Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD IHSAN

NIM : 1811012110002

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

1. METODE SIMULASI ( spiked placebo method )


Menambahkan analit pada plasebi (bahan tambahan sediaan) kemudian campuran dianalisis,
dan jumlah analit hasil analisis dibandingkan dengan hasil teoritis.
Contoh : Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni (senyawa) pembanding kimia
CRM atau SRM) ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo)
lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang
ditambahkan (kadar yang sebenarnya).
2. METODE PENAMBAHAN BAKU ( standard addition method )
Menganalis sampel lalu menambahkan sejumlah analit yang diketahui konsentrasinya ke dalam
sampel. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya
Contoh : Dalam metode penambahan baku,sampel dianalisis lalu sejumlah ter-tentu analit yang
diperiksa ditam-bahkan ke dalam sampel dicampurdan dianalisis lagi. Selisih kedua
hasildibandingkan dengan kadar yangsebenarnya (hasil yang diharapkan).
Dalam kedua metode tersebut, per-sen peroleh kembali dinyatakan seba-gai rasio antara
hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya. % Perolehan kembali dapat ditentukan
dengan cara membuat sampel plasebo (eksepien obat, cairan biologis) kemudian ditambah
analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar analit yang
diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi.
3. AKURASI
Ke dalam sampel ekstrak daun gedi hijau ditambahkan asam galat baku sebanyak 30, 40, dan 50
µg/mL dari rerata kadar asam galat yang terdapat pada sampel, kemudian dianalisis dengan
prosedur yang sama seperti pada sampel. Hasil dinyatakan dalam persen perolehan kembali (%
recovery). Persen perolehan kembali dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

A 2− A 1
% perolehan kembli = x 100 %
B
Keterangan:
A1= Kadar analit sebelum penambahan Asam galat baku
A2= Kadar analit yang diperoleh setelah penambahan Asam galat baku
B = Kadar Asam galat baku yang ditambahkan
Persen perolehan kembali ini dapat diterima karena memenuhi syarat akurasi yaitu pada
rentang rata-rata persen perolehan kembali 80-110 % (Harmita, 2004). Hal ini menunjukkan
bahwa parameter akurasi dalam penetapan kandungan ekstrak daun gedi hijau memenuhi
syarat validasi.

PRESISI
Larutan asam galat 1000 µg/Ml dibuat konsentrasi 20 µg/mL, selanjutya larutan baku asam
galat dengan konsentrasi 20 µg/mL tesebut didiamkan selama waktu operating time kemudian
dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 750 nm. Uji ketelitian ini dilakukan sebanyak 5
kali pengulangan. Uji presisi ditentukan dengan parameter RSD (Relatif Standard Deviasi)
berdasarkan rumus sebagai berikut:
SD
RSD= x 100 %
X

Keterangan:
SD = Standar deviasi/simpangan baku
X = Kadar rerata
Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relative berdasarkan penelitian
yang dilakukan terhadap replikasi sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi
dapat menghasilkan nilai rata-rata yang sangat dekat dengan nilai yang sebenarnya, simpangan
baku relatif (RSD) sebagai parameter ukur. Hasil perhitungan simpangan baku (SD) dari data
yang diperoleh sebanyak 5 kali pengulangan pada konsentrasi 20 µg/mL sebesar 0,0032 dengan
nilai simpangan baku relatif (RSD) sebesar 0,06 %. Menurut Harmita (2004), nilai simpangan
baku relative (RSD) < 2% menunjukkan bahwa parameter presisi memberikan keterulangan
yang dapat diterima dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Arikalang .T.G, S. d. (2018). Optimasi dan Validasi Metode Analisis dalam Penentuan Kandungan Total
Fenolik pada Ekstrak Daun Gedi Hijau (Abelmochus manihot L.) yang diukur dengan
Spektrofotometer UV-VIS. Jurnal Ilmiah Farmasi, 14-21.

Anda mungkin juga menyukai