda dengan warna pink.
Selanjutnya larutan yang sudah dibuat, dimasukkan ke dalam cawan petri yang
berisi pelat besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang sudah terhubung dengan kabel. Pada
proses pengamatan dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Pada hari pertama, logam
besi (Fe) terdapat sedikit warna biru yang mengindikasikan bahwa logam sedikit
terkorosi. Pada hari kedua logam besi (Fe) terkorosi semakin banyak dengan warna biru
pekat pada permukaan logam dan menyebar pada media agar, dan hari ketiga logam
besi (Fe) hampir tertutup dengan warna biru yang lebih pekat dan terdapat gradasi hijau
tua. Warna biru tua pada logam besi (Fe) menunjukkan bahwa besi teroksidasi yaitu
dengan terjadinya pembebasan Fe2+sehingga daerah tersebut dapat dinyatakan sebagai
daerah anoda. Reaksi yang terjadi :
Ion OH- inilah yang menyebabkan perubahan warna menjadi warna pink.