Oleh:
WULAN OKTAVIANI
NIM 04122511051
BKU FISIOLOGI KEDOKTERAN
I. PENDAHULUAN
Tranduksi sinyal
Transduksi sinyal adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal
ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel. Tujuannya untuk berlangsungnya
komunikasi antar sel, yaitu:
Untuk dapat menimbulkan respon, molekul sinyal ekstraseluler mengikat reseptor yang
spesifik pada sel
2. Reseptor intraseluler
* G protein-linked receptor
* Enzyme-linked receptor
2. Reseptor intraseluler
Kinase ini terdiri atas reseptor transmembran dengan domain tirosin kinase berada di
sitoplasma. Domain ekstraseluler merupakan bagian yang berikatan dengan molekul
ligand. Elemen transmembran berbentuk α helix. Domain intraseluler atau domain
sitoplasma bertanggung jawab pada aktivitas kinase untuk beberapa fungsi regulasi.
Ikatan suatu ligand pada domain ekstraseluler menyebabkan perubahan struktural pada
reseptor kinase yang akan memulai aktivasi enzim yang ada di domain intraseluler.
Contoh reseptor tirosin kinase adalah :
a) EGFR (epithelial growth factor receptor)
b) VEGFR (vaskular endothelial growth factor receptor)
c) Reseptor sitokin, dan
d) Reseptor insulin
II. RESEPTOR INSULIN DAN TRANSDUKSI SINYAL
Reseptor Insulin
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan sel beta
kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta,insulin
disintesis kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan
regulasi glukosa darah Insulin reseptor merupakan reseptor transmembran yang diaktifasi
oleh insulin. Struktur reseptor insulin terdiri atas 2 subunit α dan 2 subunit β. Subunit β
melewati membran sel dan diikat oleh ikatan disulfida. Berikut adalah gambaran struktur
molekul reseptor insulin :
Transduksi Sinyal oleh Insulin
Ikatan ligan insulin dan reseptor insulin menyebabkan autofosforilasi beberapa residu
tirosin yang terletak pada bagian sitoplasma subunit β dan kejadian ini akan memulai
suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Reseptor insulin memiliki aktivitas intrinsik
tirosin kinase dan berinteraksi dengan protein substrat reseptor insulin yang disebut IRS-
1 atau Insulin Receptor Substrate 1 (berperan sebagai second messenger). Sejumlah
protein penambat (docking protein) mengikat protein selular dan memulai aktivitas
metabolik insulin [GrB-2, SOS, SHP-2, p65, p110 dan phosphatidylinositol 3 kinase (PI-
3-kinase)]. Insulin meningkatkan transport glukosa melalui lintasan PI-3-kinase dan Cbl
yang berperan dalam translokasi vesikel intraselular yang berisi transporter glukosa
GLUT 4 pada membran plasma.
Kemudian GLUT-4 menepi dan berdifusi dengan dengan plasma membran yang
memungkinkan glukosa untuk ditranspor ke dalam sel. Tanpa insulin dan aktivasi
reseptornya, GLUT-4 tetap berada didalam sitoplasma dan tidak berfungsi untuk
mentranspor glukosa. GLUT-4 di membran luar jaringan, responsif terhadap insulin
seperti sel otot dan jaringan lemak, sehingga meningkatkan masuknya glukosa ke dalam
sel. Jika kadar insulin menurun atau reseptor insulin tidak lagi teraktivasi, Glut-4 akan
kembali ke sitoplasma.
Reseptor insulin dikode oleh gen yang disebut gen IRS 1. Protein inilah yang berperan
sebagai second messenger. Gen IRS 1 ini terletak pada kromosom 2q35 – 36.1 yang
terdiri 2 ekson yang mengandung 64538 basa. Kodon 927 terletak pada ekson 1. Molekul
protein IRS 1 terdiri atas 1242 residu asam amino dengan berat molekul 131.592 kDa.
Fungsi gen IRS 1 menyandi sintesis protein IRS 1 yang diekspresikan secara luas pada
jaringan yang peka insulin yaitu otot skelet, hepar, jaringan adiposa dan sel beta pancreas.
1. Jaringan otot bergantung pada asam lemak untuk energinya karena membrane otot
istirahat yang normal sedikit permeable terhadap glukosa kecuali dirangsang oleh
insulin.
2. Otot akan menggunakan sejumlah glukosa selama kerja fisik sedang atau berat
dan selama beberapa jam setelah makan karena sejumlah besar insulin
disekresikan.
3. Setelah makan glukosa darah naik, insulin naik kemudian terjadi penyimpanan
glukosa dalam bentuk glikogen dalam hati, otot, dan sel jaringan lainnya.
4. Glikogen ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang besar dan singkat
dalam rangka menyediakan ledakan energi anaerobic melalui pemecahan
glikolitik dari glikogen menjadi asam laktat dalam keadaan tidak ada oksigen.
5. Insulin meningkatkan kecepatan transport glukosa dalam sel otot yang sedang
istirahat paling sedikit 15 kali lipat. Insulin menyebabkan sebagian besar glukosa
diabsorbsi sesudah makan, kemudian disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen
sehingga konsentrasi glukosa darah menurun setelah itu sekresi insulin menurun,
glikogen dalam hati dipecah menjadi glukosa kemudian dilepaskan kembali
dalam darah untuk menjaga konsentrasi glukosa darah tidak terlalu rendah.
10. Bila jumlah glukosa yang masuk dalam hati hati lebih banyak daripada jumlah
yang dapat disimpan sebagai glikogen / digunakan untuk metabolisme sel
hepatosit setempat insulin memacu pengubahan semua kelebihan glukosa
menjadi asam lemak yang dibentuk sebagai trigliserida dalam bentuk LDL dan
ditranspor dalam bentuk LDL melalui darah menuju jaringan adipose --yang
ditimbun sebagai lemak.
12. Sel otak bersifat permeable terhadap glukosa walaupun tanpa insulin
13. Jika kadar glukosa rendah maka terjadi renjatan hipoglikemik yang ditandai
dengan iritabilitas saraf progresif, penderita pingsan, kejang, koma.
3. Insulin meningkatkan kecepatan transkripsi DNA dalam inti sel jumlah RNA
naik sintesis protein.
3. Insulin meningkatkan pembentukan asam lemak. Sintesis lemak dalam sel hati
dan ditranspor dari hati melalui darah dalam bentuk lipoprotein menuju jaringan
adipose untuk$ disimpan.
REFERENSI
Bruce, Alberts. 2002. Molecular Biology of The Cell, 4th Ed. Garland Science:
United States.
Devlin, T., 2006, Textbook of Biochemistry with clinical Corelation, 6 th Ed,
Wiley & Son inc, United States
Baudry, Anne, Loic Leroux, Malene Jackerott and Rajiv L. Joshi. 2002. Genetic
Manipulation of Insulin Signaling, action and secretion in mice insight into glucose
homeostasis and pathogenesis of type 2 diabetes (review). EMBO reports 3. 323 – 328.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2068710-protein-
reseptor-tirosin-kinase-insulin/#ixzz1hon9yEKk