Disusun Oleh:Kelompok 6
AFIFAH MAGHFIRAH NST 5183540009
ANNISA GINTING 5183540011
ANNISA MIRANDA 5183240016
MAULANI N BR TOBING 5181240008
NABILA ZENDHIA ULHAQ 5181240005
NADHIRA HASYA SYAUKI 5183240008
Dosen Pengampu:
Rasita Purba, M. Kes
Erni Rukmana, S.Gz., M.Si
Tyas Permatasari, S Gz., M.Si
Nila Reswari Haryana, S.Gz., M.Si
Ny. S usia 75 tahun adalah ibu rumah tangga yang mempunyai masalah hipertensi
sejak usia remaja. Ny S memiliki BB 50 kg dan TB 150 cm. sehari-harinya Ny S
hanya melakukan aktivitas fisik ringan seperti memasak dan membereskan rumah. Ny
S sangat menyukai makanan yang berlemak seperti makanan yang diolah
menggunakan santan dikarenakan Ny S yang berasal dari suku batak yang terdapat
sebanyak sekali olahan yang menggunakan santan. Ny S tidak suka berolahraga, Ny S
lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan merawat tanaman. Ny
S sering mengeluh pusing dan sulit untuk berjalan jauh. Hasil pemeriksaan fisik dan
klinik :jantung berdebar kencang, kaki kesemutan Ketika lama berjalan. Tekanan
darah saat ini 150/95 mmHg.
Hasil food recall diketahui jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi sebagai
berikut:
Pagi : nasi goreng dan telur ceplok lalu meminum teh manis
Selingan1 : roti manis
Siang : kari ayam dan nasi lalu 1 buahjeruk
Selingan sore : roti manis dan teh manis
Malam : hanya kari ayam saja
2
Rata-rata konsumsi makanan Ny. S adalah sebagai berikut :
3
BAB I
ASSESSMENT GIZI
A. Skrining Gizi
Ny S berusia 75 tahun dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan 50 kg mengalami
hipertensi sejak remaja ditandai dengan menyukai masakan yang mengandung lemak
berlebih tekanan darah Ny S adalah 150/90 mmHg yang mana menurut JNC-7 klasifikasi
tekanan darah Ny S adalah hipertensi stadium I yaitu sekitar 140-150 mmHg.
B. Antropometri
C. Biokimia
4
D. Fisik/klinik
E. Riwayat Personal
Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 75 tahun -
(Umur)
CH-1.1.2 perempuan -
(Jenis kelamin )
CH-2.1.3 SukuBatak -
(ras/etnis)
CH-2.1.11 10.5 mg/dl Tinggi
(Neurologis) (hiperurisemia)
5
BAB II
DIAGNOSA GIZI
Pola makan salah (P) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang manfaat sayur serta
menu seimbang (E) ditandai dengan suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis,
makanan berlemak yang diolah dengan santan dan kurang mengkonsumsi sayur NB 1.5
Penurunan kebutuhan zat gizi khusus (Na) (P) berkaitan dengan riwayat makan yang salah
yaitu suka mengkonsumsi makanan bersantan (E) ditandai dengan hasil pemeriksaan fisik
klinis tekanan darah 150/95 mmHg kategori hipertensi tingkat 1 NI 5.4
Kurangnya aktifitas fisik (P) berkaitan dengan jantung yang berdebar-debar serta pusing saat
berjalan jauh (E) ditandai dengan kebiasaan tidak suka berolahraga dan menghabiskan
waktunya dengan membaca bukuNB 2.1
Gagguan Utilitas Zat Gizi (P) berkaitan dengan kegagalan fungsi ginjal (E) ditandai oleh
hiperurisemia NC 2.1
6
BAB III
INTERVENSI GIZI
7
RANCANGAN MENU
8
Susunan Menu Hipertensi
Waktu Menu Jumlah Kandungan Gizi
Makan (gr) Energi Lemak Karbohidrat Protein Natrium
Makan Nasi tim 100 gr 173 5,4 16,5 13,8 0
Pagi ayam
(07.00) Sup 50 gr 9,5 0,1 2,05 0,4 11,5
oyong
Pepaya 40 gr 18 0,12 3,24 1,04 0,8
Selingan Bubur 50 gr 65 1,84 10,6 2,12 23
Pagi kacang
(10.00) hijau
Teh 240 ml 2 0 0,67 0,02 0
hangat
Makan Nasi putih 150 gr 193,5 0,42 41,8 3,9 1
siang
Ayam 60 gr 242,4 13,7 4,4 24,6 286,2
(13.00)
rica-rica
Tumis 50 gr 12 0,24 10,2 0,31 118,5
labu siam
wortel
jeruk 60 gr 28,2 0,072 7,05 0,56 0
Selingan Susu 250 ml 120 3 13 9 130
sore Puding 30 gr 38,1 1,08 6,36 0,72 196
(16.00) buah
Makan Nasi putih 150 gr 193,5 0,42 41,8 3,9 1
malam Cah 30 gr 29,4 2,6 1,2 0,77 115,2
(19.00) kangkung
Ikan 50 gr 84 1,22 0 17,2 68
bawal
steam
Semangka 40 gr 12 0,37 3,02 0,24 0,4
TOTAL 1.208,6 30,5 161,89 60,78 951,6
9
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Menurut Budiono (2015) bahwater dapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status
kesehatan penderita hipertensi pada masyarakat Desa Naben. Ny. S tidak suka berolahraga
dan hanya melakukan aktivitas fisik ringan seperti memasak dan membereskan rumah.
Direkomendasikan aktifitas fisik 2x seminggu selama 15 menit.
Aktivitas olahraga atau aktivitas fisik secararutin dapat menurunkan dan menstabilkan
tekanan darah. Dikarenakan kurangnya aktivitas fisik dapat membuat organ tubuh dan
pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendatsehingga meningkatkan tekanan darah.
Sewaktu muda Ny. S menyukai makanan berlemak yang diolah dengan santan. Ny. S
diberi penerapan diet gizi seimbang serta perbaikan pola asupan melalui DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertension) meliputi konsumsi lebih banyak sayur (4-5 porsi/hari),
pemanis dan gula (≤ 5 porsi/minggu) dan diberikan diet rendah garam 3 III (1000-1200 mg
Na).
Dalam kasus ini Ny. S didiagnosis hipertensi tingkat 1 berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik klinis tekanan darah mencapai 150/95 mmHg dan data biokimia juga menunjukkan
kadar asam urat sebesar 10.5 mg/dl. Selain hipertensi Ny. S juga terkena hiperurisemia.
Kebiasaan makan pasien dapat meningkatkan resiko hipertensi tingkat 2, dikarenakan
kelebihan konsumsi makanan berlemak dan aktifitas yang kurang. Karena hal itu, pasien akan
di monitor untuk memperbaiki kebiasaan makan yang salah agar mampu mengurangi resiko
hipertensi lebih parah.
10
BAB V
PEMBAHASAN
Diagnosis gizi merupakanproses identifikasi dan memberi nama masalah gizi yang
spesifik karena profesi ditetik bertanggung jawab untuk merawatnya secara mandiri.
Diagnosis gizi ditulis dengan kalimat terstruktur sesuai dengan komponennya yaitu Problem
(P), Etiology (E), dan Signs & Symptoms (S) dan disingkat menjadi P-E-S.
Diagnosa yang diberikan pada pasien adalah Pola makan salah berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan tentang manfaat sayur serta menu seimbang ditandai dengan suka
mengkonsumsi makanan dan minuman manis, makanan berlemak yang diolah dengan santan
11
dan kurang mengkonsumsi sayur (NB 1.5).Penurunan kebutuhan zat gizi khusus (Na)
berkaitan dengan riwayat makan yang salah yaitu suka mengkonsumsi makanan bersantan
ditandai dengan hasil pemeriksaan fisik klinis tekanan darah 150/95 mmHg kategori
hipertensi tingkat I(NI 5.4). Kurangnya aktifitas fisik berkaitan dengan jantung yang
berdebar-debar serta pusing saat berjalan jauh ditandai dengan kebiasaan tidak suka
berolahraga dan menghabiskan waktunya dengan membaca buku(NB 2.1). Gagguan Utilitas
Zat Gizi berkaitan dengan kegagalan fungsi ginjal (E) ditandai oleh hiperurisemia (NC 2.1).
Intervensi gizi terdiri dari perencanaan dan implementasi yang dilakukan terhadap
Ny.S. Perencanaan intervensi yang dilakukan terdiri dari menentukan tujuan diet dan
melakukan preskripsi diet serta merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Pasien Ny.S
mengalami penyakit hipertensi sehingga tujuan dan preskripsi diet yang dilakukan untuk
menurunkan tekanan darah serta memberi pengaturan asupan natrium pasien. Pada
implementasi, pengaturan pemberian diet serta pemberian edukasi dan konseling juga
dilakukan pada pasien. Pemberian edukasi dilakukan untuk memberikan edukasi terkait
makanan apa yang harus dibatasi serta mendorong agar pasien dapat melakukan aktivitas
fisik sederhana namun rutin.
Preskripsi diet secara singkat menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan
energi dan zat gizi individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi, frekuensi
makan. Untuk Ny.S diberikan perskripsi diet rendah garam. Adapun implementasi atau terapi
edukasi yang diberikan pada pasien, yaitu :
- Memberikan diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)
- Melakukan edukasi gizi tentang pola makanan selama 20 menit.
- Mengadakan konseling gizi mengenai menu makanan yang tepat.
- Memberikan edukasi atau penjelasan diet rendah natrium kepada pasien.
- Membuat menu yang bergizi dan seimbang untuk pasien obesitas.
- Pentingnya motivasi dan semangat untuk mencapai kesembuhan pada
pasienhipertensi.
12
E. Analisis Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon pasien
terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Monev yang dilakukan terkait perilaku
pasien yaitu mempunyai kebiasaan menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan
merawat tanaman, tidak suka berolahraga dan hanya melakukan aktivitas fisik ringan seperti
memasak dan membereskan rumah. Monev yang dilakukan ahli gizi adalah meningkatkan
kesadaran pasien dan memberi motivasi pasien dalam memulai dan menerapkan apa yang
telah disarankan terkait kesehatan seperti pengaturan pola makan dan aktivitas
fisik.Direkomendasikan melakukan aktifitas fisik 2x seminggu selama 15 menit.
Monev terkait asupan makanan yang ditunjukkan Ny.S yaitu menyukai makanan yang
berlemak seperti makanan yang diolah menggunakan santan. Monev yang dilakukan ahli gizi
adalah Ny. S diberi penerapan diet gizi seimbang serta perbaikan pola asupan melalui DASH
(Dietary Approaches to Stop Hypertension) meliputi konsumsi lebih banyak sayur (4-5
porsi/hari), pemanis dan gula (≤ 5 porsi/minggu) dan diberikan diet rendah garam III (1000-
1200 mg Na).
Monev yang dilakukan terkait dampak tanda dan gejala yang dilakukan yaituNy. S
didiagnosis hipertensi tingkat 1 berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis tekanan darah
mencapai 150/95 mmHg dan data biokimia juga menunjukkan kadar asam urat sebesar 10.5
mg/dl. Selain hipertensi Ny. S juga terkena hiperurisemia. Sehingga pengaturan monev dapat
dilakukan dengan pembatasan makanan rendah garam atau natrium.
13
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny. S dengan TB 150 cm dan BB 50 kg di diagnosa Hipertensi, yang ditandai dengan
sejak remaja ditandai dengan menyukai masakan yang mengandung lemak berlebih. Tekanan
darah Ny S adalah 150/90 mmHg yang mana menurut JNC-7 klasifikasi tekanan darah Ny S
adalah hipertensi stadium I yaitu sekitar 140-150 mmHg. Diet yng diberikan untuk Ny. S
yaitu diet rendah garam III (1000-1200 mg Na) per hari. Memperbaiki pola asupan makanan.
Memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang dan pola hidup
sehat.
B. Saran
Diet energi rendah garam III (100-1200) harus perhari. Dan di kombinasikan dengan
memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang dan pola makan
yang sehat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi, Edisi 4. Jakarta:
Penerbit BukuKedokteran EGC
15
Lampiran 1. Perencanaan dan Implementasi Asuhan Gizi
16
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi
17
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi
18
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi
Gizi:
Kebutuhan energi
AMB= [655 + ( 9,6 x
BB kg) + (1,8 x TB cm)
- (4,7 x Usia)]
= [655 + 480 + 270 -
352,5]
Pola makan salah
= 1.052,5 kkal
(P) berkaitan
TEE = AMB
dengan kurangnya
x Faktor Aktivitas
pengetahuan
(Ringan)
tentang manfaat
= 1.052,5 x 1,3=1.368,2
sayur serta menu
kkal
seimbang (E)
Karbohidrat = 60% x
ditandai dengan
TEE
suka
= 60% x 1.368,2 kkal=
mengkonsumsi
820,9 kkal : 4= 205 gr
makanan dan
19
Assessment Intervensi Rencana
Diagnosa Gizi
Identifikasi Monitoring
Data Dasar (PES) Terapi Diet Terapi Edukasi
Masalah dan Evaluasi
20
LAMPIRAN PENUGASAN
21