Anda di halaman 1dari 27

Daur Kehidupan

Bintang
 Habitat bintang adalah galaksi.
 Bintang yang terdekat adalah matahari.
 Matahari berada di galaksi bimasakti.
 Bintang mempengaruhi evolusi kimia galaksi.
 Terang bintang bermacam macam.
 Warna bintang bermacam macam.

 Bintang berasal dari awan (gas dingin) yang


terkondensasi dan terfragmentasi.
 Awan yang terkondensasi akan naik tekanan
dan temperaturnya perlahan lahan, sambil
memancarkan radiasi keluar.

 Energi yang dilepaskan oleh fusi nuklir


mengimbangi gaya gravitasi.
 Sepanjang hidup bintang, dua gaya ini
menentukan berbagai tahapan yang
terjadi.
Evolusi Bintang
1. Bintang Bermassa Kecil
Bintang menghabiskan sebagian besar masa
hidupnya sambil membakar hidrogen di
pusatnya.
Setelah hidrogen di pusat bintang habis.........
energi yang dilepaskan oleh fusi nuklir
mengimbangi gaya gravitasi.
Pusat bintang runtuh.
Energi kinetik beruntuhan berubah menjadi
panas
Panas ini menyebabkan bagian luar
mengambang.
Sementara itu, bersama dengan beruntuhan
bagian pusat, temperatur dan tekanan di pusat
naik.
 Di pusat planetary nebula terdapat
bintang karai putih.
 Ukuran sebesar bumi dengan massa
sebesar matahari “1 ton per sendok teh”.
 Gaya gravitasi diimbangi oleh tekanan
elektron terddegenerasi.
2. Bintang Bermassa Besar
o Setelah helium habis, inti runtuh lagi sampai
cukup panas untuk karbon melakukan fusi
menjadi magnesiumdan oksigen.
o Melalui serangkaian proses, unsur yang lebih
berat secara bertahap terbenruk dan terbakar.

Akhir Hidupnya....
 Bintang massive membakar sederetan
unsur.
 Besi adalah unsur paling stabil dan tidak
melakukan fusi lebih jauh.
 Besi bahkan menyerap energi, bukan
menghasilkan.
Supernova
Sepernova mengkompresi debu dan gas
yang ada di antrara bintang. Gas ini juga
diperkaya oleh unsur unsur dari supernova.
Kompresi ini dapat menyebabkan
keruntuhan awan untuk membentuk bintang
generasi selanjutnya.
Gerakan Bumi, Bulan dan
Matahari
1. Gerakan bumi
Ada dua yaitu:
a. Gerakan rotasi bumi, waktu yang diperlukan
adalah 24 jam (tepatnya 23 jam 56 menit). Pada
waktu berputar bagian bumi yang mengarah
matahari mengalami siang hari dan bagian bumi
yang membelakangi matahari malam hari.
b. Gerakan revolusi bumi, bumi melakukan
sekali revolusi terhadap matahari yaitu
ditetapkan bahwa 1 hari lamanya 24 jam dan 1
tahun 365 hari. Penetapan itu tidak persis sama
dengan lama rotasi dan revolusi bumi,
perubahan itu dilakukan pada tanggal 29
Februari. Tahun tahun yang mengalami
penambahan 1 hari itu disebut sebagai “Tahun
Kabisat”
Gbr 1: Peredaran bumi dan bulan mengelilingi matahari.

2. Gerakan bulan
Gerakan bulan lebih banyak dibandingkan gerakan
bumi, bulan dapat melakukan 3 jenis gerakan sekaligus
yaitu:
- berputar pada porosnya atau sumbu
- beredar mengelilingi bumi
- bersama bumi melakukan revolusi terhadap matahari.

Macam Macam Kedudukan Dan Bentuk


Bulan
1. Energi di Matahari
 Energi di matahari yang luar biasa besar karena
proses reaksi nuklir (termonuklir)
 Menurut “Albert Einstein”

E=m. c 2

A. Matahari Adalah
Bintang
 Matahari adalah sebuah bintang. Walau tampak
besar, disebabkan jaraknya dari bumi terhitung dekat.
 Jarak bintang yang lain amat jauh.
 Matahri bukanlah bintang yang paling terang. Banyak
yang seterang , lebih terang atau kurang terang
dibandingkan matahari .
 Terang dan tidak terangnya matahari ini tergantung
pada suhu dan jarak bintang dari bumi .
 Jarak bumi – matahari hanya 150.000.000 km .
(=1 satuan astronomi = ISA)
 Jarak antar bintang di jagad raya diukur dengan
satuan tahun cahaya

1 Tahun Cahaya = 1013 km


 Di atas lapisan fotosfer, matahari memiliki atmosfer.
 Atmosfer bagian bawah ini yang disebut dengan
kromosfer.
 Lapisan ini menghasilkan cahaya merah yang

Dengan :
E = energi yang timbul
m = massa yang berubah menjadi energi
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s )

Susunan Lapisan – Lapisan Matahari


1. Inti Matahari
 Inti matahari selalu bergerak
 Di sini terjadi reaksi termonuklir yang
menghasilkan energi yang luar biasa besar.
Bagian ini suhunya mencapai 13.600 .00 0OC.
2. Fotosfer (lapisan cahaya)
 Lapisan inilah yang tampak oleh mata kita.
 Jangan memandang matahari secara langsung
karena bisa merusak retina mata kita.
 Cahaya dari lapisan inilah yang sampai ke bumi.
Suhu fotofsfer mencapai 6000°C.
3. Kromosfer
 Bentuk korona tidak tetap.
Batasnya juga tidak jelas .
Tebalnya bisa mencapai 2.500.000 km .
Suhu lapisan ini dapat mencapai 1.000.000 ℃ .

lemah. Maka kita hanya dapat melihat lapisan ini saat


terjadi gerhana matahari total.

 Lapisan ini tampak seperti gelang merah di sekeliling


bulan. Suhunya mencapai suhu 4.000° . Namun
bagian luarnya dapat mencapai suhu 10.000°.

4.Korona

 Disebut korona karena bentuknya seperti mahkota .


 Korona adalah lapisan atmosfer matahari pada
bagian luar . Lapian ini hanya dapat dilihat pada saat
matahari total.
Kemiringan Sumbu Bumi dalam
Mengorbit Matahari

Gerak Semu Tahunan Matahari


 Suhu di bulan sangat ekstrim. Bagian terkena sinar
mencapai 110° bagian yang tidak terkena sinar
matahari mencapai -173℃ .
 Bunyi tidak dapat merambat disana.
 Langit di bulan berwarna hitam kelam . Langit bumi
tampak biru akibat adanya debu-debu angkasa yang
mampu menyebarkan gelombang pendek seperti biru
yang lebih banyak dibandingkna dengan cahaya
gelobang panjang.
 Tidak mengenal siklus air . Disana tidak mungkin ada
kehidupan.

Gerak semu tahuan matahari akan menunjukkan:


 Pada tanggal 21 Maret, matahari akan terbit di atas
khatulistiwa.
 Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di atas
garis balik utara.
 Pada tanggal 23 September, matahari akan terbit di
atas garis khatulistiwa.
 Pada tanggal 22 Desember, matahari akan terbit di
atas garis balik selatan.

Permukaan Bulan
 Bulan tidak memiliki atmosfer.
Di pantai dalam sehari semalam akan terlihat dua
kali air laut naik dan 2 kali pula air laut turun .
Peristiwa naiknya air laut disebut pasang dan
peristiwa turunnya permukaan air laut disebut surut.
Pasang dan surat terjadi di akibatkan oleh gravitasi
bulan dan matahari.
Pengaruh gravitasi bulan yang lebih dekat ke bumi
lebih besar dibandingkan dengan pengaruh gravitasi
matahari yang lebih jauh.

Pasang dan Surut Air Laut

Ket: Panjang surut air laut


 Satelit yang akan ditempatkan di angkasa dapat
dibawa pesawat ulang-alik atau
tersendiri menggunakan roket .
 Awalnya satelit yang didorong dengan roket dari
permukaan bumi atau dibawa oleh pesawat ulang-
alik akan ditempatkan pada orbit transfer
 Orbit transfer berbentuk elips dengan titk terjauh(titk
aphalium) kira- kira 36.000 km di atas permukaan
bumi.
 Roket pendorong yang dimiliki oleh satelit akan
mendorong satelit sehingga berada di titik aphelium.
Mulai di titik ini satelit keluar dari orbit trensfer dan
memasuki orbit sinkron yang berbentuk lingkaran.
Pasang Purnama
Dan
Pasang Perbani
 Pasang purnama ditandai oleh kenaikan permukaan
air laut yang sangat tinggi. Pasang purnama terjadi
ketika gaya gravitasi bulan dan matahari bekerja
dalam arah yang sama. Pasang purnama terjadi
pada saat bulan purnama dan bulan baru .
 Pasang perbani terjadi ketika matahari dan bulan
membuat sudut 90° . Pasang perbani terjadi pada
saat bulan seperempat.

Penempatan Satelit pada Orbitnya


Satelit Terkenal
 Indonesia memiliki satelit komunikasi Palapa , yang
pertama diluncurkan 1 Juli 1976

 Sputnik 1 , buatan Uni Soviet (sekarang rusia)


merupakan satelit buatan manusia yang pertama kali
mengorbit bumi , diluncurkan pada tanggal 4 oktober
1957. Spuntik 1 ini mengorbit bumi selama 1 jam 36,2
menit dengan kelajuan 28.800 km/jam . Satelit ini
mengirimkan berbagai informasi tata surya ke bumi .

Satelit Buatan
 Satelit buatan : benda yang sengaja dibuat dan
diletakkan di angkasa luar mengorbit bumi untuk tujuan
tertentu.

 Berdasarkan fungsinya , dibedakan 5 macam :


1. Satelit Komunikasi
2. Satelit Cuaca
3. Satelit Navigasi
4. Satelit Mata-mata (satelit militer) , dan
5. Satelit Penelitian
Berdasarkan sistem Schimd Ferquson kawasan iklim
tropika dapat dibagi kedalam 8 wilayah atau zone, yaitu
wilayah A sampai H .

Penentuan zona iklim ini didasarkan atas:


1. Rata-rata bulan kering , yaitu bulan yang endapan
curah hujannya kurang dari 60 mm .
2. Rata-rata bulan basah , yaitu bulan yang endapan
curah hujannya lebih dari 100 mm.
3. Bulan yang curah hujannya antara 60 hingga 100 mm
disebut bulan lembab .

Data curah hujan yang dibuktikan adalah antara 10 hinga 20


tahun. Untuk menghitung atau menemukan tipe iklim
 Explorer milik Amerika Serikat merupakan seri satelit tersebut digunakan nilai quotient (Q) yang merupakan
untuk penelitian radiasi ultraviolet matahari , sifat
magnet di ruang angkasa , debu kosmik pengamatan
korona dan meteor .

Schimd Ferquson
Iklim Menurut Junghun(Jerman)
Klasifikasi iklim junghun didasarkan pada ketinggian tempat
dan jenis vegetasi. Klasifikasi tersebut antara lain :

1. Zona panas (0-700m)


Jenis vegetasi : jagung, padi, tebu, kelapa.
2. Zona sedang (700-1500m)
Jenis vegetasi : Kopi, coklat, kina, teh, bakau, buah-buahan,
sayuran.
3. Zona sejuk (1500-2500m)
Jenis vegetasi : pinus dan cemara.
4. Zona dingin (lebih dari 2500m)
Jenis vegetasi : lumut.

Perbandingan antara rata-rata bulan kering dan rata-rata


bulan basah.

Rumus untuk mengukur nilai Q adalah sebagai berikut :

Md
Q= x 100 %
Mw

Q = nilai
Md = rata-rata ( jumlah)
Mw =rata-rata bulan basah ( jumlah)
Penanaman tanaman dapat diusahakan sepanjang tahun
melalui perencanaan yang teliti.

3. Masa Tanam, bulan 6-8


Periode bero tidak dapat dihindari tetapi penanaman dua
jenis tanaman secara bergantian masih mungkin dilakukan.
Contoh : Lahan sawah ditanami padi berikutnya palawijaya.

4. Masa Tanam, bulan 3-5


Kemungkinan penanaman tanaman pangan hanya satu kali.

5. Masa Tanam, bulan 3


Penambahan sumber air ( irigasi) yang teratur dan baik.

Iklim Menurut Oldeman


Klasifikasi iklim menurut oldeman menitikberatkan
pada banyaknya bulan basah dan bulan kering secara
berturut-turut yang dikaitkan dengan sebutan “ zona
agroklimat” (berdasarkan bulan-bulan masa/musim cocok
tanam) dan zona agroklimat utama dibagi atas 5 sub divisi
antara lain :

1. Masa Tanam, bulan 11-12


Kemungkinan penanaman tanam pangan dapat diusahakan
sepanjang tahun.

2. Masa Tanam, bulan 9-10


Suhu maksimum+ Suhu Minimum
SHR=
2

Contoh :
suhu maksimum = 36 0c dan suhu minimum = 20 0c.

(36 +20 ) ° C
SHR=
2

¿ 20 ° C

PENGUKURAN SUHU
1. Suhu harian , dibedakan atas :
 Rentan suhu harian (diurnal)
Ini menunjukkan selisih suhu maksimum dan suhu
minimum pada suhu tertentu.
Contoh: pada termometer six menunjukkan suhu
maksimum 360c dan suhu minumum 200c. Berarti
rentan suhu harian (diurnal) = (30 – 20) 0c = 16 0c
 Suhu harian rata-rata (SHR)
Suhu harian rata-rata dapat dihitung dalam dua cara :

1} Suhu maksimum dan minimum rata-rata selama 24


jam :
3. Suhu Tahunan
Suhu udara tahunan dibedakan menjadi dua yaitu :

 Suhu tahunan rata-rata (STR)


Menunjukkan jumlah suhu bulanan rata-rata selama 12
bulan dibagi jumlah bulan . Dihitung dengan formula
Jumlah suhu bulanan rata−rata
berikut : STR=
Jumlah bulan

2. Suhu perjam rata-rata selama 24 jam :

Jumlah suhu perjam dalam 24 jam


SHR=
24

2. Suhu Bulanan rata-rata (SBR)


Menunjukkan suhu udara harian rata-rata selama sebulan
dapat dihitung dengan formula berikut:

Jumla h su h u h arian rata−rata


SBR=
Jumla h h ari dalam sebulan
 Rentan suhu tahunan rata-rata (RST)
Menunjukkan selisih suhu bulanan rata-rata tertinggi
dan terendah dalam setahun, dapat dihitung dengan
formula berikut :

RST = Suhu bulanan rata-rata tertinggi – Suhu


bulanan rata-rata terendah.

SUHU UDARA PADA KETINGGIAN


TERTENTU
Bagaimana menentukan suhu udara suatu tempat
berdasarkan ketinggian? Penentuan suhu udara suatu
tempat dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

1. Jika hanya diketahui ketinggian suatu tempat

T= 26,3 – 0,6 h
T = Suhu udara yang dicari (0C)
26,3 = Konstanta (Suhu udara rata-rata didaerah pantai
tropis.
0,6 = konstanta
h = tinggi tempat dalam ratusan meter
Contoh Soal :

a. Berapa suhu udara didaerah a jika mempunyai ketinggian


1500 diatas permukaan laut ?
jawab:
t = 26,3 – 0,6 (15)
= 26,3 – 9
= 17,3 0C

Jadi suhu udara didaerah a adalah 17,3 0C

2. Jika diketahui ketinggian dua tempat yang satu


diketahui suhu udaranya dan yang satu tidak.

∆t = 0,006 (x1 – x2) x 1 0C


∆t = Selisih suhu udara antara tempat satu dengan
tempat dua (0C)
x1 = Ketinggian tempat yang diketahui suhu udaranya (m)
x2 = Ketinggian tempat yang dicari suhu udaranya (m)

Contoh Soal :

a. Kota a memiliki ketinggian 50 mdpl. Rata-rata suhu


udara dikota A adalah 28℃ . Berapakah rata-rata suhu
udara kota B yang memiliki ketinggian 260 mdpl?
Jawab: ∆t = 0,006 (5-215) x 1 0C
= 1,26 0C

Jadi suhu udara kota B = 28 0C – 1,26 0C


= 26,74 0C

Macam – Macam Angin


Angin adalah massa udara yang bergerak diatas
permukaan bumi dari daerah yang bertekanan tinggi
(suhu rendah) menuju daerah yang bertekanan udara
rendah (suhu tinggi). “ Makin besar perbedaan suhu ,
maka makin besar perbedaan tekanan udara daerah satu
dengan lainnya sehingga angin yang dihasilkan pun
makin kencang “ .

Jenis-Jenis Angin
1. Angin Tetap
Adalah angin yang arahnya tetap sepanjang tahun.
Terbagi atas :
a) - Angin Pasat : Subtropis menuju khatulistiwa.
- Angin Antipasat : Tropis menuju subtropis .

b) - Angin Barat : Angin yang bergerak dari daerah


efesia ( sekitar lintang 300 sampai
400 ) ke arah lintang sedang ( 600)
yang bertekanan rendah
- Angin Timur : Angin yang bergerak sari daerah
Kutub yang bertekanan tinggi dan
Bergerak juga kearah lintang sedang
Karena gaya “ Coriolis (pembelokan
Arah angin ) “

2. Angin Periodik Musiman


Terjadi karena adanya perbedaan pemanasan antara
Daratan dan lautan dan dalam skala yang lebih besar
Antara benua dan samudra

3. Angin Periodik Harian


Terbagi atas :
a) - Angin Darat : Angin yang bertiup dari darat ke laut.
- Angin Laut : Angin yang bertiup dari darat ke laut.
b) - Angin Lembah : Angin yang berhembus dari
lembah ke punggung gunung.
- Angin Gunug : Angin yang berhembus dari
punggung gunung ke lembah
gunung .
c) - Angin Terjun : Massa yang bergerak menaiki
lereng dan mencapai puncak
gunung untuk kemudian turun ke
lereng sebelahnya dengan cepat.
- Angin Lokal : Angin yang bertiup didaerah tertentu.
(Fohn)
Contoh : - Angin Kumbang ( Cirebon )
- Angin Brubu ( Makasar )
- Anginn Bahorok ( Deli Serdang )
- Angin Gending ( Pasuruan )

Pola Angin Di Indonesia


Ada 2 pola yaitu :
Angin Musim Barat , yaitu angin yang bertiup dari
benua asia ke australia pada bulan oktober – april dan
terjadi musim hujan.

Angin Muson Timur , yaitu angin yang bertiup dari


benua australia ke asia pada bulan april – oktober dan
terjadi pusing kemarau.

Puting Beliung
Ciri- Ciri adanya angin puting beliung adalah :
- Pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih
menjulang tinggi seperti bunga kol,kemudian berkembang
menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara yang
dingin,dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke
kiri dan ke kanan,dan tidak lama kemudian angin semakin
cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan
es.Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti
kerucut dan turun ke bumi
Kabut
Kabut adalah awan rendah pada permukaan bumi.Kabut
terdiri dari 4 jenis:

1.Kabut sawah
Kabut yang terjadi karena penguapan di malam hari.Hal
ini terjadi karena ada sawah,sungai,dan selokan lebih
panas maka udara di atasnya menjadi naik suhunya dan
hembusan angin membuat kemampuan udara
menampung uap air bertambah,kemudian terjadilah
penguapan.Setelah sampai di dataran tinggi,udara
mendingin dan terjadi kondensasi membentuk kabut.

2.Kabut adveksi
Kabut yang terjadi karena pengaruh udara panas yang
mengandung uap aird,mengalir menemui daerah dingin
sehingga terjadi kondensasi dan membentuk kabut.

3.Kabut industri
Kabut berwarna kehitaman yang biasanya terdapat di
atas kota-kota industri yang berasal dari asap pabrik-
pabri.Jumlah inti kondensasi bertambah banyak sehingga
udara yang mengandung uap air membentuk kabut.

4.Kabut pendingin
Kabut yang terjadi pada malam hari dan mengalami
pendinginan dan pada lapisan yang terjadi mencapai
lembab relatif 100%.
GEMPA
Gempa diklasifikasikan menjadi :
a) Berdasarkan sumber gempa
1. Gempa Runtuhan
2. Gempa Tektonik
3. Gempa Vulkanik

b) Berdasarkan kedalaman hiposentrum


1. Gempa Dangkal : < 100 km
2. Gempa Menengah : 100 km – 300 km
3. Gempa Dalam : > 300 km

c) Berdasarkan gelombang gempa


1. Gelombang Primer (longitudinal) merambat dengan
Kecepatan 7 – 14 km ( detik )
2. Gelombang Sekunder ( transversal ) merambat
dengan kecepatan 4-7 km ( detik )
3. Gelombang panjang merambat dengan kecepatan
3 – 4 km ( detik )

Gempa dapat dihitung dengan rumus LASKA

∆ = [( s – p ) – 1 1
] x 1000 km

S = Gelombang Sekunder
P = Gelombang Primer

Anda mungkin juga menyukai