Anda di halaman 1dari 2

Ambrosius Hernawan Wibisono

1915051021
Tugas – Gelombang Dalam Geofisika

Fenomena Gelombang Permukaan Kaitannya dengan


Seismologi dan mitigasi
Bumi memiliki energinya sendiri. di dalam energi itu menimbulkan sebuah
pergerakan yang berasal dari inti bumi. Pergerakan yang ada, memicu bagian bumi
hingga ke permukaannya. Menghasilkan gelombang dengan berbagai bentuk dan
karakternya. Salah satunya menimbulkan gempa bumi di permukaan bumi. Bila
Gempa itu terjadi di dasar samudra maka akan menimbulkan Tsunami yang akan
menggerakan volume air di lautan.

Gelombang gempa merupakan sebuah karya bumi yang dapat tercatat oleh manusia
karena pergerakannya. Gelombang gempa, memiliki kaitannya sendiri dengan
seismologi. Seismologi merupakan ilmu tersendiri yang mempelajari pergerakan
gelombang di muka bumi. Seismologi ini membagi gelombang gempa dalam tiga
bagian dalam satu runtutan gelombang, yaitu gelombang primer (Primer wave) yang
merupakan gelombang awal yang terdeteksi pada seismogram dan terdekat dengan
titik atau sumber gempa, gelombang sekunder (Secondary wave) yang merupakan
gelombang kedua atau lanjutan disertai perubahan amplitudo dan frekuensinya, kedua
gelombang ini adalah body waves, dan gelombang permukaan (Surface wave)
merupakan gelombang rambatan di permukaan bumi yang menyebar radial ke
sekitarnya (arrounding) dengan peningkatan amplitudo yang terbesar dari gelombang
primer dan sekunder.

Mengenai gelombang permukaan, dapat di bagi dalam dua tipe, yaitu gelombang love
(Love wave) dan gelombang rayleigh (Rayleigh wave). Gelombang Rayleigh
merupakan jenis gelombang permukaan yang memiliki kecepatan (VR) adalah ± 2,0
– 4,2 km/s di dalam bumi. Arah rambatnya bergerak tegak lurus terhadap arah rambat
dan searah bidang datar. Gelombang ini merupakan gelombang yang arah rambat
partikelnya bergetar melintang terhadap arah penjalarannya. Gelombang Love 20
merupakan gelombang transversal, kecepatan gelombang ini di permukaan bumi
(VL) adalah ± 2,0 – 4,4 km/s (Hidayati, 2010).

(a).
(b).

(a). Ilustrasi gerak gelombang love (b). Ilustrasi gerak gelombang Rayleigh (Hidayati,
2010)

Fenomena terjadinya gelombang permukaan diakaibatkan karena amplitudo yang


begitu besar yang diciptakan. Secara umum, seismometer mengukur pergerakan
permukaan dalam tiga jenis dimensi. Dua diensi arah mengukur dalam arah utara-
selatan dan timur-barat. Dua dimensi ini berotasi dalam kalkulasi radial (R) yang
merupakan indikasi parallel ke arah perambatan gelombang tersebut dan transverse
(T) yang berosilasi dari datangnya gelombang gempa. Ketiga, terdapat vertical (Z)
yang merupakan letak gelombang primer berada ketika pertama kali terdeteksi oleh
seismometer. Keberlanjutan gelombang permukaan pada bidang radial menghasilkan
keberadaan dua buah gelombang permukaan seismic. Gelombang permukaan seismic
juga merupakan hal penting sebagai penanda untuk perencanaan antisipasi
kegempaan. Dalam hal ini berkaitan erat dengan mitigasi kebencanaan. Gelombang
permukaan memiliki fenomena yang melingkupi permukaan bumi secara umum,
maka dari itu seismologi mengambil bagian penting dalam pendeteksian titik-titik
sumber gempa yang menghasilkan gelombang permukaan pada outputnya. Karena
gelombang permukaan besar potensinya untuk menggerakan permukaan bumi dari
pada body waves. Dalam penataan sistem kerjanya, akan didapat titik hiposenter (di
dalam permukaan bumi) dan episenter (di permukaan bumi). Titik episenter ini akan
dicatat oleh seismometer sebagai acuan pusat gempa tersebut berasal. Penyebaran
gelombang permukaan seismic dari titik gempa tersebut akan terekam jarak dan
kecepatan besar gelombang tersebut yang akan mendeteksi besarnya gempa yang
akan terjadi. Kaitannya dengan mitigasi yang berhubungan dengan kebencanaan,
adalah timbulnya kewaspadaan karena terdeteksinya gelombang permukaan seismic
tersebut. Sehingga mitigasi dapat mencatat informasi yang tertera tentang pergerakan
gelombang permukaan seismic tersebut. sehingan erat sekali kaitan keduanya. Pada
keuntungannya, gelombang permukaan bergerak lebih lambat dibandingkan dengan
body waves. pergerakan gelombang permukaan terjadi setelah body waves yangmana
kecepatan yang ada terminimalisir. Hal ini menjadi keuntungan pasti dalam mitigasi
mendeteksi pergerakan gelombang permukaan sedini mungkin dan akurat.

Source: Hidayati, T. 2010. Analisis Fisis Tingkat Kegiatan Gunung Bromo


berdasarkan Spektral Tremor dan Hiposenter Gempa Gunungapi. Institut Teknologi
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai