PASAL 1
JENIS PEKERJAAN
PASAL 2
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI
1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan gambar kerja,
maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS).
3. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang mungkin diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh kontraktor.
4. Untuk hal-hal yang menyangkut pasal 2 ayat 1, 2, 3, kontraktor diwajibkan berkonsultasi
dengan pihak direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan tanpa persetujuan
direksi.
PASAL 3
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
2. Jika terdapat ketidak cocokan antara peraturan tersebut dalam pasal 3 ayat 1 point
a s/d f dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat, maka Rencana Kerja dan Syarat-
syarat yang harus diikuti.
PASAL 3
LOKASI SITE PEKERJAAN
Lokasi site pekerjaan terletak di Kelurahan Manangae Kec. Sajoanging Kabupaten Wajo.
PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Direksi Keet atau Direksi Keet sewa di dalam kompleks pekerjaan
4. Pembersihan lapangan dari semak untuk persiapan lahan pembangunan, demikian juga
pada akhir proyek dilaksanakan pembersihan dari sisi-sisa bahan pekerjaan
5. Menyiapkan kelengkapan administrasi di lapangan antara lain buku tamu, gambar kerja
dan laporan harian.
PASAL 5
PENETAPAN UKURAN-UKURAN
8. Peil nol (± 0,00) ditetapkan diatas muka lantai yang ada atau menurut petunjuk dari unsur
konsultan pengawas.
9. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat
dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung. Dan patok tersebut telah
disetujui oleh Direksi.
PASAL 6
PEMAKAIAN MATERIAL
1. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan maupun beton disyaratkan sesuai
ASTM atau SNI – 15-0302-1994, Type semen yang disyaratkan adalah setara dengan
Semen Portland Type I, jenis A atau Semen Portland Pozoland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus
Yang digunakan adalah terdiri dari jenis merk dan mutu yang baik atas persetujuan
Direksi dan ditetapkan memakai merk semen PC TONASA atau BOSOWA.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak boleh dipakai.
Keamanan tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban lantai dan percikan air.
2. Pasir
Pasir berbutir kasar dan bersih untuk campuran beton.
Tidak bercampur Lumpur atau tanah.
Pasir urugan yang dapat dipakai adalah pasir dari jenis yang baik serta bersih dan tidak
bercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organik lainnya.
5. Air
Air yang digunakan harus air tawar dan bersih, tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak campuran.
Apabila dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan kontraktor untuk mengadakan
pemeriksaan air di laboratorium yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
6. Kayu
Bahan kayu yang dipakai untuk penggantian konstruksi maupun konstruksi baru adalah
kayu klas. I setara dengan bayam dan Klas. II setara Samarinda
Penggunaan kayu untuk pekerjaan kusen, daun pintu, jendela menggunakan kayu
klas.I jenis bayam atau kosen Aluminium
Penggunaan kayu untuk pekerjaan listplank menggunakan kayu klas.I dengan kualitas
baik
Kualitas kayu yang disyaratkan yang kering, tidak pecah, lurus dan serat yang baik
7. Takaran Materia
Takaran/ukuran perbandingan material tidak diperbolehkan hanya menggunaan
skop/diperkirakan saja.
Takaran yang diperbolehkan antara lain seperti ember, drum plastik dan tong.
PASAL 7
PEKERJAAN BETON
a. Mutu Beton
Mutu yang seperti disebutkan dalam PBI 1971, kelas dan mutu beton dapat dibagi dalam :
2. Apabila ternyata mutu bahan-bahan tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak dapat
diatasi dengan cara tertentu, maka Direksi dapat menolak bahan-bagan tersebut dan
Pemborong diwajibkan menggantikannya dengan bahan yang lebih sesuai.
3. Bahan-bahan yang telah ditolak harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dan sama
sekali tidak dapat digunakan lagi
c. Pekerjaan Pembetonan
1. Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertera pada gambar
bestek dan detail konstruksi yang berpedoman pada persyaratan yang ditetapkan dalam
PBI – 1971 Pedoaman Beton Indonesia 1980 atau pada standar “ Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton normal” 1980.
3. Mutu beton diusahakan mencapai K.225 berdasarkan hasil pemeriksaan benda uji pada
umur 28 hari.
4. Pengadukan beton dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Beton Molen) atau
diperkenankan dengan tenaga manusia untuk volume kurang dari 1 M3.
5. Takaran adukan beton harus memenuhi syarat campuran beton yang direncanakan dan
mendapat persetujuan Direksi pelaksana.
6. Pengadukan dan kekentalan adukan beton harus diawasi dan pemadatannya dilakukan
dengan cara getar dengan menggunakan vibrator atau dengan cara menusuk-nusuk
dengan potongan besi, Test Worbility dengan menggunakan “Slump Test”.
7. Pengankutan campuran harus hati-hati, agar tidak berceceran dalam perjalanan dan
tidak terjadi perubahan waktu yang besar antara beton yang sudah dicor dan yang akan
dicor.
8. Untuk beton (beton bertulang) dibuat dengan adukan 1 PC : 2 Psr : 3 Split untuk beton
utama yaitu pekerjaan sloef, kolom dan ringbalk atau berdasarkan hasil pemeriksaan
benda uji beton.
9. Untuk beton biasa dibuat dengan adukan 1 PC : 3 Psr : 3 Kerikil, untuk rabat dan beton
tumbuk.
d. Cetakan Bekisting
1. Cetakan harus dibuat dari bahan yang halus dan mempunyai permukaan yang rata serta
kedap air.
2. Kerangka penunjang dan penyangga harus kokoh sehingga cetakan tidak mengalami
perubahan bentuk, posisi maupun elevasi, semua system penyangga dan penunjang
harus diperhitungkan untuk dapat menerima segala macam kemungkinan kombinasi
pembebanan.
3. Semua bahan yang akan dipakai untuk pembuatan cetakan harus diperlihatkan dan
disetujui oleh Direksi.
4. Toleransi yang diijinkan adalah 3 mm untuk garis dan permukaan setelah penyetelan
bekisting dilakukan.
e. Perawatan beton
1. Untuk mencegah terjadinya hidrasi, setelah beton dicor dan mulai mongering maka beton
yang selesai dicor harus dibasahi secara kontinyu selama proses pengerasan
berlangsung (dua minggu atau lebih).
2. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga agar selama proses pengerasan
berlangsung, permukaan beton tidak mengalami benturan keras atau menerima beban
yang berlebihan.
3. Bekisting dapat dibongkar bila konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan untuk dapat
memikul sendiri konstruksi.
4. Jika ijin pembongkaran tidak atas hasil pemeriksaan benda uji, maka cetakan batu dapat
dibongkar setelah beton baru berumur 3 (tiga) minggu.
5. Keropos yang terjadi akibat pengecoran kurang sempurna dapat diperbaiki bila
mendapat persetujuan dari Direksi.
PASAL 18
PEKERJAAN KAYU
PASAL 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP & LISTPLANK
a. Penutup Atap
1. Untuk penutup atap seluruh bangunan digunakan atap genteng metal berbahan
Colorbond, adalah baja berlapis Zinc dan Aluminium atau yang setara berstandar SNI
disertai sertifikat pabrik dan jaminan mutu produk
2. Bubungan atap digunakan nok berbahan Colorbond, adalah baja berlapis Zinc dan
Aluminium atau yang setara disertai sertifikat pabrik dan jaminan mutu produk
C. Pekerjaan Listplank :
PASAL 10
PEKERJAAN SELESAI
1. Pada waktu pekerjaan selesai, maka semua sisa bahan dan kotoran harus disingkirkan.
3. Satu dan lain hal yang belum tercantum dalam uraian ini tapi berhubungan dengan
pekerjaan maka dinyatakan pada waktu Aanwijzing dengan berita acara.
PASAL 11
KETENTUAN TAMBAHAN
2. Satu dan lain hal menurut petunjuk unsur teknis yang tidak bertentangan dengan uraian
dan syarat-syarat ini.
3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor
adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.