Disusun Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Minuman sirup sari buah merupakan minuman dengan larutan pemanis (sukarosa :
tinggi fraktosa sirup atau gula lainnya) dengan atau tanpa penambahan tambahan makanan
yang diizinkan. Pembuatan miuman sirup dapat ditambahkan pewarna dan asam sitrat untuk
menambah warna dan cita rasa (Satuhu, 2004). Sirup terdiri dari bahan-bahan utama seperti
bahan pengental, pengawet dan cita rasa. Sari dari bahan yang dipergunakan adalah cairan
buah atau sayur yang tidak mengalami fermentasi. Untuk mendapatkan sari buah yang baik,
sari perlu dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak larut dengan penyaringan. Kadar gula
dalam sirup yang cukup tinggi, dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme (bakteri ragi dan jamur) yang mungkin terdapat dalam sirup (Winarno,
2007). Pada prinsipnya dikenal 2 (dua) macam sari bahan, yaitu sari bahan encer (dapat
langsung diminum), yaitu cairan dari bahan yang diperoleh dari pengepresannya,
dilanjutkan dengan penambahan air dan gula pasir dan sari buah pekat atau sirup adalah
cairan yang dihasilkan dan dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara
pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan kondisi vakum, dan
lain-lain.
Gula
Gula merupakan ologosakarida yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu dan bit. Untuk skala industri-
industri makanan yang digunakan adalah gula dalam bentuk kristal yang halus maupun
yang kasar, tetapi apabila yang digunakan adalah gula dalam bentuk kristal yang halus
maupun yang kasar, tetapi apabila yang digunakan dalam bentuk cairan gula atau yang
biasa disebut sirup. Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan
kemudian dipanaskan, sebagian gula akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang
disebut gula invert (Winarno, 2007).
Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan makanan
dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan, dan kelapa kopra. Untuk industri-industri
makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada
pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada
pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian dari
sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang disebut gula invert (Winarno dan
Laksmi, 1974).
Gula bukan hanya terlibat sebagai pemanis saja namun juga digunakan sebagai pengawet.
Apabila gula ditambahkan kedalam bahan pangakonsentrasi yang tinggi (paling sedikit
40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk
pertumbuhan mikroorgansme dan aktivitas air dari bahan pangan akan berkurang
sedangkan dengan penambahan hingga konsentrasi 65% gula akan menyebabkan sel-sel
mikroorganisme yang terdapat dalam bahan pangan akan mengalami dehidrasi atau
plasmolisis sehingga pangan lebih awet (Buckle, dkk., 2010).
Pemanis memiliki peranan yang besar pada penampakan dan cita rasa sari buah. Pemanis
juga berperan sebagai pengikat komponen favor. Pemanis yang sering digunakan dalam
pembuatan sari buah skala rumah tangga ialah sukrosa (gula pasir). Rasa manis sukrosa
bersifat murni karena tidak ada after taste, yaitu cita rasa kedua yang timbul setelah cita
rasa pertama (Depkes, 2004). Disamping itu, sukrosa juga memiliki fungsi untuk
memperkuat citarasa makanan, melalui penyeimbangan rasa asam, pahit dan juga rasa asin
(Koswara, 2009). ima) bagian air (Esti dan Sediadi, 2000).
Pewarna
Natrium Benzoat
Asam sitrat
Asam sitrat merupakan suatu senyawa organik, yang banyak ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan yang memiliki rasa yang asam. Senyawa ini merupakan bahan
pengawet alami yang baik, selain dipakai sebagai penambahan rasa masam pada makanan
juga dapat digunakan pada minuman ringan. Dalam biokomia, asam sitrat dikenal sebagai
senyawa antara yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan
pada hampir semua makhluk hidup (Ovelando dkk, 2008). Asam sitrat banyak digunakan
pada makanan sebagai asidulan atau zat pengasam. Asidulan dapat bertindak sebagai
penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Sifat asam
senyawa ini dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai bahan
pengawet. Derajat keasaman rendah pada buffer yang dihasilkannya mempermudah
proses pengolahan. Salah satu tujuan utama penambahan asam pada makanan adalah
untuk memberikan rasa asam karena asam dapat mengintensifkan penerimaan rasa-rasa
lain. Unsur yang menyebabkan rasa asam adalah ion H+ atau ion H3O+ (Winarno, 2007).
Pemanis
Pemanis adalah senyawa kimia yang memiliki rasa manis dan sengaja di
tambahkan untuk keperluan pengolahan produk makanan, kebutuhan industri non
makanan, serta untuk pembuatan berbagai produk kesehatan. Dalam bidang makanan,
pemanis digunakan untuk memberikan cita rasa manis pada bahan makanan,
memperbaiki aroma, mengawetkan bahan makanan, serta memperbaiki sifat-sifat fisik
dan kimia (Alsuhendra dan Ridawati, 2013). Pemanis yang digunakan dapat berupa
pemanis alami atau pemanis buatan (sintetis). Pemanis alami banyak digunakan dalam
pembuatan produk makanan oleh industri skala kecil dan menengah. Sementara itu
penggunaan pemanis sintetis oleh industri makanan telah berkembang dengan pesat
karena pemanis sintetis dianggap memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
pemanis alami, seperti lebih murah dan lebih hemat (Alsuhendra dan Ridawati, 2013).
Jenis Zat Pemanis Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis
alami dan pemanis buatan/sintesis (Cahyadi, 2006)
Pemanis Alami Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil
pemanis yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L.) dan bit (Beta vulgaris L.)
bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman tersebut sebagai gula alam atau
sukrosa. Beberapa jenis gula dan berbagai produk terkait: gula granulasi (gula pasir):
kristal-kristal gula berukuran kecil yang pada umum nya dijumpai dan digunakan
dirumah, gula batu: gula batu tidak semanis gula granulasi biasa, gula batu diperoleh dari
kristal bening berukuran besar berwarna putih atau kuning kecoklatan, gula batu putih
memiliki rekahan-rekahan kecil yang memantulkan cahaya, kristal berwarna kuning
kecoklatan mengandung berbagai caramel, gula ini kurang manis karena adanya air
dalam kristal. Rumus kimia sukrosa: C12H22O11 merupakan suatu disakarida yang
dibentuk dari monomermonomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa. Senyawa ini
dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain
seperti tumbuhan. Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau bit (Cahyadi,
2006).
Pemanis Buatan Pemanis buatan (sintesis) merupakan bahan tambahan yang dapat
memberikan rasa manis dalam makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Sekalipun
penggunaannya diizinkan, pemanis buatan dan juga bahan kimia lain sesuai peraturan
penggunaannya harus dibatasi, meskipun pemanis buatan tersebut aman dikonsumsi
dalam kadar kecil, tetap saja dalam batas-batas tertentu akan menimbulkan bahaya bagi
kesehatan manusia (Yuliarti, 2007). Secara umum, tujuan dari penambahan pemanis
sintetis ke dalam bahan makanan adalah untuk menurunkan biaya produksi karena
pemanis sintetis selain memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi, harganya juga
relatif murah dibandingkan dengan pemanis alami, sebagai pemanis untuk golongan
seperti penderita diabetes mellitus karena tidak meningkatkan atau menyebabkan
tingginya kadar gula dalam darah, untuk tujuan diet khusus, terutama memenuhi
kebutuhan energi yang rendah, khususnya bagi penderita obesitas atau kegemukan, untuk
menghindari kerusakan gigi karena pemanis sintesis digunakan dalam jumlah sedikit
untuk mendapatkan rasa manis yang kuat, misalnya dalam pembuatan permen
(Alsuhendra dan Ridawati, 2013). Pemanis sintesis memiliki tingkat kemanisan yang
berbeda-beda jika dibandingkan dengan pemanis sukrosa. Tingkat kemanisan beberapa
pemanis sintetis dapat dilihat pada tabel 1.
Perisa
PEMBAHASAN
b. Mesin boiler ini digunaka untuk memanaskan air pada pada tahap perebusan air RO.
c. Tangki Produksi
1. Tangki untuk memasak gula. Tangki ini memiliki kapasitas sebesar 9000
liter.tangki yang digunakan termasuk jenis Double Jacket Tank.
2. Tangki penampung. Tangki penampung ini memiliki kapasitas 5000 liter.
3. Tangki Mixing. Tangki ini memiliki kapasitas sebesar 5000 liter.
d. Mesin pengemas
Mesin pengemas ini terdiri dari 2 jenis, pengemas primer dan pengemas
sekunder. Untuk pengemas primer terdiri dari Cup Filling dan Autosealer Cup yang
berfungsi untuk memasukkanproduk kedalam cup kemudian memasangkan lid cover
secara otomatis. Dalam setiap baris cup filling terdiri dari 8 unit filler. Pada mesin
ini terdapat dua baris cup filling, sehingga total dari filler adalah 16 filler. Mesin
pengemas ini terdiri dari :
1. Feeding : untuk meletakkan gelas cup pada coveyor mesin
2. Filling : untuk memasukkan larutan kedalam gelas cup, dengan volume
yang bisa diatur dari 120 ml hingga 240 mlmenggunakan kran.
3. Sinar UV : untuk merusak DNA mikrorganisme yang mungkin ada pada
produk minuman.
4. Sealing 1 : untuk merekatkan lid cover dengan bibir gelas cup.
5. Adjusting : untuk menyesuaikan lid covr yang kurang tepat melekat pada
gelas cup agar lebih tepat sesuai dengan desain gambar yang sudah ada pada
gambar lid cup.
6. Sealing : untuk merekatkan lid cup padagelas plastic. Sealing 2 ini juga
bertujuan agar lid cover lebih rekat dan kuat sehingga tidak akan bocor.
7. Cutting : untuk memotong dan meratakan lid cover yang sudah menempel
pada bibir gelas cup.
Mesin untuk pengemasan sekunder adalah auto cartoon sealing
machine box. Alat ini dilenkapi dengan untuk menjepit minuman sehingga
gelas tersebut dapat masuk kedalam karton/kardus yang telah disiapkan,
kemudian dilanjutkan dengan proses penutupan kardus meggunakan isolasi
dan proses cooding pada samping kardus.
3.2 Proses Pembuatan Minuman Sirup
a. Mixing
Mixing ini dilakukan di tangki g,selama 15 menit. Mixing bertujuan
agar bahan yang sudah dicampurkan dapat menjadi homogen, sehingga ketika
keluar dari tangki mixing, produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan
keinginan. Selama proses mixing tidak ada lagi penggumpalan bahan, karena
waktu mixing selama 15 menit sudah dianggap cukup untuk
menghomogenkan semua bahan baku dan tidak ad acara khusus untuk
mengetahui apakah di dalam tangki mixing ada penggumpalan atau tidak.
b. Filling
Filling terdiri dari molding dan tangki filling. Molding yang digunakan
sebagai output untuk produk minuman yang nanti akan masuk kedalam gelas
cup yang sudah diatur berapa banyaknya larutan yang akan keluar dengan
menggunakan kran. Filling ini terdiri dari 2 baris filler, dimana satu barisnya
terdiri dari 8 buah filler. Saat proses filling, harus dipastikan bahwa posisi
gelas sesuai dengan matras yang berjalan diatas konveyor. Mesin filling ini
dijadikan satu rangkaian dengan mesin sealing.
c. Sealing
Sealing ini dilakukan didalam satu rangkaian mesin. Dari proses filling,
maka conveyor akan bergerak menuju ke proses sealing dimana lid cover
secara otomatis akan menempel pada bibir gelas cup karena dipanaskan.
Setelah memanas maka lid cover tersebut akan dipotong oleh mesin
cutter,sehingga akan membentuk lingkaran yang sesuai dengan bibir gelas cup.
Setelah proses sealing selesai maka konveyor akan turun dan produk masuk
kedalam air, yang bertujuan untuk pendinginan pada minuman.
d. Coding pada Cup
Coding ini bertujuan untuk menambah informasi untuk konsumen
agar lebih mengetahui dengan jelas kapan tanggal kadaluarsa dari minuman
tersebut. Coding dilakukan setelah proses pendinginan dengan menggunakan
mesin sealer yang didalam satu rangkaian untuk mencetak tanggal kadaluarsa.
e. Packaging
Packaging pada proses ini menggunkan auto carton sealing machine box,
dimana pada proses ini setiap kardusnya berisikan 24 minuman cup yang
disusun secara bolak-balik.
f. Coding pada karton
Coding pada karton ini dilakukan degan mesin jet print yang sudah ada
dalam satu rangkaian dengan auto carton sealing machine box
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Minuman sirup sari buah adalah salah satu produk olahan cair dalam air dari gula atau
pengganti gula dengan atau tanpa penambahan tambahan makanan yang diizinkan.
b. Peralatan yang digunakan untuk proses produksi pembuatan minuman sirup adalah
Tangki Penyimpanan (Storage Tank), Mesin Boiler, Tangki Pencampur (Mixing Tank),
Feeding, filling (Mesin Pengisi), Sinar UV, Sealing 1, Adjusting, Sealing 2, Cutting
(Mesin Pemotong).
c. Proses produksi pembuatan minuman sirup adalah pencampuran, filling, sealing, coding
pada cup, packaging, dan coding pada karton.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi
IV, 605-619, Jakarta, UI Press.
Syamsuni, H.A. (2007). Ilmu Resep, Kedokteran EGC, Jakarta.
Satuhu, S., 1994. Penangana dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Satuhu, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.
http://eprints.ums.ac.id/28741/3/BAB_I.pdf (Diaskes pada tanggal 13 Juni 2020)
http://repository.wima.ac.id/10668/2/BAb%201.pdf (Diaskes pada tanggal 13 Juni 2020)
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/174/5/118700004_file5.pdf (Diaskes pada
tanggal 13 Juni 2020)
https://www.academia.edu/9981665/Asam_Benzoat_dan_Natrium_Benzoat_Sifat_Karakteristik_
dan_Fungsional (Diaskes pada tanggal 13 Juni 2020)
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/131/5/108700008_file5.pdf (Diaskes pada
tanggal 13 Juni 2020)
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59357/5/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf (Diaskes pada tanggal 14 Juni 2020)