Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum ke-2 Tanggal Mulai: 26 Februari 2021

MK. Dietetika Penyakit Degeneratif Tanggal Selesai: 28 Februari 2021

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


PADA PENDERITA HIPERTENSI

Disusun Oleh:Kelompok 6
AFIFAH MAGHFIRAH NST 5183540009
ANNISA GINTING 5183540011
ANNISA MIRANDA 5183240016
MAULANI N BR TOBING 5181240008
NABILA ZENDHIA ULHAQ 5181240005
NADHIRA HASYA SYAUKI 5183240008

Dosen Pengampu:
Rasita Purba, M. Kes
Erni Rukmana, S.Gz., M.Si
Tyas Permatasari, S Gz., M.Si
Nila Reswari Haryana, S.Gz., M.Si

PROGRAM STUDI S1 GIZI


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Gambaran Kasus

Ny. S usia 75 tahun adalah ibu rumah tangga yang mempunyai masalah hipertensi
sejak usia remaja. Ny S memiliki BB 50 kg dan TB 150 cm. sehari-harinya Ny S
hanya melakukan aktivitas fisik ringan seperti memasak dan membereskan rumah. Ny
S sangat menyukai makanan yang berlemak seperti makanan yang diolah
menggunakan santan dikarenakan Ny S yang berasal dari suku batak yang terdapat
sebanyak sekali olahan yang menggunakan santan. Ny S tidak suka berolahraga, Ny S
lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan merawat tanaman. Ny
S sering mengeluh pusing dan sulit untuk berjalan jauh. Hasil pemeriksaan fisik dan
klinik :jantung berdebar kencang, kaki kesemutan Ketika lama berjalan. Tekanan
darah saat ini 150/95 mmHg.

Hasil pemeriksaan laboratorium

1. Hb 13.7 g/dL (normal)


2. Asamurat 10.5 mg/dl (hiperurisemia)
3. Kolestrol 212 mg/dL ( normal )
4. Ureum 28 gr/dL (normal)

Hasil food recall diketahui jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi sebagai
berikut:

Pagi : nasi goreng dan telur ceplok lalu meminum teh manis
Selingan1 : roti manis
Siang : kari ayam dan nasi lalu 1 buahjeruk
Selingan sore : roti manis dan teh manis
Malam : hanya kari ayam saja

2
Rata-rata konsumsi makanan Ny. S adalah sebagai berikut :

1. Asupan energi : 1.235 kkal


2. Asupan protein : 46,7 gram
3. Asupan lemak : 29,54 gram
4. Asupan karbohidrat : 168,22 gram

3
BAB I
ASSESSMENT GIZI
A. Skrining Gizi

Ny S berusia 75 tahun dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan 50 kg mengalami
hipertensi sejak remaja ditandai dengan menyukai masakan yang mengandung lemak
berlebih tekanan darah Ny S adalah 150/90 mmHg yang mana menurut JNC-7 klasifikasi
tekanan darah Ny S adalah hipertensi stadium I yaitu sekitar 140-150 mmHg.

B. Antropometri

Domain Data Interpretasi


AD-1.1.1 150 cm -
(Tinggi)
AD-1.1.2 50 kg -
(Berat badan)

C. Biokimia

Domain Data Interpretasi


BD-1.5.5 28 gr/dL Normal
(protein )
BD-1.7.5 212 mg/dl Normal
(kolestrol total )
BD-1.10.1 13.7 gr/dL Normal
(Hemoglobin)
BD-1.7.6 150/95 mmHg Tinggi
(Tekanan darah)

4
D. Fisik/klinik

Domain Data Interprestasi


FH-1.2.2.1 Ny S memasak makanan -
(Jumlah makanan )
FH-1.2.2.1 Makanan berlemak -
(Jenis makanan )
FH-1.2.2.3 3 kali makanan utama dan 2 -
(Pola Makan) kali selingan
FH-1.2.2.5 Tidak bervariasi -
(Variasi Makanan) dikarenakan terlihat di re-
call memakan makanan
secara berulang. Serta tidak
terdapat sayuran
FH-1.5.13 29,56 gram Kurang
(lemak harian)

E. Riwayat Personal
Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 75 tahun -
(Umur)
CH-1.1.2 perempuan -
(Jenis kelamin )
CH-2.1.3 SukuBatak -
(ras/etnis)
CH-2.1.11 10.5 mg/dl Tinggi
(Neurologis) (hiperurisemia)

5
BAB II
DIAGNOSA GIZI

Pola makan salah (P) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang manfaat sayur serta
menu seimbang (E) ditandai dengan suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis,
makanan berlemak yang diolah dengan santan dan kurang mengkonsumsi sayur NB 1.5
Penurunan kebutuhan zat gizi khusus (Na) (P) berkaitan dengan riwayat makan yang salah
yaitu suka mengkonsumsi makanan bersantan (E) ditandai dengan hasil pemeriksaan fisik
klinis tekanan darah 150/95 mmHg kategori hipertensi tingkat 1 NI 5.4
Kurangnya aktifitas fisik (P) berkaitan dengan jantung yang berdebar-debar serta pusing saat
berjalan jauh (E) ditandai dengan kebiasaan tidak suka berolahraga dan menghabiskan
waktunya dengan membaca bukuNB 2.1
Gagguan Utilitas Zat Gizi (P) berkaitan dengan kegagalan fungsi ginjal (E) ditandai oleh
hiperurisemia NC 2.1

6
BAB III
INTERVENSI GIZI

A. Perencanaan (Terapi Diet)


 Tujuan Diet :
- Menurunkan tekanan darah menjadi normal.
- Memperbaiki pola asupan makanan.
- Menjaga agar berat badan tetap di ambang batas normal.
- Menjaga kadar kolestrol agar di ambang batas normal.
- Membatasi konsumsi natrium menjadi 1000-1200 mg.
- Meningkatkan pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang dan
meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya aktivitas fisik.
 Prekripsi Diet :
- Pasien akan diberikan diet rendah garam III (1000-1200 mg Na).

B. Implementasi (Terapi Edukasi)


 Terapi Edukasi :
- Memberikan edukasi mengenai gizi selama 20 menit.
- Mengadakan konseling gizi mengenai jenis dan menu makanan yang tepat untuk
pasien hipertensi
- Memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang dan
pola hidup sehat.
- Memberikan rekomendasi menu yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Memberi konseling pada pasien dan keluarga pasien akan pentingnya pemberian
motivasi dan semangat agar pasien dapat mencapai kesembuhan dari hipertensi.

7
RANCANGAN MENU

Perhitungan Kebutuhan Energi


BB : 50 kg
TB : 150 cm
IMT : 22,23 kg/m2 (normal)
Usia : 75 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

Rumus Harris Benedict


AMB = [655 + ( 9,6 x BB kg) + (1,8 x TB cm) - (4,7 x Usia)]
= [655 + 480 + 270 - 352,5]
= 1.052,5 kkal
TEE = AMB x Faktor Aktivitas (Ringan)
= 1.052,5 x 1,3
= 1.368,2 kkal
Karbohidrat = 60% x TEE
= 60% x 1.368,2 kkal
= 820,9 kkal : 4
= 205 gr
Protein = 15% x TEE
= 15% x 1.368,2 kkal
= 205,2 kkal : 4
= 51,3 gr
Lemak = 15% x TEE
= 15% x 1368,2 kkal
= 205,2 kkal : 9
= 22,8 gr
Natrium = 1000-1200 mg (Diet Rendah Garam III)

8
Susunan Menu Hipertensi
Waktu Menu Jumlah Kandungan Gizi
Makan (gr) Energi Lemak Karbohidrat Protein Natrium
Makan Nasi tim 100 gr 173 5,4 16,5 13,8 0
Pagi ayam
(07.00) Sup 50 gr 9,5 0,1 2,05 0,4 11,5
oyong
Pepaya 40 gr 18 0,12 3,24 1,04 0,8
Selingan Bubur 50 gr 65 1,84 10,6 2,12 23
Pagi kacang
(10.00) hijau
Teh 240 ml 2 0 0,67 0,02 0
hangat
Makan Nasi putih 150 gr 193,5 0,42 41,8 3,9 1
siang
Ayam 60 gr 242,4 13,7 4,4 24,6 286,2
(13.00)
rica-rica
Tumis 50 gr 12 0,24 10,2 0,31 118,5
labu siam
wortel
jeruk 60 gr 28,2 0,072 7,05 0,56 0
Selingan Susu 250 ml 120 3 13 9 130
sore Puding 30 gr 38,1 1,08 6,36 0,72 196
(16.00) buah
Makan Nasi putih 150 gr 193,5 0,42 41,8 3,9 1
malam Cah 30 gr 29,4 2,6 1,2 0,77 115,2
(19.00) kangkung
Ikan 50 gr 84 1,22 0 17,2 68
bawal
steam
Semangka 40 gr 12 0,37 3,02 0,24 0,4
TOTAL 1.208,6 30,5 161,89 60,78 951,6

9
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. Dampak Perilaku dan Lingkungan Terkait Gizi

Menurut Budiono (2015) bahwater dapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status
kesehatan penderita hipertensi pada masyarakat Desa Naben. Ny. S tidak suka berolahraga
dan hanya melakukan aktivitas fisik ringan seperti memasak dan membereskan rumah.
Direkomendasikan aktifitas fisik 2x seminggu selama 15 menit.
Aktivitas olahraga atau aktivitas fisik secararutin dapat menurunkan dan menstabilkan
tekanan darah. Dikarenakan kurangnya aktivitas fisik dapat membuat organ tubuh dan
pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendatsehingga meningkatkan tekanan darah.

B. Dampak Asupan Makanan dan Zat Gizi

Sewaktu muda Ny. S menyukai makanan berlemak yang diolah dengan santan. Ny. S
diberi penerapan diet gizi seimbang serta perbaikan pola asupan melalui DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertension) meliputi konsumsi lebih banyak sayur (4-5 porsi/hari),
pemanis dan gula (≤ 5 porsi/minggu) dan diberikan diet rendah garam 3 III (1000-1200 mg
Na).

C. Dampak Terhadap Tanda dan Gejala Terkait Gizi

Dalam kasus ini Ny. S didiagnosis hipertensi tingkat 1 berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik klinis tekanan darah mencapai 150/95 mmHg dan data biokimia juga menunjukkan
kadar asam urat sebesar 10.5 mg/dl. Selain hipertensi Ny. S juga terkena hiperurisemia.
Kebiasaan makan pasien dapat meningkatkan resiko hipertensi tingkat 2, dikarenakan
kelebihan konsumsi makanan berlemak dan aktifitas yang kurang. Karena hal itu, pasien akan
di monitor untuk memperbaiki kebiasaan makan yang salah agar mampu mengurangi resiko
hipertensi lebih parah.

10
BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisa Skrining dan Antropometri


Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan pada pasien Ny. S adanya keluhan pusing
dan sulit untuk berjalan jauh. Hasil pengukuran antropometri pada pasien dengan BB 50 kg
dan TB 150 cm didapatkan bahwa pasien memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) sebesar 22,2
kg/m2 yang mana menurut WHO masuk dalam kategori normal (18,5-25,0).Selain itu, Ny. S
juga sudah menderita hipertensisejak usia remaja.Pada data assesment yang dilakukan Ny.S
memiliki tekanan darah yang tergolong tinggi yaitu mencapai 150/90 mmHg, dalam
klasifikasi menurut JNC-VII 2003 Ny. S dikategorikan hipertensi tingkat I.

B. Analisis Dokter/Ahli Gizi

Berdasarkan data skrining dan antropometri didapatkan bahwa Ny.S menderita


hipertensi tingkat I sehingga diperlukan intervensi gizi dengan kolaborasi antara dokter dan
ahli gizi untuk melakukan NCP (Nutrition Care Process) dalam merancang menu dan juga
terapi edukasi terhadap Ny.S. Setelah melakukan analisis makan pasien diberikan diet rendah
garam III.
Tujuan utama dalam melakukan intervensi gizi pada pasien dengan kasus hipertensi
yaitu dapat menurunkan tekanan darah pada pasien dan dapat digunakan sebagai langkah
preventif terhadap penyakit hipertensi pasien kemudian memberikan pengetahuan terkait pola
makan gizi seimbang, aktivitas fisik, pengetahuan dalam memilih makanan yang tepat dan
bergizi agar pasien ke depannya dapat menjalankan polahidup sehat dan mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang.

C. Analisis Diagnosis Gizi

Diagnosis gizi merupakanproses identifikasi dan memberi nama masalah gizi yang
spesifik karena profesi ditetik bertanggung jawab untuk merawatnya secara mandiri.
Diagnosis gizi ditulis dengan kalimat terstruktur sesuai dengan komponennya yaitu Problem
(P), Etiology (E), dan Signs & Symptoms (S) dan disingkat menjadi P-E-S.
Diagnosa yang diberikan pada pasien adalah Pola makan salah berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan tentang manfaat sayur serta menu seimbang ditandai dengan suka
mengkonsumsi makanan dan minuman manis, makanan berlemak yang diolah dengan santan

11
dan kurang mengkonsumsi sayur (NB 1.5).Penurunan kebutuhan zat gizi khusus (Na)
berkaitan dengan riwayat makan yang salah yaitu suka mengkonsumsi makanan bersantan
ditandai dengan hasil pemeriksaan fisik klinis tekanan darah 150/95 mmHg kategori
hipertensi tingkat I(NI 5.4). Kurangnya aktifitas fisik berkaitan dengan jantung yang
berdebar-debar serta pusing saat berjalan jauh ditandai dengan kebiasaan tidak suka
berolahraga dan menghabiskan waktunya dengan membaca buku(NB 2.1). Gagguan Utilitas
Zat Gizi berkaitan dengan kegagalan fungsi ginjal (E) ditandai oleh hiperurisemia (NC 2.1).

D. Analisis Intervensi Gizi

Intervensi gizi terdiri dari perencanaan dan implementasi yang dilakukan terhadap
Ny.S. Perencanaan intervensi yang dilakukan terdiri dari menentukan tujuan diet dan
melakukan preskripsi diet serta merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Pasien Ny.S
mengalami penyakit hipertensi sehingga tujuan dan preskripsi diet yang dilakukan untuk
menurunkan tekanan darah serta memberi pengaturan asupan natrium pasien. Pada
implementasi, pengaturan pemberian diet serta pemberian edukasi dan konseling juga
dilakukan pada pasien. Pemberian edukasi dilakukan untuk memberikan edukasi terkait
makanan apa yang harus dibatasi serta mendorong agar pasien dapat melakukan aktivitas
fisik sederhana namun rutin.
Preskripsi diet secara singkat menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan
energi dan zat gizi individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi, frekuensi
makan. Untuk Ny.S diberikan perskripsi diet rendah garam. Adapun implementasi atau terapi
edukasi yang diberikan pada pasien, yaitu :
- Memberikan diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)
- Melakukan edukasi gizi tentang pola makanan selama 20 menit.
- Mengadakan konseling gizi mengenai menu makanan yang tepat.
- Memberikan edukasi atau penjelasan diet rendah natrium kepada pasien.
- Membuat menu yang bergizi dan seimbang untuk pasien obesitas.
- Pentingnya motivasi dan semangat untuk mencapai kesembuhan pada
pasienhipertensi.

12
E. Analisis Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon pasien
terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Monev yang dilakukan terkait perilaku
pasien yaitu mempunyai kebiasaan menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan
merawat tanaman, tidak suka berolahraga dan hanya melakukan aktivitas fisik ringan seperti
memasak dan membereskan rumah. Monev yang dilakukan ahli gizi adalah meningkatkan
kesadaran pasien dan memberi motivasi pasien dalam memulai dan menerapkan apa yang
telah disarankan terkait kesehatan seperti pengaturan pola makan dan aktivitas
fisik.Direkomendasikan melakukan aktifitas fisik 2x seminggu selama 15 menit.
Monev terkait asupan makanan yang ditunjukkan Ny.S yaitu menyukai makanan yang
berlemak seperti makanan yang diolah menggunakan santan. Monev yang dilakukan ahli gizi
adalah Ny. S diberi penerapan diet gizi seimbang serta perbaikan pola asupan melalui DASH
(Dietary Approaches to Stop Hypertension) meliputi konsumsi lebih banyak sayur (4-5
porsi/hari), pemanis dan gula (≤ 5 porsi/minggu) dan diberikan diet rendah garam III (1000-
1200 mg Na).
Monev yang dilakukan terkait dampak tanda dan gejala yang dilakukan yaituNy. S
didiagnosis hipertensi tingkat 1 berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis tekanan darah
mencapai 150/95 mmHg dan data biokimia juga menunjukkan kadar asam urat sebesar 10.5
mg/dl. Selain hipertensi Ny. S juga terkena hiperurisemia. Sehingga pengaturan monev dapat
dilakukan dengan pembatasan makanan rendah garam atau natrium.

13
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny. S dengan TB 150 cm dan BB 50 kg di diagnosa Hipertensi, yang ditandai dengan
sejak remaja ditandai dengan menyukai masakan yang mengandung lemak berlebih. Tekanan
darah Ny S adalah 150/90 mmHg yang mana menurut JNC-7 klasifikasi tekanan darah Ny S
adalah hipertensi stadium I yaitu sekitar 140-150 mmHg. Diet yng diberikan untuk Ny. S
yaitu diet rendah garam III (1000-1200 mg Na) per hari. Memperbaiki pola asupan makanan.
Memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang dan pola hidup
sehat.

B. Saran
Diet energi rendah garam III (100-1200) harus perhari. Dan di kombinasikan dengan
memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang dan pola makan
yang sehat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi, Edisi 4. Jakarta:
Penerbit BukuKedokteran EGC

Nuraini, dkk. 2017. Dietetik Penyakit Infeksi. Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.

15
Lampiran 1. Perencanaan dan Implementasi Asuhan Gizi

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI

Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan (CH 1.1.2)


Umur : 75 Tahun (CH 1.1.1)
Diagnosa Dokter : Hipertensi tingkat I

Assessment Intervensi Rencana


Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi

1. Diagnosa Medis Tujuan Diet : Tujuan: Antropometri


- Menurunkan tekanan -Memberikan
Hipertensi Hipertensi  Dilakukan
darah menjadi normal. edukasi
penimbang
2. Antropometri - Memperbaiki pola mengenai gizi
an setiap
- BB = 50 Kg (AD1.1.5) asupan makanan. selama 20
minggu
- TB = 150cm (AD 1.1.1) - Menjaga agar berat menit.
untuk
- Status Gizi = badan tetap di ambang -Mengadakan
melihat
Berdasarkan IMT status gizi batas normal. konseling gizi
Penurunan perubahan
dalam kategori normal yaitu

16
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi

22.2 kg/m2. kebutuhan zat gizi - Menjaga kadar mengenai bb dan


3. Biokimia khusus (Na) (P) kolestrol agar di jenis dan mengontrol
- Protein : 28 gr/dL (Normal) berkaitan dengan ambang batas normal. menu agar tetap
(BD-1.5.5) Terdapat riwayat makan - Membatasi konsumsi makanan yang dalam
- Kolesterol Total : 212 mg/dL masalah pada yang salah yaitu natrium menjadi 1000- tepat untuk kategori
(Normal) (BD-1.7.5) hasil suka 1200 mg. pasien normal
- Hemoglobin : 13.7 gr/dL pemeriksaan mengkonsumsi - Meningkatkan hipertensi
Fisik/Clinic
(Normal) (BD-1.10.1) biokimia yaitu makanan bersantan pengetahuan mengenai -Memberikan
(Setiap
- Tekanan darah : 150/95 mmHg tekanan darah (E) ditandai dengan pola makan gizi edukasi dan
Pemeriksaan)
(Tinggi) (BD-1.7.6) kategori tinggi hasil pemeriksaan seimbang dan pengetahuan
 Menurunka
4. Fisik/Clinic fisik klinis tekanan meningkatkan mengenai
n tekanan
- Ny. S memasak makanan darah 150/95 pengetahuan mengenai pola makan
darah
sendiri (FH-1.2.2.1) mmHg kategori pentingnya aktivitas gizi seimbang
menjadi
- Kebiasaan makan makanan hipertensi tingkat 1 fisik. dan pola
normal
berlemak (FH-1.2.2.2) NI 5.4 hidup sehat.
Preskripsi Diet :  Merubah
- Kebiasaan makan 3 kali Kurangnya aktifitas -Memberikan
- Pasien akan diberikan kebiasaan
makanan utama dan 2 kali fisik (P) berkaitan rekomendasi
diet rendah garam III makan agar
dengan jantung menu yang

17
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi

selingan (FH-1.2.2.3) yang berdebar- (1000-1200 mg Na). sesuai dengan lebih


- Konsumsi makanan tidak debar serta pusing kondisi bervariasi
Syarat Diet:
bervariasi (FH-1.2.2.5) saat berjalan jauh pasien. dan
1. Penurunan BB >110%
- Lemak harian 29.54 gram (FH- (E) ditandai dengan -Memberi mengurangi
BBI
1.5.13) kebiasaan tidak konseling makanan
2. Protein 15-20%
5. Riwayat Personal suka berolahraga pada pasien berlemak
3. Lemak 25-30 %
- Umur = 75 tahun (CH-1.1.1) dan menghabiskan dan keluarga
(utamakan lemak tak
- Jenis kelamin (CH-1.1.2) Terdapat waktunya dengan pasien akan Edukasi
jenuh)
- Suku Batak (CH-1.1.3) riwayat membaca bukuNB pentingnya  Kepatuha
4. Karbohidrat 50-55%
- Riwayat pemeriksaan neurologis pemeriksaan 2.1 pemberian n diet
(utamakan KH kompleks)
10.5 mg/dL dengan kategori neurologis Gagguan Utilitas motivasi dan  Meningka
5. Limit mineral khususnya
tinggi (hiperurisemia) (CH- tinggi Zat Gizi (P) semangat agar tkan
Na, K, Kal.
2.1.11) berkaitan dengan pasien dapat pengetahu
6. Latihan teratur
kegagalan fungsi mencapai an pasien
ginjal (E) ditandai kesembuhan terkait
oleh hiperurisemia dari gizi dan
NC 2.1 hipertensi. makanan
Perhitungan Kebutuhan Zat

18
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi

Gizi:

Kebutuhan energi
AMB= [655 + ( 9,6 x
BB kg) + (1,8 x TB cm)
- (4,7 x Usia)]
= [655 + 480 + 270 -
352,5]
Pola makan salah
= 1.052,5 kkal
(P) berkaitan
TEE = AMB
dengan kurangnya
x Faktor Aktivitas
pengetahuan
(Ringan)
tentang manfaat
= 1.052,5 x 1,3=1.368,2
sayur serta menu
kkal
seimbang (E)
Karbohidrat = 60% x
ditandai dengan
TEE
suka
= 60% x 1.368,2 kkal=
mengkonsumsi
820,9 kkal : 4= 205 gr
makanan dan

19
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi

minuman manis, Protein= 15% x TEE


makanan berlemak = 15% x1.368,2 kkal
yang diolah dengan =205,2kkal : 4= 51,3 gr
santan dan kurang Lemak = 15% xTEE
mengkonsumsi = 15% x 1368,2 kkal
sayur NB 1.5 = 205,2kkal : 9= 22,8gr
Natrium = 1000-1200 mg
(Diet Rendah Garam III)

20
LAMPIRAN PENUGASAN

AFIFAH MAGHFIRAH NST ( BAB 6 + FINISHING)


ANNISA GINTING ( Gambaran Kasus + BAB 1)
ANNISA MIRANDA ( BAB 2 + BAB 4)
MAULANI N BR TOBING ( BAB 5)
NABILA ZENDHIA ULHAQ ( PPT + TABEL)
NADHIRA HASYA SYAUKI ( BAB 3 (terapi diet dan edukasi) + MENU)

21

Anda mungkin juga menyukai