Oleh:
Annisa Kusuma Nur Rachmawati (1741420101)
Dasar Teori
Size Reduction adalah suatu metode cara pemecahan material partikel solid dengan
jalan menghubungkan secara langsung antara material partikel yang satu dengan yang lain.
Atau yang biasa didefinisikan antara partikel dengan suatu bagian alat yang digerakkan oleh
mesin.
Peralatan pengecil ukuran dapat dikelompokkan menjadi mesin penghancur, mesin
penggiling, mesin penggiling sangat halus, dan mesin pemotong. Prinsip kerja masing-
masing alat tersebut berbeda-beda. Aksi utama dari mesin penghancur adalah kompresi.
Mesin penggiling menerapkan pukulan dan gilingan. Mesin penggiling sangat halus bekerja
dengan menerapkan prinsip gesekan. Mesin pemotong bekerja dengan menggunakan aksi
memotong.
Proses penghancuran bertujuan untuk memperkecil ukuran batuan sehingga diperoleh
butiran mineral dengan ukuran tertentu, sesuai dengan persyaratan yang diperlukan, dan
untuk membebaskan mineral berharga dari ikatan mineral pengotornya, menjadi butiran yang
bebas sempurna (Tobing, 2005).
Salah satu cara dari proses menggunakan metode daya tekan atau pukul adalah
menggunakan alat Hammer mill. Hammer mill adalah sebuah mesin yang digunakan untuk
memecahkan atau menghancurkan material menjadi potongan-potongan kecil. Desain dasar
dasar dari mesin jenis ini melibatkan poros berputar yang dipasangi palu yang bisa berayun
bebas.
Mesin ini dikelilingi oleh sebuah drum berisi bahan yang akan dihancurkan. Sebuah
alat khusus bertugas untuk memasukkan bahan ke dalam drum. Palu secara bertahap
memecah material sampai cukup kecil untuk melewati ayakan dengan lubang-lubang yang
dibuat sesuai dengan ukuran partikel yang diinginkan.
Hammer mill digunakan untuk pemecah batu kapur berkualitas tinggi, dengan kadar
abrasif yang kurang dari 5 %. Hammer mill biasanya digunakan untuk pemecah sekunder
dengan umpan material sampai ukuran 20 cm dan memiliki ratio pemecahan 20 : 1. Hammer
mill juga cocok untuk material limestone, batubara, pupuk dan fiber resin.
Alat :
- Hammer mill
- Screening
- Neraca Analitik
- Beaker glass
Bahan:
Hammer mill
dibersihkan
Ruang Crusher
Feeder / Hopper
ditimbang
Screen
ditimbang
0.630−0.595 25−30
=
x −30 0.707−0.595
0.035 −5
=
x−30 0.112
0.00392 = -5x+150
5x = 149.99608
X = 29.99
4. 0.355 mm =….Mesh
0.355−0.354 40−45
=
x−45 0.420−0.354
1 −5
=
x−45 0.066
0.066 = -5x+225
5x = 224.934
X = 44.98
5. 0.27 mm =….Mesh
0.27−0.250 50−60
=
x −60 0.297−0.250
0.02 −10
=
X−60 0.047
0.00094 = -10X+600
10X = 599.99
X = 59.99
6. 0.112 mm =….Mesh
0.112−0.105 120−140
=
X−140 0.125−0.105
0.007 −20
=
X−140 0.02
0.00014 = -20 x + 2800
20 X = 2799.99
X = 139.9
Massa BahanTertahan
Fraksi Massa =
MassaTotal
17.56
=
149.22
= 0.117
Ukuran Partikel
−14+18
= 2 mesh
2
Pembahasan
Hammer mill merupakan aplikasi dari daya pukul (impact force). Prinsip kerja
hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul
sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan
dengan dinding. Akibatnya akan terjadi pemecahan pada bahan, proses ini berlangsung terus
hingga diperoleh bahan – bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat
(Rahmadina, Octa. 2012).
Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah beras ketan dengan massa 100
gram. Kemudian dilakukan screening dan penimbangan untuk mengetahui fraksi massa
sebelum digrinding. Ukuran partikel yang didapat adalah (-14 +18) mesh dengan fraksi massa
0,398. Setelah itu beras ketan dengan massa 200 gram dimasukkan ke dalam hammer mill
dan di screening. Setelah itu baru lah dilakukan penimbangan untuk mengetahui fraksi massa
setelah di grinding. Pada praktikum ini kelompok kami menggunakan 2 variabel ukuran
screen yaitu 2,00 mm dan 1,00 mm.
Pada variabel 1 (ukuran screeen 1.00 mm) massa beras ketan yang didapat setelah
melalui proses hammer mill adalah 149.22 gram, kemudian dimasukkan ke dalam screening
vibrator dan didapat diameter ukuran partikel menjadi (-30 +45)mesh degan fraksi massa
0.291. Sedangkan pada variabel 2 (ukuran screen 2.00 mm) massa beras ketan yang didapat
setelah proses hammer mill adalah 196.1 gram serta diameter ukuran partikel yang dihasilkan
menjadi (-18 +30)mesh dengan fraksi massa 0.295.
Variabel 1 variabel 2
0.35
0.3
Fraksi Bahan Tertahan
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1.4 1 0.63 0.36 0.27 0.11
Diameter (mm)
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya luas ukuran pada
material karena telah dilakukannya proses hammer mill, maka jumlah fraksi massanya
semakin besar (mendekati angka 1).
Ukuran diameter pada setiap percobaan juga dapat berpengaruh pada screen. Maka
semakin besar ukuran diameter pada screen maka daya dan biaya yang dibutuhkan juga
semakin besar. Sedangkan semakin kecil ukuran diameter pada screen, maka partikel –
partikel yang akan tertinggal pada plat yang paling bawah akan semakin banyak karena luas
permukaan yang semakin besar pula.
Pada setiap screen, fraksi massa setelah di hammer mill berbanding lurus davrg (mm).
Semakin kecil davrg (mm) maka fraksi massa sesudah proses menunjukkan bahwa sesudah
proses menunjukkan angka yang semakin kecil. Namun pada fraksi massa sebelum proses
menunjukkan partikel yang tertahan. tetapi setelah dilakukan proses tersebut barulah muncul
partikel – partikel yang tertahan di davrg yang sama, karena fungsi hammer mill yaitu untuk
memperkecil ukuran suatu partikel dan memperluas permukaan sehingga akan semakin
banyak partikel yang akan tertahankan.
Semakin kecil screen yang digunakan produk yang dihasilkan semakin halus dan
diameter partikel semakin kecil. Diperoleh data yaitu variabel 1 massa fraksi yang paling
banyak tertahan pada screen 4 dengan ukuran (-30 +45) mesh dengan massa fraksi 0,291.
Sedangkan pada variabel kedua, massa fraksi tertahan paling banyak pada screen 3 dengan
ukuran (-18 +30) mesh dengan masa fraksi 0,295.
Penggunaan plat screen yang berbeda-beda ukurannnya akan mempengaruhi ukuran
partikel pada saat seiving. Jika menggunakan screen 2,00 mm maka mesh yang didapat tidak
terlalu besar dibandingkan screen berukuran 1 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin
kecil ukuran plat yang digunakan maka partikel yang dihasilkan akan semakin halus.
Kesimpulan
a) Sebelum digrinding, grafik yang terbentuk menunjukkan semakin besar diameter rata-
ratanya maka semakin besar pula fraksi massanya.
b) Sesudah digrinding grafik yang terbentuk menunjukkan ukuran partikel semakin kecil
dilihat dari semakin banyak partikel yang lolos dari screen bagia atas, menunjuukkan
hammer mill bekerja sesuai dnegan fungsinya.
c) Semakin kecil ukuran plat yang digunakan maka partikel yang dihasilkan akan
semakin halus.
d) Berdasarkan data, ukuran awal partikel berada pada mesh -14 +18 dengan fraksi
massa 0.298.
e) Hasil dari praktikum adalah Pada screen hammer mill ukuran 1,0 mm,didapatkan
diameter ukuran partikel (-30 +45) dengan fraksi massa yang tertahan sebesar 0,291.
Sedangkan pada screen hammer mill ukuran 0,2 mm,didapatkan ukuran diameter
partikel (-18 +30) dengan fraksi massa yang tertahan adalah 0,295.
Daftar Pustaka
Rahmadian,Octa; 2012. Uji Kinerja Hammer Mill Dengan Umpan Janggel Jagung.
Lampung: Universitas Lampung.