PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama yang alami untuk bayi.
ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk
Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik
fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Pemberian ASI ekslusif perlu
agar proses menyusui dapat terlaksana dengan baik dan benar. Cara
pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi
secara ekslusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan
menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat
angka kematian neonatal paling sedikit 12 per 1.000 kelahiran hidup dan
kematian pada anak di bawah usia 5 tahun paling sedikit 25 per 1.000
kelahiran hidup. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan pemberian
ASI eksklusif dilaksanakan dengan baik. Namun, hanya 44 persen dari bayi
baru lahir di dunia yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak
1
2
lahir, bahkan masih sedikit bayi di bawah usia enam bulan disusui secara
Amerika Latin dan Karibia sebanyak 32%, Asia Timur sebanyak 30%, Asia
keseluruhan, kurang dari 40 persen anak di bawah usia enam bulan diberi
ASI Eksklusif. Hal tersebut belum sesuai dengan target WHO yaitu
paling sedikit 50%. Ini merupakan target ke lima WHO di tahun 2025
(WHO, 2015).
enam bulan adalah sebesar 29,5% (Kemenkes RI, 2017). Hal ini belum
2019 yaitu persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
Maneron, dari 10 ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan, hanya 3 orang
pengetahuan ibu, pendidikan ibu, ketersediaan waktu yang dimiliki oleh ibu
2017). Dampak pemberian ASI ekslusif yang rendah juga akan berpengaruh
pada kerentanan anak pada penyakit, sehingga anak seringkali mudah sakit,
jika anak tidak diberikan ASI maka orang tuapun akan memberikan anak
susu formula, dengan pemberian susu formula ini akan menambah biaya
ASI, menjelaskan manfaat pemberian ASI,tanda tanda bayi cukup ASI, ASI
ekslusif, inisiasi menyusui dini (IMD), cara menyusui yang benar dan
Faktor internal :
a. Pengetahuan
b. Pendidikan
c. Ketersediaan
waktu
d. Kesehatan ibu
a. Pengetahuan
b. Pendidikan
c. Ketersediaan waktu
Bagi ibu-ibu yang bekerja, ASI bisa diperah setiap 3 sampai 4 jam
Setianingsih, 2014).
d. Kesehatan ibu
2014)
Setianingsih, 2014).
c. Pendapatan keluarga
d. Sosial budaya
memberikan ASI secara eksklusif. Salah satu adat budaya yang masih
diberi sesuap bubur dengan alasan untuk melatih alat pencernaan bayi
(Astutik, 2014).
7
Apa sajakah determinan pemberian ASI ekslusif pada balita stunting di desa
Sepuluh.
Sepuluh.
Kecamatan Sepuluh.
Sepuluh.
8
a. Bagi Peneliti
metodelogi penelitian.
c. Bagi masyarakat
Penulis
Judul Variabel Desain
No. dan tahun Hasil
penelitian penelitian penelitian
penelitian
1. Hubungan Helmi Pengeahuan Cross Ada hubungan yang
pengetahu Safitri, dan sectional bermakna antara
an ibu 2017 pemberian pengetahuan ibu
tentang ASI ekslusif tentang ASI ekslusif
ASI dengan pemberian
ekslusif ASI ekslusif
dengan
pemberian
ASI
ekslusif
2. Asi Fariani ASI ekslusif Cross Risiko kejadian
eksklusif Hidayah, dan kejadian sectional stunting pada anak
sebagai 2013 stunting usia 6 – 24 bulan
faktor akan meningkat
risiko sebesar 74% pada
kejadian anak yang tidak
stunting mendapatkan ASI
pada anak eksklusif, tetapi
usia 6 – 24 risiko ini menjadi
bulan tidak bermakna
setelah dilakukan
kontrol terhadap
variabel usia anak,
berat bayi lahir,
tinggi badan ibu dan
status menyusui.