Oleh Kelompok 1 :
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia yang telah diberikan
oleh Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini ditulis sebagai tugas pada mata kuliah Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing dan
teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini serta semua pihak
yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan segenap kemampuan dan
pikiran, namun penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini dapat mencapai kesempurnaan dan
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................2
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................19
iii
4.2 Saran...........................................................................................................................19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 3 komponen yang ada dalam
epidemiologi :
1. Frekuensi masalah kesehatan.
Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia/ masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah
penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit, untuk
mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang atau
masyarakat, harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
2
a) Menentukan masalah kesehatan, melalui cara :
b) Studi kasus
a) Orang (person)
Umur
3
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epiemiologi.
Angka kesakitan dan kematian hampir semua keadaan menunjukkan hubungan
dengan umur.
Jenis kelamin
Angka pada data di luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakita lebih tinggi di
kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria pada
semua golongan umur.Tapi untuk Indonesia hal tersebut masih perlu dipelajari
lebih lanjut.
Kelas social
Kelas sosial adalah variable yang sering dilihat hubungannya dengan angka
kesakita atau kematian, variable ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.
Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan.
Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak dikerjaan
di Indonesia terutama pola penyakit kronis, misalnya penyakit jantung, tekanan
darah tinggi dan kanker.
Penghasilan
Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh
karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport,
dsb.
Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,susunan
genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan angka
kesakitan dan kematian.
Status perkawinan
Dalam penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka
kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai, dan
duda/janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kmatian
karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.
Besarnya keluarga
Pada keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita karena penghasilan
keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
Struktur keluarga
4
Struktur keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (penyakit menular dan
gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
b) Tempat (place)
c) Waktu (time)
5
perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan timbul dan memuncaknya
angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan,
tiap tahun atau tiap beberapa tahun, peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada
penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi.
perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam
periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun yang disebut
secular trends.
2) Epidemiologi analitik
Studi analitik dilakukan bila cukup banyak diketahui mengenai suatu masalah
kesehatan sehingga suatu hipotesis yang spesifik dapat diuji. Tujuan studi ini adalah untuk
mengidentifikasi factor risiko yang mempengaruhi masalah kesehatan, mengetimasi
efeknya terhadap masalah kesehatan tersebut. Desain studi epidemiologi yang sering
dilakukan, yaitu :
a) Studi Kasus-Kontrol
b) Studi Kohort
c) Studi eksperimental
artinya membuat atau menghasilkan sehingga istilah reproduksi mempunyai arti suatu
hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi
untuk reproduksi manusia.arti kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sisten, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh seseorang. Pengertian
sehat disini tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga sehat secara
6
kesehatan reproduksi lebih luas. Pendidikan kesehatan reproduksi mencakup seluruh
proses yang berkaitan denga reproduksi dan aspek-aspek yang mempengaruhinya mulai
dari aspek tumbuh kembang sampai kepada hak-hak reproduksi. Sedangkan pendidikan
seks lebih difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks.
tanggung jawab bersama baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu baik laki-laki
maupun perempuan harus mengetahui dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan
reproduksi. Kesalahan yang sering terjadi adalah persoalan reproduksi lebih banyak
menjadi tanggung jawab perempuan. Gangguan kesehatan reproduksi lebih sering terjadi
pada wanita misalnya anemia. Perempuan yang anemia berpotensi melahirkan bayi dengan
berat badan rendah. Disamping itu, anemia dapat menyebabkan kematian ibu maupun bayi
pada saat proses persalinan. Karena itu untuk memastikan bahwa ibu tidak mengidap
anemia, perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri pada petugas medis. Jika ternyata
mengidap anemia, maka perlu untuk mengkonsumsi makanan yag bergizi dan suplemen
besi sesuai yang dianjurkan, dan peranlaki-laki harus mendukung keadaan tersebut dengan
ibu (AKI) menurut SDKI 2012 mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata
kematian ini jauh elonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang encapai 228 per 100 ribu.
Sedangkan angka kematian bayi menurut SDKI 2012 mencapai 32 per 1000. Hal ini
(jampersal). Selain itu, sejak otonomi daerah dukungan pemerintah daerah pada program
KB memang jauh menurun. Penyebab kematian ibu tidak saja melahirkan tetapi juga
7
Koordinasi ditingkat pelaksana belum seperti yang diharapkan, karena setiap
banyak tapi tingkat pencapainnya berbeda-beda. Estiasi prevalensi HIV/AIDS 150 orang
yang 70% nya adalah usia produktif. Pada wilayah tertentu, prevalensi dimasyarakat
mencapai 5%. Untuk menyikapi asalah tersebut diperlukan peran epidemiologi dalam
frekuensi, determinan penyakit atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi atau
menurut karakter orang, tempat dan waktu. Misalnya, persainan dengan dukun lebih tinggi
di desa (60%) dibanding di kota (40%) atau angka kejadian penyakit HIV lebih tinggi
terjadi di Provinsi Papua. Karakter waktu meliputi detik, menit, jam, hari, buan, tahun dsb.
mengukur besarnya masalah. Misalnya persalinan dengan dukun 60%, K1 mencapai 87%
dan K4 mencapai 70%. Determinan dalam kesehatan reproduksi adalah mencari faktor
penyebab atau yang mempengaruhi suatu kejadian atau faktor yang memberikan
resiko.misalnya penyebab terjadinya penyakit hemoragi post partum adalah anemia pada
ibu.
a. Sebagai tool (alat), selalu menanyakan siapa yang terkena, dimana dan bagaimana
kesehatan reproduksi
8
c. Diagnosis komunitas untuk enentukan penyebab mortalitas dan morbiditas
d. Melihat resiko individu dan pengaruhnya pada populasi atau kelompok kejadian
terhadap masalah populasi dan untuk membantu negara-negara berkembang. Pada saat itu,
permasalahan yang dibahas hanya seputar “tempat hiburan”, ledakan penduduk, jebakan
Kemudian pada tahun 1972, WHO membuat program khusus untuk riset,
pengembangan serta pelatihan riset kesehatan reproduksi dengan mandatnya berfokus pada
riset pengembangan metode yang baru dan meningkatkan regulasi yang berhubungan
dengan fertilitas (reproduksi) serta isu dari keamanan dan efisiensi metode-metode yang
sudah ada. Metode kontrasepsi modern dilihat sebagai metode yang dapat dipercaya,
efektif dari metode “penarikan”, kondom atau sistem periode menstruasi. Kebijakan
mengenai populasi menyebar pada negara-negara berkembang sekitar tahun 1970 dengan
Pada tahun 1994, ICPD telah menjadi kunci dari sejarah perkembangan kesehatan
reproduksi. Hal ini diikuti dengan beberapa kemunculan hal-hal penting yang kemudian
membuat dunia berfikir cara lain untuk mencapai kesehatan reproduksi yang ditandai
Konsep terhadap hak-hak reproduksi, dimana hal ini harus menjadi suatu
9
4.2.2 Perkembangan Kesehatan Reproduksi
a. Sebelum tahun 1978 (Alma-Ata Conference)
survival
kesehatan
kesehatan reproduksi.
10
“Sexual and reproductive health is fundamental to the social and
reproduksi dan dapat menjadi pondasi dalam hak asasi manusia yang sangat penting bagi
pemberdayaan perempuan.
lainnya.
pengobatan.
diinginkan
11
o Morbiditas dan mortalitas maternal
o Alokasi dana.
- Apa penyebabnya?
- Penyakit merupakan suatu gangguan dalam kehidupan manusia dan kejadian sakit
melakukan peneltian atau pengkajian yang lebih dalam. Lingkup yang ada dalam kesehatan
reproduksi adalah:
12
1. Kajian mengenai perkembangan seksual
reproduksi
9. Kajian mengenai layanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana
Menurut depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas,
sesuai dengan defenisi yang tertera karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia
sejak lahir hingga mati. Dala uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih
rinci digunakan pendekatan siklus kehidupan, sehingga diperoleh komponen pelayanan
yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi:
1. Kesehatan ibtu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi termasuk PMS-
HIV/AIDS
4. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
5. Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7. Kanker pada Usia Lanjut dan Oseoporosis
8. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi
genetalia, fistula dan lain-lain.
13
kehidupanyang dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka dapat
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Pendekatan ruang lingkup kespro dalam beberapa dalam fase kehidupan meliputi:
a. Kontrasepsi
b. Bayi dan anak
c. Remaja
d. Usia subur
e. Usia lanjut
Asuhan yang diberikan: 1) ASI Ekslusif, 2) tumbuh kembang anak dan pemberian
makanan dengan gizi seimbang, 3) imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit,
4) pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan, 5) pendidikan
dan kesempatan yang sama apda anak laki-laki dan perempuan
3. Remaja
14
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sapai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi
pada gadis remaja adaah datangnya haid pertama yan dinamakan menarche. Secara
tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang
mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai
wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami
perubahan dramatis, karena mulai emproduksi hormon-hormon seksual yang akan
memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Pendidikan dan peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
i. Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual,
penyalahgunaan obat, kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, aborsi
tidak aman, ISR/HIV/AIDS
j. Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi: konseling tentang perubahan hukum
dan sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasepsi
yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga dan lain-lain.
4. Usia subur
Usia dewasa muda yaitu antara umur 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan
dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi.
Inilah usia produktif dalam menapaki karir yang penuh kesibukan diluar rumah. Di
usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya dalam kondisi prima,
sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar dan bayi dapat
15
dilahirkan dengan sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan
gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak dan tuntutan karir.
Kanker, kegemukan depresi dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya.
Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometrium yang ditandai
dengan gejala nyeri haid, kram haid, pinggul nyeri saat berhubunganseks, sakit saat
buang air besar atau buang air kecil tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala
apa-apa.
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan akibat kehamilan ibu dan bayi.
c. Menjaga jarak kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kespro yang berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas
i. Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan
oleh berbagai kondis, manutrisi atau anemia, kemandulan, pelecehan seksual
dan lain-lain
j. Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling,
pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertangggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal dan
lain-lain sebagainya
Asuhan yang diberikan; 1) kehamilan dan persalinan yang aman, 2) pencegahan
kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi; 3) menjaga jarak
kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi; 4)
pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS; 5) pelayanan kespro yang berkualitas; 6)
pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi; 7) deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim dan 8) pencegahan dan manajemen infertilitas.
5. Usia lanjut
Yang dianggap usia lanjut adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang
paling rentan diserang berbagai penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita
untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya
adalah menjaga agar tunuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang sehat.
16
a. Perhatian pada problem andro pause
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabuh, gangguan mobilitas
dan osteoporosis
c. Deteksi dini kanker rahim
d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi,
kekerasan, osteoporosis, kanker sakurab reproduksi, payudara atau kanker
prostat, ISR/HIV/AIDS
e. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaan reproduksi
sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
Asuhan yang dapat diberikan; ) perhatian pada problem menopause; 2)
perhatian pada penyakit utama degeneratif termasu rabun, gangguan mobilitas
dan osteoporosis dan 3) deteksi dini kanker rahim
e. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang baik.
lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-
obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau mengatasi
g. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif,
terjangkau, dapat diterima sesuai dengan pilihan tanpa paksaan dan tak melawan
hukum.
17
h. Setiap perempuan berhak emperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkannya sehat dan selamat dala menjalani kehamilan dan persalinan, serta
penghargaan.
j. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang
k. Setiap remaja lelaki maupun perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat
dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani
l. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap
tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan
b. Hukum-huku dan kebijakan harus dibuat dan dijalankan untuk encegah deskriminasi,
reproduksi
c. Perempuan dan laki-laki harus bekerjasaa agar pemerintah dapat melindungi haknya,
d. Konsep-konsep kesehatan reproduksi dan uraian hak-hak perempuan ini diambil dari
hasil kerja
18
e. Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perempuan
19
BAB 3
PENUTUP
4.6 Kesimpulan
Dewasa ini kesehatan reproduksi (kespro) mendapat perhatian khusus secara global
sejak diangkatnya isu dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan. Di Indonesia pun kespro mendapat perhatian khusus dari pemerintah,
mengingat banyak masalah-masalah kespro terjadi di masyarakat.
Konsep epidemiologi kesehatan reproduksi adalah untuk mengetahui frekuensi,
distribusi dan determinan dari penyakit kesehatan reproduksi. Metode epidemiologi
digunakan dalam kesehatan reproduksi adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis,
membuat perencanaan dan evaluasi penyakit dan masalah kesehatan reproduksi.
Ruang lingkup tersebut adalah kajian mengenai : Perkembangan seksual, kegiatan
seksual, kontrasepsi, fertilitas, kehamilan yang tidak dikehendaki, abortus
4.7 Saran
Penggunaan metode epidemiologi disarankan dalam pemecahan dan penyelesaian
masalah dan penyakit kesehatan reproduksi. Metode tersebut meliputi analisis, identifikasi,
perencanaan dan evaluasi masalah dan penyakit kesehatan reproduksi.
20
DAFTAR PUSTAKA
21