Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No.

2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X

MENINGKATKAN NILAI KESOPANAN OLEH GURU PEMBIMBING MELALUI


BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA PONTIANAK

Ema Sukmawati
Jurusan Bimbingan dan Konseling
IKIP PGRI Pontianak
e-mail : emasukmawati1175@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel Kesimpulan dari penelitian ini adalah tahapan-tahapan layanan
Diterima Juni 2016 bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, peralihan, kegiatan,
Disetujui Juli 2016 dan pengakhiran. Bimbingan kelompok dinilai berhasil dan dapat
Dipublikasikan meningkatkan nilai kesopanan pada siswa Sekolah Mengah Pertama
September 2016 dengan kategori baik. Dengan hasil penelitian ini disarankan, (1)
Kata Kunci: dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, guru pembimbing
Guru Bimbingan dan diharapkan dapat meningkatkan proses pelaksanaan tahapan kegiatan
konseling, bimbingan kelompok terutama pada tahap pembentukan dan tahap
Bimbingan kegiatan agar pelaksanaan bimbingan kelompok menjadi semakin
kelompok, efektif dan lebih baik. (2) dalam pelaksanaan tindakan sebaiknya guru
Kesopanan pembimbing dapat meningkatkan kemampuan dalam teknik
eksplorasi masalah peserta didik dengan tetap bersikap pasif reflektif
Keywords: agar tercapai tujuan kemandirian yang ada didalam bimbingan
Teacher of Guidance kelompok . (3) dikarenakan kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya
and Counseling, bagi peserta didik, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan
Guidance group, secara berkesinambungan sebagai salah satu strategi pengentasan
Modesty. masalah peserta didik.
Abstract
The conclusion of this study are the stages of group counseling services,
namely the establishment phase, transition, activities and termination.
Guidance group considered successful and can increase the value of courtesy
on First mengah school students with good category. With the results of this
study suggested, (1) in the implementation of group counseling, guidance
counselor is expected to improve the process of implementing the stages of
group counseling, especially at the stage of formation and implementation
stages of group guidance activities in order to become more effective and
better. (2) the implementation of the action should be a tutor can improve
their skills in exploration techniques with the problem learners remain passive
reflective in order to achieve the goals of independence is in group counseling.
(3) because the event is very useful especially for students, it is expected that
these activities can be done on an ongoing basis as a strategy to alleviate the
problem of learners.

© 2016 Universitas Muria Kudus


Print ISSN 2460-1187
Online ISSN 2503-281X

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 120
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X

PENDAHULUAN kelompok agar pelaksanaan bimbingan


Masa remaja adalah masa kelompok lebih efektif.
pertumbuhan dan perkembangan remaja, Layanan bimbingan kelompok
maka semakin bertambah tuntutan yang adalah suatu cara memberikan bantuan
akan dihadapi hal ini membuat remaja kepada individu (siswa) melalui kegiatan
rentan terhadap gangguan yang dapat kelompok. Bimbingan kelompok merupakan
menimbulkan masalah baik secara pribadi sarana untuk menunjang perkembangan
maupun masalah-masalah social.Remaja optimal masing-masing siswa yang
adalah Mahluk Tuhan Yang Maha Esa yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari
mempunyai harkat dan martabat yang paling pengalaman pendidikan ini bagi dirinya
tinggi dari makhluk lainnya. Remaja sendiri.
mempunyai potensi dasar yang dibawa sejak Menurut Wibowo (2005:17)
lahir diantaranya adalah memiliki cipta, rasa menyatakan bimbingan kelompok adalah
dan karsa. Hal ini perlu dikembangkan agar suatu kegiatan kelompok di mana pimpinan
potensi tersebut dapat bermanfaat bagi kelompok menyediakan informasi-informasi
hidup dan kehidupan, baik bagi dirinya dan mengarahkan diskusi agar anggota
sendiri maupun untuk kepentingan kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
masyarakat, bangsa dan Negara. membantu anggota-anggota kelompok untuk
Pengembangan potensi ini dapat dilakukan mencapai tujuan-tujuan bersama. Bruce
melalui jalur pendidikan, baik pendidikan Shertzer dan Sherly C. Stone (dalam Winkel
keluarga, sekolah maupun masyarakat. & Hastuti, 2007:568) “The approach of group
Upaya tersebut tidak lain adalah guidance is prevenstive in nature; the group’s
untuk pengembangan segenap potensi yang member are most directly with acquiring
dimiliki manusia agar menjadi manusia yang information, becoming oriented to new problem,
cerdas, terampil, sopan dan berbudi pekerti planning an implementing students activities,
luhur, serta memiliki keseimbangan diri collecting data for occupational an educational
dalam penyesuaian diri di kehidupan, baik decisions”.
dalam kehidupan individu maupun sosial. Sejalan dengan itu, bimbingan
Dilingkungan sekolah sering dilihat bahwa kelompok lebih menekankan pada diskusi
siswa kurang menunjukkan sikap yang didalam kelompok mengenai masalah
berkaitan dengan kesopanan terhadap guru- pendidikan, pangarahan bakat, ataupun
guru yang ada disekolah, baik dalam informasi-informasi mengenai diri siswa
bertutur kata, berperilaku, dan cara bersikap serta memberikan kesempatan bagi
yang kurang sopan. Seharusnya siswa harus anggotanya untuk menambah penerimaan
bertutur kata dengan baik terhadap guru, diri sendiri, menghormati pendapat orang
serta berperilaku yang sesuai dengan norma- lain, memberikan ide, perasaan, dukungan,
norma ataupun peraturan yang berlaku bantuan alternatif pemecahan masalah dan
disekolah. Apabila siswa kurang memiliki mengambil keputusan yang tepat dalam
nilai kesopanan terhadap orang lain, siswa berlatih tentang perilaku baru dan tanggung
tersebut mungkin tidak dapat diterima jawab atas pilihan yang ditentukannya.
dengan baik dalam pergaulan yang terdapat Peningkatan nilai kesopanan harus
disuatu lingkungan. Oleh karena itu upaya dilakukan oleh seluruh guru pembimbing
guru pembimbing dalam membantu umumnya disetiap sekolah karena dilihat
meningkatkan nilai kesopanan yang dimiliki betapa pentingnya sikap yang harus
siswa adalah dengan memberikan layanan ditanamkan mengenai perilaku-perilaku
bimbingan kelompok melalui dinamika yang berhubungan dengan moral dan etika
terutama pada Sekolah Menengah Atas . Hal
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 121
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X

ini dilihat dari hasil pra survey yang METODE PENELITIAN


dilakukan penulis ditemukan masih ada Berdasarkan jenis masalah dan
jumlah siswa yang menunjukkan kurangnya tujuan penelitian yaitu tentang upaya guru
nilai kesopanan dimilikinya seperti bertutur bimbingan dan konseling dalam
kata yang tidak sopan/kasar, berperilaku meningkatkan kesopanan pada siswa di
yang tidak baik terhadap guru dan teman- SMA, maka peneliti menggunakan metode
temannya di sekolah. kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan
Berdasarkan pendapat tersebut metode kualitatif dan kuantitatif
mendorong keinginan penulis sebagai memungkinkan untuk menjawab dan
peneliti untuk melaksanakan penelitian yang menggali lebih dalam pertanyaan-
terfokus pada kegiatan Penelitian Tindakan pertanyaan yang diajukan dalam penelitian.
dalam Bimbingan Konseling (PTBK)
disekolah dalam upaya meningkatkan nilai HASIL PENELITIAN DAN
kesopanan siswa melalui bimbingan PEMBAHASAN
kelompok oleh guru pembimbing. Penulis Hasil observasi nilai kesopanan
beranggapan bahwa sekolah mampu siswa setelah dilaksanakan bimbingan
kelompok mengalami peningkatan
menyelenggarakan penelitian dalam
persentase yang juga dapat dilihat pada
Bimbingan dan Konseling (PTBK) khususnya
grafik berikut ini :
guru pembimbing melalui layanan
bimbingan kelompok yang diharapkan akan Grafik
berdampak pada meningkatnya nilai HASIL OBSERVASI NILAI
kesopanan siswa yang optimal. KESOPANAN SISWA SETELAH
DILAKSANAKAN BIMBINGAN
Namun kenyataan yang dilihat
KELOMPOK
dilapangan saat penulis melakukan pra
survey di Sekolah Menengah Atas di
Pontianak masih ada siswa yang kurang
memiliki nilai kesopanan dengan ciri-ciri
seperti berbicara dengan tutur kata yang
kurang sopan dan kasar, berperilaku yang
kurang sopan baik terhadap guru maupun
teman-temannya, hal ini terlihat
dilingkungan sekolah bahwa minimnya
keinginan siswa tersebut untuk bersikap
sopan dalam kehidupan sehari-hari
khususnya dilingkungan sekolah. Grafik diatas menunjukkan bahwa nilai
Berdasarkan kenyataan yang kesopanan siswa mengalami
tampak dari gejala-gejala tersebut dalam peningkatan setelah dilaksanakan
pengamatan peneliti banyak diperlihatkan bimbingan kelompok.
oleh siswa. Guru Pembimbing Untuk
Meningkatkan Nilai Kesopanan Melalui
Bimbingan Kelompok Pada Siswa Sekolah
Menengah Atas di Pontianak. Pembimbing
yang memiliki latar belakang akademik
bidang bimbingan konseling yang
memungkinkan peneliti dapat memperoleh
informasi yang benar dan objektif.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 122
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X

informasi dalam suasana kelompok dan


Grafik adanya penyusunan rencana untuk
PERBANDINGAN HASIL pengambilan keputusan yang tepat dengan
OBSERVASI NILAI KESOPANAN
adanya dinamika kelompok sebagai wahana
SISWA SEBELUM DAN SETELAH
PELAKSANAAN BIMBINGAN untuk pencapaian tujuan kegiatan bimbingan
KELOMPOK dan konseling. Definisi lain dikemukakan
oleh Sukardi (2008:64) yang menyatakan
layanan bimbingan kelompok sebagai
layanan bimbingan yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu (terutama dari
pembimbing/konselor) yang berguna untuk
menunjang kehidupannya sehari-hari baik
individu maupun pelajar, anggota keluarga
dan masyarakat serta untuk pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
Menurut Wibowo (2005:17)
Berdasarkan grafik diatas
menyatakan bimbingan kelompok adalah
menunjukkan perbandingan hasil persentase
suatu kegiatan kelompok di mana pimpinan
nilai kesopanan siswa sebelum dan setelah
kelompok menyediakan informasi-informasi
dilaksanakan layanan bimbingan kelompok,
dan mengarahkan diskusi agar anggota
dimana setelah dilaksanakan bimbingan
kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
kelompok persentase mengalami
membantu anggota-anggota kelompok untuk
peningkatan.
mencapai tujuan-tujuan bersama. Bruce
Nurihsan (2005:17) menjelaskan
Shertzer dan Sherly C. Stone (dalam Winkel
layanan bimbingan kelompok sebagai usaha
& Hastuti, 2007:568) “The approuch of group
yang dilakukan untuk mencegah
guidance is prevenstive in nature; the
berkembangnya masalah atau kesulitan pada
group’s member are most directly with
diri konseli. Isi dari kegiatan ini terdiri atas
acquiring information, becoming oriented to
penyampaian informasi yang berkenaan
new problem, planning an implementing
dengan masalah pendidikan, pekerjaan,
students activities, collecting data for
pribadi dan masalah sosial yang disajikan
occupational an educational decisions”.
dalam bentuk pelajaran. Penjelasan ini
Bernard & Fullmer (dalam Nurihsan,
senada dengan definisi layanan bimbingan
2005:15) secara lebih singkat mendefinisikan
kelompok oleh Gazda (1978 dalam Prayitno
bimbingan adalah proses membantu
dan Amti, 2004:309), layanan bimbingan
seseorang agar menjadi berguna, tidak
kelompok di sekolah merupakan kegiatan
sekedar mengikuti kegiatan yang berguna.
pemberian informasi kepada sekelompok
Definisi ini memberi penegasan bahwa
siswa untuk membantu mereka menyusun
bimbingan merupakan kegiatan yang
rencana dan keputusan yang tepat. Gazda
bermanfaat untuk membantu individu
juga menyebutkan layanan bimbingan
menjadi seseorang yang bermanfaat pula,
kelompok diselenggarakan untuk
tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga
memberikan informasi yang bersifat
bermanfaat untuk orang lain.
personal, vokasional, dan sosial.
Mengacu pada beberapa definisi ahli
Prayitno dan Amti (2004:164)
tentang layanan bimbingan kelompok, maka
mendefinisikan layanan bimbingan
peneliti menyimpulkan layanan bimbingan
kelompok sebagai kegiatan pemberian
kelompok adalah upaya pemberian bantuan
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 123
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X

oleh nara sumber tertentu (diutamakan guru signifikan secara keseluruhan pada diri
bimbingan dan konseling) kepada siswa dengan kategori baik.
individu/siswa melalui suasana kelompok Saran
yang memungkinkan setiap anggota untuk Telah terbuktinya layanan
belajar berpartisipasi aktif dan berbagi bimbingan kelompok dapat meningkatkan
pengalaman dalam upaya pengembangan nilai kesopanan pada siswa, maka
wawasan, sikap dan atau keterampilan yang disarankan hal-hal sebagai berikut :
diperlukan dalam upaya mencegah 1. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan
timbulnya masalah atau dalam upaya kelompok, guru pembimbing diharapkan
pengembangan pribadi sesuai dengan dapat meningkatkan proses pelaksanaan
norma-norma yang berlaku. tahapan kegiatan bimbingan kelompok
Kesopanan adalah tingkah laku yang terutama pada tahap pembentukan dan
dilakukan manusia dengan cara bersopan tahap kegiatan agar pelaksanaan
santun dari tutur kata yang baik serta tata konseling kelompok menjadi semakin
karma ketika mulai bersosialisasi dengan efektif dan lebih baik.
maksud dan tujuan dapat menghargai orang 2. Dalam pelaksanaan tindakan sebaiknya
lain dan dirinya sendiri tanpa membedakan guru pembimbing dapat meningkatkan
status, usia dan golongan tertentu. kemampuan dalam teknik eksplorasi
masalah peserta didik dengan tetap
SIMPULAN DAN SARAN bersikap pasif reflekstif agar tercapai
Kesimpulan tujuan kemandirian yang ada dalam
Guru Pembimbing untuk bimbingan kelompok.
meningkatkan nilai kesopanan pada siswa 3. Kegiatan ini sangat bermanfaat
Sekolah Menengah Atas dapat dilihat dari khususnya bagi peserta didik, maka
hasil peneltian sebagai berikut : diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan
1. Gambaran nilai kesopanan yang secara berkesinambungan sebagai salah
ditunjukkan oleh siswa Sekolah satu strategi pengentasan masalah peserta
Menengah Atas sebelum pelaksanaan didik.
layanan bimbingan kelompok dapat
dikatakan rendah berdasarkan hasil DAFTAR PUSTAKA
observasi dan wawancara yang
Asrori, M. 2008. Perkembangan Peserta Didik.
dilakukan.
Pontianak: Untan Press.
2. Pelaksanaan layanan sesuai dengan
tahap-tahap pelaksanaan layanan Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek
Konseling & Psikoterapi. Bandung:PT
bimbingan kelompok yang meliputi
Refika Aditama.
tahap pembentukan, peralihan,
kegiatan, dan pengakhiran dan tindakan Hidayat, D.R. dan A. Badrujaman. 2012.
Penelitian Tindakan dalam Bimbingan
yang dilakukan dinilai cukup berhasil
Konseling. Jakarta : PT Indeks.
khususnya dengan kategori baik.
3. Gambaran nilai kesopanan yang Nurihsan, J. 2008. Teori Kepribadian. Bandung
: Remaja Rosdakarya
ditunjukkan oleh siswa Sekolah
Menengah Atas setelah pelaksanaan Yusuf, S. L.N & N. M. Sugandhi. 2011.
layanan bimbingan kelompok Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.
mengalami perubahan kearah yang RajaGrafindo Persada.
lebih baik dan terdapat perubahan yang

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 124

Anda mungkin juga menyukai