PENGUKURAN DASAR
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat ukut yang
sesuai dan telah memenuhi standardisasi. Jenis alat ukur yang digunakan pun
beragam dan tentunya berpengaruh terhadap tingkat keakuratan suatu
perhitungan. Ukuran benda nantinya dapat ditentukan dari skala yang terdapat
pada alat ukur yang digunakan.
( )
Pada pengukuran massa suatu benda ada neraca ohaus yang memiliki
tingkat ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding
massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca
Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat
diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca. Massa benda
dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan
sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang
mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Gambar 1. Jangka sorong sebagai alat ukur panjang, diameter, dan ketebalan benda.
Gambar 2. Mikrometer sekrup untuk mengukur ketebalan benda dan diameter benda.
Berikut ini adalah data hasil pengukuran panjang, diameter, dan massa
silinder; dan panjang, lebar, tinggi, dan massa balok dengan menggunakan alat-
alat ukur yang telah dijelaskan sebelumnya.
P D m P L T m
n
(mm) (mm) (gr) (mm) (mm) (mm) (gr)
1 62.50 15.79 92.8 85.35 43.50 3.47 28.0
2 62.35 15.74 92.9 85.70 43.40 3.47 28.1
3 62.25 15.75 92.8 85.50 43.30 3.45 27.9
4 62.20 15.71 92.8 85.35 43.30 3.46 28.0
5 62.60 15.69 92.9 85.45 43.90 3.47 27.9
6 62.80 15.67 93.0 85.45 43.50 3.46 28.1
Berikut ini merupakan perhitungan ukuran dimensional pada objek balok dan
silinder beserta perhitungan volume dan massa jenisnya.
A. Balok Tipis
1. Panjang Balok
i
1 85.35 7284.623
2 85.70 7344.490
3 85.50 7310.250
4 85.35 7284.623
5 85.45 7301.703
6 85.45 7301.703
512.8 43827.39
̅ mm
( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √ mm
KR = ̅
( )
PF =̅ | |
2. Lebar Balok
i
1 43.5 1892.25
2 43.4 1883.56
3 43.3 1874.89
4 43.3 1874.89
5 43.9 1927.21
6 43.4 1883.56
260.8 11336.36
̅ mm
( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √ mm
KR = ̅
( )
PF =̅ | | mm
3. Tinggi Balok
i
1 3.47 12.0409
2 3.47 12.0409
3 3.45 11.9025
4 3.46 11.9716
5 3.47 12.0409
6 3.46 11.9716
20.78 71.9684
̅ mm
( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √ mm
KR = ̅
( )
PF =̅ | | mm
4. Volume Balok
=| | mm
=| | mm
=| | mm
mm3
= √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
√ ( ) ( ) ( )
√ mm3
KR = ( )
PF = | | mm3
5. Massa Balok
i
1 28.0 784.00
2 28.1 789.61
3 27.9 778.41
4 28 784.00
5 27.9 778.41
6 28 784.00
167.9 4698.43
̅ gram
( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √ gram
KR = ̅
( )
PF =̅ | | gram
m | | gram
V =| | mm3
0.002168 gram/mm3
√( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( )
0000140264 gram/mm3
KR = ( )
PF = |( ) | gram/mm3
B. Silinder Pejal
1. Diameter Silinder
i
1 15.79 249.3241
2 15.74 247.7476
3 15.75 248.0625
4 15.71 246.8041
5 15.69 246.1761
6 15.67 245.5489
94.35 1483.663
( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √
KR = ̅
( )
PF =̅ | | mm
2. Tinggi Silinder
i
1 62.50 3906.250
2 62.35 3887.523
3 62.25 3875.063
4 62.20 3868.84
5 62.60 3918.76
6 62.80 3943.84
374.7 23400.28
( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √
KR = ̅
( )
PF =̅ | | mm
3. Volume Silinder
D | | mm
t | | mm
V t ( )
( )
mm3
√( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( )
mm3
KR = ( )
PF = | | mm3
4. Massa Silinder
I
1 92.8 8611.84
2 92.9 8630.41
3 92.8 8611.84
4 92.8 8611.84
5 92.9 8630.41
6 93.0 8649.00
557.2 51745.34
( ) ( ) ( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √ 2
KR = ̅
( )
PF =̅ | | gram
m | | gram
V | | mm3
gram/mm3
√( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( )
0000508169 gram/mm3
KR = ( )
PF = |( ) | gram/mm3
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum fisika yang berjudul “Pengukuran Dasar” ini, alat ukur yang
digunakan ialah mikrometer sekrup, jangka sorong dan juga neraca ohaus. Dengan
melakukan pengukuran berulang sebanyak enam kali, diperoleh beberapa ukuran
yang berbeda. Maka dari itu untuk mendapat ukuran yang mendekati benar,
dicarilah nilai ketidakpastiannya. Hasil pengukuran yang berbeda dapat
disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan, yaitu :
1. Alat ukur,
2. Benda ukur,
3. Orang yang melakukan pengukuran.
Kesalahan yang paling dominan terjadi ialah kesalahan yang disebabkan oleh
orang yang melakukan pengukuran. Sulit diperoleh hasil yang sama dari dua
orang atau lebih dalam suatu proses pengukuran. Bahkan dengan orang yang sama
pun masih sering terdapat perbedaan. Hal ini dapat terjadi karena kondisi setiap
manusia yang berbeda, kesalahan metode yang digunakan, kesalahan dalam
pembacaan skala ukur, dan pengaruh lingkungan sekitar.
BAB VI
KESIMPULAN
A. Balok Tipis
1. Panjang balok dan ketidakpastiannya :| | mm.
B. Silinder Pejal
1. Diameter silinder dan ketidakpastian :| | mm
Juwariyah, Tatik. 2019. Buku Panduan Praktikum Fisika. Jakarta: UPN “Veteran”
Jakarta.