Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN

MENDESKRIPSIKAN TUGAS MANAJER, SEJARAH MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN

Dosen Pembimbing : Dr. Syahrizal, SE, M.Si

KELOMPOK 5 ;

DEWI SARTIKA (18043085)


HARVINNA DWI PUTRI (18043101)
RAHAYU SURYA BAKAR (18043140)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajer dan Tugasnya


Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008), manajer adalah individu
yang mencapai tujuan melalui orang lain. Mereka membuat keputusan, mengalokasikan
sumber daya, dan mengatur aktivitas anak buahnya untuk mencari tujuan. Manajer
melakukan pekerjaan mereka dalam suatu organisasi yaitu sebuah unit sosial yang
dikoordinasi secara sadar, terdiri atas dua individu atau lebih, dan berfungsi dalam suatu
dasar yang relatif terus menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.

TUGAS-TUGAS MANAJER
1. Tugas Utama Manajer
Tugas dari seorang manajer, yaitu pekerjaan orang yang memegang kekuasaan
tertinggi dalam kegiatan manajemen. Pendapat lain yaitu Drucher dalam Wursanto (opcit)
mengemukakan lima  bagian pekerjaan pokok manajer, yaitu:
1. Menetapkan sasaran.
Ia menentukan: apa yang akan dijadikan sasaran dan tujuan seharusnya dalam tiap -
tiap bidang sasaran dan apa yang harus dilakukan dan mengadakan sasaran efektif
2. Mengorganisasi
a. Menganalisis kegiatan, putusan dan hubungan yang diperlukan
b. Menggolong-golongkan pekerjaan atau Membagi pekerjaan dan unit dan tugas
dalam struktur organisasi
c. Memecah-mecah kegiatan mengenai tugas-tugas yang dapat dimanajemeni
d. Memiliki orang untuk memanajemeni unit dan melakukan tugas yang harus
dikerjakan
3. Memberi motivasi dan berkomunikasi
Membentuk tim yang terdiri dari orang yang bertanggun jawab untuk berbagai tugas        
4. Pengukuran
Manajer menentukan ukuran dan beberapa factor yang baik untuk karya perusahaan
atau untuk setiap orang yang ada dalam perusahaan
5. Mengembangkan orang termasuk dirinya.

2.      Manajer Serba Kuasa dan Serba Simbolik


Manajemen serba kuasa. Pandangan ini tercermin dalam pernyataan bahwa: manajer
yang baik dapat mengubah tembaga menjadi emas. Pendapat ini mewakili teori
manajemen yang mengatakan kualitas manajer suatu organisasi menentukan kualitas
organisasinya sendiri. Asumsinya ialah perbedaan organisasi dalam keefektivan dan
efisiensinya disebabkan oleh putusan dan tindakan manajernya. Manajer yang baik
mengantisipasi perubahan, mengeksploitasi kesempatan, memperbaiki unjuk perbuatan
yang buruk, dan mengarahkan, memimpin organisasinya kearah pencapaian tujuan,
termasuk mengubah tujuan bila diperlukan. Bila keuntungan ber-tambah manajemen
peroleh kredit penghargaan berupa bonus, mendapat saham dan sebagainya. Bila
perusahaan merugi, dewan komisaris mengganti manajer puncak dengan keyakinan
manajer baru, bisa memperbaiki keadaan.
Manajemen serba simbolik. Pandangan simbolik tentang manajemen ber-anggapan
bahwa tidak masuk akal kalau para manajer mempunyai pengaruh begitu besar terhadap
unjuk perbuatan organisasinya. Hasil suatu organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor di
luar organisasi yang tidak selalu dapat diawasi oleh manajer misalnya: situasi ekonomi,
kebijaksanaan pemerintah, tindakan saingan usaha, keadaan industri yang khusus,
pengawasan teknologi yang dimiliki, dan putusan-putusan yang diambil oleh manajemen
terdahulu.
Melaksanakan fungsi–fungsi:
a. Fungsi perencanaan (planning) dari suatu kebijakan yang akan diambil perusahaan
serta memprediksikan hasil yang akan didapatkan dari tindakan yang akan diambil tsb.
b. Fungsi pengaturan (organizing), yaitu mengatur, membentuk, mendelegasikan dan
menerapkan jalur suatu wewenang/tanggungjawab dan sistem komunikasi, serta
mengoordinir kerja setiap anggota organisasi/instansi.
c. Fungsi pengawasan (controlling), yaitu mencakup persiapan atau standar kualitas
dan kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk produk ataupun jasa yg diberikan pada
perusahaan dalam rangka memberikan pencapaian tujuan perusahaan.
d. Fungsi kepemimpinan (leading) yang membuat oranglain melakukan pekerjaan,
mendorong, memotivasi serta menciptakan iklim pekerjaan yang baik.
e. Fungsi evaluating, yaitu menganalisa hasil dari seluruh kegiatan yang telah
dilakukan melalui analisis SWOT.                                                                                        
B. Sejarah Manajemen
Fase 1: pemikiran awal manajemen
Pemikiran awal manajemen, menurut wren, terjadi sebelum abad 20. Pada waktu
itu, ada 2 peristiwa penting.
Peristiwa pertama: buku adam smith tahun 1776 saat adam smith memunculkan
doktrin ekonomi klasic "the wealth of nation"  yang dalam buku yang ia terbitkan
mengemukakan tentang keungulan ekonomis yang akan didapat oleh organisasi atas
pembagian kerja. Pembagian kerja atau division of labor ini oleh adam smith yaitu
mengenai perincian pekerjaan pekerjaan kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang.
Peristiwa kedua: revolusi industri di inggris (britania) akibat kejadian ini membuat
para manajer kala itu memerlukan teori yang bisa membantu dalam meramalkan
permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan tugas tugas untuk bawahan,
mengarahkan aktivitas sehari hari dan yang lainnya sehingga menyebabkan ilmu
manajemen kemudian mulai dikembangkan oleh ahli.
Fase 2: era manajemen sains
Manajemen sains atau manajemen ilmiah dipopulerkan oleh ahli manajemen
frederick winslow taylor yang ditulis dalam bukunya yang berjudul "principles of scientific
management" (1911). Taylor memaparkan manajemen sains sebagai penggunaan metode
yang ilmiah dalam menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dalam perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai pemikiran pemikiran
yang baru dari henry gantt dan gilberth.
Henry gantt mengemukakan ide bahwa seorang mandor seharusnya mampu untuk
memberikan pendidikan kepada para pekerja atau karyawan untuk lebih bersifat rajin dan
kooperatif. Kemudian dia mendesain sebuah grafik untuk berupaya membantu
manajemen yang bisa dipergunakan dalam merancang serta mengontrol pekerjaan yang
kemudian diberinama gantt chart.
Sementara itu, lillian gilbreth dan frank yang merupakan pasangan suami istri
menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang dilakukan oleh pekerja serta lama
waktu yang mereka habiskan dalam gerakan tersebut. Alat ini dipakai untuk mewujudkan
sistem produksi yang efisien yang disebut sebagai "micromotion" era manajemen sains
juga diramaikan oleh teori administratif. Yaitu teori tentang hal apa yang harus dilakukan
oleh manajer serta bagaimana membentuk sebuah praktek manajemen yang baik.
Henry fayol, seorang industriawan dari prancis mengemukakan gagasan tentang
lima fungsi manajemen yang utama. Fungsi fungsi manajemen menurut henry fayol
tersebut antara lain; Merancang, Mengorganisasi, Memerintah, Mengkoordinasikan,
Mengendalikan. Gagasan fungsi manajemen menurut henry fayol ini kemudian digunakan
sebagai kerangka kerja dalam buku ajar ilmu manajemen pada tahun 1950 dan terus
berkembang sampai saat ini.
Pada era ini, max weber, seorang ahli sosiologi asal jerman mengambarkan sebuah
tipe ideal bagi organisasi yang disebut dengan birokrasi. Bentuk organisasi yang bercirikan
dengan pembagian kerja, hirarki yang didefinisikan secara jelas, peraturan serta ketetapan
yang sangat rinci, dan sejumlah hubungan impersonal. Namun begitu, max weber sadar
bahwa birokrasi yang ideal tidaklah ada dalam realita. Max weber bermaksud
menggambarkan tipe organisasi itu dengan menjadikan landasan dalam berteori
mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan dalam kelompok yang besar. Teorii
tersebut telah menjadi contoh bagi banyak organisasi besar pada masa sekarang.
Pada tahun 1940 an, patrick blackett menelurkan ilmu tentang riset operasi yang
merupakan ilmu kombinasi dari mikroekonomi dan teori statistika. Riset operasi ini lebih
familiar dikenal dengan 'manajemen sains' dengan mencoba pendekatan ilmiah dalam
menyelesaikan masalah yang ada pada manajemen khususnya dibidang operasi dan
logistik. Tahun 1946, peter f drucker menerbitkan buku mengenai manajemen terapan.
"concept of the corporation". buku ini menugaskan penelitian mengenai organisasi.
Fase 3: era manusia sosial
Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzab perilaku dalam
pemikiran tentang manajemen. mahzab ini tidak memperoleh pengakuan luas hingga
tahun 1930-an. Yang menjadi katalis utama atas kelahiran mahzab ini adalah studi
penelitian yang dikenal dengan eksperimen hawthrone. Eksperimen ini dilaksanakan pada
tahun 1920 an hingga 1930 an yang bertempat di pabrik hawthrone yang dimiliki western
electric company.
Pada awalnya, kajian ini hanya bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerangan
lampu terhadap produktifitas kerja dan hasil kajiannya mengindikasikan insentif semisal
jabatan, lama jam kerja, upah, periode istirahat memiliki pengaruh yang sedikit terhadap
output para pekerja dibandingkan tekanan kelompok, rasa aman dan penerimaan
kelompok. Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa norma sosial atau standar kelompok
adalah penentu yang utama perilaku kerja tiap individu ahli lainnya. Mary parker follet
menerbitkan bukunya yang berjudul "creative experience" - 1924 berisikan suatu filosofi
bisnis yang lebih mengutamakan integrasi sebagai sebuah cara dalam mengurangi konflik
tanpa dominasi maupun kompromi.
Fase 4: era modern
Dalam era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep manajemen
kualitas total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen w. Edwards deming
dan joseph juran. Deming yang di jepang dianggap sebagai bapak kontrol kualitas
berpendapat bahwa mayoritas permasalahan dalam hal kualitas bukanlah berasal dari
kesalahan para pekerja, tetapi pada sistemnya. Dia menekankan akan pentingnya
peningkatan kualitas dengan menyusun teori lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas
bisa ditingkatkan maka:
Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan yang
sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh lebih baik atas waktu serta
material untuk Produktifitas meningkat, Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan
peningkatan terhadap kualitas serta penurunan harga, Keuntungan meningkat sehingga
bisa perusahaan bisa bertahan, Jumlah pekerjaan bertambah.
C. Pengambilan Keputusan
Model pengambilan keputusan
1. Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi
rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang ideal
itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang diketahui dan
disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk memberikan nilai.
Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.
2. Model Administratif
Model Aministratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan yang
menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang
dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas. Model
administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang
mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil keputusan. Model
Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat berperan
dalam pembentukannya yaitu :
a. Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memiliki keterbatasan atau batas-
batas dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
b. Pemuasan berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi
pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah
keputusan yang baik.
c. Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model
administrative. Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting
berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor di
organisasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu.
Asumsi tersebut yaitu: Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas,
bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara para manajer, Prosedur rasional
tidak selalu digunakan, Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi dan
keterbatasan sumber daya, Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan
daripada mencari solusii yang paling baik
3. Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak
terprogram ketika situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik
antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan
dilakukan.model politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk menentukan
tujuan dan alternatif
Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa
saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk
masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang
dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika manajer melihat
pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat
kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah
dilakukan.
2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer
menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang
penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk
menspesifikasikan sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut seputar 5W + 1H
3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali
dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun
keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru
yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang
dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat
mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi
masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab
utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.
4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-
nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan
sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan
ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-
prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk
memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.
5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative,
dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin
bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan
bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan
6. Evaluasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para
pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka
menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam
mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan
keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik
memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus
pengambilan keputusan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalmanajemen.com/tugas-manajer/
http://firman25.blogspot.com/2013/10/tugas-tugas-manajer.html
http://citradararahmadanii.blogspot.com/
http://nichonotes.blogspot.com/2015/02/sejarah-manajemen-dan-perkembangan.html
http://donidoni58.blogspot.com/2012/10/pengambilan-keputusan-dalam-
manajemen.html
https://feelinbali.blogspot.com/2013/09/manajemen-pengambilan-keputusan.html

Anda mungkin juga menyukai