Anda di halaman 1dari 4

Jenis sistem pada reaksi pembuatan iso butan merupakan reaksi berganda seri

1. Konsentrasi didalam reactor

Didalam pemilihan jenis reaktor juga perlu diperhatikan pengaruh konsentrasi.


Kondisi konsentrasi di dalam reaktor sering dilakukan melalui salah satu reaktan berlebih
(excess), penambahan inert material ke dalam reaktor, atau meresirkulasi produk yang
tidak diinginkan kembali ke reaktor. Pada reaksi seri maka bila produk merupakan
produk tengahan maka konversi rendah pada reaksi utama akan memperbesar selektifitas.
Dan bila reaksi samping merupakan produk tengahan maka konversi besar akan
memperbesar selektifitas.

2. Temperature Reaktor

Pada permasalah reaksi berganda, maka pemilihan temperatur pada kondisi


reaktor adalah untuk memaksimalkan nilai selektifitas dan meminimalkan volume reaktor
pada nilai konversi yang diberikan.

k1

            A                             B

k2

apabila k1 > k2, maka sistem reaksi dilakukan pada temperatur tinggi

apabila k2 > k1,  maka sistem reaksi dilakukan pada temperatur rendah. Dalam hal ini
perlu diperhatikan, pada kondisi temperatur rendah akan menaikkan selektifitas tetapi
juga meningkatkan volume reaktor. Pertimbangan ekonomi selanjutnya dilakukan antara
menurunkan terbentuknya produk samping atau menaikkan biaya konstruksi.

3. Tekanan Reaktor

Pengambilan tekanan operasi pada reaksi yang lebih dari satu maka harus
mempertimbangkan masalah selektifitas, konversi dan volume reaktor.

4. Fasa Reaksi
Penentuan fase reaksi sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan reaksi.
Sehingga pengetahuan fase bahan pada suhu reaksi sangat penting, apakah dalam fase
padat, fase cair, fase uap atau fase gas.

5. Katalis

Kebanyakan proses menggunakan katalis untuk meningkatkan laju reaksi, tetapi


katalis tidak berubah secara kuantitas dan komposisi kimia pada akhir reaksi. Pemilihan
katalis adalah tahapan yang sangat penting. Apabila katalis digunakan pada reaksi
berganda, maka katalis tersebut mempunyai efek yang berbeda terhadap reaksi primer
dan sekunder. Oleh karena itu, katalis biasanya dikembangkan untuk meningkatkan
reaksi yang diinginkan. Pemilihan katalis akan sangat berpengaruh pada selektifitas
reaksi. Proses katalitik dapat dibagi dua yaitu homogen atau heterogen.

 Katalis Homogen

Pada sistem katalis homogen reaksi berjalan seluruhnya pada fasa uap atau
fasa cair. Jenis katalis ini mempunyai fasa yang sama dengan bahan yang
bereaksi. Biasanya katalis ini tidak begitu disukai karena akan menimbulkan
problem pada proses pemisahan katalis dan sering menimbulkan
dampak lingkungan.

 Katalis Heterogen

Dalam sistem katalis heterogen, katalis berbeda fasa dengan spesies yang
bereaksi. Pada sistem katalis heterogen, katalis biasanya berbentuk padatan.
Selama proses reaktan berdifusi pada permukaan katalis dan terserap kedalam
permukaannya dimana reaksi terjadi. Setelah bereaksi, produk keluar dari katalis
berdifusi kembali kedalam fasanya (cair atau gas).

6. Unjuk Kerja Reaktor

Dalam memilih jenis reaktor perlu diketahui terlebih dahulu kriteria untuk kerja
(performance) reaktor. Untuk jenis reaktor (selain reaktor polimerisasi) parameter yang
penting untuk menjelaskan unjuk kerja adalah konversi, selektifitas, dan yield. Dalam
menjelaskan unjuk kerja reaktor, nilai selektifitas lebih berarti dibandingkan
dengan yield. Yield berdasarkan reaktan yang diumpankan kedalm reaktor bukan
berdasarkan berapa besar reaktan yang dikonsumsi. Hal ini disebabkan reaktan yang
diumpankan bisa saja berasal dari lairan resirkulasi bukan dari umpan segar (fresh feed).
Walaupun demikian nilai yield bermanfaat untuk menjelaskan unjuk kerja pabrik kimia
secara keseluruhan.

7. Model Reaktor Ideal


Dalam desain reaktor ada tiga jenis model desain yang dapat digunakan yaitu
model batch ideal, model tangki berpengaduk kontinyu, dan model reaktor   plug
flow (reaktor sumbat).Pada model batch ideal, reaktan diumpankan ke reaktor, dilakukan
pengadukan, dan setelah waktu tertentu produk dikeluarkan dari reaktor. Konsentrasi
didalam reaktor berubah bersamaan dengan waktu. Pada sistem ini diperlukan
pengadukan yang sempurna untuk mendapatkan komposisi dan temperatur yang seragam
di seluruh bagian reaktor.

Pada model tangki berpengaduk kontinyu, umpan dan produk masing-masing


dimasukkan dan dikeluarkan secara kontinyu (terus-menerus) dengan melakukan
pengadukan yang sempurna. Akibat pengadukan ini, reaktan dapat langsung keluar dari
reaktor atau tetap berada didalam reaktor untuk waktu tertentu. Dengan demikian waktu
tinggal (residence time) masing-masing komponen dapat berbeda.Pada model
reaktor plug flow (reaktor sumbat) diasumsikan bahwa pergerakan reaktan seragam
didalam satu arah aliran yang tidak diberikan pengadukan. Waktu tinggal plug flow pada
seluruh aliran adalah sama untuk setiap komponen (seperti model batch). Model plug
flow dianggap sama seperti model tangki berpengaduk kontinyu yang dihubungkan
secara seri.

Dari persamaan untuk reaksi berganda untuk konversi reaktor tertentu reaktan
membutuhkan waktu tinggal tertentu didalam reaktor. Didalam reaktor tangki
berpengaduk kontinyu reaktan dapat langsung keluar dari reaktor atau tetap berada
didalam reaktor. Demikian juga produk yang terbentuk dapat langsung keluar atau berada
didalam reaktor untuk waktu tertentu. Oleh sebab itu, penggunaan reaktor tangki
berpengaduk kontinyu untuk jenis reaksi berganda seri memberikan selektifitas yang
lebih rendah dibandingkan dengan reactor batch atau plug flow.

Anda mungkin juga menyukai