OLEH:
811418097
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya sehingga boleh menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang di berikan
dan demi kelancaran dalam proses pembelajaran.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu kami sangat mengaharapkan kritik dan saran kepada saya sehingga
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat dipahami dan dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Gorontalo, November 2019
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 PERTUMBUHAN EKONOMI..........................................................................3
2.1.1 Definisi.......................................................................................................3
2.1.2 Ciri-ciri dan Ukuran pertumbuhan ekonomi...............................................4
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.........................5
2.1.4 Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut..................6
2.2 DISTRIBUSI DAN PEMERATAAN PENDAPATAN.....................................8
2.2.1 Definisi distribusi pendapatan....................................................................8
2.2.2 Ketidakmerataan distribusi pendapatan....................................................11
2.3 PENGANGGURAN.........................................................................................12
2.3.1 Definisi.....................................................................................................12
2.3.2 Jenis dan macam pengangguran...............................................................12
2.3.3 Akibat pengangguran................................................................................14
2.4 KEMISKINAN................................................................................................15
2.4.1 Definisi kemiskinan..................................................................................15
2.4.2 Ukuran kemiskinan...................................................................................17
2.4.3 Faktor-faktor penyebab kemiskinan.........................................................18
2.5 UPAYA MENGATASI PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN...............18
2.5.1 Upaya Mengatasi Pengangguran..............................................................18
2.5.2 Upaya Mengatasi Kemiskinan..................................................................19
iv
BAB III...........................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
3.1 KESIMPULAN................................................................................................20
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Jika kesenjangan pendapatan terus berlangsung, maka akan tercipta
disinsentif material dan psikologis yang pada gilirannya menghambat kemajuan
ekonomi. Padahal, sudah pasti pemerintah bersusah payah melakukan serangkaian
strategi guna menyajikan kemakmuran masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
output per kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil
atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau
berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
3
2.1.2 Ciri-ciri dan Ukuran pertumbuhan ekonomi
1) Kenaikan penawaran tenaga kerja
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak
disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik
produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa
yang bernilai. Adalah mudah untuk melihat bagaimana modal
menyediakan jasa secara langsung.
4) Kenaikan produktivitas
4
Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1) Produk Domestik Bruto PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran
pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak
mencerminkan kesejahteraan penduduk.
2) PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita PDB per kapita merupakan
ukuran yang lebih tepat karean telah memperhitungkan jumlah penduduk.
Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB
dengan jumlah penduduk.
3) Pendapatan Per jam Kerja Suatu negara dapat dikatakan lebih maju
dibandingkan negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah
per jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerja di negara lain
untuk jenis pekerjaan yang sama
5
3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
6
Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya persediaan
kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih
serius.
7
2.2 DISTRIBUSI DAN PEMERATAAN PENDAPATAN
1) Distribusi ukuran
8
warisan. Berdasarkan pendapatan tersebut, lalu dikelompokkan menjadi
lima kelompok, biasa disebut kuintil (quintiles) atau sepuluh kelompok
yang disebut desil (decile) sesuai dengan tingkat pendapatan mereka,
kemudian menetapkan proporsi yang diterima oleh masing-masing
kelompok. Selanjutnya dihitung berapa % dari pendapatan nasional yang
diterima oleh masing-masing kelompok, dan bertolak dari perhitungan ini
mereka langsung memperkirakan tingkat pemerataan atau tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan di masyarakat atau negara yang
bersangkutan.
2) Kurva lorenz
9
sama dengan persentase penduduk penerimanya terhadap total penduduk.
Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif actual antara
persentase jumlah penduduk penerima pendapatan tertentu dari total
penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar mereka
peroleh dari total pendapatan selama, misalnya, satu tahun. Sumbu
horisontal dan sumbu vertikal dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama;
sumbu vertikal mewakili kelompok atau kategori (jumlah-jumlah)
pendapatan, sedangkan sumbu yang horisontal melambangkan
kelompok-kelompok penduduk atau rumah tangga yang menerima
masing-masing dari kesepuluh kelompok pendapatan tersebut. Titik A
menunjukkan bahwa 10 persen kelompok terbawah (termiskin) dari total
penduduk hanya menerima 1,8 persen total pendapatan (pendapatan
nasional). Titik B menunjukkan bahwa 20 persen kelompok terbawah
yang hanya menerima 5 persen dari total pendapatan, demikian
seterusnya bagi masing-masing 8 kelompok lainnya. Perhatikanlah
bahwa titik tengah, menunjukkan 50 persen penduduk hanya menerima
19,8 persen dari total pendapatan.
10
penduduk termiskin menikmati 12 hingga 17% pendapatan nasional.
Sedangkan 40% penduduk yang berpendapatan terendah menikmati lebih
dari 17% pendapatan nasional, maka ketimpangan dan kesenjangan
dikatakan lunak, distribusi pendapatan nasional dianggap cukup merata.
11
2.3 PENGANGGURAN
2.3.1 Definisi
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja
sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
12
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja
yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran
jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
2). Berdasarkan penyebab terjadinya
13
panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti:
1. Akibat permintaan berkurang
2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3. Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya
fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti
musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja
lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat
perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-
mesin.
Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerate demand).
14
1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak
digunakan apabila tidak bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
2.4 KEMISKINAN
15
apabila pemerintah memberi kebebasan bagi kelompok itu untuk
mengatur diri mereka sendiri. Kedua, kelompok para pejabat, yang
melihat inti dari masalah kemiskinan sebagai masalah budaya. Orang
menjadi miskin karena tidak memiliki etos kerja yang tinggi, tidak
meiliki jiwa wiraswasta, dan pendidikannya rendah. Disamping itu,
kemiskinan juga terkait dengan kualitas sumberdaya manusia. Berbagai
sudut pandang tentang kemiskinan di Indonesia dalam memahami
kemiskinan pada dasarnya merupakan upaya orang luar untuk memahami
tentang kemiskinan. Hingga saat ini belum ada yang mengkaji masalah
kemiskinan dari sudut pandang kelompok miskin itu sendiri.
16
proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi
dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.
17
2.4.3 Faktor-faktor penyebab kemiskinan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik secara
langsung
maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
18
8. Mendorong majunya pendidikan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1) Pembangunan itu harus berarti pembangunan manusia seutuhnya, bukan
pembangunan dalam arti fisik saja (bangunan, jalan, bendungan dan lain
sebagainya). Pembangunan harus dapat dirasakan secara merata oleh seluruh
rakyat.
20