Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Bank Umum Syariah


Dosen pengampu: Safira,SE.Ak,M.Si

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Lembaga Keuangan Syariah

Disusun oleh:
Aldilla Putriatama (43218010138)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bank Umum Syariah”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasanya pengalaman dan pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu,penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan
pendidikan dan perekonomian.

Tangerang,05 September 2018

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………... ii

Daftar Isi…………………………………………………………..... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………………...……. 1

1.2. Rumusan Masalah……………………..……………………. 2

1.3. Tujuan……………………………………………………….. 3

1.4. Manfaat…………………………………………………........ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bank Umum Syariah……...……………………..

2.2. Karakteristik Bank Umum Syariah………………………….

2.3. Fungsi Bank Umum Syariah…………………………………

2.4. Kegiatan Bank Umum Syariah……………………………….

2.5. Perbedaan Bank Umum Syariah dengan

Bank Umum Konvensional…………………………...………

2.6. Keunggulan dan Kelemahan Bank Umum Syariah……..........

2.7. Prosedur Awal Transaksi…………………………………...... 6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………………... 8

Daftar Pustaka…………………………………………………...........10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bank bagi hasil yang sering disebut dengan Bank Syariah (Bank
Islam) merupakan lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan
operasi berdasarkan prinsip-prinsip hukum atau syariah islam, seperti yang
diatur oleh Al-Qur’an dan Hadits. Perbankan syariah ini terbentuk dari
larangan islam untuk memungut dan meminjam berdasarkan bunga yang
termasuk dalam riba dan investasi untuk usaha yang dikategorikan haram.
Tujuan pembentukan bank syariah ini adalah untuk mencapai masyarakat
yang adil dan makmur sebagaiman yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945.
Di Indonesia pelopor terbentuknya bank syariah adalah Bank
Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1991 diprakarsai oleh MUI
(Majelis Ulama Indonesia) dan pemerintah yang didukung oleh Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). Saat keberadaan dari bank syariah
sudah diatur didalam UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan.

Bank syariah memiliki tujuan untuk mewadahi penduduk di Negara


Indonesia yang hampir penduduknya beragama islam. Namun, banyak
masyarakat islam yang belum paham tentang bank syariah ini sehingga
hanya 10% menggunakan bank ini, sementara sisanya masih percaya
dengan bank umum konvensional. Hal itu disebabkan karena kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai sistem operasi perbankan syariah dan
sistem bank syariah yang dianggap sama dengan bank umum konvensional

Pemahaman masyarakat yang keliru, mengakibatkan kurangnya


kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah. Hal tersebut menjadi salah
satu landasan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya bank
syariah di negara yang mayoritasnya beragama islam. Upaya-upaya
sosialisasi dirasa perlu, sehingga masyarakat tidak terjebak dalam transaksi
yang tidak islami.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari Bank Umum Syariah?


2. Apa karakteristik dari Bank Umum Syariah?
3. Apa fungsi dari Bank Umum Syariah?
4. Apa kegiatan Bank Umum Syariah?
5. Apa perbedaan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional?
6. Apa keunggulan dan kelemahan Bank Umum Syariah?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui dan memahami pengertian bank umum syariah


2. Untuk mengetahui karakteristik bank umum syariah
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari bank umum syariah
4. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh bank umum
syariah
5. dapat membedakan antara bank umum syariah dengan bank umum
konvensional
6. Untuk mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan bank umum
syariah

1.4 Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan tentang bank umum syariah


2. Memiliki kemampuan dalam melakukan transaksi muamalah
3. Mengetahui mana yang hak dan mana yang bathil dalam
permasalahan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik itu
penghimpunan dana maupun penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.
Prinsip utama dari bank syariah berdasarkan prinsip syariah yaitu hukum
islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits yang melarang melakukan
riba dan melakukan investasi pada usaha-usaha yang digolongkan haram.

Sebagian masyarakat berpendapat bahwa sistem bunga yang


diterapkan oleh bank konvensional, yaitu imbalan penggunaan dana dalam
jumlah persentase tertentu untuk jangka waktu tertentu merupakan
pelanggaran terhadap prinsip syariah. Pada dewasa ini, perkembangan bank
umum syariah sudah mulai berkembang dengan baik, bahkan bank luar
negeri ingin menganut sistem yang dilakukan oleh bank umum syariah ini.
Contoh bank umum syariah maupun unit usaha syariahnya:

Bank Umum Syariah:

1.      Bank Muamalat Indonesia (BMI)


2.      Bank Syariah Mandiri (BSM)
3.      Bank Syariah Indonesia, dll.
Unit Usaha Syariah:

1.      BNI Syariah
2.      BRI Syariah
3.      Bank Permata Syariah, dll

2.2 Karakteristik Bank Umum Syariah

Direktorat Perbankan Syariah BI menguraikan ada tujuh karakteristik


utama yang menjadi prinsip Sistem Perbankan Syariah di Indonesia yang
menjadi landasan pertimbangan bagi calon nasabah dan landasan
kepercayaan bagi nasabah yang telah loyal. Tujuh karakteristik ini diterbitkan
dan diedarkan berupa sebuah booklet Bank Syariah Untuk Kita Semua.
Ketujuh karakteristik ini adalah :

1.   Universal, memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang


tanpa memandang perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan
agama.
2.  Adil, memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan
sesuatu sesuai dengan posisinya dan melaran adanya unsur maysir (unsur
spekulasi atau untung-untungan), gharar (ketidakjelasan), haram, riba,
3.  Transparan, dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat.
4.  Seimbang, mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan
syariah yang mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah)
5.   Maslahat, bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek
kehidupan
6.   Variatif, produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan
umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan
sewa, sampai kepada produk jasa kustodian, jasa transfer, dan jasa
pembayaran (debet card, syariah charge).
7.   Fasilitas, penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dana
kebajikan (qard), memiliki fasilitas ATM, mobile banking, internet banking dan
interkoneksi antarbank syariah.
Melihat ketujuh karakteristik ini, kita bisa memahami bahwa Perbankan
Syariah sudah memiliki landasan awal yang kokoh sebagai implementasi dari
Falsafah Ekonomi Syariah. Apa itu falsafah Ekonomi Syariah? Dimana
Ekonomi Syariah memliki Tujuan, Pilar dan Pondasi.

2.3     Fungsi Bank Umum Syariah

Fungsi bank syariah dalam paradigma akuntansi islam, secara garis


besar terdiri dari 4 fungsi utama dalam karangan Muhammad Syafi’i Antonio,
antara lain:

1.      Bank Syariah sebagai manajemen inventasi


Bank syariah dapat melaksanakn fungsi ii berdasarkan kontrak mudharabah
atau kontrak perwakilan. Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam
kapasistanya sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksanakan investasi
dana dari pihak lain), menerima presentase keuntungan hanya dalam kasus
untung. Dalam ha terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko dana (shahibu
mal), sedangkan bank tidak ikut menanggungnya.

2.      Bank Syariah sebagai Investasi


Bank-bank syariah menginvestasikan dana yang ditempatkan pada dunia
usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan
menggunakan aat-alat investasi yang konsisten denagan syariah. Di antara
contohnya adalah kontrak murabahah, musyarakah, bai’ as-salam, bai’ al-
istisna’, ijarah, dan lain-lain. Rekening investasi menjadi dua, antara lain:

A. Rekening Investasi tidak terbatas (General Investment), Pemegang


rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank syariah unutk
menginvestasika dananya dengan cara yang dianggap paling baik dan
feasible, tanpa menerapakan pembatasan jenis, waktu, dan bidang
usaha investasi.

B. Rekening Investasi terbatas, Pemegang rekening jenis ini menerapkan


pembatasan tertentu dalam hal jenis, bidang usaha, dan waktu bank
menginvestasikan dananya.

3.      Bank Syariah sebagai Jasa keuangan


Bank syariah dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya
berdasakan upah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau
penyewaan. Contohnya, garansi, transfer kawat, L/C, dan sebagainya.
4.      Bank Syariah sebagai Jasa sosial
Konsep perbankan islam/syariah mengharuskan bank islam melaksanakan
jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebaikan), zakat, atau dana
sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Konsep perbankan syariah juga
mengharuskan bank syariah memainkan peran dalam pengembangan
sumber daya insani dan menyumbang dana bagi pemeliharaan serta
pengembangan lingkungan hidup.

2.4    Kegiatan Bank Umum Syariah


Berdasarkan Booklet Perbankan Indonesia (2011) kegiatan usaha bank
umum syariah terdiri atas:

1.  Menghimpun dana dalam bentuk simpanan giro, tabungan, atau bentuk


lainnya berdasarkan akad wadi’ah atau akad lainnya yang tidak
bertentangan.
2.  Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan atau
bentuk lainnya berdasarkan akad mudharabah atau atau akad lainnya yang
tidak bertentangan.
3.  Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad
musyarakah, atau akad lainnya yang tidak bertentangan.
4.  Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akan murabahah, akad salam, akad
istishna, atau akad lainnya yang tidak bertentangan..
5.  Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qaradh atau akad lainnya yang
tidak bertentangan.
6.  Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik atau akad lainnya yang tidak bertentangan.
7.  Melakukan pengembalian utang berdasarkan akad hawalah atau akad
lainnya yang tidak bertentangan..
8.  Melakukan usaha kartu debiy dan atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah.
9.  Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip
syariah.
10. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh
pemerintah dan atau BI.
11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip
syariah.
12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan akad
berdasarkan prinsip syariah.
13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan prinsip syariah.
14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
nasabah berdasarkan prinsip syariah.
15. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan prinsip syariah.
16. Memberikan fasilitas letter of credit atau abnk garansi berdasarkan prinsip
syariah.
17.  Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan dibidang perbankan dan
bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinspi syariah dan
sesuai dengan
perundang-undangan.

2.5   Perbedaan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional


Perbedaan antara bank umum syariah dengan bank umum konvensional
adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan falsafah
Bank syariah tidak melakukan sistem bungan dalam seluruh aktivitasnya
sedangkan bank konvensional sebaliknya. Untuk menghindari sistem bunga
bank syariah melakukan sistem jual beli setta kemitraan yang dilaksanakan
dalam kegiatan bagi hasil.
2.  Konsep pengolahan dana nasabah
Bank syariah mengolah dana nasabah dalam bentuk titipan maupun
investasi, cara ini berbeda dengan deposito pada bank konvensional yaitu
upaya membungakan bank. Sementara, cara bank syariah adalah ketika
nasabah membutuhkanya maka bank harus menyediakannya, akibatnya
dananya akan sangat likuid.

3.  Kewajiban mengolah zakat


Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu sebagai
pembayar, penghimpun, pengadministrasikan, dan pendistribusiannya.

4.  Struktur organisasinya
Bank syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah sebagai pengawas
kegiatan perbankan, sementara bank konvensional tidak memiliki dewan
pengawasnya.

Secara ringkas perbedaan kedua bank tersebut antara lain:

No Bank Syariah Bank Konvensional


1.  Berinventasi pada usaha Halal  Berinventasi pada usaha bebas
nilai
2.  Atas dasar bagi hasil, margin,  Sistem bunga
keun- tungan dan fee
3.  Pembagian hasil berubah-ubah  Pembagian hasil besarannya
tergantung kinerja usaha tetap
4.  Profit dan Falah oriented  Profit oriented
5.  Pola hubungan kemitraan  Hubungan kreditur dan debitur
6.  Ada dewan pengawas syariah  Tak lembaga sejenisnya
2.6  Kelebihan dan kekurangan Bank Umum Syariah

Kelebihan bank umum syariah:

1.      Lebih mudah merespons kebijakan pemerintah.


2.      Terhindar dari praktik Money Laundring.
3.      Mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya.
4.      Tidak mudah dipengaruhi oleh gejolak moneter.
5.      Mekanisme didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan, dan kebersamaan.

Kekurangan bank umum syariah:

1.      Jaringan kantor belum luas.


2.      SDM bank syariah masih sedikit.
3.      Pemahaman masyarakat yang masih kurang.
4.      Kekurangan penilaian proyek berakibat besar daripada bank konvensional.
BAB IV
PENUTUP

3.1         Kesimpulan

Bank umum syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatanya


dengan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak
lain untuk proses penyimpanan dan penyaluran kegiatan. Bank syariah
memiliki 7 karakteristik yang saling terkait, yaitu: universal, adil, transparan,
seimbang, maslahat, variatif, dan fasilitas. Sementara itu bank syariah juga
memiliki 4 fungsi, yaitu: sebagai manajemen investasi, investasi, jasa
keuangan dan jasa sosial.

Kegiatan yang ada didalam bank syariah meliputi, pengumpulan


dana baik itu dalam bentuk deposito, tabungan ataupun giro, penyaluran
dana, penyediaan uang, pengembalian utang, dll. Beberapa orang
menganggap bahwa bank syariah lebih unggul dibandingkan bank
konvensional, baik itu dilihat sistemnya, cara penginvestasinya, pengambilan
keuntungannya, dll. Namun, bank syariah juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan yang paling menonjol adalah tidak adanya money
loundring yang banyak terjadi bank konvensional, dan kekurangannya masih
belum banyak diketahui oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kasmis. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 9. Jakarta: Rajawali Pers.

maharani, Kiki. 2010.  Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan


Syariah Dengan Perbankan Konvensional Dengan Menggunakan Rasio
Keuangan. Fakultas Ekonomi: Universitas Pembangunan Veteran – Jawa
Timur.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang


Perbankan Syariah

Booklet Perbankan Indonesia. 2011. Jakarta: Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai