Anda di halaman 1dari 61

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

DISUSUN OLEH
TIM KIMIA DASAR

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Ilmu kimia pada hakekatnya adalah ilmu yang bersifat eksperimental, maka teknik
untuk meningkatkan skill penggunaan alat-alat di laboratorium dan melakukan
percobaan kimia adalah salah satu langkah penting dalam pengembangan ilmu yang
berkaitan dengan kimia. Buku penuntun Praktikum Kimia Dasar ini disusun untuk
memenuhi harapan tersebut.
Dalam buku penuntun praktikum ini telah diberikan beberapa aturan yang harus
ditaati oleh mahasiswa yang mengikuti Praktikum Kimia Dasar, hal ini bertujuan agar
pratikum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat dalam menjalankan pratikum di
Laboratorium Kimia Dasar sehingga apa-apa yang ditargetkan pada materi kuliah
dapat tercapai. Terima kasih.

Laboratorium Kimia Dasar


FMIPA Universitas Riau

TIM KIMIA DASAR

2
PENGENALAN LABORATORIUM

Laboratorium Kimia adalah tempat untuk mempelajari dan memahami kimia melalui
percobaan. Pada dasarnya Kimia adalah ilmu yang deskriptif/nyata yang mempelajari
perubahan fenomena alam. Dengan melakukan praktikum Kimia di laboratorium, Anda
diharapkan dapat lebih memahami fenomena yang muncul dalam reaksi-reaksi kimia, yang
mendukung dalam mempelajari teori dalam perkuliahan.
Laboratorium Kimia adalah suatu tempat Anda akan berhadapan langsung dengan zat-
zat berbagai (dapat berbahaya) dan peralatan beragam, akan tetapi dirancang khusus
sehingga memungkinkan kita bekerja dengan aman, dengan syarat harus mengerti aturan dan
tahu cara bekerja yang baik.
Berikut dijelaskan aturan/tata tertib bekerja di laboratorium Kimia Dasar dan
pengenalan beberapa peralatan laboratorium Kimia Dasar. Sebelum Anda memulai kegiatan
praktikum, terlebih dahulu WAJIB untuk membaca, mempelajari, dan memahami ketentuan-
ketentuan ini.

Ketentuan Umum – Kronologis Kegiatan


Periode praktikum Kimia Dasar: pagi dimulai tepat jam 07.30 s/d 10.00 dan 10.30 s/d 12.30,
dan sore dimulai jam 13.30 s/d 15.00.

Kronologis kegiatan:
1. Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk melalui pintu
Utama Laboratorium Kimia Dasar dengan tertib, tidak boleh memakai sandal atau
sepatu terbuka, tidak memakai kaos oblong, dan harus memakai jas laboratorium.
2. Tanda tangani daftar hadir yang telah disediakan.
3. Kumpulkan buku catatan praktikum (jurnal praktikum) di meja yang tersedia.
4. Segera berkumpul di bagian depan dalam Laboratorium Kimia Dasar untuk
mendengarkan penjelasan dari Pemimpin Praktikum sambil membawa penuntun
praktikum dan buku catatan lain (jika diperlukan)
5. Setelah itu, kembalilah ke tempat kerja masing-masing (sesuai dengan tema pada jadwal
praktikum). Pada dasarnya, setiap mahasiswa/praktikan akan bekerja perkelompok di
bawah pengawasan asisten.
6. Sebelum memulai praktikum, periksalah peralatan yang ada telah disediakan, jumlah
maupun keutuhan peralatan sudah sesuai dengan “daftar inventaris alat” yang ada.
Kalau belum, segera lengkapi dengan cara meminta petugas laboratorium. Pelajari nama,
3
kegunaan dan cara menggunakan peralatan tersebut (lihat peralatan dasar laboratorium
kimia).
7. Buku catatan praktikum (jurnal praktikum) harus dikerjakan sebelum praktikum
dimulai (JANGAN mengerjakan di sekitar laboratorium) dan wajib dibawa saat
praktikum. Apabila tugas ini tidak dibuat, praktikan tidak diberikan nilai untuk
percobaan tersebut, atau tidak diperkenankan mengikuti praktikum tersebut.
8. Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten, kerapian
dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja sama kelompok,
kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi atau peraturan,
penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil pengamatan segera dicatat
dalam buku catatan. Data lain dapat ditanyakan kepada asisten atau pemimpin praktikum.
9. Setelah selesai bekerja, cucilah peralatan praktikum masing-masing dan akan diperiksa
oleh petugas Laboratorium.
10. Di akhir periode praktikum akan dilakukan Tes Praktikum sekitar 15-20 menit.
Pastikan alat sudah dicuci dan meja telah dibersihkan sebelum tes praktikum
dilaksanakan.
11. Petugas akan mencatat kekurangan atau pemecahan alat, disaksikan oleh praktikan, diakhiri
dengan membubuhkan tanda tangannya.

CATATAN: Untuk s e m u a percobaan, akan diminta dibuatkan LAPORAN praktikum.


Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara kelompok. Dalam
keadaan seperti ini, tanggung jawab keberhasilan percobaan ditanggung bersama. Demikian
pula dengan peralatan yang digunakan bersama, misalnya buret atau peralatan distilasi.
Apabila ada kerusakan atau hilang harus ditanggung bersama. SELAMAT BEKERJA !

4
Buku Catatan Praktikum (Jurnal Praktikum) & Laporan
Setiap praktikan mempunyai buku penuntun praktikum sendiri. Lengkapi dengan buku
catatan praktikum, dan alat-alat tulis. Simpanlah buku catatan di atas meja praktikum,
jangan sampai tersiram zat atau rusak.
Buku penuntun praktikum, akan terdiri dari: tata tertib, aturan kerja dan keselamatan, dan
modul percobaan 1 s/d 10.
Setiap percobaan akan dilengkapi dengan Lembar Data (yang akan berisi pengamatan
dan ditanda tangani oleh asisten ybs.) dan Lembar Tes Praktikum. Lembaran ini
disiapkan pada saat praktikum dan saat tes praktikum dilakukan (biasanya di akhir waktu
praktikum).

Aturan Keselamatan
A. Aturan Umum
1. Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai peraturan
di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-baiknya, mulai dari
tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik pengerjaan yang akan dilakukan.
2. Jangan bekerja sendirian di laboratorium, minimal berdua, dan untuk praktikum kimia
dasar harus disertai asisten atau instruktur laboratorium, sesuai dengan jadwal yang
diberikan.
3. Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan, dan minum.
Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas laboratorium
lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu tertutup (bukan sandal).
Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja anda sendiri.
4. Selalu dipelihara kebersihan meja kerja, bak cuci, dan sekitarnya. Buanglah sampah
pada tempatnya.
5. Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang banyak.
Hati-hati dengan H2SO4 pekat, ada caranya sendiri.
6. Zat padat dan logam-logam buang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak)!
7. Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn,
Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan sekali-
kali dibuang ke washbak!

5
8. Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah di dalam lemari
asam (fume hood), jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan sekali-kali
meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya berhenti.
9. Laboratorium Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk belajar dan bekerja.
Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman. Janganlah membuang-buang
waktu percuma.
10. Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap kejadian
dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu kegiatan
terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan data. Jangan ragu
untuk bertanya kepada asisten, dan jawablah setiap pertanyaan yang diajukan asisten
dengan singkat dan jelas.

B. Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
1. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium adalah
tempat yang banyak bahayanya, baik bahaya keracunan maupun kebakaran. Kalau
terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dan utama harus dilakukan adalah:
JANGAN PANIK!
2. Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci dengan air kran dan
menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot langsung
dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-kali digosok dengan tangan, apa
lagi sebelum cuci tangan. Secepatnya hubungi petugas/asisten untuk minta
pengobatan darurat.
3. Apabila anggota badan yang terkena, apa lagi jumlahnya banyak, gunakan shower
(jika tersedia) atau air kran yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup
lain di bagian yang kena zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat pengobatan
selanjutnya.
4. Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia, pertama-
tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apa lagi membanting gelas
yang terbakar. Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila tidak
ada yang menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset basah,
biarkan mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam kebakaran yang tersedia.
5. Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar, lalu
obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan rivanol. Mintalah pada
petugas/asisten.

6
C. Zat Kimia & Pereaksi
1. Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Kimia Dasar ini pada
umumnya sudah disediakan.
2. Apabila pemakaian nya diserahkan kepada masing-masing praktikan, maka zat-zat
tersebut dan pereaksi-pereaksi, akan disimpan di atas meja khusus untuk ini. Biasanya di
letakkan di meja-meja pinggir meja kerja laboratorium.
3. Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama adalah
menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi akibat
kecerobohan pengambilan. Misalnya salah menggunakan pipet untuk mengambil zat.
Setiap pereaksi dilengkapi dengan pipet sendiri-sendiri (pipet-pipet tidak boleh
ditukar), atau kalau botol reagen tidak ada pipetnya berarti pengambilannya dengan
cara dituangkan ke dalam gelas ukur.
4. Bila akan melakukan tes reaksi, bawalah tabung reaksi bersih di atas rak tabung reaksi
ke meja pereaksi. Pencampuran dilakukan di sini juga, dengan catatan harus bekerja
dengan tertib, cari tempat yang kosong, dan jangan mencampuradukan pipet tetes.
5. Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia, dan
konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum anda menggunakannya.
Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
6. Zat kimia yang pekat misalnya HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan di lemari asam.
Juga apabila bekerja dengan zat-zat tersebut.

7
TATA TERTIB LABORATORIUM

1. UMUM
1. Praktikum dimulai pada jadwal yang telah ditetapkan. Praktikan yang datang terlambat
tidak dibenarkan mengikuti praktikum kecuali ada alasan sah yang dapat
dipertimbangkan.
2. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus memberi tahu secara tertulis
kepada Dosen atau Asisten pembimbing atau kepada Kepala lab.
3. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum tiga kali berturut-turut tanpa alasan sah tidak
dibenarkan mengikuti praktikum selanjutnya (dinyatakan gagal) dan harus mengulangi
pada tahun berikutnya.
4. Selama kegiatan praktikum, praktikan harus memakai jas praktikum berwarna putih.
5. Selama kegiatan praktikum berlangsung, praktikan harus bersikap sopan, tidak
dibenarkan merokok, memakai sandal/sepatu terbuka, atau melakukan kegiatan lain
yang dapat mengganggu kelancaran jalannya praktikum.

2. KHUSUS
1. Setiap praktikan harus memiliki penuntun praktikum (dapat diunduh dari
classroom/website).
2. Sebelum melakukan praktikum pelajarilah terlebih dahulu penuntun praktikum
yang berhubungan dengan objek percobaan yang akan anda lakukan.
3. Laporan lengkap praktikum dikerjakan pada blanko laporan yang telah disediakan.
4. Praktikum hanya dibenarkan melanjutkan praktikum berikutnya setelah menyerahkan
laporan lengkapnya dari minggu sebelumnya.

3. LAIN-LAIN
A. Praktikan yang merusak atau memecahkan alat-alat laboratorium diwajibkan
mengganti dengan alat yang sama, sebelum ujian praktikum dilaksanakan.
B. Praktikan hanya dibenarkan mengikuti ujian praktikum setelah seluruh masalah
dengan laboratorium diselesaikan.
C. Praktikan harus berhati-hati pada waktu melakukan pemanasan, mengambil dan
menuangkan zat-zat berbahaya dan beracun. Untuk ini minta petunjuk kepada
dosen atau asisten pembimbing.

8
D. Pada waktu pemanasan tabung reaksi, mulut tabung jangan dihadapkan pada diri
atau kepada teman anda. Bila reaksi mungkin memercik atau reaksinya sangat keras,
lebih baik lakukan di lemari asam dengan mulut tabung reaksi dihadapkan kepada
dinding lemari.
E. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur lebih lanjut oleh
kepala lab dalam bentuk pengumuman tersendiri

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
TATA TERTIB LABORATORIUM .................................................................................. 8
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 10
PERCOBAAN I Teknik Penggunaan Peralatan Dasar Laboratorium ................................ 11
PERCOBAAN II Unsur-Unsur Alkali Tanah ..................................................................... 14
PERCOBAAN III Unsur-Unsur Transisi Periode ke Empat .............................................. 19
PERCOBAAN IV Larutan Buffer....................................................................................... 23
PERCOBAAN V Indikator dan Penentuan pH ................................................................... 28
PERCOBAAN VI Titrasi Asam Basa ................................................................................. 34
PERCOBAAN VII Reaksi Senyawa Organik ..................................................................... 37
PERCOBAAN VIII Karbohidrat......................................................................................... 42
PERCOBAAN IX Minyak dan Lemak .............................................................................. 50
PERCOBAAN X Protein .................................................................................................... 55

10
PERCOBAAN I

TEKNIK PENGGUANAAN PERALATAN DASAR LABORATORIUM

7. Peralatan Dasar Laboratorium


Peralatan Lab sederhana yang biasa digunakan di lab kimia dasar, umumnya terdiri dari
peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat diperlukan sebagai sarana dan alat bantu
untuk melakukan percobaan sederhana. Beberapa peralatan yang umum dipakai di Lab
adalah :
F. Gelas kimia (beaker), berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran ini sesuai
dengan kapasitas penampungnya. Digunakan untuk menampung cairan atau larutan,
juga memanaskannya, terbuat dari dari gelas bahan kuat pemanasan misalnya merk
pyrex.
G. Erlemeyer, seperti halnya gelas kimia, karena berbentuk labu, erlemeyer ini bisa
digunakan untuk mengaduk cairan melalui pengocokan, seperti untuk titrasi.
H. Gelas ukur, untuk mengukur volume cairan yang terdapat di dalamnya, terdiri dari
beberapa ukuran/kapasitas.
I. Labu ukur, tersedia dalam berbagai volume, digunakan untuk menempatkan volume
cairan dalam pembuatan larutan dengan ukuran volume tertentu.
J. Pipet, pipet adalah peralatan untuk memindahkan sejumlah tertentu cairan dari satu
tempat ke tempat lain.
K. Buret, fungsinya sama seperti pipet berukuran, hanya buret memiliki kran untuk
mengatur keluarnya cairan, kita tidak perlu membaca setiap waktu ukurannya. Alat ini
terutama digunakan untuk melakukan metoda analisa titrasi.
L. Tabung reaksi, terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran. Digunakan untuk
melakukan reaksi kimia dalam jumlah sedikit.
M. Kaca arloji, terbuat dari gelas bening, berbagai ukuran diameter, digunakan untuk
wadah menimbang zat padat juga untuk penguapan sederhana.
N. Corong, terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring secara gravitasi.
O. Corong buchner, jenis corong yang terbuat dari porselen. Corong ini digunakan untuk
penyaringan cepat dengan cara penyedotan melalui pengisap vakum, juga dilengkapi
dengan labu isapnya.
P. Corong pisah, terbuat dari gelas. Digunakan untuk memisahkan dua lapisan cairan atau
lebih yang tidak bercampur dalam metode ekstraksi.
Q. Cawan, terbuat dari poselen dan digunakan untuk menguapkan larutan.

11
R. Cawan krusible, bentuknya lebih tinggi dari cawan biasa, digunakan untuk
menguapkan dilanjutkan dengan pemijaran zat padatnya.
S. Plat tetes, terbuat dari porselen, digunakan untuk pengujian warna reaksi kimia dalam
jumlah kecil.
T. Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk
mengambil sejumlah zat padat.
U. Batang pengaduk, terbuat dari gelas digunakan untuk mengaduk larutan.
V. Kasa asbes, kawat yang dilapisi asbes, digunakan untuk menahan dan menyebarkan
panas yang berasal dari api bunsen.
W. Kaki tiga, terbuat dari besi yang menyangga kasa asbes, digunakan untuk memanaskan.

8. Cara Penggunaan
A. Cara Membaca Volume (gelas ukur)
Gelas ukur digunakan untuk mengatur jumlah cairan yang terdapat
didalamnya. Oleh karena itu skala 0 mL terletak di bagian bawah. Masukkan
jumlah zat cair yang akan diukur volumenya, lalu tepatkan skala yang diinginkan
dengan pipet tetes. Cara membaca skala harus dibaca garis singgung skala dengan
bagian bawah lengkungan cairan.
B. Cara Menggunakan Pipet
Secara umum pipet ada 3 jenis :
a. Pipet tetes, digunakan untuk memindahkan cairan dimana volumenya tidak diukur.
Untuk pengambilan cairan digunakan karet bagian atas setelah ujung pipet berada
dalam cairan.
b. Pipet seukuran, biasanya disebut pipet gondok, ukurannya tertera di permukaan
gelas. Digunakan untuk memindahkan volume tertentu (dengan teliti) cairan. Cara
menggunakan pipet ini : celupkan bagian bawah pipet ke dalam cairan, lalu cairan
disedot dengan ball pipettor sampai melebihi garis batas kemudian dikeluarkan
cairan sedikit demi sedikit sampai tepat garis batas.
C. Cara Menggunakan Buret
Cara menyiapkan buret : bagian dalam pipa harus bersih, kran ditutup,
masukkan larutan dari atas melalui corong gelas. Isi sampai melebihi skala 0 mL, lalu
dengan membuka sedikit kran tepatkan permukaan cairan pada skala 0 mL.
D. Cara menggunakan buret (dalam titrasi)

12
Siapkan labu titrasi (erlemeyer) yang sudah diisi sejumlah tertentu larutan di
bawah kran buret. Pegang kran buret dengan tangan kiri dimana telapak tangan
menggenggam seluruh kran dan telunjuk-ibu jari bisa memutar kran. Labu titrasi
dipegang mulutnya dengan tangan kanan. Sambil menggoyangkan bagian bawah
labu titrasi, kran buret dibuka berulang – ulang kali sampai sudah mendekati titik
ekivalen. Jika sudah mendekati titik ekivalen, atur pengeluaran tetes demi tetes sampai
terjadi titik akhir titrasi.
E. Cara Memanaskan Cairan/larutan
a. Cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi : jangan mengarahkan mulut
tabung reaksi pada teman atau diri sendiri. Jepit tabung reaksi dekat mulutnya.
Miringkan kearah yang aman, panaskan sambil sebentar-sebentar dikocok.
b. Cara memanaskan tabung reaksi dalam penangas air : beaker gelas diisi dengan
air kemudian dipanaskan diatas api bunsen dengan menggunakan kaki tiga dan kasa
asbes. Kemudian tabung rekasi yang akan dipanaskan diletakkan dalam beaker
gelas tadi.

13
PERCOBAAN II
UNSUR-UNSUR ALKALI TANAH

Tujuan Percobaan
Untuk mengenal senyawa Magnesium, Kalsium dan Barium.

Teori
Unsur alkali tanah termasuk golongan IIA dalam sistem periodik. Yang
termasuk dalam golongan ini adalah unsur-unsur : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Sifat-
sifat keenam unsur tersebut hampir bersamaan, demikian pula sifat-sifat
senyawanya.
Pembuatan Larutan
Alat – alat yang digunakan :

Bahan – bahan yang digunakan :

a. Zat yang dibutuhkan


b. Aquades

14
Cara Kerja :
Timbang zat yang dibutuhkan sebanyak x gram pada timbangan analitik
dengan menggunakan kaca arloji, lalu masukkan zat tersebut ke dalam gelas beker
lalu dilarutkan dengan menggunakan batang pengaduk, setelah itu masukkan
larutan tersebut ke dalam labu takar, lalu tambahkan aquades ke dalam labu takar
hingga tanda batas dengan menggunakan pipet tetes, lalu homogenkan larutan
tersebut hingga 12 kali pengadukan.

Cara Penggunaan Timbangan Analitik

6 5

2
4

Keterangan :

1. Tempat penimbangan
2. Tampilan angka
3. Keyboard
4. Sekrup alas
5. Bubble level
6. Papan nama
7. Penutup pelindung angin
8. Interface alat
9. Konektor adapter

15
Tampilan Keyboard

Pada menu :
Fungsi
Lambang Petunjuk
Tekan sekali dan lepaskan Tekan selama 3 detik

Mengganti antara mode


ON/OFF -
operasi dan standby

CAL Memulai pengaturan Memulai menu kalibrasi

Mengatur tampilan massa


TARE Menjadikan berat ke nol
menjadi nol

Memulai menu pengaturan


UNIT Mengganti unit berat
unit.

Mengganti menu
MENU
berat/mode aplikasi.

Menghitung data berat Memulai menu Data


PRINT
melalui interface Output.

1. Reaksi Pengenalan Senyawa Magnesium


Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
Bahan bahan yang digunakan :
16
 Larutan magnesium sulfat, MgSO4 0,5M
 Larutan natrium hidroksida, NaOH 0,1M
 Larutan ammonium karbonat, (NH4)2CO3 0,1M
 Larutan natrium fosfat, Na2HPO4 0,1M
 Larutan NH4Cl 0,1M
 Larutan
NH4OH 0,1MCara kerja :
Isi 3 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan MgSO4. Ke
dalam tabung reaksi pertama tambahkan 3 ml larutan NaOH 0,1M. Ke dalam
tabung reaksi ke dua tambahkan 3 ml larutan (NH4)2CO3 0,1M, sedang ke dalam
tabung ke tiga ditambahkan 2 ml larutan Na2HPO4 0,1M, 2ml larutan NH4Cl 0,1M
dan 2 ml larutan NH4OH 0,1M. Amati keadaan larutan di dalam ketiga tabung
reaksi.

2. Reaksi Pengenalan Senyawa Kalsium

Alat alat yang digunakan :


 Tabung reaksi
 Gelas ukur
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan kalsium klorida, CaCl2 0,1M
 Larutan ammonium karbonat, (NH4)2CO3 0,1M
 Larutan asam sulfat, H2SO4 1M
 Larutan ammonium aksalat,
(NH4)2C2O4 0,1MCara kerja :
Isi 3 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan CaCl2 0,1M. Ke
dalam tabung reaksi pertama tambahkan 3 ml larutan (NH 4)2CO3 0,1M. Ke dalam
tabung reaksi ke dua tambahkan 3 ml larutan H2SO4 1M, sedang ke dalam tabung
ke tiga ditambahkan 2 ml larutan (NH4)2C2O4 0,1M. Amati keadaan larutan di
dalam ketiga tabung reaksi.

3. Reaksi Pengenalan Senyawa Barium


Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi

17
 Gelas ukur
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan kalsium klorida, BaCl2 0,1M
 Larutan ammonium karbonat, (NH4)2CO3 0,1M
 Larutan asam sulfat, H2SO4 1M
 Larutan ammonium aksalat,
(NH4)2C2O4 0,1MCara kerja :
Isi 3 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan BaCl2 0,1M. Ke
dalam tabung reaksi pertama tambahkan 3 ml larutan (NH 4)2CO3 0,1M. Ke dalam
tabung reaksi ke dua tambahkan 3 ml larutan H2SO4 1M, sedang ke dalam tabung
ke tiga ditambahkan 2 ml larutan (NH4)2C2O4 0,1M. Amati keadaan larutan di
dalam ketiga tabung reaksi.

18
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN II
UNSUR-UNSUR ALKALI TANAH
1. Reaksi Pengenalan Senyawa Magnesium
Pengamatan
No. Larutan
NaOH 0,1M (NH4)2CO3 0,1M Na2HPO4 0,1M
1 MgSO4 0,5M - -
2 MgSO4 0,5M - -
3 MgSO4 0,5M - -

4. Reaksi Pengenalan Senyawa Kalsium


Pengamatan
No. Larutan
(NH4)2CO3 0,1M H2SO4 1M (NH4)2C2O4 0,1M
1 CaCl2 0,1M - -
2 CaCl2 0,1M - -
3 CaCl2 0,1M - -

3. Reaksi Pengenalan Senyawa Barium


Pengamatan
No. Larutan
(NH4)2CO3 0,1M H2SO4 1M (NH4)2C2O4 0,1M
1 BaCl2 0,1M - -
2 BaCl2 0,1M - -
3 BaCl2 0,1M - -

19
4. Reaksi Kimia
Zat Pereaksi Reaksi kimia Pengamatan
MgSO4 NaOH

(NH4)2CO3

Na2HPO4

CaCl2 (NH4)2CO3

H2SO4

(NH4)2C2O4

BaCl2 (NH4)2CO3

H2SO4

(NH4)2C2O4

20
RCOBAAN III
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODA KE EMPAT

Tujuan percobaan
Reaksi-reaksi pengenalan terhadap senyawa-senyawa Mangan, Ferro dan
Ferri.

Teori
Dari semua unsur-unsur transisi yang terdapat dalam periode ke empat, unsur-
unsur Cr, Mn, Co, Fe, Ni, Cu, dan Zn merupakan unsur-unsur yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari demikian pula dengan senyawa- senyawanya. Reaksi
pengenalan terhadap senyawa Cu dan Zn akan ditinjau bersamaan dengan unsur-
unsur golongan IB dan IIB.

1. Reaksi Pengenalan Senyawa Mangan


Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Lampu spritus
 Penjepit
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan mangan sulfat, MnSO4 0,1M
 Larutan natrium hidroksida, NaOH 0,1M
 Larutan ammonium sulfide, (NH4)2S 0,5M
 Larutan kalium permanganate, KMnO4 0,05M
 Larutan hydrogen peroksida, H2O2 5%
 Larutan asam oksalat, H2C2O4 0,1M
 Larutan asam sulfat, H2SO4 2M
Cara kerja :

6. Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan MnSO4 0,1M. Ke


dalam tabung ini ditambahkan 2 ml larutan NaOH 0,1M. Amati perubahan yang
terjadi.

21
7. Isi tabung reaksi dengan 3 ml larutan MnSO4 0,1M. Tambahkan
ke dalam tabung reaksi ini 2 ml larutan (NH4)2S 0,5M dan amati perubahan
yang terjadi.
3. Isi tabung reaksi dengan 3 ml larutan KMnO4 0,05M. Tambahkan 1
ml larutan H2SO4 2M kocok dan panaskan larutan sampai 60oC. Teteskan ke dalam
larutan tersebut larutan H22C2O4 0,1M dan amatilah perubahan yang terjadi.

2. Reaksi Pengenalan Senyawa Ferro


Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
 Ferro sulfat, FeSO4
 Larutan natrium hidroksida, NaOH 0,1M
 Larutan kalium ferri sianida,
K3Fe(CN)6 0,1MCara kerja :
- Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml air suling. Masukkan 3 kristal FeSO 4
kocok sampai semua kristal larut. Selanjutnya tambahkan 10 tetes larutan
NaOH 0,1M. Perhatikan warna endapan yang terjadi. Setelah beberapa
menit amati lagi warna endapan.
- Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml air suling, masukkan 3 kristal FeSO4
kocok sampai semua kristal larut. Selanjutnya tambahkan 10 tetes larutan
K3Fe(CN)6 0,1 dan amati perubahan yang terjadi.

3. Reaksi Pengenalan Senyawa Ferri


Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Gelas ukur
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan ferri klorida, FeCl3
 Larutan natrium hidroksida, NaOH 0,1M

22
 Larutan ferrosianida, K4Fe(CN)6 0,1M
 Larutan kalium tiosianat, KSCN 0,1M

Cara kerja :
 Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan FeCl3 0,1M, tambahkan 10
tetes larutan NaOH 0,1M dan amati perubahan yang terjadi.
 Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan FeCl3 0,1M, tambahkan 10
tetes larutan K4Fe(CN)6 0,1M dan amati perubahan yang terjadi.
 Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml air suling, tambahkan 5 tetes larutan
FeCl3 0,1M. Kocok dan teteskan 5 tetes larutan KSCN 0,1M. Amati
perubahan yang terjadi.

23
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN III
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODA KE EMPAT

1. Reaksi Pengenalan Senyawa Mangan


No Percobaan Pengamatan
1.a MnSO4 + NaOH
1.b MnSO4 + (NH4)2S
1.c KMnO4 + H2SO4 ↑ + H2C2O4

2. Reaksi Pengenalan Senyawa Ferro


No Percobaan Pengamatan
2.a FeSO4 + NaOH
Setelah beberapa menit
2.b FeSO4 + K4Fe(CN)6

3. Reaksi Pengenalan Senyawa Ferri


No Percobaan Pengamatan
3.a FeCl3 + NaOH
3.b FeCl3 + K4Fe(CN)6
3.c Air Suling + FeCl3+ KSCN

4. Tugas
Buat reaksi kimia lengkap percobaan di atas!
24
PERCOBAAN IV

LARUTAN BUFFER

Maksud Percobaan
Memperkenalkan cara membuat larutan buffer, pengaruh pengenceran,
pengaruh penambahan asam basa pada buffer.

Teori
Larutan buffer atau larutan penyangga adalah suatu larutan yang terdiri dari
campuran asam lemah dengan garamnya, atau campuran basa lemah dengan
garamnya. Cara kerja larutan buffer berkaitan dengan penagruh ion sejenis/
senama. Fakta bahwa penambahan ion senama dalam larutan asam lemah atau
basa lemah menghasilkan pergeseran kesetimbangan ke arah molekul asam atau
basa yang tidak terurai. Oleh karena itu larutan buffer dapat didefenisikan sebagai
campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam
konjugasinya.

1. Pembuatan Larutan Buffer


Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Pengaduk
 Gelas ukur
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan CH3COOH 1M
 Larutan CH3COONa 1M
 Larutan NH4OH 1M
 Larutan NH4Cl 1M
 Kertas indicator
UniversalCara kerja :
A. Isi sebuah tabung reaksi dengan 10 ml larutan CH3COOH 1M. Tambahkan ke
dalam tabung ini 10 ml larutan CH3COONa 1M. Aduklah larutan tersebut.
Teteskan larutan itu diatas kertas indicator universal sebanyak 1 tetes.

25
Keringkan dan tentukan pH larutan tersebut dengan membandingkan warna
kertas dengan warna standar.
B. Isi sebuah tabung reaksi dengan 10 ml larutan NH4OH 1M. Tambahkan ke
dalam tabung ini 10 ml larutan NH4Cl 1M. Aduklah larutan tersebut dan periksa
pH larutan ini dengan kertas indicator universal.

2. Pengenceran Larutan Buffer


Alat-alat yang digunakan :
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan Buffer A (CH3COOH + CH3COONa)
 Larutan Buffer B (NH4OH + NH4Cl)
 Indikator
UniversalCara kerja :
Masukkan 5 ml larutan buffer A ke dalam tabung reaksi dan encerkan dengan 5 ml
air. Kocok dan periksa pH larutan tersebut dengan kertas indicator. Dengan cara
yang sama encerkan 5 ml larutan buffer B dengan 5 ml air dan periksa pHnya.

3. Penambahan sedikit asam/basa pada larutan buffer


Alat-alat yang digunakan :
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan Buffer A (CH3COOH + CH3COONa)
 Larutan Buffer B (NH4OH + NH4Cl)
 Indikator Universal
 Larutan HCl 0,1M
 Larutan NaOH 0,1M

26
Cara kerja :
Masukkan 5 ml larutan buffer A ke dalam 2 buah tabung reaksi. Tambahkan
pada tabung reaksi pertama 1 tetes larutan HCl 0,1 M dan pada tabung reaksi ke
dua tambahkan 1 tetes larutan NaOH 0,1M. Kocok masing-masing larutan dan
periksa pH larutan tersebut dengan kertas indicator. Ulangi percobaan ini dengan
menggunakan larutan buffer B.

27
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN IV
LARUTAN BUFFER

1. Pembuatan Larutan Buffer


No. Larutan pH
1.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (larutan Buffer A)
1.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Larutan Buffer B)

2. Pengenceran Larutan Buffer


No. Larutan Pengenceran pH
2.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (Buffer A) Air Suling
2.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Buffer B) Air Suling

3. Penambahan Sedikit Asam/Basa Pada Larutan Buffer


No. Larutan Penambahan asam pH
basa
3.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (Buffer A) HCl 0,1 M
3.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Buffer B) HCl 0,1 M
3.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (Buffer A) NaOH 0,1 M
3.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Buffer B) NaOH 0,1 M

4. Pertanyaan
1. Larutan buffer adalah……………………………………………………………………………………….

28
2. Sebutkan sifat-sifat larutan buffer !
3. Tulislah contoh larutan buffer yang kamu ketahui (minimal 3)!

29
PERCOBAAN V
INDIKATOR DAN PENENTUAN PH

Tujuan Percobaan
Menentukan pH dari berbagai bahan.

Teori
Indikator adalah suatu senyawa organik yang warnanya akan berubah pada
suatu pH tertentu. Misalnya indikator lakmus mempunyai daerah perubahan
warna antara pH 5,5 sampai 8,0. Dibawah pH 5,5 warna lakmus adalah merah, dan
diatas pH 8,0 warnanya adalah biru. Indikator ini dapat dibuat dalam bentuk
kertas ataupun larutan. Beberapa indikator yang dibuat dalam bentuk larutan
adalah :
-Metil orange dengan daerah perubahan warna antara pH 3,1 – 4,4
-Bromtimol biru dengan daerah perubahan warna antara pH 6,0 - 7,6
-Phenolphtalein dengan daerah perubahan warna antara pH 8,2 – 10,0
Indikator yang dibuat dalam bentuk kertas antara lain adalah kertas lakmus
dan kertas indicator universal (kertas pH). Indikator universal ini mempunyai
warna tertentu pada setiap harga pH. Dengan memakai indikator dapat
diperkirakan harga pH suatu larutan.

1. Penentuan Warna Indikator Larutan Dalam Asam dan Basa


Alat-alat yang digunakan :
 Plat tetes
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
 Air suling
 HCL 0,01 M
 NaOH 0,01 M
 Indikator metil orange
 Indicator bromtimol biru
 Indicator phenolphthalein

30
Cara Kerja :
Disiapkan sebuah plat tetes dan dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
Kemudian masing-masing diisikan sebanyak 2 tetes air suling, larutan HCl 0,01 M
dan NaOH 0,01 M. Kemudian ditambahkan masing-masing dengan 1 tetes
indikator metil orange. Diamati warna yang terjadi. Diulangi percobaan di atas
dengan menggunakan indikator pp dan bromtimol biru.

2. Indikator Dari Tumbuh-Tumbuhan


Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Gunting
 Pipet tetes
 Plat tetes
 Lampu spritus
 Beaker gelas
Bahan-bahan yang digunakan :
 3 jenis bunga (dibawa dari rumah)
 HCL 0,01 M
 NaOH 0,01 M
Cara kerja :
Disiapkan 3 jenis bunga yang warnanya berbeda (dibawa dari rumah).
Dihaluskan mahkota bunga, kemudian ditambah dengan 5 mL alkohol dan
dipanaskan di penangas air. Masing-masing ekstrak bunga ditambahkan ke dalam
larutan HCl 0,01M dan larutan NaOH 0,01 M. Dicatat perubahan warna yang terjadi

3. Penentuan pH
Teori
Pada Percobaan ini, akan digunakan kotak Bjerrum. Kotak ini terdiri dari dua
bagian yang masing-masing berbentuk segitiga. Ke dalam salah satu kotak diisikan
200 ml basa NaOH 0,1 M. Ke dalam larutan tadi ditambahkan 20 tetes larutan
indikator.
Melalui bagian depan dari kotak Bjerrum ini, dapat terlihat seluruh daerah
perubahan warna indikator dari keadaan asam sampai basa. Sel percobaan yang

31
mempunyai tebal yang sama dengan tebal kotak tadi diisi dengan 50 mL yang pH
nya akan ditentukan. Tambahkan 5 tetes larutan indikator yang sama. Sel
percobaan ini kemudian digerakkan sepanjang bagian atas dari kotak Bjerrum,
sampai warna yang terlihat dari depan kotak, sama dengan warna yang terlihat
dalam sel percobaan.
Dengan mengetahui tetapan indikator pH larutan tadi dapat dihitung dengan
menurunkan persamaan berikut.
pH = KIn + log [In-]/[HIn]
Jadi warna indikator terlihat pada kotak adalah warna asam dan basa dari
indikator yang terdapat dalam perbandingan tertentu. Karena kedua warna ini,
terdapat dalam dua wadah yang terpisah satu sama lain maka perbandingan
konsentrasinya pada setiap tempat sepanjang kotak dapat segera diketahui dan
dihitung.
[In-]/[HIn] = x/y = a/b
Di dalam sel percobaan kedua bentuk asam dan basa juga ada, tetapi
perbandingan tidak diketahui. Dengan cara membandingkan warna antara sel
percobaan dan kotak, pH larutan dapat diketahui dari rumus berikut.
pH = pKIn + log a/b
Indikator hijau-bromkesol dipakai untuk menguji kotak Bjerrum.pH indikator
adalah 3,8-5,4 pKIn = 4,7

Alat-alat yang digunakan :


 Kotak Bjerrum
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
 NaOH 0,1 M
 HCl 0,1 M
 Indikator Brom-kresol hijau
 Buff
er asetatCara kerja :
Diisi masing-masing bagian dari kotak bjerrum dengan larutan NaOH dan HCl
0,1 M. Kemudian ditambahkan pada larutan asam dan basa tadi indikator brom-
kesol hijau (untuk 200 ml larutan 20 tetes).

32
Ke dalam sel percobaan dimasukkan 50 ml larutan buffer. Kemudian
ditambahkan 10 tetes larutan indikator. Dibandingkan warna larutan dalam sel
percobaan terhadap warna dalam kotak bjerrum. Kemudian tandai tempat kotak
bjerrum dimana warna larutan dalam kotak mempunyai warna larutan dalam sel.
Kemudian ukur jarak dari tepi kotak ketempat sel. Hitung pH larutan berdasarkan
rumus.

33
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN V
INDIKATOR dan PENENTUAN pH

1. Penentuan Warna Indikator Larutan Dalam Asam dan Basa

Larutan Warna dengan indikator

Phenolphtalein Bromtimol biru Metil orange


Air suling

HCl 0,01 M

NaOH 0,01 M

2. Indikator Dari Tumbuh-Tumbuhan

Nama bunga Warna ekstrak Warna dalam


HCl 0,01 M NaOH 0,01 M

34
3. Penentuan pH
Hitung pH larutan berdasarkan rumus !

1. Pertanyaan
6. Indikator adalah ...................................................................................................................
7. a. Asam kuat adalah ………………………………………………………………………………
b. Asam lemah adalah …………………………………………………………………………...
8. Jelaskan perbedaan konsep asam basa menurut Arrhenius dan Bronsted-Lowry!

35
PERCOBAAN VI
TITRASI ASAM BASA (VOLUMETRI)

Tujuan
Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang
mengandung asam. Menstandarisasi larutan pentitrasi.

Teori
Konsentrasi suatu asam dan basa dapat ditentukan dengan cara titrasi asam
basa, karena dalam reaksi asam basa akan terjadi reaksi asam basa membentuk
garam. Caranya dengan menambahkan tetes demi tetes larutan basa (yang sudah
distandarisasi) kepada larutan asam sehingga terjadi reaksi, penetesan dihentikan
pada saat jumlah mol H+ setara dengan mol OH-. Saat itu larutan bersifat netral
berarti titik ekivalen sudah tercapai. Titik ekivalen dapat diketahui dengan
menggunakan indikator, karena zat ini memperlihatkan perubahan warna pada pH
tertentu. Cara seperti ini disebut titrasi, yaitu analisis dengan mengukur jumlah
larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Analisis ini
disebut juga analisis volumetri, karena yang diukur volume larutan basa yang
dipakai dengan volume tertentu larutan asam. Jika suatu asam/basa dititrasi,
setiap penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan pH. Grafik yang
diperoleh dengan mengalurkan pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan
disebut kurva titrasi. Untuk mengamati titik ekivalen dipergunakan indikator yang
perubahan warna disekitar titik ekivalen.
Alat-alat yang digunakan :
 Buret
 Statip
 Erlenmeyer
 Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan NaOH standar
 Larutan sampel
 Indikator phenolphtalein

36
Cara kerja:
Siapkanlah peralatan untuk melakukan titrasi seperti gambar di bawah ini.
Bilaslah buret yang bersih dengan larutan NaOH yang akan dipergunakan.
Masukkan larutan NaOH (sudah distandarisasi/disiapkan) ke dalam buret sampai
tanda garis. Ambil 10 mL larutan sampel HCl ke dalam erlenmeyer 25 mL dengan
menggunakan pipet volume. Tambahkan 1 tetes larutan indikator pp. Lakukan
titrasi sampai tercapai titik ekivalen/warna merah muda (dilakukan tiga kali
pengulangan). Tentukanlah konsentrasi HCl yang dipergunakan.

37
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN VI
TITRASI ASAM BASA (VOLUMETRI)

A. Titrasi Asam Basa


No. Volume HCl Volume NaOH terpakai
1 10 mL
2 10 mL
3 10 mL

1. B. Perhitungan

C. Pertanyaan
1. Titik ekivalen adalah ………………………………………………………………………………..
2.Buret sebelum dipergunakan perlu dibilas dengan larutan yang akan di pakai (yang akan
dimasukkan), kenapa hal ini dilakukan ?

38
PERCOBAAN VII
REAKSI SENYAWA ORGANIK

Tujuan Percobaan
Mengenal sifat fisik dan kimia beberapa senyawa organik dan meninjau reaksi
adisi, reaksi esterifikasi, dan reaksi redoks.

Teori
Sifat fisik dari suatu senyawa organik dapat diamati melalui bau, warna , gas
yang terbentuk, suhu dan terjadinya endapan. Sedangkan sifat kimia dapat
dianalisis melalui suatu reaksi kimia antara lain reaksi iodoform, adisi, esterifikasi
dan reaksi oksidasi-reduksi.
Senyawa-senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsinya.
Contohnya adalah: Alkohol dapat dibedakan menjadi tiga golongan karena
berbedaan letak gugus fungsinya, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.
Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan suatu
oksidator menjadi aldehid dan keton.
Senyawa ester dapat dibuat dengan mereaksikan suatu asam karboksilat dan
alkohol. Ester biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang khas, seperti
bau bunga dan buah-buahan.

1. Reaksi Iodoform
bahan-bahan yang digunakan :
 alkohol 50 %
 larutan Iodium (I2)0,2 M
 larutan NaOH 1 M
Alat- lat yang digunakan :
 tabung reaksi
 gelas ukur
 pipet tetes
 lampu spritus
 kaki tiga dan kawat kasa
 beaker gelas

39
Cara kerja :
 Diisi tabung reaksi dengan 2 ml I2 dan 2 ml alkohol.
 Kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M sampai larutan
berwarna kuning pucat
 Tutup tabung reaksi dengan gabus dan letakkan kedalam beaker gelas yang
berisi air panas selama beberapa menit
 Dinginkan dan amati perubahan yang terjadi. Cium bau larutan
2. Reaksi Adisi
Bahan-bahan yang digunakan ;
 Aseton
 NaHSO3 40%
 Alkohol
Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
Cara kerja
 Ke dalam sebuah tabung reaksi masukkan 1 ml aseton dan 3 ml larutan
NaHSO3
 Kemudian tambahkan 2 tetes alkohol dan goyang tabung reaksi, amati
perubahan yang terjadi
 Jika terbentuk senyawa padat encerkan dengan aquades 3 ml, amati
perubahannya.

3. Reaksi Esterifikasi
Bahan-bahan yang digunakan :
 Alkohol 50 %
 Larutan CH3COOH 6M
 H2SO4 pekat
Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Gelas ukur

40
 Beaker gelas
 Lampu spritus, kawat kasa dan kaki tiga

Cara kerja :
 Diisi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml alkohol
 Kemudian ditambahkan dengan 1 ml larutan asam asetat, dan 5 tetes H2SO4
pekat
 Panaskan tabung reaksi ini pada penangas air selama beberapa menit
 Tuang larutan ini ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 1 ml air, dan
cium bau larutan tersebut.

41
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Fakultas/Jurusan :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN VII
REAKSI SENYAWA ORGANIK

1. Reaksi Iodoform
Pengamatan
Zay-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan Bau
Alkohol
Alkohol + I2 + NaOH

Pertanyaan
Zat yang dihasilkan adalah...................................................................................
Warnanya................................................................................................................ 
Rumus kimianya....................................................................................................
 Tulis reaksi lengkapnya ……………………………………………………………………

2. Reaksi Adisi
Pengamatan
Zat-zat yang direaksikan Pengamatan hasil reaksi
Aseton + NaHSO3
Setelah ditambah alkohol

42
Pertanyaan
Adisi adalah peristiwa ...........................................................................................
 Tulis reaksi lengkap yang terjadi …………………………………………………………

3. Reaksi Esterifikasi
Pengamatan
Bau larutan setelah esterifikasi......................................................................................
Pertanyaan
Esterifikasi adalah peristiwa....................................................................................
 Tulis persamaan reaksi lengkap yang terjadi ………………………………………...

43
PERCOBAAN VIII
KARBOHIDRAT

Tujuan Percobaan
Mempelajari uji spesifik untuk mengidentifikasi karbohidrat, dan untuk
mengetahui sifat-sifat dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

Teori
Karbohidrat dapat dibagi kedalam 3 golongan yaitu monosakarida (glukosa,
fruktosa dan galaktosa) : Disakarida (sukrosa, maltosa, laktosa) dan polisakarida
(amilum, selulosa dan glikogen). Uji molish adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji
ini sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam sulfat
pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubsitusi seperti
hidrosimetil fulfural.

1. Uji Molish
Bahan-bahan yang digunakan :
Larutan glukosa 1 %
Larutan sukrosa 1 %
Larutan fruktosa 1 %
Larutan amilum 1 %
Madu
Reagen molish
H2SO4 pekat
Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi beserta rak
Gelas ukur
Pipet tetes

Cara kerja
Disediakan 5 tabung reaksi dan masukkan ke dalam tabung berturut-turut
1 ml glukosa, 1 ml sukrosa, 1 ml fruktosa, 1 ml amilum, 1 ml madu.

44
Ke dalam masing-masing tabung reaksi tambahkan 3 tetes larutan molish,
kocok pelan
Melalui dinding tabung tambahkan lambat-lambat 1 ml asam sulfat pekat
(miringkan tabung), perhatikan warna yang terbentuk.

2. Reduksi Dengan Garam Perak


Bahan-bahan yang digunakan :
Glukosa 1%
Sukrosa 1%
Larutan NH4OH 1 M
Larutan AgNO3 0,1 M
Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi
Gelas ukur
Beaker gelas
Kawat kasa, kaki tiga
Lampu spritus
Pipet tetes

Cara kerja
Ambil dua tabung reaksi ( A dan B) kemudian ke dalam tabung reaksi
masukkan larutan AgNO3 masing-masing sebanyak 1 ml
Kemudian ke dalam kedua tabung reaksi ini ditambahkan larutan NH4OH
tetes demi tetes, sambil dikocok ( sampai endapan yang terbentuk melarut
lagi )
Ke dalam tabung reaksi A tambahkan 1 ml larutan glukosa dan ke dalam
tabung reaksi B masukkan 1 ml larutan sukrosa
Kedua tabung dipanaskan diatas penangas air selama beberapa menit,
amati perubahan yang terjadi.

45
3. Uji fehling
Teori
Pereaksi fehling dan benedict merupakan pereaksi oksidator (CuSO4 dalam
kalium natrium Tartarat dan NaOH). Monosakarida dan beberapa disakarida
mempunyai sifat mereduksi. Glukosa mereduksi Cu+2 menjadi Cu+ dalam suasana
basa membentuk endapan merah bata ( Cu2O) .
Bahan-bahan yang digunakan :
Larutan fehling A
Larutan fehling B
Larutan glukosa 1%
Larutan sukrosa 1%
Larutan amilum 1%
Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi
Gelas ukur
Beaker gelas
Kawat kasa, kaki tiga
Lampu spritus
Pipet tetes
termometer

Cara kerja
Masukkan ke dalam tabung reaksi 2 ml larutan fehling A dan 2 ml larutan
fehling B, campur larutan dan dibagi ke dalam 3 tabung reaksi ( A, B dan C )
Ke dalam tabung reaksi A tambahkan 1 ml larutan glukosa
Ke dalam tabung reaksi B tambahkan 1 ml larutan Sukrosa
Ke dalam tabung reaksi C tambahkan 1 ml larutan Amilum
 Panaskan ketiga tabung reaksi dalam penangas air pada suhu ± 60 oC selama
10 menit, amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung
reaksi.

46
4. Hidrolisis Amilum
Teori
Amilum terdiri dari 2 macam polisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilum tersuspensi didalam larutan air panas menjadi koloid
kental. Koloid ini jika ditambahkan dengan iodium akan berwarna biru. Warna
biru dihasilkan oleh interaksi iodium dengan amilosa, sedangkan dengan
amilopektin akan menghasilkan warna ungu. Disamping itu, amilum dapat
dihidrolisis menggunakan enzim amilase atau asam dan akan menghasilkan
maltosa dan glukosa.
Bahan-bahan yang digunakan :
larutan amilum 1%
HCl 6M
NaOH 6M
Larutan iodium
Reagen Benedict
Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Beaker gelas
Plat tetes
Kawat kasa, kaki tiga
Lampu spritus

Cara kerja
Masukkan ke dalam tabung reaksi 2 ml amilum.
Kemudian tambahkan 1 ml HCl 6M
 Selanjutnya tabung reaksi dipanaskan diatas penangas air selama ± 20 menit
Setiap 1 menit ambil beberapa tetes larutan dalam tabung reaksi di atas
dan dimasukkan ke dalam plat tetes kemudian ditambah 1 tetes iodium
apabila tidak terbentuk lagi warna biru berarti hidrolisis telah selesai)
Hasil hidrolisis didinginkan kemudian ditambahkan 1 ml NaOH 6 M
Ambil 1 ml larutan hasil hidrolisis di atas kemudian ditambah dengan 2
ml reagen Benedict, panaskan di atas penangas air

47
Perhatikan warna yang terjadi dan tentukan senyawa kimia yang terbentuk
dari hasil hidrolisis tersebut.

48
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Fakultas/Jurusan :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN VIII
KARBOHIDRAT
1. Uji Molish
pengamatan
No Karbohidrat Hasil uji (warna/endapan) kesimpulan
1 Glukosa 1%
2 Sukrosa 1%
3 Frukrosa 1%
4 Amilum 1%
5 Madu 1%

Pertanyaan
 Tulis reaksi lengkap karbohidrat diatas dengan reagen molish (boleh reaksi secara
umum) ……………………………………………………………………………………………………….

2. Reduksi Dengan Garam Perak


Pengamatan
Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan
AgNO3 + sedikit NH4OH
AgNO3 + kelebihan NH4OH
AgNO3 + NH4OH + Glukosa
AgNO3 + NH4OH + Sukrosa

49
Pertanyaan
 Tulis reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak …………………………………

 Tulis reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak ……………………………….

3. Uji Fehling
Pengamatan
No Karbohidrat Hasil uji (warna/endapan) Kesimpulan
1 Glukosa 1%
2 Sukrosa 1%
4 Amilum 1%

Pertanyaan
Tulis reaksi lengkap karbohidrat diatas dengan reagen Fehling (boleh reaksi secara
umum) ................................................................................................................................

4. Hidrolisis Amilum
Pengamatan
Reaksi amilum dengan iodium
No Waktu Warna No Waktu (det) Suhu (oC)
(menit)
1 8
2 9
3 10
4 11
5 12
6 13

50
Pertanyaan
Warna Endapan/larutan hasil hidrolisis yang di dapat adalah .........................
Tulis Reaksi hidrolisa amilum..........................................................................................

51
PECOBAAN IX
MINYAK DAN LEMAK

Tujuan Percobaan
Mempelajari beberapa sifat dari minyak/lemak

Teori
Lemak/minyak adalah senyawa non polar termasuk golongan gliserida yang
merupakan senyawa ester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah asam
karboksilat rantai panjang, rantainya bisa jenuh atau tidak jenuh.

1. Uji Lemak yang mengandung asam lemak Jenuh dan Tidak jenuh
Bahan-bahan yang digunakan :
 Minyak Bimoli
 Minyak Kelapa
 Aseton
 Brom dalam CCl4
Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
Cara kerja :
 Ambil dua tabung reaksi (A dan B) dan ke dalam masing-masing tabung
reaksi tambahkan minyak kelapa dan Bimoli sebanyak 1 ml minyak.
 Kemudian ke dalam tabung reaksi A dan B masing-masing tambahkan 1 ml
aseton dan 2 ml air Brom (dalam CCl4 )
 Kemudian dikocok dan amati perubahan yang terjadi.

2. Kelarutan Minyak
Bahan-bahan yang digunakan :
 Minyak Bimoli
 Minyak Kelapa
 Aseton
 Brom dalam CCl4

52
Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
Cara kerja :
 Isilah tabung reaksi masing-masing dengan 2 mL air, 2 mL CHCl3, 2 mL
etanol, 2 mL aseton.
 Ke dalam setiap tabung reaksi tambahkan 10 tetes minyak kelapa, kocok.
 Amati dalam pelarut yang mana minyaknya dapat larut.

3. Penentuan Bilangan Penyabunan


Teori
Sifat fisik dari minyak antara lain tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam
beberapa pelarut organik ( non polar) : Misalnya aseton, kloroform dan benzen.
Lemak/minyak dapat dihidrolisis dengan basa (NaOH atau KOH)
menghasilkan sabun dan prosesnya disebut dengan proses penyabunan. Bilangan
penyabunan digunakan untuk menentukan jumlah alkali (basa) yang digunakan
untuk menyabunkan sejumlah sampel minyak. Ini sebagai indikasi banyaknya
asam lemak yang terkandung di dalam lemak/minyak

H2C O COR1 H2C OH


HC O COR1 HC OH + 3RCOONa
+ NaOH
C O COR1 C OH
H2 H2
(Sabun)
Bilangan penyabunan dihitiung dengan rumus :
Bilangan penyabunan = ml titrasi (blanko-sampel) x N HCl x 56,1
Berat sampel (g)

Bahan-bahan yang digunakan :


 Minyak
 Larutan KOH 0,5 M
 Indikator PP
 Larutan HCl 0,5 M

53
Alat-alat yang digunakan :
 Erlenmeyer
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Buret dan statip
Cara kerja
 Sebanyak 1 g minyak dalam erlenmeyer ditambahkan 10 ml KOH 0,5 M
beralkohol ( SAMPEL), kemudian dipanaskan beberapa menit sampai tidak
kelihatan ada butiran minyak.
 Kemudian didinginkan sehingga sampel tersabunkan dengan sempurna.
 Setelah dingin, ditambahkan 1 tetes indikator pp.
 Kemudian dititrasi dengan HCl 0,5 M (sampai warna pink hilang), catat
volume HCl yang terpakai
 Untuk blanko, sebanyak 10 ml KOH 0,5 M beralkohol dititrasi dengan HCl
0,5 M dengan menggunakan indikator pp (titik akhir titrasi ditandai dengan
hilangnya warna merah muda)

54
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Fakultas/Jurusan :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN IX
MINYAK DAN LEMAK
1. Uji Lemak Jenuh dan Tak Jenuh
Pengamatan
Warna air brom setelah dicampur dengan minyak.......................................................
Pertanyaan
Reaksi yang terjadi adalah ................................................................................................

2. Kelarutan Minyak
Percobaan Larut Tidak Larut
Minyak kelapa + air
Minyak kelapa + CHCL3
Minyak kelapa + etanol
Minyak kelapa + aseton
Minyak kelapa + ..........

2. Penentuan Bilangan Penyabunan


Pengamatan
Sampel Berat Sampel V HCl (ml)
Minyak
Blanko -

55
Pertanyaan
 Tentukanlah bilangan penyabunan dari sampel minyak!

56
PERCOBAAN X
PROTEIN

Tujuan Percobaan
Mempelajari beberapa reaksi identifikasi secara kualitatif atau pengenalan
protein dan sifat-sifat dari protein.

Teori
Protein adalah senyawa polimer yang dibentuk oleh monomer-monomer asam
amino yang terikat satu sama lainnya melalui ikatan peptida oleh karena itu
protein dapat juga disebut dengan senyawa polipeptida. Asam amino adalah asam
karboksilat yang mengandung gugus amin, terdiri dari 20 jenis dan masing-masing
asam amino dibedakan oleh gugus R nya.
H
H 2N C COOH
R
(Monomer asam amino)
Protein dapat diendapkan dengan beberapa senyawa kimia antara lain dengan
senyawa organik (aseton), garam-garam anorganik (NaCl; (NH4)2SO4) dan dengan
asam (asam aetat). Protein dapat diendapkan dengan beberapa senyawa kimia
antara lain dengan senyawa organik (aseton), garam-garam anorganik (NaCl;
(NH4)2SO4) dan dengan asam (asam aetat)

1. Koagulasi Protein
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan putih telur 1 : 1
 Larutan asam asetat 1 M
Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Beaker gelas
 Lampu spritus

57
 Pipet tetes
 Penjepit tabung reaksi
Cara kerja
 Ke dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan putih telur
 Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan CH3COOH, dan dikocok.
 Setelah itu dipanaskan bagian bawah tabung reaksi sampai larutan mulai
mendidih
 Bandingkan bagian bawah dengan bagian atas tabung reaksi.

2. Reaksi Biuret
Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan putih telur
 Larutan NaOH 2 M
 Larutan CuSO4
Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Gelas ukur
Cara kerja
 Diisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan putih telur
 Tambahkan 1 ml larutan NaOH, kocok
 Tambahkan 5 tetes larutan CuSO4, amati perubahan yang terjadi.

3. Reaksi Dengan Ion Logam


Bahan-bahan yang digunakan :
 Larutan putih telur (1:4)
 Laruatan AgNO3 0,1
 Larutan FeCl3 0,1 M
 Larutan Pb(NO3)2
 Larutan CuSO4
Alat-alat yang digunakan :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur

56
 Pipet tetes
Cara kerja
Diisi 4 tabung reaksi (A B C D) masing-masing dengan 1 ml larutan putih telur
 Ke dalam tabung reaksi A tambahkan beberapa tetes larutan AgNO3,
kemudian amati perubahan yang terjadi.
 Ke dalam tabung reaksi B tambahkan beberapa tetes larutan CuSO4,
kemudian amati perubahan yang terjadi.
 Ke dalam tabung reaksi C tambahkan beberapa tetes larutan FeCl3,
kemudian amati perubahan yang terjadi.
 Ke dalam tabung reaksi D tambahkan beberapa tetes larutan Pb(NO3)2,
kemudian amati perubahan yang terjadi.

57
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Fakultas/Jurusan :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN X
PROTEIN
1. Koagulasi Protein
Pengamatan
No Putih Telur + Asam Asetat Pengamatan
1 Sebelum dipanaskan ........................................................
2 Setelah dipanaskan ........................................................
3 Pada bagian bawah tabung reaksi ........................................................
4 Pada bagian atas tabung reaksi ........................................................

2. Reaksi Biuret
Pengamatan
No Putih Telur Pengamatan
1 Mula-mula .........................................................
2 Setelah ditambah NaOH .........................................................
3 Setelah ditambah CuSO4 .........................................................

3. Reaksi Dengan Ion Logam


Pengamatan
Zat yang Bereaksi Logam Pengamatan
Putih telur + AgNO3 Ag ..............................................
Putih telur + CuSO4 Cu ..............................................

58
Putih telur + NaCl Na ..............................................
Putih telur + FeCl3 Fe ..............................................
Putih telur + Pb(NO3)2 Pb ..............................................

Buatlah satu reaksi logam berat dengan protein/asam amino........................................

59

Anda mungkin juga menyukai