Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINI PROJECT

WAKTU TUNGGU PELAYANAN LABORAORIUM DI PUSKESMAS


PASIR PANJANG KOTA KUPANG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer

Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun Oleh :

dr. Carol Wojtyla Petrus Advent Mere

Pendamping:

dr. Maria Febriyanti Kopong

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

UPT PUSKESMAS PASIR PANJANG

KUPANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pemerintah Daerah sebagai pengurus dan penyelenggara layanan publik memiliki
kewenangan yang luas untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat setempat. Namun
demikian, keberhasilan Pemerintah Daerah dalam menjalankan peranannya tersebut sangat
ditentukan pada tingkat kualitas pelayanan publik yang disediakan. Salah satu upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan publik tersebut adalah dengan melakukan
evaluasi untuk menilai kinerja pelayanan yang disediakan oleh berbagai Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD). Secara garis besar terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja pelayanan publik, yaitu, pendekatan yang melihat kinerja pelayanan
dari perspektif pemberi layanan, dan dari perspektif pengguna layanan atau publik.

Melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan


Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, mengamanatkan kepada seluruh institusi
pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk melakukan Survei Kepuasan
Masyarakat (SKM) sebagai tolak ukur keberhasilan penyelanggaraan pelayanan. Kedua
peraturan hukum tersebut secara tersurat menegaskan bahwa kepuasan masyarakat
merupakan ukuran untuk menilai kualitas layanan publik. Sebagai tindak lanjut dari kedua
peraturan tersebut, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
telah menetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat
Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi tersebut menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan daerah untuk
mengevaluasi penyelanggaraan pelayanan publik sekaligus sebagai alat untuk meningkatkan
kinerja pelayanan public di unit kerja masing-masing.

Untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kota Kupang, serta mengupayakan
perbaikan kinerja layanan publik secara berkelanjutan, khususnya dalam bidang kesehatan,
maka Pemerintah Kota Kupang melalui UPTD Puskesmas Pasir Panjang dirasakan perlu
melakukan SKM bagi seluruh masyarakat yang terdaftar dalam cakupan wilayah kerja
Puskesmas Pasir Panjang.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) berperan menyelenggarakan upaya
kesehatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Upaya yang
diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan
oleh seluruh Puskesmas di Indonesia, upaya ini memberikan daya ungkit paling besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan komitmen global dan nasional.
Dalam hal pelayanan sehari-hari puskesmas pasir panjag memiliki unit layanan
UKP berupa kesehatan ibu dan anak (KIA), Manajemen terpadu bayi sakit (MTBS), poli
umum dan poli IMS. Dalam mini project ini saya menyoroti waktu tunggu pasien dipoli
umum. Waktu tunggu dipoli umum sendiri banyak dipengaruhi faktor. Dimana dari awal
mulai pasien mengambil nomer antrian, penyediaan rekam medis, pengkajian awal oleh
perawat dan pengecekkan tanda-tanda vital beserta antropometri hingga akhirnya pasien
datang berkonsultasi dengan dokter
Sesuai dengan SK Walikota Kupang tentang Indikator Mutu klinis pelayanan di
puskesmas dimana, tertera waktu tunggu poli umu sesuai SK walikota adalah kurang dari
60 menit.

2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas tentang kondisi yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Pasir
Panjang , dapat disimpulkan permasalahan utama yang perlu digali faktor-faktor apakah
yang mempengaruhi lamanya waktu tunggu di laboratorium

3. Tujuan
3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui waktu tunggu pasien di laboratorium puskesmas pasir panjang
3.2 Tujuan khusus
3.2.1 Diketahuinya gambaran tingkat waktu tunggu pasien di laboratorium
3.2.2 Diketahuinya gambaran waktu mulai pasien selesai diperiksa di poli atau gadar
sampai hasil sampel laboratorium keluar.
4. Manfaat
4.1 Bagi Penulis
4.1.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis
dalam meneliti secara langsung di lapangan.
4.1.2 Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program internsip
dokter umum Indonesia.
4.2 Bagi Masyarakat
4.2.1 Hasil penelitian ini diharapkan agar meningkatkan pelayanan di laboratorium
puskesmas pasir panjang

4.3 Profil Puskesmas Pasir Panjang

SEJARAH PUSKESMAS DAN PETA WILAYAH KERJA


Sebelum tahun 1992 Puskesmas Pasir Panjang masih berstatus puskesmas pembantu yang
dibentuk untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Lasiana, Oesapa, Pasir
panjang dan berada dalam wilayah kerja Puskesmas Kupang Kota. Puskesmas Pembantu Pasir
Panjang terletak di jl. Timor Raya Kelurahan Pasir Panjang.

Pada Januari Tahun 1992, status Puskesmas Pembantu Pasir Panjang berubah menjadi
puskesmas induk rawat jalan (Non Perawatan) dan memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat Kelurahan Lasiana, Oesapa, Kelapa Lima, Pasir Panjang, Nefonaek, Oeba, Fatubesi,
dan Tode Kisar. Pada awal tahun 2000 terjadi pemekaran wilayah kelurahan Oesapa menjadi 3
kelurahan yaitu Keluharan Oesapa, kelurahan Oesapa barat dan kelurahan Oesapa Selatan.
Dengan demikian wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang mencakup 10 kelurahan dalam wilayah
kecamatan Kelapa Lima.
Pada Tahun 2004 Puskesmas Pasir Panjang berubah status menjadi Puskesmas Pasir
Panjang Perawatan ( Rawat jalan dan Rawat Inap), dan pada tahun 2009 berpindah lokasi ke
kelurahan Nefonaek dengan meminjam Gedung FKPPI (Forum Komunikasi Putra/I
Purnawirawan dan putra/I TNI-POLRI) untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Kemudian pada tahun 2010 terjadi pemekaran wilayah oleh pemerintah Kota Kupang sehingga
Puskesmas Pasir Panjang berada kelurahan Nefonaek, kecamatan Kota Lama, dengan wilayah
kerja mencakup 5 kelurahan yakni Kelurahan Pasir Panjang, Nefonaek, Oeba, Fatubesi dan Tode
Kisar dengan Luas wilayah kerja sebesar 2,2 km 2.

Puskesmas Pasir Panjang mulai berbenah diri melalui program reformasi puskesmas yang
bekerja sama dengan pemerintah kota kupang dan AIPMNH serta koordinasi dengan lintas sector
dan masyarakat sebagai pengguna layanan sebagai PUSKESMAS REFORMASI pada bulan
April tahun 2013. Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Panjang berbatasan dengan wilayah-wilayah
sebagai berikut :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kelapa Lima.


2. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Merdeka
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Oebobo.
DEMOGRAFI

1. Jumlah Dan Penyebaran Penduduk

Berdasarkan data dari kantor kecamatan Kota lama, jumlah penduduk diwilayah
puskesmas Pasir Panjang pada tahun 2017 berjumlah 23.876 jiwa, dengan jumlah laki-laki
12.918 jiwa dan perempuan 11.678 jiwa

2. Penyebaran Penduduk

Gambar 1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pasir Panjang


Penyebaran penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang tidak merata.
Dari 5 Kelurahan yang ada, pemukiman terpadat terdapat di Kelurahan Pasir Panjang dengan
jumlah penduduk sebesar 7.850 jiwa, dibandingkan dengan 4 Kelurahan lainnya. Gambaran
tentang perkembangan proporsi penduduk menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Persebaran penduduk di wilayah puskesmas Pasir Panjang menurut kelurahan dan jenis
kelamin tahun 2017
Jumlah penduduk Sex Ratio
No Kelurahan
Laki-laki Perempuan Total 2017

1 Pasir Panjang 4.049 3.801 7.850 106

2 Nefonaek 2.053 2.109 4.162 97

3 Oeba 2.768 2.703 5.471 102

4 Fatubesi 2.692 2.450 5.142 109

5 Tode Kisar 636 615 1.251 103

Totak 12.198 11.678 23.876 104

Sumber: Kantor Dinkes Kota Kupang tahun 2017


KETENAGAAN
Jumlah tenaga dalam wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang pada Tahun 2017 sebanyak
67 orang dengan perincian tenaga kesehatan berjumlah 58 orang dan tenaga penunjang
administrasi berjumlah 9 orang. sebagai berikut :

Tabel 2 Total Tenaga Kerja UPTD Puskesmas Pasir Panjang


Target
renstra 2013-
2017 Yang ada Status
No Jenis Ketenagaan Kekurangan ket
(Rasio nakes sekarang kepegawaian

terhadap
penduduk)

I. Puskesmas Induk
1 Dokter 1/10.000 4 pns 1 sekolah
pddk

2 Dokter Gigi 1/10.000 2 pns


pddk

3 Sarjana/D3

a. SKM 1/10.000 2 pns


pddk

b. AKPER 1/1.000 pddk 13 7 pns

c. AKBID 1/1.000 pddk 21 3 pns

d. Akademi Gizi 1/5.000 pddk 2 3 pns

e. AKG 2/10.000 2 pns


pddk

f AAK 2/10.000 2 pns


pddk

g AKL 1/5.000 pddk 1 2 pns

AKL

4 Bidan 1/1.000 pddk pns

5 Perawat (SPK) 1/1.000 pddk 3 pns


6 Perawat Gigi (SPRG) 2/10.000 0 pns
pddk

7 Sanitarian SPPH) 1/5.000 pddk 2 pns

8 Nutrisionis (SPAG) 1/5.000 pddk 0 pns

9 Analis Kesehatan 2/10.000 0 pns


(SMAK) pddk

10 Pengelola Obat(SMF) 2/10.000 2 pns


pddk

11 Lain-lain 9

II. Puskesmas
Pembantu

1 Perawat Kesehatan 1 pns

2 Bidan 4 pns

SUMBER DANA
Pada Tahun 2017, Puskesmas Pasir Panjang mendapat dukungan dana sebesar Rp.
1.670.887.701,- untuk melaksanakan semua kegaiatan operasional puskesmas. Sumber-sumber
dana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 Sumber Pendanaan UPTD Puskesmas Pasir Panjang


NO SUMBER DANA JUMLAH (Rp)

1 APBD 206.148.732

2 DAK NON FISIK (BOK) 422.184.969

3 JKN 1.042.554.000

TOTAL 1.670.887.701

PROGRAM KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PUSKESMAS


Program kegiatan Puseksmas Pasir Panjang meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan meliputi :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial


a. Pelayanan Promosi Kesehatan;
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Dan Keluarga Berencana;
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan Kesehatan Gigi
c. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komlementar
d. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
e. Pelayanan Kesehatan Lansia
f. Pelayanan Kesehatan Kerja
3. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
a. Rawat Jalan;
b. Pelayanan Gawat Darurat;
c. Rawat Inap Berdasarkan Pertimbangan Kebutuhan Pelayanan
Kesehatan.

BAB II
METODE

2.1 Analisis Masalah

2.1.1 Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah melalui pengamatan dimana tingkat tunggu pasien


di poli umum dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.

Sesuai dengan Indikator Kinerja Puskesmas tahun 2018 – 2022 di Kota


Kupang maka permasalahan yang ada pada Pelayanan Laboratorium terdiri atas
1. Input
Faktor Ketersedian Analis Laboratorium dan Fasilitas dan Perelatan Laboratorium
sesuai dengan Permenkes 75/2014
2. Proses
Waktu tunggu Pelayanan Laboratorium dan tidak adanya kejadian tertukar specimen
3. Output
Kemampuan Mikroskopis TB Paru dan tidak adanya kesalahan pemberian hasil
laboratorium.
4. Outcome
Kepuasan Pelanggan
2.1.2 Prioritas Masalah
Dari keempat indicator Pelayanan Laboratorium diatas, penulis memilih
prioritas masalah yang diambil untuk diteliti adalah pada Indikator Proses dimana
target waktu tunggu Pelayanan Laboratorium harus kurang dari atau sama dengan 150
menit.
Pada tulisan ini akan didapatkan apakah waktu tunggu Pelayanan
Laboratorium di Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang sudah sesuai dengan
Indikator Kinerja Puskesmas tahun 2018 – 2022 di Kota Kupang atau tidak.

Pemilihan Prioritas Masalah ini dilakukan dengan diskusi bersama pemegang


program, dokter pembimbing di Puskesmas Pasir Panjang.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup disiplin adalah tentang manejerial


3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas pasir panjang dalam hal ini masuk dalam ruang lingkup
kerja kota kupang dan diambil datanya dari akhir di Desember 2019 sampai akir Januari 2020

3.3. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah dewasa dan anak yang diperiksakan specimen
darahnya di Puskesmas Pasir Panjang

3.4.2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien dewasa dan anak yang diperiksakan
specimen darahnya di laboratorium.

3.4.3. Sampel:

3.4.3.1. Kriteria Inklusi:

a. Berada di wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang

b. Pasien dewasa dan anak

c. Berobat di poli umum, anak atau gadar yang diperiksa di laboratorium.

d. Bersedia mengikuti penelitian

3.4.3.2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien dewasa yang tidak berobat dipuskesmas Pasir Panjang

b. Berdomisili di luar Kecamatan pasir panjang

3.4.4. Cara Sampling


Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan random sampling, di mana

setiap subyek yang memenuhi kriteria inklusi langsung diikutkan ke dalam

penelitian hingga jumlah sampel terpenuhi.

3.4.5. Besar Sampel

SKM ini dilakukan kepada masyarakat, dengan responden yaitu pengguna /


pengunjung Puskesmas di Puskesmas Pasir Panjang. Jumlah populasi dihitung
berdasarkan data rerata kunjungan pasien di setiap unit pelayanan. Responden dipilih
acak, dengan jumlah responden dihitung menggunakan tabel sampel dari Krejcie and
Morgan atau dihitung dengan menggunakan rumus

{ λ2 . N . P .Q }
S= 2 2
{d ( N−1 )+ λ . P .Q }

S = jumlah sampel

λ2 = faktor pengali dengan dk = 1; taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%

N = populasi, yaitu jumlah kunjungan pada bulan Januari dan Februari


2018

P (populasi menyebar normal = Q = 0,5

d = 0,0
3.5. Variabel Penelitian

3.5.1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini semua pasien di poli

3.5.2. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pasien dewasa yang diperiksakan specimen

darahnya di laboratorium.

3.7. Cara Pengumpulan Data

3.7.1. Sumber Data

Penelitian in menggunakan data primer. Data primer diperoleh dengan menghitung waktu

dari mulai pasien selesai diperiksa dipoli ataupun gadar sampai dengan hasil pemeriksaan

specimen darahnya keluar hasilnya.

3.7.2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Alat ukur

Waktu dari mulai pasien selesai diperiksa dipoli ataupun gadar sampai dengan hasil

pemeriksaan specimen darahnya keluar hasilnya.


3.7.3. Cara Kerja

Pengambilan data dilakukan dengan memilih secara random pasien yang mengunjungi

laboratorium. Mulai Waktu dari mulai pasien selesai diperiksa dipoli ataupun gadar sampai dengan

hasil pemeriksaan specimen darahnya keluar hasilnya.

3.8. Alur Penelitian

Persiapan penelitian: memilih secara random pasien


poli yang akan diperiksakan specimen darahnya.

Identifikasi subjek penelitian yang memenuhi kriteria


(inklusi dan eksklusi) pasien dewasa dan anak yang
diperiksa specimen darahnya.

Informed consent

Tidak bersedia Bersedia

Wawancara

Pengolahan data
3.9. Analisis Data

Dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan. Dimana kita melihat

berbagai faktor akibat dari lamanya waktu tunggu dipoli umum. Data yang terkumpul

nanti akan dipisahkan antara yang mencapai target respon sesuai SOP Puskesmas pasir

panjang dan yang tidak mencapai target SOP Puskesmas Pasir panjang.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Tabel Waktu Tunggu Laboratorium
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
>150 menit 100-150 menit 50 - 100 menit <50 menit

Dari data primer yang didapat pada wawancara kepada pasien yang berobat
dipoli puskesmas pasir panjang. Dimana dari jumlah sample yang digunakann didapatkan
melalui table morgan krijecr dengan jumlah kunjugan poli umum pada bulan desember
2018 sebanyak 1120 pasien dengan jumlah sample yang harus digunakan sesuai tabel
morga krijerr adalah 220 sample. Dimana dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok
waktu tunggu >150 menit, 100-150 menit, 50-100 menit, dan <50 menit. Didapatkan data
sebagai berikut dimana untuk waktu tunggu terlama >150 menit terdapat 90 orang yang
mengalami waktu tunggu di poli umum atau (40,9%). Sementara untuk waktu tunggu
dipoli umum selama 100-150 menit terdapat sebanyak 40 orang pasien dengan presentase
( 18,2%). Sementara untuk waktu tunggu 50-100 menit terdapat sebanyak 35 orang
dengan presentase ( 15,9% ). Sementara untuk waktu tunggu <50 menit terdapat sebanyak
55 orang ( 25% ). Dari hasil olah data tersebut didapatkan bahwa indicator waktu
pelayanan Laboratorium yang belom sesuai sebesar 40,9 %.
1.1.1 Analisis Penyebab Masalah dan pemecahan masalah
Analisis Penyebab Masalah
Dari hasil analisis sebab akibat masalah tersebut, maka dapat disimpulkan
dalam diagram Ischikawa (diagram tulang ikan/fishbone) sebagai berikut :
Pemecahan Masalah
1. Man
Masalah :
 Kurangnya tenaga dokter dipoli umum
 Banyaknya jumlah pasien dalam satu hari
 Kurangnya tenaga pendaftaran
 Kurangnya tenaga untuk pengkajian awal pasien
 Pemecahan Masalah :
 Menambah tenaga kerja di bidang penyedia rekam medis dan perawat untuk
pengkajian awal pasien
 Menambah tenaga pendaftaran
2. Material
Masalah :
 Kurangnya informasi cara pendaftaran
 Petugas pendaftaran yang kurang
Pemecahan Masalah :
 Memberikan standing banner di depan pintu masuk puskesmas
 Menambah petugas pendaftaran
3. Metode
Masalah :
 Semua pasien baik yang hanya meminta rujukan dan meminta resep kronis
harus bertemu dokter

Pemecahan Masalah :
 Pemisahan antara pasien yang harus bertemu dokter karena klinis , dan yang
hanya meminta rujukan dan obat kronis
4. Environment
Masalah :
 Banyaknya kunjungan pasien setiap harinya terutama dihari libur dan senin.
 Kurang luasnya ruang pengkajian dan ruang balai pengobatan umum
Pemecahan Masalah :
 Dilakukannya pengambilan antrian secara online dan perkiraan nomer itu
dipanggil agar waktu tunggu pasien lebih singkat
 Melakukan renovasi pelebaran balai pengobatan umum

MATERIAL MAN

Kurangnya tenaga dokter umum dipoli


Umum

Banyaknya jumlah pasien dalam satu hari


Kurangnya informasi cara pendaftaran
Kurangnya tenaga penyedia rekam medis Waktu tunggu poli umum
Petugas pendaftaran yang kurang
Kurangnya tenaga pengkajian awal pasien

Banyaknya kunjungan pasien


setiap harinya terutama dihari Semua pasien baik yang hanya meminta
libur dan senin.
rujukan dan meminta resep kronis harus
Kurang luasnya ruang
bertemu dokter
pengkajian dan ruang balai
pengobatan umum

ENVIROMENT METHODE
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari data primer yang didapat tentang waktu tunggu poli
umum hampir 120 orang dari 290 sampel mendapatkan waktu tunggu 60 menit dimana sesuai
dengan SK walikota kupang dimana respond time untuk balai pengobatan umum adalah 60
menit. Sementara sebagian yang mendapatkan waktu tunggu 100 menit dan 90 menit
sebanyak 50 orang dari 290 orang. Dapat disimpulkan bahwa pencapaian waktu tunggu dipoli
umum puskesmas pasir panjang telah memenuhi target SK Walikota Kupang.

5.2 Saran
 Menambah tenaga dokter umum di balai pengobatan umum Puskesmas Pasir Panjang
 Menambah tenaga di loket pendaftaran
 Melakukan Pengantran rekam medis yang lebih cepat ke balai pengobatan umum
 Melakukan Renovasi Pelebaran Balai Pengobatan Umum
 Menambah lagi tenaga pengkajian awal medis
 Melakukan pembatasan nomer antrian balai pengobatan Umum
 Memisahkan antara pasien yang bertemu dokter dan hanya yang meminta obat kronik
dan rujukan
 Melakukan sosialisasi berkala tentang cara pendaftran di puskesmas pasir panjang
atau dengan menggunakan standing banner
 Melakukan pendaftaran online dan waktu perkiraan pasien dipanggil ke poli

Anda mungkin juga menyukai