Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA


1 Oktober 2018

Judul Percobaan : Size Reduction and Analysis (Ball Mill)


Tujuan Percobaan :
1. Dapat mengetahui pengaruh kecepatan putaran, waktu, jenis bola dan diameter
bola.
2. Untuk mengetahui cara kerja alat ball mill.
3. Dapat mengetahui massa partikel sebelum dan sesudah dilakukan praktikum ball
mill.

Dasar Teori

Proses penghancuran bertujuan untuk memperkecil ukuran batuan sehingga diperoleh


butiran mineral dengan ukuran tertentu, sesuai dengan persyaratan yang diperlukan, dan
untuk membebaskan mineral berharga dari ikatan mineral pengotornya, menjadi butiran yang
bebas sempurna (Tobing, 2005).
Proses penghancuran memerlukan banyak energi, bahkan untuk menggerakkan
mesinnya saja memerlukan energi yang sangat besar. Selama bertahun-tahun banyak peneliti
telah berusaha untuk menentukan besarnya energi yang dibutuhkan untuk menghancurkan
suatu mineral. Mulai dari menggerakkan alat peremuk (crusher) sampai kepenggerusan
menggunakan mesin penggerus laju giling. Salah satu metode untuk penggilingan secara
halus yaitu dengan ball mill. Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses penggilingan
metode ball mill yaitu diameter bola giling, putaran per 1menit, perbandingan padatan-cairan,
waktu penggilingan, distribusi media giling, dan kecepatan putaran ball mill (Pulungan,
1999).
Metode ball mill berprinsip pada penghancuran bahan menggunakan sejumlah bola
penumbuk dalam sebuah tabung horizontal yang berputar sehingga bola-bola akan terangkat
pada sisi tabung kemudian jatuh ke bahan yang ditumbuk dan menyebabkan fragmentasi pada
stuktur bahan menjadi ukuran yang sangat halus (Widjanarko, 2014).
Keunggulan metode ball mill adalah waktu penghancuran untuk menjadi serbuk
tepung lebih cepat dan tepung yang dihasilkan relatif lebih halus sehingga mampu
meningkatkan hidrasi tepung terhadap air. Semakin cepat perputaran ball mill, maka energi
yang dihasilkan juga semakin besar dan menghasilkan temperatur yang semakin tinggi.
Temperatur yang tinggi menguntungkan di beberapa kasus yang memerlukan proses difusi
untuk menunjang proses pemaduan pada serbuk, dan internal stressnya berkurang atau
bahkan hilang sama sekali.
Beberapa kasus peningkatan temperatur sangat merugikan karena dapat menghasilkan
fasa yang tidak stabil selama proses milling berlangsung, dan ukuran serbuk dapat menjadi
lebih besar, tapi jika kecepatan melebihi kecepatan kritis maka terjadi pinned pada dinding
bagian dalam sehingga bola–bola tidak jatuh sehingga tidak menghasilkan gaya impact, jadi
sebaiknya menggunakan kecepatan di bawah kecepatan kritisnya sehingga bola dapat jatuh
dan menghasilkan tenaga impact yang optimal, hal ini berpengaruh ke waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Saat dua bola bertumbukan ada serbuk dalam jumlah kecil yang terjebak di antara
kedua bola tersebut, dan hal tersebut terjadi berulang ulang. Pengaruh kecepatan milling
Semakin cepat rotasi milling maka akan semakin memberikan energi yang besar kepada
serbuk.
Pengaruh waktu milling. Waktu milling adalah parameter yang penting, biasanya
waktu dipilih untuk mencapai keadaan yang tetap antar penghancuran dan pengelasan dingin
dari partikel. Waktu yang dibutuhkan tergantung dari tipe milling yang digunakan. Waktu
milling yang lama dari waktu yang diperlukan akan meningkatkan kontaminasi dan beberapa
fase yang tidak diinginkan akan terbentuk oleh karena itu digunakan waktu yang secukupnya
saja.
Pengaruh media penggiling. Media penggiling adalah bola-bola milling yang
digunakan untuk menghaluskan bubuk. Berat jenis dari media penggiling harus tinggi,
dikarenakan bola-bola mengalami gaya impact terhadap serbuk. Media penggiling harus
mempunyai material yang sama pada ruang milling dan pada bubuk yang di milling karena
hal ini guna menghindari kontaminasi. Ukuran media juga mempunyai pengaruh terhadap
efisiensi milling, umumnya ukuran yang besar dengan berat jenis yang besar dari media
penggiling berguna karena massa yang berat dari bola-bola akan memberikan energi impact
yang lebih besar terhadap partikel serbuk (Irfan, 2010).

Alat dan Bahan


Alat
 Ball Mill
 Neraca Analitik
 Kuas
 Screening
 Spatula
Bahan
 Gula Pasir
Prosedur Kerja

Mengisi silinder dengan gula,


memasukkan bola (baja atau keramik).

Menutup silinder dan menempatkan pada


roller.

Menyalakan ball mill grinder, mengatur


kecepatan.

Mengeluarkan bahan setelah waktu


berakhir dan menimbang lalu mengayak
bahan.

Mengulangi percobaan dengan variabel


bola yang berbeda.
Variabel Feed (g) Produk (g)
Bola Baja 200,005 154.46 DATA
Bola Keramik 200,001 195.35
PENGAMATAN
 Massa feed dan produk setiap variabel

 Mengukur Diameter awal dengan Bahan Masuk : 100 gram


Mesh Screen Mass Fraction Average (mm) Cumulative
Opening (mm) Faraction
14 1.40 - - 1.00
-14 +18 1 0.300 1.20 0.700
-18 +30 0.630 0.370 0.815 0.33
-30 +45 0.355 0.132 0.4925 0.198
-45 +60 0.270 0.086 0.3125 0.112
-60 +140 0.112 0.034 0.191 0.078

 Variable Bola Baja


Massa Bahan yang Masuk dalam Screen : 154.46 Gram
Mesh Screen Mass Fraction Average (mm) Cumulative
Opening (mm) Faraction
14 1.40 - - 1.00
-14 +18 1 0.0703 1.20 0.9297
-18 +30 0.630 0.277 0.815 0.6527
-30 +45 0.355 0.348 0.4925 0.3047
-45 +60 0.270 0.193 0.3125 0.1117
-60 +140 0.112 0.1191 0.191 0.0017

 Variabel Bola Keramik


Massa Bahan yang Masuk dalam Screen : 195.35 Gram
Mesh Screen Mass Fraction Average (mm) Cumulative
Opening (mm) Faraction
14 1.40 - - 1.00
-14 +18 1 0.053 1.20 0.947
-18 +30 0.630 0.294 0.815 0.653
-30 +45 0.355 0.194 0.4925 0.459
-45 +60 0.270 0.046 0.3125 0.413
-60 +140 0.112 0.021 0.191 0.392

Analisa Data
 Screen Opening (interpolasi nomer mesh)

1. 1.40 mm = 14 Mesh (Screen Analysis Table)


2. 1 mm = 18 Mesh
3. 0.630 mm =….Mesh

0.630−0.595 25−30
=
x −30 0.707−0.595

0.035 −5
=
x−30 0.112

0.00392 = -5x+150

5x = 149.99608

X = 29.99

4. 0.355 mm =….Mesh
0.355−0.354 40−45
=
x−45 0.420−0.354
1 −5
=
x−45 0.066
0.066 = -5x+225
5x = 224.934
X = 44.98

5. 0.27 mm =….Mesh
0.27−0.250 50−60
=
x −60 0.297−0.250
0.02 −10
=
X−60 0.047
0.00094 = -10X+600
10X = 599.99
X = 59.99

6. 0.112 mm =….Mesh
0.112−0.105 120−140
=
X−140 0.125−0.105
0.007 −20
=
X−140 0.02
0.00014 = -20 x + 2800
20 X = 2799.99
X = 139.9

 Perhitungan Fraksi Massa


Fraksi Massa Nomer 45 mesh (variabel bola baja)

Massa BahanTertahan
Fraksi Massa =
MassaTotal

53.75
=
154.46

= 0.348

 Perhitungan Fraksi Massa lolos setiap screen


Screen Nomer Mesh 14 dengan 18 (Variabel bola baja)
1-0.0703 = 0.9297

 Perhitungan Untuk Diameter Rata-rata


Diameter screen nomer 14 dan 18
1.40+1
= 1.20 mm
2
 Ukuran Partikel
−14+18
= 2 mesh
2

Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul “ball mill” menggunakan variabel jenis bola dengan
perlakuan waktu dan kecepatan putar yang sama. Adanya perbedaan variabel akan
mempengaruhi tingkat ukuran partikel. Tingkat ukuran partikel ini dapat diketahui dengan
cara screening.
. Ball mill digunakan untuk mengecilkan ukuran mendekati ukuran koloid yaitu
dibawah 1µ. Alat ini menggerinding material oleh rotasi silinder dengan bola-bola baja yang
menyebabkan bola-bola saling menekan dan menghasilkan material sampai ukuran yang
dikehendaki. Bahan yang kami gunakan adalah gula sebanyak 100 gram.
Sebelum size reduction menggunakan ball mill dilakukan, bahan di screening terlebih
dahulu untuk mengetahui ukuran partikel gula awalnya. Kami menggunakan vibrating screen
bertingkat dengan kecepatan 10-12 rpm dan waktu 10 menit, sehingga gula akan terpisah
menjadi beberapa fraksi. Setiap massa gula yang tertahan di screen dtimbang, lalu didapatkan
fraksi massa yang tertahan dan yang lolos dari screen. Dengan massa masuk dalam screen
sebesar 100 gram didapat ukuran awal partikel kami sebelum dilakukan size reduction adalah
(-18 +30) mesh dengan fraksi massa 0.370. Kami mengulangi percobaan dengan variabel
bola yang berbeda.
Setelah diketahui diameter awal partikel gula dilakukan size reduction ball mill
dengan menggunakan variable bola baja dan bola keramik masing-masing sebanyak 19 bola,
dimasukkan 200.005 gram gula ke ball mill dengan variable bola baja, didapatkan hasil
154.46 gram yang dimasukkan ke screening vibrator didapat diameter ukuran partikel
menjadi (-30 +45) mesh dengan fraksi massa 0.348. Sedangkan untuk variable kedua dengan
menggunakan bola keramik dimasukkan bahan 200.001 gram gula ke ball mill didapatkan
hasil 195.35 gram didapat diameter ukuran partikel menjadi (-18 +30) mesh dengan fraksi
massa 0.294.

variabel bola baja variabel bola keramik


0.4
0.35
Fraksi Bahan Tertahan

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1.4 1 0.63 0.36 0.27 0.11
Diameter (mm))
Grafik 1.1 ukuran partikel antara variabel bola baja dan bola keramik

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jenis bola mempengaruhi ukuran partikel
suatu material bahan pada proses ball mill. Proses ball mill menggunakan jenis bola baja
menghasikan produk gula yang lebih halus dibandingkan menggunakan bola keramik, hal ini
dikarenakan baja memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan keramik . Massa bola juga
mempengaruhi daya tekan dimana massa bola yang semakin berat akan semakin mudah
memberikan gaya impact yang semakin besar terhadap bahan, begitu juga dengan ukuran
bola yang besar juga akan memberikan gaya impact yang lebih besar karena luas
permukaannya yang lebih besar. Dari percobaan yang telah kami lakukan diperoleh data yaitu
variabel 1 menggunakan bola baja diperoleh ukuran dengan diameter partikel (-30 +45) mesh
dengan massa fraksi 0,348. Sedangkan pada variabel kedua menggunakan bola keramik
didapat ukuran diameter partikel (-18 +30) mesh dengan masa fraksi 0,294.

Kesimpulan
o Berdasarkan data, ukuran awal partikel berada pada mesh (-18 +30) dengan
fraksi massa 0.370.
o Pada variable bola baja didapatkan diameter ukuran partikel (-30 +45) dengan
fraksi massa yang tertahan sebesar 0,348. Sedangkan pada variable bola
keramik ,didapat ukuran diameter partikel (-18 +30) dengan fraksi massa yang
tertahan adalah 0,294.

o Semakin berat massa bola, maka semakin besar gaya impact yang diberikan
terhadap bahan.

o Semakin banyak bola yang diberikan, maka semakin mudah terjadi benturan
antar bola dan menimbulkan gaya impact yang makin besar.

VII. Daftar Pustaka

OTK-1, Tim Laboratorium. 2018. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik kimia 1. Malang:
Politeknik Negeri Malang.

Widjanarko (2014): Penggilingan Tepung Porang dengan Metode Ball Mill. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. Jakarta.
Septian Irfan (2010): Pengaruh milling terhadap peningkatan kualitas pasir besi sebagai
bahan baku industri logam. Jakarta.

Malang, 01 Oktober 2018

Dosen Pembimbing

(Anang Takwanto,S.T,M.T)

Anda mungkin juga menyukai