DEPARTEMEN TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
TUGAS INDIVIDU 1
KULIAH PENGGANTI GEOFISIKA
Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2020
1. PENGERTIAN GEOMAGNETIK
Metode magnetik merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang
dilakukan dengan meninjau hasil pengukuran anomali magnetik. Anomali ini
diakibatkan oleh perbedaan suseptibilitas atau permeabilitas magnetik di satu
daerah dari daerah di sekelilingnya. Intensitas magnetik diukur menggunakan
magnetometer. Variasi intensitas magnetik (anomali) diakibatkan oleh perbedaan
distribusi mineral yang bersifat ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Metode ini digunakan pada studi geotermal karena mineral-mineral ferromagnetik
akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanaskan hingga temperatur tertentu,
sehingga digunakan untuk mempelajari daerah yang kemungkinan memiliki
potensi geotermal. Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi
intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya
variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi(suseptibilitas).
4. ANOMALI MAGNETIK
Dalam geofisika, anomali magnetik atau magnetic anomaly, adalah variasi
lokal medan magnet di dalam Bumi yang dihasilkan dari variasi kimia atau
magnetisme bebatuan. Pemetaan variasi diatas suatu area yang terdapat anomali
magnetik dalam mendeteksi struktur di dalamnya, biasanya dikaburkan oleh
material-material di atasnya.
Anomali magnetik atau magnetic anomaly, dapat pula
mempengaruhi gravity anomaly atau anomali gravitasi, yaitu adalah perbedaan
antara gravitasi observasi dengan nilai yang diprediksi oleh model. Perbedaan
medan gravitasi dapat disebabkan variasi rapat massa batuan dibawah permukaan,
sehingga dalam observasi yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi antar
titik observasi.
Variasi magnetik yang diketahui terdapat pada jalur pegunungan yang
panjang didasar laut misalnya, biasanya sejajar dengan pegunungan tengah
samudera atau mid-ocean adalah bukti penting yang mendukung teori penyebaran
dasar laut, yang merupakan lempeng lempeng tektonik.
Namun ada beberapa tempat di Bumi yang sangat spesial, jauh dari teori-teori
dan bukti yang selama ini disampaikan para ilmuwan, yaitu keanehan atau
anomali medan magnet di tempat-tempat yang tak biasa.
Anomali magnetik ini dua diantaranya juga mencakup kawasan yang sangat
luas, dan pengaruhnya juga kuat. Berikut adalah dua tempat di Bumi yang
memiliki anomali magnetik terkuat dan terluas di dunia, yang hingga kini
membuat ilmuwan bingung dengan kening berkerut, bagaimana itu bisa terjadi.
b. Koreksi IGRF
Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi
daritiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik
luar danmedan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali
IGRF. Jika nilaimedan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka
kontribusi medanmagnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi
IGRFdapat dilakukandengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan
magnetik total yangtelah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada
posisi geografis yangsesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian)
dapat dituliskan sebagai berikut :
ΔH = H total ± ΔH harian± Hо
Dimana Hо= IGRF
c. Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik
sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai
aturanyang jelas. Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah
denganmembangun suatu model topografi menggunakan pemodelan beberapa
prismasegiempat (Suryanto, 1988). Ketika melakukan pemodelan, nilai
suseptibilitasmagnetik (k) batuan topografi harus diketahui, sehingga model
topografi yang dibuat,menghasilkan nilai anomali medan magnetik (ΔH top)
sesuai dengan fakta.Selanjutnya persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreski
harian dan IGRF)dapat dituliska sebagai.
ΔH = H total ± ΔH harian – Hо- ΔH top
Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang terukur
dilapangan,maka diperoleh data anomali medan magnetik total di topogafi. Untuk
mengetahui polaanomali yang diperoleh, yang akan digunakan sebagai dasar
dalam pendugaan modelstruktur geologi bawah permukaan yang mungkin, maka
data anomali harus disajikan dalam bentuk peta kontur. Peta kontur terdiri dari
garis-garis kontur yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai anomali
sama, yang diukur dar suatu bidang pembanding tertentu.
Dimana