dalam kehidupan berkeluarga. Ada banyak sekali hal yang dipermasalahkan dalam keluarga saya hingga saya tak dapat mengungkapkan satu per satu, tetapi saya akan menceritakan sedikit bagian dari beberapa masalah yang pernah dialami keluarga saya. Sekitar 6 tahun lalu (tidak pasti bulan berapa tetapi sekitar tahun itu), saya sering menghabiskan waktu di rumah untuk bermain seharian. Tapi suatu hari ada masalah terjadi, karena saya bermain tanpa henti saya disuruh berhenti secara paksa oleh ayah saya, kasus bertambah parah ketika ibu saya sering pergi keluar rumah dan melalaikan tugas rumah tangganya. Sekeluarga langsung tegang diiringi dengan adu mulut, lalu saya hanya duduk diam saja tanpa komentar agar tidak bertambah parah kasusnya. Setelah sekitar setengah jam kemudian, saya masuk ke kamar dengan agak sedih dan saya pun berdoa kepada Tuhan agar diberi bimbingan supaya keluarga saya tidak mengalami hal yang sama dan begitu pula saya agar mampu mengatur waktu lebih baik lagi (ayah saya adalah sosok yang sangat disiplin waktu, ibu saya justru condong ke pemborosan waktu). Akhirnya esok paginya pun keluarga saya telah normal tanpa ketegangan, begitu hebatnya Allah hingga mampu meredakan ketegangan keluarga yang hanya butuh semalam saja untuk menyelesaikan kasus ketegangan tersebut. Saya pun menyadari agar dapat bersyukur kepada keluarga saya karena telah mengingatkan saya kepada hal yang lebih penting; yakni mengatur waktu. Konflik seperti ini kadang berulang tetapi kebanyakan disebabkan oleh ibu saya dan selalu terselesaikan dalam semalam saja.. selalu.. dan saya merasakan keberdaan Allah ketika dalam tahap cooling down konflik. Selain konflik, ada kasus lain di mana Allah berperan dalam keluarga saya, yaitu, sekitar 2 tahun lalu; ayah saya sakit DBD, lalu dirawat di RS. Hal itu membuat saya sedih dan bingung harus berbuat apa, dan sehingga saya harus lebih membantu ibu saya dirumah saat pulang sekolah (hal ini membuat waktu belajar berkurang drastis dan kekhawatiran dalam hati yang mendalam/aktivitas tidak normal seperti biasa). Kemudian malam itu saya mencoba berbicara dengan Tuhan sebelum tidur agar ayah saya sembuh dan dapat beraktivitas normal kembali (saya lakukan setiap malam waktu itu), akhirnya setelah sekitar seminggu ayah saya sembuh dan saya pun berterimakasih serta bersyukur kepada Tuhan karena karunianya ia telah sembuh dari penyakit yang cukup mematikan tersebut, setelah itu ayah saya menjalani pemulihan selama 2 minggu agar kembali fit seperti sedia kala. Karena adanya kekurangan dalam kehidupan keluarga saya, saya berharap agar kehidupan keluarga saya dapat bertumbuh normal dan sehat tanpa konflik yang mampu merusak hubungan keluarga saya. Meskipun keluarga saya mayoritas Buddha (hanya ibu saya yang Katolik), saya tetap percaya kepada Tuhan Allah karena berkat kasih karunianya saya dapat dilahrikan oleh sebuah keluarga yang meskipun kadang kurang harmonis seperti yang kuinginkan. Ya saya tetap bersyukur kepada-Nya dan terus mencoba membuat keluarga saya lebih baik lagi dengan selalu percaya dan bersyukur kepada Allah setiap saat- sepanjang waktu tanpa batasan apapun. Saya juga berkomitmen untuk belajar lebih giat agar mampu membahagiakan keluarga menjadi lebih baik, karena bersyukur kepada Tuhan Allah tanpa usaha juga sia-sia, lagipula saya masih seorang pelajar yang duduk di bangku SMA sehingga harus belajar untuk menyongsong masa depan dan mengharumkan nama keluarga.
*nb: sebenarnya ada banyak sekali konflik yang terjadi tapi hanya menceritakan yang paling sering terjadi dan paling berkesan saja.