NIM : 5183240024
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat pada waktu yang
ditentukan dan dengan sebaik – baiknya.
Maksud dari saya melakukan tugas ini yaitu untuk memenuhi penyelesaian tugas
pada mata kuliah MIKROBIOLOGI PANGAN, diharapkan agar makalah ini dapat
memberikan ilmu tambahan bagi pembaca.
Saya sangat menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak
akan selesai sesuai dengan baik dan juga lancar. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
Dan tentunya saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan yang akan datang. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat dan yang
pastinya dapat memenuhi harapan dari berbagai pihak.
Desy Pasaribu
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
DAFTAR PUSTAKA 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup dengan ukuran yang kecil bahkan ada
yang tidak dapat lansung dilihat dengan kasat mata. Dalam perkembangan kehidupan
manusia, pengertian mikroorganisme memiliki tahapan yang cukup panjang. Meskipun
pada awalnya sulit untuk mengetahui keberadaan mikroorgansme tersebut dalam
makanan. Sehingga dalam perkembangannya terdapat beberapa era pembangain
perkembangan. Sebelum mengerti mengenai bakteriologi tersebut, maka era ini disebut
sebagai era pengumpulan makanan atau era perburuan dimana diperkirakan makanan
dimasak untuk pertama kalinya. Era ini terjadi lebih dari satu juta sampai 8000 tahun
yang lalu.
Era ini kemudian berkembang kepada era pengahsil makanan yaitu pada 8000
sampai 10.000 tahun yang lalu. Pada era ini, kesadaran akan adanya pembusuan
makanan mulai muncul. Selain itu, proses pengolahan makanan dan penyimpanan
makanan mulai dilakukan. Sekitar 5000 SM, ditemuka adanya pembuatan panciketel di
daerah eropa dengan penemuan lain seperti pengolahan sereal, pembuatan bir, dan
penyimpanan makanan. Sementara di Mesir, telah dilakukan engolahan terhadap susu,
metega dan keju. Sementara bangsa Yahudi memanfaatkan garam di laut mati dalam
pengolahan dan penyimpanan makanan. Dan Cina juga melakukan pengasinan pada
pengolahan ikan mereka.
Ada begitu panjang proses pengenalan manusia terhadap mikrobiologi pangan ini
terhadap pemanfaatannya pada makanan. Bahkan sampai sekarang perkemabngan
mengenai penggunaan mikrobiologi terhadap pengolahan dan penyimpanan makanan
masih terus berlanjut. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan mikro
biologi yang terdapat di Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan mikroorganisme dan mikrobiologi?
2. Apakah yang dimaksud dengan mikrobiologi pangan?
3. Bagaimana sejarah mikrobiologi pangan di Indonesia?
1
2
C. Tujuan
1. Menjelaskan mengenai mikroorganisme dan mikrobiologi.
2. Mengetahui mengenai mikrobiologi pangan.
3. Menjelaskan sejarah mikrobiologi pangan di Indonesia.
4. Mengetahui manfaat dari mikrobiologi pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang focus pada
perkembangan dan pemanfaatan mengenai mikroorganisme
terhadap lingkungan dan peradaban manusia. Mikroorganisme
memiliki banyak jenis baik sel hewan maupun tumbuhan.
Pengelompokannya memiliki pengelompokan tersendiri serpeti
bakteri, kapang atau yeast dan jamur.
B. Pengertian Mikrobiologi Pangan
Mikrobiologi pangan merupakan ilmu yang mempelajari efektivitas
dari mikrobiologi terhadap makanan. Dalam hal ini, mikrobiologi
bukan hanya berbicara mengenai bagaimana memanfaatkan
mikroorganisme dalam pengolahan makanan saja. Namun dalam hal
efek negative dari hadirnya mikroorganisme tersebut dalam
makanan.
Perkembangan ilmu ini sangatlah panjang, penemu awalnya
memperkirakan bahwa mikroorganisme berasal dari bahan makanan
tersebut. Kemudian hal itu dipatahkan dengan penjelasan bahwa
mikroorganisme berasal dari udara. Dan pada akhirnya penelitian
menunjukkan bahwa mikroorganime merupakan amkhluk hidup yang
sangat kecil yang tidak berasal dari udara atau bahan makanan
tersebut namun memang sudah ada sebelumnya.
Praktik mikrobiologi pangan berkembang menjadi tradisional dan
modern. Praktik tradisional berupa fermentasi pada makanan seperti
pembuatan keju, anggur dan lainnya. Sementara secara modern
seperti pemanfaat dalam hal bioteknologi, biogeokimia, pengolahan
air, pengolahan limbah dan masih banyak lainnya.
1. Tempe
Kata tempe berasal dari Jawa Tengah, Indonesia. Itu bukan berasal dari
Cina (seperti makanan kedelai lainnya di Indonesia), dan itu tidak dimulai dengan
kata tau atau tao (seperti halnya tauci, tauco, taugé, taujiong, tahu, takua) (Astuti
1999). Referensi tempe yang paling awal diketahui adalah ditemukan dalam naskah
Serat Centhini dan pertama dikutip dalam History of Tempeh (Shurtleff dan Aoyagi
1979) dan kemudian dalam The Book of Tempeh (Shurtleff dan Aoyagi 1985),
sehingga dianggap tempe berasal dari Jawa pada awal 1600-an. Serat Centhini
(naskah Centhini), karya sastra Jawa modern dan sejenisnya ensiklopedia, mungkin
ditulis sekitar tahun 1815. Pada satu halaman kata tempe muncul, menunjukkan
bahwa tempe diproduksi pada awal abad ketujuh belas (Okada 1988). Prinsen
Geerligs (1896), seorang Belanda, adalah yang pertama memberi nama cetakan
tempe sebagai Rhizopus oryzae. Pada tahun 1905, Dr Kendo Saito dari Universitas
Kekaisaran Tokyo menjelaskan bahwa mikroorganisme tempe utama adalah
Rhizopus oligosporus (Kendo 1905). Tempe diperkenalkan ke Jepang oleh Dr
Nakano Masahiro pada tahun 1958 dan beberapa makalah yang diterbitkan tentang
tempe ditulis oleh ilmuwan Jepang. Tempe diperkenalkan ke populasi India oleh
para misionaris di Travancore, India Selatan pada tahun 1936, tidak berhasil,
karena mereka tidak memiliki minat pada produk fermentasi yang tidak diketahui
ini.
Tempe adalah fermentasi kacang - kacangan dengan bantuan jamur,
Rhizopus sp. Kedelai utuh yang dihidrasi, dimasak, dihilangkan kulitnya
difermentasi oleh Rhizopus sp. Menurut Steinkraus (1980), tempe adalah protein
sel tunggal yang tumbuh pada substrat yang dapat dimakan. Fermentasi tempe
mirip dengan fermentasi keju karena hidrolisis protein dan lipid terjadi,
peningkatan intensitas, dan asam amino bebas dilepaskan (Steinkraus 1983). Dalam
produksi industri, dapat diawetkan dengan pengeringan atau pembekuan. Ada dua
periode fermentasi tempe yang berbeda. Pertama terjadi selama perendaman
kedelai dan menghasilkan pengasaman oleh fermentasi bakteri asam laktat. Kedua
5
Asam laktat, asam asetat, asam suksinat, etanol, dan gliserol diproduksi selama 2-
14 hari fermentasi. Hidrolisis pati dan maltosa menghasilkan glukosa, yang
digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya selama fermentasi.
7. Tuak
Tuak (arak) adalah salah satu minuman beralkohol asli yang paling dikenal
di wilayah Sumatera Utara Indonesia. Arecaceae seperti nira aren (Arenga pinnata)
dan nipa (Nypa fruticans) disebut nira, jus manis dengan pH antara 5,5-6,5% dan
kadar air 80-90%, difermentasi secara spontan melalui aplikasi satu atau lebih
beberapa jenis woodbark atau root, disebut raru (Xylocarpus woodbark atau
berbagai hutan manggis), ke dalam air nira aren (Arenga pinnata) dengan
keterlibatan ragi alami selama 2-3 hari. Rasa manis nira aren adalah karena adanya
gula (sukrosa, glukosa, fruktosa, dan maltosa). Kadar gula 12,30-17,40%, dan gula
pereduksi 0,5-1%. Selain gula, jus mengandung bahan-bahan lain seperti protein,
lemak, air, pati, dan abu serta asam organik (sitrat, malat, suksinat, laktat, fumarat)
yang berperan dalam pembentukan gula merah yang spesifik. fl avor (Judoamidjojo
1985). Oleh karena itu, nira aren adalah media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan ragi dan perlu diawetkan sesegera
mungkin. Kehadiran mikroorganisme dapat merusak nira aren yang ditandai
dengan pembentukan lendir menjadi keruh, keruh, hijau, putih, dan rasa asam
berbusa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikrobiologi pangan merupakan ilmu yang mempelajari cara dan
proses dalam pemanfaatan mikroorganisme dalam pengolahan
makanan, penyimpanan makanan, pencegahan makanan dari
kerusakan akibat mikroorganisme itu sendiri serta manfaat
mikroorganisme tersebut baik manfaat baik positif maupun negatif.
Perkembangan mikroorganisme sudah dilakukan sejak manusia masuk dalam era
perburuan makanan. Kemudian mulai berlanjut pada peradaban mesir, yahudi, cina dan
eropa serta berkembangan hingga sekarang.
B. Saran
Perkembangan mikroorganisme yang terjadi terkhusus di Indonesia haruslah lebih
ditigkatkan lagi dalam pengkajiannya. Sehingga dapat ditemukan pengolahan dengan
metode – metode baru terhadap makanan dan mikroorganisme tersebut. Dan semoga
pencatatan serta penelitian mengenai makanan kahs Indonesia yang menggunakan
pemanfaatan mikroorganisme lebih di perhatikan lagi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Jyoti Prakash Tamang. 2016. Ethnic Fermented Foods and Alcoholic Beverages of Asia.
SPRINGER: INDIA