R. Alya Rama Dinta (111711026) Keperawatan Bencana
R. Alya Rama Dinta (111711026) Keperawatan Bencana
a. Pra bencana
1) Pencegahan (prevension);
Upaya untuk menghilangkan atau mengurangi
kemungkinan timbulnya suatu ancaman. Misalnya
pembuatan bendungan untuk menghindari
terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman
keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb.
Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak
bisa 100% efektif terhadap sebagian besar
bencana.
2) Mitigasi (mitigation)
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi
dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya :
penataan kembali lahan desa agar terjadinya
banjir tidak menimbulkan kerugian besar.
3) Kesiap-siagaan (preparedness)
Persiapan rencana untuk bertindak ketika
terjadi(atau kemungkinan akan terjadi) bencana.
Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap
kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat
danidentifikasi atas sumber daya yang ada untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini
dapat mengurangi dampak buruk dari suatu
ancaman.
b. Saat bencana
Tanggap Darurat (Emergency Response), saat terjadi
bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk
meringankan penderitaan sementara, seperti
kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan
pengungsian. Aktivitas berupa :
1) Instruksi pengungsian
2) Pencarian dan penyelamatan korban
3) Menjamin keamaan dilokasi bencana
4) Pengkajian terhadap kerugian akibat bencana
5) Pembagian dan penggunaan alat perlengkapan
pada kondisi darurat
6) Pengiriman dan penyerahan barang material
7) Menyediakan tempat pengungsian
Pelayanan medis:
1) 48 jam pertama sejak bencana terjadi disebut fase
penyelamatan dan peertolongan atau pelayanan
medis darurat.
2) Pada fase ini dilakukan penyelamatan dan
pertolongan serta tindakan medis darurat terhadap
orang-orang yang terluka akibat bencana. Kira-kira
satu minggu sejak terjadinya bencana disebut
dengan “ fase akut”
3) Dilakukan juga perawatan terhadap orang-orang
yang terluka pada saat mengungsi atau
dievakuasi. Serta dilakukan tindakan-tindakan
terhadap munculnya permasalahan kesehatan
selama dalam pengungsian.
c. Pasca bencana
1) Pemulihan (recovery);adalah suatu proses yang
dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses
recovery terdiri dari:
2) Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara
langsung yang sifatnya sementara atau berjangka
pendek.
3) Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen
4. Apa saja dampak bencana yang bisa terjadi pada bidang kesehatan ?
Pengungsian
kesakitan↑
kematian ↑
kurang gizi
SAB & lingkungan(-)
Yankes lumpuh
Bencana
Korban masal
Luka-luka
Kecacatan Gedung (RS, Pusk,Pustu) rusak
kematian Alkes, transport, alkom rusk/hilang
Stock obat rusak/hilang
Pada saat bencana jumlah korban banyak, ada yang mengalami luka-
luka, kecacatan bahkan kematian. Korban bencana yang selamat
sementara tinggal di pengungsian. Karena bencana pelayanan
kesehatan lumpuh, angka kesakitan dan kematian meningkat, balita
dengan gizi kurang bertambah. Bencana mengakibatkan rusaknya
sarana dan prasarana kesehatan, gedung, rumah sakit dan
puskesmas rusak, alat kesehatan dan stok obat rusak atau hilang.
5. Kasus 1: Wabah penyakit demam berdarah menyerang sebuah kota
yang sangat padat penduduknya. Kota ini dibangun di daerah rawa-
rawa dan memiliki wilayah yang kumuh. Persediaan air bersih menjadi
masalah bagi warga di kota tersebut.
Kasus 2: Angin ribut yang sangat besar menyerang sebuah kota
besar yang cukup modern. Selama 15 menit angin disertai hujan
melanda kota itu. Banyak pohon dan tiang yang tumbang, begitu juga
dengan beberapa atap bangunan terbang terbawa angin. Warga
banyak yang berada di rumah ataupun di kantor.
Di antara dua keadaan itu, manakah yang lebih besar risiko
bencananya. Coba kaitkan dengan materi analisis risiko bencana
yang sudah pelajari. Jelaskan !
Jawaban: Kasus resiko yang paling besar adalah kasus 1 dikarnakan
a. dalam segi ancaman resiko kasus satu akan berdampak
buruk karena tempat yang padat penduduk dan didirikan
didaerah rawa-rawa dan kumuh yang akan tertular lewat
gigitan nyamuk sehingga banyak jatuh korban.
Sementara pada kasus 2 bencana yang terjadi berupa
angin ribut yang menumbangkan pohon dan tiang
sementara warga berada dirumah dan kantor bukan
dijalanan jadi lebih aman.
b. Dari segi kerentanan pun kasus 1 sangat rentan
dikarenakan sumber air yang kurang bersih, kurangnya
pengetahuan masyarakat perumahan dikarnakan masih
mendirikan rumah di daerah rawa.
c. Dari segi kemampuan kasus 1 tidak mampu mengelola
lingkungan skitar karena perumahan didaerah yang
kumuh.
d. Dari segi resiko pun kasus 1 akan banyak mendapat
penyakit berhungan dengan kulit dan tinnginya
peningkatan pnyakit DBD.
e. Dari segi analisa masyarakat kasus 1 memiliki tingkat
kerendahan dalam mencegah bencana.
6. Anda dihadapkan pada satu situasi kejadian bencana alam gunung
meletus seperti yang terjadi di daerah Sumatera Utara saat Gunung
Sinabung meletus. Identifikasikan, apa yang bisa dilakukan oleh
perawat sehubungan dengan peran perawat sesuai siklus bencana ?
Jawaban: Peran perawat pada pra-bencana:
Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung
api antara lain :
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah,
aliran sungai kering dan daerah aliran lahar;
b. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
c. Masuk ruang lindung darurat;
d. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
e. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
f. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata
seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah
masuknya debu ke dalam mata;
g. Jangan memakai lensa kontak;
h. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah
dengan kedua belah tangan.
Penanggulangan Pasca Bencana
Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca
bencana yaitu:
a. Rehabilitasi
1) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
2) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
3) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
4) Pemulihan social psikologis.
5) Pelayanan kesehatan
6) Rekonsiliasi dan resolusi konflik
7) Pemulihan social ekonomi budaya
8) Pemulihan keamanan dan ketertiban
9) Pemulihan fungsi pemerintahan, dan
10)Pemulihan fungsi pelayanan public.
b. Rekonstruksi
1) Pembangunan kembali prasarana dan sarana
2) Pembangunan kembali sarana social masyarakat
3) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
4) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan
peralatan yang lebih baik
5) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan dunia usaha dan masyarakat.
6) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
7) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
8) Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.