BACHTIAR SIDUPPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2004
EFEKTIVITAS KOORDINJ~SI PERENCANAAN
AGRIBISNIS KAKAO Dl KABUPATEN KOLAKA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Administrasi Pembangunan
Konsentrasi
Manajemen Perencanaan
BACHTIAR SIDUPPA
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2004
TESIS
BACHTIAR SIDUPPA
r,
~
f
Menyetujui
t I Komisi Penasihat
t~ II
!
-~
Ketua Program Studi -<-(?Jre!$ltr(P~dgram Pascasa~ana
. Administrasi Pembangunan t:J.$- JJn!Ve~itas Hasanuddin
[
·~f' k) ~
:.. 1 ~
,.
_-,
I
~I
.t
l I
"'?/.,;;
I..
" 7
··I i
..... ~------
, ---------------
11 Dr. Muh. Nur Sadik, MPM. ' Prof.Dr.lr. H. M. Natsir Nessa, MS.
.I
L
iii
PRAKATA
ketua komisi penasehat dan lbu Dr. lr. Sitti Bulkis, MS. sebagai anggota
komisi penasehat serta lbu lr. A. Nexia, Msi. sebagai readers yang penuh
beasiswa pendidikan;
mengikuti pendidikan.
kepada kedua orang tua, kedua mertua, kakak dan adik, dan khususnya
kepada istri tercinta A. Usmawati Usman, anakda tercinta Adilla, Muh. Afif
kesempurnaan karya ilmiah ini dan akhirnya semoga tulisan ini dapat
Penulis
v
ABSTRAK
DAFTAR lSI
halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR TABEL X
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
D. Kegunaan Penelitian 8
A. Efektivitas 9
B. Koordinasi 11
C. Perencanaan Pembangunan 18
D. Agribisnis 23
E. Kakao 32
F. Kerangka Konseptual 37
viii
A. Desain Penelitian 40
E. Analisa Data 44
F. Definisi Operasional 44
3. Kondisi Perekonomian 54
1. Kebijaksanaan 61
4. Rapat 84
6. Tim 89
7. Bad an 91
DAFTAR TABEL
nomor halaman
DAFTAR GAMBAR
nomor halaman
1. Kerangka konseptual 39
DAFTAR LAMPIRAN
nomor halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
petani.
sebaliknya merupakan sektor riil utama yang masih dapat menuai Dollar,
luas, serta industri yang berteknologi tinggi dan berbahan baku impor
(Solahuddin, 1998).
dikatakan belum berjalan dengan optimal, baik pada sub sistem produksi,
optimal yang disebabkan oleh belum tepatnya sistem usaha tani, adanya
serangan hama PBK dan pengeringan kakao yang terhambat pada saat
musim hujan.
petani kakao, baru berusaha pada sub sistem usaha tani dimana
seperti agribisnis hulu dan hilir serta jasa layanan pendukung lainnya.
Selain nilai tambah yang relatif kecil tersebut, petani menghadapi adanya
yaitu " Sebagai Kawasan Agribisnis yang Handa I Tahun 201 0"
beberapa pelita hingga 1998 dan di era reformasi sampai tahun 2003,
besar terhadap Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
hulu pertanian, pertanian itu sendiri, industri hilir pertanian serta jasa-jasa
kerjasama yang baik, efektif, dan efisien sehingga tujuan bersama dapat
tercapai.
melalui sarana dan mekanisme koordinasi, dan juga akan meneliti kinerja
B. Rumusan Masalah
Kolaka.
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
penelitian-penelitian selanjutnya.
BAS II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas
kegiatan yang sudah dipilih untuk mencapai hasil yang diinginkan atau
kegiatan harus jelas rumusannya atau dapat dipahami tujuan yang ingin
tersebut seiring dengan apa yang dikemukakan oleh Etzioni (1985 : 12)
orang yang bekerja dalam organisasi tersebut. Atau dapat pula dikatakan
B. Koordinasi
sasarannya sendiri, namun tiap unit tak dapat melepaskan diri dari unit
sendiri ataupun unit lainnya. Karena suatu unit organisasi tak mungkin
dapat berfungsi dengan baik tanpa dibantu oleh unit yang lain, dan
12
tujuan yang akan dicapai, dan langkah-langkah logis dan sistematis untuk
pula; (3) Ada institusi, badan, lembaga yang menjalankan peran dan
akan tercipta suatu aktivitas yang harmonis, sinergis, dan serasi untuk
kegiatan dari unit-unit yang terpisah (bagian atau bidang fungsional) yang
secara efisien.
antar unit; (4) adanya integrasi; (5) keselarasan; (6) adanya sinkronisasi;
koordinasi adalah asas umum dalam semua organisasi, atau dapat pula
hake kat koordinasi adalah : (1) Koordinasi adalah akibat log is dari
yang besar dan kompleks, dimana berbagai fungsi dan kegiatan harus
dilakukan oleh berbagai satuan kerja secara terpadu dan sinkron; (5)
berhasil dengan bantuan sarana komunikasi yang baik, oleh karena itu
spesialis tidak terlepas dari hal yang bersifat umum; (7) Menjaga sifat
Dalam menciptakan iklim kerja yang baik ada enam prinsip yang harus
dilakukan yaitu : (1) Memberikan dan menjadi contoh baik pada bawahan;
(2) Memusatkan tujuan pada segala upaya pada tujuan dan hasil;
dilakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau
bersangkutan.
(2) Perlu ditentukan secara jelas siapa atau satuan kerja mana yang
bahasa dan kerja sama; (6) Koordinasi akan lebih efektif apabila
C. Perencanaan Pembangunan
masalah.
suatu persiapan langkah dan kegiatan yang disusun atas pemikiran yang
hasil analisis untuk menjawab pertanyaan, apa yang menjadi tujuan dan
untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada
tujuan khusus.
pada saat sekarang dengan apa yang diinginkan dimasa yang akan
menu rut Najib dalam Umar (2003 : 25) adalah : (1) Perumusan I
(6) Ketidakjelasan peran dan fungsi DPRD dalam perencanaan; (7) Tidak
dalam upaya mencapai tujuan; (3) Dapat diatur penggunaan dana dan
atau hasil.; (5) Dapat diatur cara-cara identifikasi dan penentuan alternatif
tidak saja yang menyangkut tugas satu bagian organisasi tetapi juga
daya yang tidak produktif; (1 0) Sebagai alat bantu bagi pimpinan dalam
mengambil keputusan.
D. Agribisnis
pada tahun 1955 dalam suatu makalah yang disampaikan pada Boston
sehingga saat ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas (Rachman dan
Sumedi, 2002).
mulai pupuler pada awal dekade 1990-an dalam berbagai media massa
nasional, forum dan diskusi-diskusi pakar (Sa'id dan lntan, 1999: 20).
Asia adalah konsep yang dikemukakan oleh Davis dan Golberg pada
dikemukan oleh Davis dan Golberg antara lain yang dikemukakan oleh
jasa pendukungnya.
seperti yang dikemukakan oleh Harling dalam Handayani, dkk (2003 :40)
bahwa:
dalamnya.
(2003: 41) bahwa agribisnis merupakan suatu sistem aktivitas yang terdiri
dari subsistem yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam
(4) Skala ekonomi dan kelayakan usaha; (5) Peran aktif usaha kecil,
glut (harga turun drastis pada saat terjadi panen raya) yang sampai saat
produk sejenis yang dihasilkan oleh negara lain melalui penetapan lptek,
Dilain pihak, menurut Soeharjo dalam Sa'id dan lntan (1999: 20),
semua subsistem di dalamnya karena tidak ada satu sistem yang lebih
sektor pertanian. Suhu tidak terlalu panas dan karena agroklimat yang
relatif baik, maka kondisi lahan juga relatif subur; (2) Kondisi Indonesia
berada diluar zone angin taifun seperti yang banyak menimpa Filipina,
Taiwan dan Jepang; (3) Keadaan sarana dan prasarana seperti daerah
yang terletak pada berbagai aspek antara lain : {1) Pola produksi pad a
transfortasi menjadi lebih tinggi, Hal ini terjadi bukan saja dalam satu
pulau tetapi juga antar pulau. Hal ini memang merupakan konsekuensi
logis dari suatu negara yang terdiri dari banyak pulau; (2) Sering dijumpai
komoditi pertanian.
waktu.
E. Kakao
bahan tanaman seperti buah dan biji, sedangkan yang siap dikonsumsi
optimum tanaman Kakao dapat mencapai sampai 2,5 ton/ha per tahun.
seluruhnya sama antara yang diolah dengan baik dengan biji kakao
asalan.
ton, Nigeria 210.000 ton, Cameroon 120.000 ton, Brasil 120.000 ton,
Malaysia 90.000 ton dan lainnya 330.000 ton (Muhidong dan Ala ,
2002: 2).
2,84 % (52.721 ton) dari total konsumsi kakao ICCO yang jumlahnya
mencapai 1.854.700 ton. Oleh karena itu tujuan utama eksport kakao
2.4000.000 ton (80%) dari total produksi dunia dan sisanya 20% adalah
kurang harum, kadar lemak rendah (kurang dari 50 %) , jumlah biji tinggi
(lebih besar dari 100 biji/1 000 gr), basa atau pH tinggi (lebih besar dari
5,0 %), kadar kulit biji (lebih besar dari 120 %).
dan sortasi. Buah yang dipanen adalah buah yang masak sudah dengan
·kriteria warna yang sudah berubah menjadi kuning minimal 50) % buah
tersebut harus sehat dan berada pada tingkat kematangan yang tepat
perbedaan kadar air. Biji fermentasi dapat mencapai kadar air akhir
proses ini menghasilkan biji kakao yang lebih baik karena bersih dari
kotoran selain itu akan akan menghambat serangan jamur pada waktu
Biji kakao digolongkan dalam jenis mulia dan curah, biji mulia berasal dari
jenis forastero, sedangkan biji kakao curah berasal dari jenis lindak.
mutu biji kakao untuk ekspor dapat dilihat pada tabel berikut :
bijinya yang dinyatakan dengan jumlah biji per 100 gram. Biji kakao
F. Kerangka Konseptual
Handa I tahun 2010 ". Salah satunya adalah agribisnis Kakao. Hal ini ingin
domestik regional bruto (PDRB) yaitu sebesar 39,89 % dari total PDRB
koordinasi perencanaan.
tersebut terdiri dari: (1) Kebijaksanaan; (2) Rencana; (3) Prosedur dan
Tata kerja; (4) Rapat; (5) Surat keputusan bersama, (6) Tim ; (7) Badan ;
efektif pula. Kinerja agribisnis kakao yang efektif dapat terlihat pada
VIS I ..
.....
KABUPAT EN KOLAKA
RENSTRA
'
- Kebijaksanaan
- Rencana
- Prosedur & Tata Kerja
- Rapat
- Surat Keputusan Bersama ;
- Tim ''
- Badan
- Sistem Administrasi Satu Atap
• ·:·:·~ •,•,<.-,•,•:•: u~u:: ~~,.~,..,.....,...,_~~~ H .... , .... _.;~ M '•'•' ~:· ., •• ,;~ .·.+ •,•,•,•,• • ' ~--.-- •'•
,,
KINERJA AGRIBISNIS KAKAO
- Produksi
- Pengolahan
- Pemasaran
- Penunjang
...
I
I
r------------~---------------i
I I
I I
I I
PENDAPA TAN
•- KONTRIBUSI
PETANI MENINGK AT KAKAOTE RHADAP 1----+
PDRB
MENINGK AT
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
berikut : (1) Kebijaksanaan; (2) Rencana; (3) Prosedur dan Tata Kerja;
(4) Rapat; (5) Surat Keputusan Bersama ; (6) Tim; (7) Badan; (8) Sistem
kakao melalui: (~) sub sistem produksi; (2) pengolahan; (3) pemasaran;
dan Samaturu dengan jumlah desa sebanyak 7 (tujuh) desa yaitu : Desa
dibuat, rencana kegiatan yang telah disusun, prosedur dan tata kerja
satu atap
mendapatkan data yang tepat, valid dan akurat. Kenyataan bahwa tidak
semua kondisi yang ada dalam obyek penelitian bersifat transparan. Oleh
sebagai berikut :
E. Analisa Data
prosedur dan tata kerja, rapat, surat keputusan bersama, Tim, Badan dan
F. Definisi Operasional
yang terdiri dari : Kebijaksanaan, rencana, prosedur dan tata kerja, rapat,
penelitian ini.
lokasinya
sebagai berikut.
fungsi.
46
sifatnya kompleks, sulit dan terus menerus, serta belum ada suatu
penadah.
kakao baik dari petani maupun dari pedagang penadah dan menjual
Selatan
Sulawesi Tenggara
Tenggara
sembilan kelurahan dan 225 (dua ratus dua puluh lima) desa.
c. Topografi
Jenis tanah terdiri dari tujuh yakni jenis Kambisal Podzolik sekitar
pertanian.
sekitar 10° C, tertinggi 31° C dan suhu rata-rata berkisar antara 24° C-
e. Penggunaan Lahan
seluas 117.601,31 ha, hutan negara seluas 789.489 Ha, dan lahan
Kakao adalah seluas 51.242,20 ha atau 59,36 % dari luas total lahan
perkebunan.
a.Penduduk
69.644 jiwa pada sensus penduduk tahun 1971 atau tumbuh sebesar
Kabupaten Kolaka menjadi 144 1234 jiwa dan di tahun 1990 menjadi
jumlah penduduk sudah mencapai 344.584 jiwal ini berarti dalam kurun
sebesar. Jika dilihat dari uraian di atasl maka dapat disimpulkan bahwa
telah meningkat kurang lebih sepuluh kali lipat. Pertumbuhan ini dapat
jiwa1Km 2 tahun 1993 dan 19941 tahun 1995 sebesar 26 jiwa1Km 2 I tahun
sebanyak 4.240 KK atau 5,29 %, dan komoditi lain yang terdiri dari sagu,
enau, kemiri, kapuk, pala dan pinang sebanyak 7.592 KK atau 9,46 % .
Jumlah Sub Total 37.994 13.647 6.890 4.240 5.563 4.293 7592
Jumlah Total 80.219
Sumber: Statistik Perkebunan Kab. Kolaka Tahun 2003
3. Kondisi Perekonomian
a. Struktur Ekonomi
Regional Bruto (PDRB). Pada tabel 5, terlihat dari tahun 1998 sampai
total PDRB adalah sektor perdangan, dimana terlihat bahwa dari tahun
yaitu dari 12,86 % pada tahun 1998 terus bertambah menjadi 14, 35 %
tidak terlalu besar terhadap total PDRB yaitu dari 4,89 % pada tahun
besar, yaitu dari 6,49 % di tahun 1998 menjadi 7,26 % di tahun 2002.
menjadi 5,48 % pada tahun 2002. Sedangkan sektor keuangan dari 4.03
% pada tahun 1998 menjadi 4,22 % pada tahun 2002. Sektor yang paling
kecil kontribusinya adalah sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya
Kontribusi (%)
No Sektor
1998 1999 2000 2001 2002
1. Pertanian 41,09 39,16 37,94 38,75 39,89
2. Pertambangan 4,89 5,21 5,54 4,87 6,01
dan penggalian
3. lndustri 12,41 13,12 13,44 11,92 10,30
4. Listrik, Gas dan 0,53 0,59 0,67 0,72 0,72
Air Bersih
5. Kontruksi dan 5,23 5,25 5,40 5,56 5,48
Bangunan
6. Perdagangan 12,86 12,90 13,38 14,35 14,35
7. Pengangkutan 6,49 7,10 6,75 7,42 7,26
8. Keuangan 4,03 3,96 4,21 4,28 4,22
9. Jasa-jasa 12,48 12,71 12,22 12,13 11,77
--------- --·------ - ----
Sumber : Kolaka Dalam Angka 2002
Rp. 196.346,05 terhadap total PDRB . Urutan kedua adalah sub sektor
dan sub sektor peternakan sebesar Rp. 15.847,68 atau 8,07 %, serta
yang terakhir adalah sub sektor kehutanan yaitu sebesar Rp. 5.210,76
atau 2,65 %. Untuk lebih jelasnya nilai tambah masing-masing sub sektor
Makanan
b. Pertumbuhan Ekonomi
oleh kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Pertumbuhan Ekonomi ( % )
Tahun
KOLAKA SULTRA ---
1995 14,56 7,37
1996 2,23 6,01
1997 6,36 5,32
1998 -2,94 -5,75
1999 1,00 2,55
2000 6,59 5,27
2001 4,95 5,63
2002 7,89 6,49
pada tahun 1998 yang disebabkan oleh badai krisis yang menerpa
bangsa Indonesia yang juga berimbas pula pada tingkat propinsi dan
posetif dan terus meningkat cukup tinggi tahun 2000 dan 2002.
Tabel 8. Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar
harga konstan 1993 di Kabupaten Kolaka
PDRB atas harga dasar PDRB atas harga dasar
berlaku konstan
Tahun Jumlah Perkembangan Jumlah Perkembangan
(Jutaan (%) (Jutaan (%)
Rupiah) Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)
1995 492.907,56 31,15 382.599,20 14,56
1996 555.016,64 12,60 391.174,04 2,23
1997 658.293,97 18,61 416.040,13 6,36
1998 1.640.966,45 149,28 403.822,01 -2,94
1999 1.464.647,12 -10,74 407.869,04 1.00
2000 1.881.655,81 28,47 434.735,12 6,59
2001 2.118.694,97 12,60 456.241,33 4,95
2002 5.520.456,28 18,96 492.234,27 7,89
--· ··- -· - -·----
Sumber : Renstra Kabupaten Kolaka
pada tahun 1998 atas dasar harga berlaku meningkat sangat tajam
pendapatan perkapita.
mengalami kerusakan.
sarana telepon, listrik dan air bersih dengan kapasitas yang sangat
mencapai 300 buah yang antaranya terdiri dari 50 buah Koperasi Unit
Desa (KUD) sedangkan yang 250 buah adalah Koperasi non KUD.
berjalan dengan baik atau efektif apabila dapat diwujudkan sarana dan
(3) Prosedure dan Tata kerja; (4) Rapat; (5) Surat Keputusan bersama;
(6) Tim; (7) Badan dan (8) Sistem administrasi satu atap.
1. Kebijaksanaan
sebagai berikut :
saat wawancara:
melalui Surat Keputusan Bupati Kolaka No. 272 Tahun 2000 dan Surat
Keputusan Bupati No. 278 Tahun 2000. Stakeholder yang terlibat dalam
Dalam SK tersebut, termuat bahwa salah satu tugas dari pada tim
kakao terse but adalah sebagai berikut : (1) Meningkatkan daya dukung
internasional.
secara sistimatis dan dalam konteks kemitraan yang luas, maka dapat
bidang transportasi.
adalah bagaimana dengan mudah, murah dan legal, izin yang diperoleh
69
berikut:
dan Koperasi yaitu pada sub sektor Perdagangan dan Koperasi, Sektor
banding dengan daerah lain yang telah maju; dan (2) Menyediakan
(1) Pembinaan dan pelatihan koperasi dan PKM; dan (2) Membangun
pinjam.
terminal.
maupun oleh kepala Dinas Koperindag dan Penanaman Modal pada saat
(3) Pengadaan benih kakao klonal toleran PBK; (4) Perbaikan mutu
informasi pasar; (8) Fasilitasi dukungan bagi petani dan koperasi dalam
program PUK.
penyuluhan.
masuk ke pasar dan terminal; (5) Pemeliharaan jalan masuk dan di dalam
terlihat, bahwa sesuai dengan tugas dan fungsi maka beberapa rencana
Modal, dan juga rencana kegiatan dari Kantor BIPP. Adanya kesalahan
kakao oleh masyarakat saat ini pada umumnya berbukit dan bergunung.
Bahkan sekarang hutan lindung yang ada sebagian telah dibabat oleh
hidup.
yang telah merusak lingkungan hidup. Sebab jika ini terjadi maka kakao
pelaksanakan Quklak) atau pedoman kerja, agar muda diikuti oleh pihak-
tentang mengapa hingga saat ini belum ada dibuat petunjuk pelaksanaan
tersebut.
agribisnis kakao yang telah dibentuk oleh Pemerinta Daerah. Juklak ini
sehingga tidak akan ada rencana program dan rencana kegiatan yang
rencana kegiatan maka tidak akan pula terjadi adanya suatu instansi
berjalan dengan lancar maka perlu pula ditentukan siapa atau organisasi
kemasyarakatan lainnya.
rencana program atau rencana kegiatan dilaksanakan oleh lebi~ dari satu
84
fungsinya atau dapat dikatakan bahwa tidak akan ada lagi kegiatan yang
4. Rapat.
Bappeda) :
peranannya masing-masing.
pembangunan pada tahun yang berjalan sudah tidak dilakukan lagi lewat
keterpaduan dan ada kegiatan yang tidak jelas siapa yang bertanggung
mengemukakan bahwa :
tersebut, sebenarnya itu pula yang diinginkan oleh Dinas Koperindag dan
kasus diatas dan belum adanya ketegasan instansi mana yang tunjuk
87
dalam pelaksanaan tugas antara dua atau lebih instansi yang terkait .
mengemukakan :
Bupati.
agribisnis kakao.
mengungkapkan :
6. Tim
7. Badan
sifatnya kompleks, sulit dan terus menerus, serta belum ada satu instansi
secara fungsional saat ini terkait dengan agribisnis kakao adalah Dinas
Kadin. Sampai saat ini belum ada lembaga yang ditunjuk oleh
terkait Jancar, karena jarak antara satu instansi dengan instansi yang
kepentingan masyarakat.
para staf untuk mau melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung
oleh para staf instansi yang bersangkutan. Dengan kondisi lokasi instansi
masing-masing instansi.
kakao.
tahun 2003 menunjukkan peningkatan yang cukup besar, baik luas tanam
Jumlah
---
90.730125 _!3_1_:_1_9_? ,46 ---
1.142 37,994
Sumber: Statistik Perkebunan Kab. KolakaTahun 2003
berasal dari bibit lokal (Kolaka Utara). Sedangkan tanaman kakao yang
sebagai berikut :
" Bibit hibrida mempunyai kelebihan dari dari bibit lokal yaitu
bibit hibrida berbuah terus menerus, tetapi mempunyai
waktu panen puncak yaitu pada bulan April, Mei dan Juni,.
Sedangkan bibit lokal berbuah hanya 2 kali setahun yaitu
pada bulan antara April dan Mei, dan antara September
dan Oktober,dan sangat tergantung kepada cuaca".
98
saat diwawancarai:
panen puncak tanaman kakao yaitu pada bulan April, Mei dan juni setiap
Tabel 12. Distribusi panen sepanjang tahun pada sentra produksi kakao
di Kabupaten Kolaka
bahwa dari tahun 2001 sampai dengan 2003 luas lahan kakao di
dari produktivitas optimal yang dapat dihasilkan oleh tanaman kakao. Dari
dari produktivitas optimal yang dapat dihasilkan oleh tanaman kakao. Dari
optimal tidaklah muda, oleh karena pada umumnya tanaman kakao yang
harga pupuk terlalu mahal. Petani dalam mendapatkan pupuk ada yang
membeli dengan modal sendiri dan ada pula yang dibantu pupuk oleh
dilapangan, jika ada pupuk yang dijual harganya semakin tinggi. Dalam
hama PBK dan busuk buah. Berbagai upaya telah dan sedang berjalan
yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Upaya yang
PBK yang dilaksanakan oleh ACDI I VOCA, yaitu sebuah LSM yang
mengemukakan bahwa :
berat untuk mengurus lahan anggota yang lebih luas. Juga pada
dikelompok tersebut.
102
mengemukakan :
yang dimiliki yang diberi upah antara Rp. 20.000,- dan Rp. 25.000,- per
kimia terpaksa dilakukan oleh petani karena jika tidak dilakukan hal
tersebut, maka hasil panen yang rusak bisa mencapai 60 %, bahkan ada
yang lebih.
pendapatan Petani.
lahan yang sempit (kurang modal) tidak ada keinginan untuk melakukan
segera untuk keperluan yang mendesak; (2) Tenaga dan waktu yang
difermentasi dengan kakao asalan adalah sebesar Rp. 500; dan (3) para
bubuk atau pasta kakao, baik skala besar, skala menengah maupun
skala rumah tangga belum ada. Padahal berbagai upaya telah dilakukan
105
bahwa:
peti kemas, bisa saja ditangani oleh pemerintah Daerah maupun Pusat,
dibutuhkan dan terus menerus belum bisa dipastikan, oleh karena kakao
menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan pabrik dan juga tidak
Dari segi sarana dan prasarana pada segala sektor yang dimiliki,
Selatan. Faktor inilah yang membuat para investor sekarang ini lebih
pedagang masih dalam bentuk biji kakao, ada yang difermentasi dan ada
beda. Ada yang baru dijemur satu hari, dua hari dan seterusnya sampai
kualitas tersebut pada saat dipasarkan maka nilai jual kakao yang
Kolaka saat ini dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar tersebut
Pedagang
Pengumpul
.-
Pedagang
Ekspor
air 7 %) dan ada pula belum kering Uemuran 1 hari). Perbedaan harga
antara kakao yang berkualitas baik dengan yang kurang baik (termasuk
sampai Rp. 500,- . Petani yang menjual kakao dalam keadaan belum
baik yang ada di desa kecamatan maupun yang ada di ibu kota
109
beberapa pedagang.
Kakao yang telah dibeli oleh para pedagang penadah dari petani,
banyak kakao yang siap dibeli dan dengan harga berapa oleh pedagang
pedagang eksporkakao.
Posisi petani dalam jual beli kakao selalu berada dalam posisi
yang dirugikan , hal tersebut dapat dilihat pada saat terjadinya fluktuasi
harga. Jika harga turun bisa sarppai Rp. 1000,-, namun jika harga naik
kembali, kenaikannya hanya Rp. 200,- Demikian pula pada saat petani
(satu) ton, maka dengan alasan kualitas yang kurang baik, dikenakan
Posisi yang lemah ini terlihat pula pada petani yang mempunyai
terkait bidang perdagangan, apakah itu dari pemerintah ataupun juga dari
pihak swasta.
mempunyai kekuatan untuk menawar harga jual kakao, maka akan terjadi
prasarana memadai.
produktivitas kakaonya.
pada keterlibatan petani, pedagang dan pihak Kadin agar dapat diketahui
kakaonya yang baru dijemur 1(satu) hari, walaupun itu akan mengurangi
perbankan, dengan cara antara lain berupaya agar pegurus KUD adalah
Bank untuk mau memberikan kredit lunak kepada KUD yang telah
antara petani dengan KUD, maka kegiatan usaha KUD tidak hanya
pupuk dan pestisida dengan harga sesuai dengan harga dipasaran. Dan
kewajiban petani adalah menjual kakaonya kepada KUD baik yang belum
kering maupun yang sudah kering (kadar air 7 %) dengan harga sesuai
Demikian pula kakao yang dijual petani dalam keadaan basah tetap dibeli
dengan tidak fermentasi, misalnya Rp. 500 I Kg, selisih itu yang akan
baik fermentasi maupun penjemuran yang dilakukan oleh KUD dan bagi
petani sebagai uang jasa karena telah menjual kakaonya kepada KUD.
kakao sebagai berikut : petani menjual kakao ke KUD tingkat desa, dari
dalam negeri maupun diluar negeri. Setiap lnformasi harga kakao yang
KUD tersebut akan dapat memberikan mamfaat antara lain : (1) Timbul
meningkat.
116
KUD
Kabupaten
hanya berperan baik dalam hal penyerapan teknologi baru, tetapi kurang
dijelaskan bahwa:
aktif, baik kedudukannya sebagai pemilih maupun pelanggan. Bila hal ini
aktif. Kelompok tani yang ada pada umumnya dibentuk pada saat ada
petani.
pendapatannya.
bergiliran. Oleh karena itu beberapa tahun yang lalu telah ditambah
/mendatangkan barang dari pulau jawa dan juga perusahaan kapal laut
dan India.
dilewati oleh oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Hasil wawancara
bahwa:
pedesaan saat ini, maka tak heran jika para pedagang pengumpul
terlebih jika pada musim hujan karena jalan akan menjadi kubangan yang
tinggal di Kolaka. Namun jika tiba musim puncak produksi kakao, maka
mobil truk pengangkut kakao sudah sangat sulit didapatkan. Hal tersebut
terjadi karena pada musim puncak produksi kakao, banyak mobil truk
Kolaka. Jadi mobil truk tidak akan kembali dalam keadaan kosong atau
sampai seminggu atau lebih baru ke Kolaka. Jika mobil truk sudah
Kabupaten Bone karena banyak mobil truk yang antri ingin menyeberang.
dapat dilihat pada tabel 14. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa
123
Kolaka secara umum belum berjalan dengan baik, baik kinerja pada sub
sistem produksi, sub sistem pengolahan, sub sistem pemasaran, dan sub
koordinasi perencanaan agribisnis kakao dapat dilihat pada tabel 15. Dari
satu atap.
tersebut maka akan banyak masukan dari instansi dan lembaga terkait
yang dijadikan dasar untuk membuat rencana program dan kegiatan yang
terpadu.
maka rencana program dan rencana kegiatan yang dibuat oleh masing-
adanya suatu rencana kegiatan yang dibuat selama ini yang mampu
sampai saat ini pada hakekatnya masih mengacu pada Permendagri No.
selama ini dirasakan tidak efektif oleh karena hak masyarakat dan
rencana kegiatan untuk tahun berjalan, dan juga tidak membuat sarana
Penanaman Modal;
agribisnis kakao. Anggota tim yang berasal dari instansi terkait adalah
Anggota tim selain berasal dari instansi terkait, juga berasal dari
fungsinya.
tersebut.
bersama.
beberapa hari dan rapat dibagi per program. Misalnya rapat tentang
lainnya diadakan rakor dengan peserta yang terkait program terse but.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
B. Saran
instansi tersebut maka tidak perlu dibentuk badan baru yang akan
Anonim, 2002. Kolaka Dalam Angka Tahun 2002. BPS Kab. Kolaka
Teluk Bone
P. Padamarang
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA
BADAN KESBANG DAN LINMAS
JL. Pemuda No.118 V (0405) 21219 Kolaka 93517
UPATI KOIAKA
~~1n~~~~~PBANGDANL~
Tembusan :
1. Bupatj KoJaka ( Sebaga.i I..aporab )
2. DAN DIM 1412 Kolaka di Kolaka
3. Kapolres Kolaka di Kolaka
6. Dekan Studi Manajemen Perencanaan UNHAS Makassar.
7. Peneliti yang bersangkutan.
6. Ar sip.
PEMERINTAH KABUP ATEN KOLAKA
DIN AS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
JL Pemuda No. 26 Telp. (0405) 21360 Kolaka 93517
Kepada
Nomor : lf 66 /fJI{./fUT/3UJJ/~. Yth. Manbun Wolo, Mowewe,
Lampi ran Watubangga, dan Ladongi
Peri hal : Bantuan Penelitian di -
Tempat
TJl
142
PEDOMAN WAWANCARA
EFEKTIVITAS KOORDINASI PERENCANAAN DAN KINERJA
AGRIBISNIS KAKAO 01 KABUPATEN KOLAKA
I. IDENTITAS INFORMAN
1. Nama
2. U m u r
3. Jenis Kelamin
4. Status Perkawinan
5. Pendidikan Terakhir
6. Pekerjaan
7. Jabatan
B. Alamat
Form : lnstansi
A. Kebijaksanaan
1. Adakah di buat kebijaksanaan yang menunjang pengembangan
agribisnis kakao di Kabupaten Kolaka ?
a. Ya b. Tidak ada
Berikan penjelasan atas jawaban Bapak/lbu: .......................... .
B. Rencana
1. Adakah lnstansi Bapak/lbu membuat rencana program dan
kegiatan untuk menunjang pengembangan agribisnis kakao ?
a. Ya b. Tidak ada
Berikan penjelasan atas jawaban Bapak/lbu : ........................... .
D. Rapat
1. Adakah rapat-rapat dilaksanakan berkaitan dengan perencanaan
agribisnis kakao ?
a. Ya b. Tidak ada
Berikan penjelasan atas jawaban Bapakllbu : .......................... .
F. Tim
1. Adakah tim dibentuk dalam perencanaan agribisnis kakao ?
a. Ya b. Tidak ada
Berikan penjelasan atas jawaban Bapak/lbu :
G. Badan
1. Adakah Badan yang dibentuk untuk menangani agribisnis kakao
?
a. Ya b. Tidak ada
Berikan penjelasan atas jawaban Bapakllbu: .......................... .
Form: Kadin
Form : Petani
A. Subsistem Produksi
1. Berapa luas tanaman kakao yang bapak tanam ?
145
8 Subsistem Pengolahan
1. Apakah Bapak melakukan fermentasi sebelum kakao dijual ?
C Subsistem Pemasaran
1. Apakah bapak tidak mengalami hambatan dalam memasarkan
kakao?
Form : Pedagang
Lampiran 6.
Lanjutan Lampiran 6.
TENTANG
PENUNJUKAN DAN PENGANGKA TAN
TIM PENYUSUNAN RENCANA STRATEGI
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMERINTAH KABUPATEN
( PKPK) PROYEK PENGEMBANGAN EKONOMI MASY ARAKA T
DI DAERAH ( PEMD) KABUPATEN KOLAKA TA. 2000.
BliPATI KOLAKA
MENETAPKAN
Pertama Mengangkat mereka yang namanya tersebut pada lampiran
keputusan ini sebagai Tim Penyusunan Rencana Strategi
( Renstra) Kabupaten Kolaka Tahun 2000 yang akan di
laksanakan pada Ming1:,ru ke tiga Bulan November Tahun 2000
Ditetapkan di : K o I a k a
Pada Tanggar~- 15 November 2000.
BUPAT __ OLAKA -~
1\,lLL\(
TEN TANG
PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN TIM PENYUSUNAN RENSTRA
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN ( PKPK )
PROYEK PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DIDAERAH
PROGRAM PENGEMBANGAN WILAYAH ( PEMD- PPW)
KABUPATEN KOLAKA TAHUN ANGGARAN 2000
. ~.. . ..
BUPATI KOLAKA
.Tnlru1 Pemuda No. 118 '1\t 21010 Kolnka 93.517
TENTANG
PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN
TIM PERlJMUS VISI DAN MISI KABUPATEN KOLAKA
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMEIUNTAH KABUPATEN
( PKPK ) PROYEK .PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKA T
Dl DAERAH ( PEMDl KABUPATEN KOLAKA TA. 2000.
BlJPATI KOLAKA
Mengingat I. lJndang - Undang No. 2lJ tahun 1959 tcntang Pcmbcntukan Daerah --
daerah TK.II di Sulawesi.
2. Undang- Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang Undang No. . 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan
antara Pemerintah Pusnt dan P~m~rintah Propinsi sebagai Daerah
Otonom
5. Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
6. 1nstruksi Presiden No. 6 Tahun 1984 tentang penyelenggaraan
Bantuan Pembangunan Kepada Propinsi Dati I Kabupaten I Kota
Madya Dati H, Desa dan Kota.
7. lnstruksi Menteri Dalam Negcri No. 14 Tahun 1990 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Pcngembangan Wilayah Dalam
Rangka Pembangunan Dacrah.
8. Surat Menteri Dalam Negcri Nomor 050 I 1402 I Bangda
tanggal 5 .luni 1993 Tentang Pedoman Opcrasional I Mendagri
No. 14 tahun 1990.
9. Surat Keputusan l3upati Kolaka No. 050 I 67.56 tentang
Pengesahan Proyek yang dibiav:J i dari dana Pe::mbangunan Daerah
Kab. Kolaka TA. 2000.
IO.Surat Keputusan Bupati Kolaka No. 98 tc:ntang Penunj~kan I
Pcngangkatan Pcrnirnpin dan BenJahara Proyek PEMD- PPW Kab.
Kolaka TA. 2000.
MEMUTllSKAN
1\1ENETAPKAN
Pertama Mengangkat mereka yang namanya tersebut pada lampiran
keputusan ini sebagai Tim Perumus Visi dan Misi Rencana
Strategi ( Renstra) Kabupaten Kolaka Tahun 2000 yang akan di
laksanakan pada Minggu ke empat Bulan November Tahun 2000
Kedua Tugas Tim Perumus Visi dan Misi Kabupaten Kolaka adalah
sebagai berikut.
Ditetapkan di : K o I a k a
Pada Tanggal: ~ Desember 2000 .
.~ ~-
.. -······
TENTANG
PENUNJUKAN DAN PENGANGKATAN
TIM PERUMUS VISI DAN MISI KABUPATEN KOLAKA
~
4 ............... .
5'=6~
7.'..... L........ .
- I
t!
''
9.~ .....
··~ 10: ............. ..
11 ............... .
12 ... fuz_ .
A, ~.... ..... ..
23.((.~~
1 2 3 4
2~ N ittt:~~ ~· ~ rh
2s II{\[ PtW A-/--ttJ ·jtrp.;-,._,.-, &"'-~ 07/' 2~'24.~~
26 ~ ~Mt?lt-"' !..t';t-r. Y4-f?/<.r; 0i02~·········· .. ····
21 ~~--A- ~ fX-t. w.- F'~. 27 ......·... ~ ;{ ~
33
34
?J~.ruJ!I/AN(jG"L. k.
L4 U.l)!
2-S til /Vlf KC JJf.7ii A
t~· ~K f0l~
M('N·Il (A 33_iJ;<
_34 ....~
em -
3sfl~ If~~~ 35~~.??1. < .
36 ~~Pufl,,f-1 ~~
36 .. ~~···
37 'Jet l} /frz ~A; rb/)4-,....:._J f?--t/7 'fV'T'
37 ............--.. ~
/_Pv~·~~"~
.
' so,~~~
J~+'/ ('-! (//f-PG<tJ .......'{
51 .............. .
1 2 3 4
M---{1~
~-
52
~-~
53
53 ..... ~·{> d
54 ... VY.Y.~
I
~
v~, ~····.,J.,
. 58 .......
63 ............... .
--
78.~
1 2 3 4
96.~v~ . . . .- ~
97,,,,,,,,~,,,,