Anda di halaman 1dari 10

REVISI LAPORAN RESMI OPERASI TEKNIK KIMIA

PRAKTIKUM HAMMER MILL

Oleh:
Annisa Kusuma Nur Rachmawati (1741420101)

PRODI DIV – TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
06 Oktober 2018

Judul Percobaan : Size Reduction and Analysis (Hammer Mill)


Tujuan Percobaan :
1) Dapat mengetahui massa partikel sebelum dan sesudah dilakukan praktikum Hammer
mill.
2) Untuk mempelajari alat-alat pengecil ukuran dengan menggunakan Hammer mill
sehingga bahan dapat lebih mudah diproses lebih lanjut.
3) Untuk menghasilkan partikel padat dengan ukuran tertentu / menghasilkan permukaan
partikel padat yang lebih spesifik.

Dasar Teori

Size Reduction adalah suatu metode cara pemecahan material partikel solid dengan
jalan menghubungkan secara langsung antara material partikel yang satu dengan yang lain.
Atau yang biasa didefinisikan antara partikel dengan suatu bagian alat yang digerakkan oleh
mesin.
Peralatan pengecil ukuran dapat dikelompokkan menjadi mesin penghancur, mesin
penggiling, mesin penggiling sangat halus, dan mesin pemotong. Prinsip kerja masing-
masing alat tersebut berbeda-beda. Aksi utama dari mesin penghancur adalah kompresi.
Mesin penggiling menerapkan pukulan dan gilingan. Mesin penggiling sangat halus bekerja
dengan menerapkan prinsip gesekan. Mesin pemotong bekerja dengan menggunakan aksi
memotong.
Proses penghancuran bertujuan untuk memperkecil ukuran batuan sehingga diperoleh
butiran mineral dengan ukuran tertentu, sesuai dengan persyaratan yang diperlukan, dan
untuk membebaskan mineral berharga dari ikatan mineral pengotornya, menjadi butiran yang
bebas sempurna (Tobing, 2005).

Salah satu cara dari proses menggunakan metode daya tekan atau pukul adalah
menggunakan alat Hammer mill. Hammer mill adalah sebuah mesin yang digunakan untuk
memecahkan atau menghancurkan material menjadi potongan-potongan kecil. Desain dasar
dasar dari mesin jenis ini melibatkan poros berputar yang dipasangi palu yang bisa berayun
bebas.

Mesin ini dikelilingi oleh sebuah drum berisi bahan yang akan dihancurkan. Sebuah
alat khusus bertugas untuk memasukkan bahan ke dalam drum. Palu secara bertahap
memecah material sampai cukup kecil untuk melewati ayakan dengan lubang-lubang yang
dibuat sesuai dengan ukuran partikel yang diinginkan.

Hammer mill digunakan untuk pemecah batu kapur berkualitas tinggi, dengan kadar
abrasif yang kurang dari 5 %. Hammer mill biasanya digunakan untuk pemecah sekunder
dengan umpan material sampai ukuran 20 cm dan memiliki ratio pemecahan 20 : 1. Hammer
mill juga cocok untuk material limestone, batubara, pupuk dan fiber resin.

Alat dan Bahan

 Alat :

- Hammer mill
- Screening
- Neraca Analitik
- Beaker glass

 Bahan:

- Beras ketan 100 gram


Skema Kerja
Beras 100 gram
ditimbang

Hammer mill
dibersihkan

Ruang Crusher

Feeder / Hopper

ditimbang

Dihitung berat produk


crusher

Screen

ditimbang

Dihitung berat bahan


pada masing – masing
screen
DATA PENGAMATAN
 Massa feed dan produk setiap variabel

Variabel Feed (g) Produk (g)


Screen ukuran 1 mm 200,008 149.22
Screen ukuran 0,2 mm 200,002 196.1

 Mengukur Diameter awal dengan Bahan Masuk : 100 gram


Mesh Screen Mass Fraction Average (mm) Cumulative
Opening (mm) Faraction
14 1.40 - - 1.00
-14 +18 1 0.298 1.20 0.702
-18 +30 0.630 0.244 0.815 0.458
-30 +45 0.355 0.212 0.4925 0.246
-45 +60 0.270 0.134 0.3125 0.112
-60 +140 0.112 0.098 0.191 0.014

 Screen Variabel 1 ( 1.0 mm)


Massa Bahan yang Masuk dalam Screen : 149.22 Gram
Mesh Screen Mass Fraction Average (mm) Cumulative
Opening (mm) Faraction
14 1.40 - - 1.00
-14 +18 1 0.089 1.20 0.911
-18 +30 0.630 0.117 0.815 0.794
-30 +45 0.355 0.291 0.4925 0.503
-45 +60 0.270 0.178 0.3125 0.325
-60 +140 0.112 0.097 0.191 0.288

 Screen Variabel 2 (0.2 mm)


Massa Bahan yang Masuk dalam Screen : 196.1 Gram
Mesh Screen Mass Fraction Average (mm) Cumulative
Opening (mm) Faraction
14 1.40 - - 1.00
-14 +18 1 0.04 1.20 0.96
-18 +30 0.630 0.295 0.815 0.665
-30 +45 0.355 0.20 0.4925 0.465
-45 +60 0.270 0.087 0.3125 0.370
-60 +140 0.112 0.04 0.191 0.338
Analisa Data
 Screen Opening (interpolasi nomer mesh)

1. 1.40 mm = 14 Mesh (Screen Analysis Table)


2. 1 mm = 18 Mesh
3. 0.630 mm =….Mesh

0.630−0.595 25−30
=
x −30 0.707−0.595

0.035 −5
=
x−30 0.112

0.00392 = -5x+150

5x = 149.99608

X = 29.99

4. 0.355 mm =….Mesh
0.355−0.354 40−45
=
x−45 0.420−0.354
1 −5
=
x−45 0.066
0.066 = -5x+225
5x = 224.934
X = 44.98

5. 0.27 mm =….Mesh
0.27−0.250 50−60
=
x −60 0.297−0.250
0.02 −10
=
X−60 0.047
0.00094 = -10X+600
10X = 599.99
X = 59.99
6. 0.112 mm =….Mesh
0.112−0.105 120−140
=
X−140 0.125−0.105
0.007 −20
=
X−140 0.02
0.00014 = -20 x + 2800
20 X = 2799.99
X = 139.9

 Perhitungan Fraksi Massa


Fraksi Massa Nomer 30 mesh (Screen Variabel 1)

Massa BahanTertahan
Fraksi Massa =
MassaTotal

17.56
=
149.22

= 0.117

 Perhitungan Fraksi Massa lolos setiap screen


Screen Nomer Mesh 14 dengan 18 (Variabel 1)
1-0.089 = 0.911

 Perhitungan Untuk Diameter Rata-rata


Diameter screen nomer 14 dan 18
1.40+1
= 1.20 mm
2

 Ukuran Partikel

−14+18
= 2 mesh
2
Pembahasan

Hammer mill merupakan aplikasi dari daya pukul (impact force). Prinsip kerja
hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul
sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan
dengan dinding. Akibatnya akan terjadi pemecahan pada bahan, proses ini berlangsung terus
hingga diperoleh bahan – bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat
(Rahmadina, Octa. 2012).

Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah beras ketan dengan massa 100
gram. Kemudian dilakukan screening dan penimbangan untuk mengetahui fraksi massa
sebelum digrinding. Ukuran partikel yang didapat adalah (-14 +18) mesh dengan fraksi massa
0,398. Setelah itu beras ketan dengan massa 200 gram dimasukkan ke dalam hammer mill
dan di screening. Setelah itu baru lah dilakukan penimbangan untuk mengetahui fraksi massa
setelah di grinding. Pada praktikum ini kelompok kami menggunakan 2 variabel ukuran
screen yaitu 2,00 mm dan 1,00 mm.

Pada variabel 1 (ukuran screeen 1.00 mm) massa beras ketan yang didapat setelah
melalui proses hammer mill adalah 149.22 gram, kemudian dimasukkan ke dalam screening
vibrator dan didapat diameter ukuran partikel menjadi (-30 +45)mesh degan fraksi massa
0.291. Sedangkan pada variabel 2 (ukuran screen 2.00 mm) massa beras ketan yang didapat
setelah proses hammer mill adalah 196.1 gram serta diameter ukuran partikel yang dihasilkan
menjadi (-18 +30)mesh dengan fraksi massa 0.295.

Variabel 1 variabel 2
0.35
0.3
Fraksi Bahan Tertahan

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1.4 1 0.63 0.36 0.27 0.11
Diameter (mm)

Keterangan : Variabel 1 : Screen di hammer mill ukuran 1.0 mm


Variabel 2 : Screen di hammer mill ukuran 0.2 mm

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya luas ukuran pada
material karena telah dilakukannya proses hammer mill, maka jumlah fraksi massanya
semakin besar (mendekati angka 1).

Ukuran diameter pada setiap percobaan juga dapat berpengaruh pada screen. Maka
semakin besar ukuran diameter pada screen maka daya dan biaya yang dibutuhkan juga
semakin besar. Sedangkan semakin kecil ukuran diameter pada screen, maka partikel –
partikel yang akan tertinggal pada plat yang paling bawah akan semakin banyak karena luas
permukaan yang semakin besar pula.

Pada setiap screen, fraksi massa setelah di hammer mill berbanding lurus davrg (mm).
Semakin kecil davrg (mm) maka fraksi massa sesudah proses menunjukkan bahwa sesudah
proses menunjukkan angka yang semakin kecil. Namun pada fraksi massa sebelum proses
menunjukkan partikel yang tertahan. tetapi setelah dilakukan proses tersebut barulah muncul
partikel – partikel yang tertahan di davrg yang sama, karena fungsi hammer mill yaitu untuk
memperkecil ukuran suatu partikel dan memperluas permukaan sehingga akan semakin
banyak partikel yang akan tertahankan.

Semakin kecil screen yang digunakan produk yang dihasilkan semakin halus dan
diameter partikel semakin kecil. Diperoleh data yaitu variabel 1 massa fraksi yang paling
banyak tertahan pada screen 4 dengan ukuran (-30 +45) mesh dengan massa fraksi 0,291.
Sedangkan pada variabel kedua, massa fraksi tertahan paling banyak pada screen 3 dengan
ukuran (-18 +30) mesh dengan masa fraksi 0,295.
Penggunaan plat screen yang berbeda-beda ukurannnya akan mempengaruhi ukuran
partikel pada saat seiving. Jika menggunakan screen 2,00 mm maka mesh yang didapat tidak
terlalu besar dibandingkan screen berukuran 1 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin
kecil ukuran plat yang digunakan maka partikel yang dihasilkan akan semakin halus.

Kesimpulan

a) Sebelum digrinding, grafik yang terbentuk menunjukkan semakin besar diameter rata-
ratanya maka semakin besar pula fraksi massanya.
b) Sesudah digrinding grafik yang terbentuk menunjukkan ukuran partikel semakin kecil
dilihat dari semakin banyak partikel yang lolos dari screen bagia atas, menunjuukkan
hammer mill bekerja sesuai dnegan fungsinya.
c) Semakin kecil ukuran plat yang digunakan maka partikel yang dihasilkan akan
semakin halus.
d) Berdasarkan data, ukuran awal partikel berada pada mesh -14 +18 dengan fraksi
massa 0.298.
e) Hasil dari praktikum adalah Pada screen hammer mill ukuran 1,0 mm,didapatkan
diameter ukuran partikel (-30 +45) dengan fraksi massa yang tertahan sebesar 0,291.
Sedangkan pada screen hammer mill ukuran 0,2 mm,didapatkan ukuran diameter
partikel (-18 +30) dengan fraksi massa yang tertahan adalah 0,295.

Daftar Pustaka

Rahmadian,Octa; 2012. Uji Kinerja Hammer Mill Dengan Umpan Janggel Jagung.
Lampung: Universitas Lampung.

Sudjana, MA.,M.Sc, 1988. Desain Dan Analisis Eksperimen, Tarsito, Jakarta

Buku Panduan Job Sheet Praktikum OTK 1 Politeknik Negeri Malang

Malang, 06 Oktober 2018


Dosen Pembimbing

(Anang Takwanto, S.T,


M.T)

Anda mungkin juga menyukai