Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL SIRUP BUAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK KONSUMER

disusun oleh:
Hema Paramashinta (131710101055)
THP A

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

1. Pengertian Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
Kadar sakarosa (C12H22O11) pada sirup tidak lebih dari 66% dan tidak kurang dari
64%. Menurut Ansel et al (2005) sirup merupakan sediaan cair kental berkadar
gula tinggi yang mengandung 50% sakarosa. Secara umum, sirup dibagi menjadi
2 macam yaitu Non Medicated Syrup atau Flavored Vehicle Syrup dan Medicated
Syrup atau sirup obat. Non Medicated Syrup adalah sediaan sirup yang tidak
mengandung bahan obat, melainkan hanya mengandung gula, perasa, pengawet
dan pewarna. Sirup obat adalah sirup yang mengandung bahan obat (zat
berkhasiat).
2. Komponen Sirup
Sirup mengandung beberapa komponen diantaranya yaitu pemanis,
pengawet antimikroba, perasa dan pengaroma serta pewarna. Berikut penjelasan
mengenai komponen sirup, yaitu:
a. Pemanis
Pemanis dalam sirup berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan.
Berdasarkan kalorinya, pemanis dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemanis berkalori
tinggi dan pemanis berkalori rendah. Contoh pemanis berkalori tinggi yaitu
sorbitol, sakarin dan sukrosa. Laktosa merupakan pemanis berkalori rendah.
b. Pengawet Anti Mikroba
Pengawet anti mikroba berfungsi untuk menjaga kestabilan obat selama
penyimpanan agar tidak ditumbuhi oleh mikroba ataupun jamur sehingga dapat
bertahan lebih lama.
c. Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup diberi perasa agar sirup tersebut mempunyai rasa yang
enak, baik perasa buatan maupun dari bahan bahan yang berasal dari alam.
Karena sirup merupakan sediaan cair, maka dalam pemberian rasa harus memiliki
kelarutan dalam air yang cukup. Aroma enak dan wangi sirup berasal dari
pengaroma yang ditambahkan ke dalam sirup. Pemberian pengaroma harus sesuai
dengan rasa sediaan sirup, misalnya sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.
d. Pewarma
Pewarna yang digunakan dalam pembuatan sirup umumnya larut dalam air
dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup. Selain itu warnanya stabil
dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair
tergantung pada warna dan kejernihan. Pewarna yang ditambahkan biasanya
dibuat konsisten dengan rasa sirup.

3. Pembuatan Sirup Buah

Dalam pembuatan sirup buah, langkah pertama adalah memilih buah yang
akan digunakan. Buah yang akan digunakan harus matang optimal dan sehat.
Buah yang telah disortir kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan
kotorannya. Setelah itu dilakukan pengupasan kulit buah dan diambil dagingnya.
Setelah itu buah diekstrak dengan cara press buah menggunakan alat press dan
saring bijinya atau dapat juga daging buah dihancurkan menjadi bubur dengan
menggunakan blender. Bubur buah yang terbentuk kemudian disaring dengan
kertas saring. Setelah itu dimasak dengan gula. Gula yang ditambahkan 1500
grm untuk 1 liter bubur buah. Untuk menambah rasa asam dapat menambahkan
asam sitrat sebanyak 4 5 gram untuk 1 liter bubur buah. Sirup yang sudah
dimasak kemudian dilakukan pendinginan sebelum dimasukkan kedalam botol
steril. Selanjutnya botol ditutup rapat dan dilakukan sterilisasi selama 30 menit
dengan cara merebus botol yang disusun di dalam panci dengan diberi alas kain.
Lalu diberi air dingin hingga semua botol terendam. Setelah perebusan selama 30
menit, panci kemudian diangkat. Perebusan selama 30 menit dihitung pada saat
mulai mendidih bukan dari awal perebusan. Prinsip pembuatan sirup adalah
pasteurisasi. Pasteurisasi adalah proses pemanasan dengan menggunakan suhu
dibawah 100C untuk menginaktifkan mikroba berbahaya agar memiliki daya
tahan lebih lama. Setelah pasteurisasi selesai, perlu dilakukan penirisan dan
pendinginan untuk membersihkan sisa sisa air yang menempel pada botol.
Pendinginan dilakukan dengan cara dibiarkan selama beberapa saat di suhu ruang
sebelum dilakukan penyimpanan. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang di
tempat yang kering dan bersih agar sirup mempunyai daya simpan yang cukup
lama.
4. Kandungan Kimia Sirup
Kandungan kimia dari sirup meliputi gula, natrium siklamat, natrium
benzoat dan asam sitrat. Berikut penjelasan mengenai kandungan kimia yang
terdapat pada sirup, yaitu:
a. Gula
Gula sebagai pemanis memiliki peranan yang besar pada penampakan dan
cita rasa sirup yang dihasilkan. Pemanis ini bertindak sebagai pengikat komponen
flavor agar tetap kuat.
b. Natrum siklamat
Natrium siklamat merupakan pemanis buatan yang termasuk dalam pemanis
berkalori rendah. Fungsi dari natrium siklamat yaitu sebagai penegas cita rasa
terutama cita rasa buah. Siklamat banyak digunakan oleh produsen tingkat
industri besar karena sifatnya yang mudah larut dan tahan panas sehingga banyak
digunakan terutama dalam produk produk minuman ringan.
c. Natrium benzoat

Natrium benzoat atau yang dikenal dengan nama sodium benzoat


merupakan suatu bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman
serta sangat cocok untuk jus buah maupun sirup buah. Satrium benzoat berfungsi
sebagai bahan pengawet yang dipergunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur
dan bakteri. Benzoat aktif pada pH 2,5 4,0. Secara alami, natrium benzoat
terdapat pada apel, cengkeh, cranberry, kayu manis dan prem.
d. Asam sitrat
Asam sitrat yaitu senyawa kimia yang bersifat asam yang ditambahkan pada
proses pengolahan makanan dengan berbagai tujuan. Asam asam seperti asam
sitrat ditambahkan pada buah bauhan dan dayur sayuran dengan keasaman
sedang untuk menurunkan PH dibawah 4,5. Penurunan pH akan mempengaruhi
suhu dan waktu pemasakam sehingga menjadi lebih rendah.
Tanggapan:
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa yang
tidak lebih dari 66% dan tidak kurang dari 64%. Komponen yang terdapat dalam
sirup meliputi pemanis, pengawet antimikroba, perasa dan pengaroma serta
pewarna. Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Pengawetan
mikroba berfungsi untuk menjaga kestabilan obat selama penyimpanan agar tidak
ditumbuhi oleh mikroba sehingga sirup dapat disimpan dalam jangka waktu yang
cukup panjang. Untuk perasa, pengaroma dan pewarna berfungsi memperbaiki
cita rasa dan daya tarik dari sirup tersebut. Penggunaan perasa, pengaroma dan
pewarna ini biasanya saling menyesuaikan satu dengan lainnya. Buah yang
digunakan dalam kondisi matang optimal dan tidak rusak. Dalam tahap
pembuatan sirup buah, buah di cuci terlebih dahulu, kemudian daging buah
diekstrak dan dihancurkan hingga menjadi bubur. Prinsip pembuatan sirup buah
adalah pasteurisasi, yaitu proses pemanasan dengan menggunakan suhu dibawah
100C untuk menginaktifkan mikroba berbahaya agar sirup memiliki daya tahan
lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai