Anda di halaman 1dari 17

1

Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan


Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII
SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia)

The Effects of Learning Cycle 5E ModelThrough Contextual Approach to


Student’s Achievement of ClassVIII SMPN30 Makassar
(Study On Chemical Substance)

1)
Niluh Asriniasih, 2)Sugiarti, 3)Netti Herawati
1, 2, 3)
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224
Email:niluh.asriniasih@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh positif model pembelajaran learning cycle 5E melalui
pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar IPA kimia siswa kelas VIII
SMPN 30 Makassar tahun pelajaran 2013/2014 pada materi pokok bahan
kimia. Sampel penelitian adalah kelas VIII9 untuk kelas eksperimen dan
kelas VIII5 untuk kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-masing 40
orang. Kelas ekperimen diajar menggunakan model pembelajaran learning
cycle 5E melalui pendekatan kontekstual dan kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran konvensional. Prosedur penelitian terdiri atas tiga
tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Data
diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang terdiri atas 20 butir soal pilihan
ganda. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial.
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t menghasilkan thitung>ttabel =
4,88>1,67, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran learning
cycle 5E melalui pendekatan kontekstual berpengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 30Makassar pada materi pokok bahan
kimia.
Kata kunci: Learning cycle 5E, Pendekatan kontekstual, Hasil belajar,
Bahan kimia

ABSTRACT
The aim of this quasi experiment research is to find out the postive
effects ofLearning Cycle 5E ModelThrough Contextual Approach To
Student’s Achievement of ClassVIII SMPN30 Makassareducation year
2013/2014(study on chemical substance). The research samples are class
VIII9 for experiment class and class VIII5 for control class which consist of

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


2
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

40 students in each class. Experiment class is taught by learning cycle 5E


model through contextual approach and control class is taught by
convensional model. The research procedure consists of three phases are
preparation phase, implementation phase, and evaluation phase. Data of
research is obtained from objective test which consists of 20 items multiple
choice. Data is analyzed by descriptive and inferential statistical. The
hypothesis test result with using t test shows that tmathematics> ttable =
4,88>1,67, so it can be concluded that Learning Cycle 5E ModelThrough
Contextual Approachgives positive effect to student’s achievementof
classVIII SMPN30 Makassar on chemical substance.
Keywords: Learning cycle 5E, Contextual, Achievement, Substance
Chemical

PENDAHULUAN
Belajar merupakan proses diaplikasikan dalam kehidupannya.
perubahan perilaku yang didapatkan Ada juga siswa yang menghadapi
seorang individu melalui proses kesulitan dalam memahami konsep
pembelajaran, perubahan perilaku saat mereka diajar dengan metode
yang dimaksud dapat berupa tradisional, padahal mereka sangat
pengetahuan, keterampilan dan membutuhkan pemahaman konsep
pemahaman baru mengenai sesuatu ketika mereka kembali ke kehidupan
hal. Dalam rangka menciptakan suatu nyata (Trianto, 2009). Selain itu,
pembelajaran yang efektif, perlu pembelajaran siswa belum banyak
dikembangkan pemahaman konsep menyentuh objek lingkungan alam
siswa. Ilmu kimia merupakan ilmu sebagai sumber belajar dan hanya
penuh dengan konsep yang berorientasi pada buku paket.
mengandung materi-materi yang Berdasarkan survei pendahuluan
bersifat abstrak dan deskriptif, dan wawancara yang dilakukan
sehingga diperlukan pembelajaran terhadap guru mata pelajaran IPA
yang efektif untuk membangun Kimia kelas VIII di SMPN 30
motivasi dan kemampuan pemahaman Makassar, diperoleh bahwa ketuntasan
konsep siswa (Trianto, 2009). Oleh belajar pada kelas VIII semester genap
karena itu, diperlukan model-model tahun ajaran 2012/2013 sebelum
pembelajaran yang dapat diadakan remedial, hanya 15 siswa
mengkonstruk pemahaman siswa. dari 40 siswa (37%) yang tuntas.
Beberapa fenomena dari belajar Sedangkan tuntutan Kurikulum 2013,
yang cukup memprihatinkan yaitu siswa harus mencapai kompetensi 75%
kebanyakan siswa di sekolah tidak secara individu dan 75% secara
dapat membuat hubungan antara apa klasikal yang mencapai nilai
yang mereka pelajari dengan ketuntasan minimal.
bagaimana pengetahuan tersebut akan

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


3
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

Rendahnya angka ketuntasan ini diajarkan sehingga siswa kurang


disebabkan karena metode yang termotivasi untuk mempelajarinya.
digunakan oleh guru dalam Kejenuhan siswa untuk belajar
pembelajaran kimia adalah model kimia akan bertambah karena
pembelajaran konvensional. Model karakteristik materi IPA Kimiayang
pembelajaran konvensional merupakan memiliki konsep yang demikian
metode pembelajaran yang hanya abstrak dan deskriptif. Selain itu,
berpusat pada guru. Hal ini terjadi materi kimia juga didominasi
karena pengetahuan dianggap dapat lambang-lambang kimia dan rumus
dipindahkan secara utuh dari pikiran kimia yang tidak bisa dibaca begitu
guru ke pikiran siswa. Guru masih saja, sedangkan tingkat pemahaman
cenderung menggunakan metode siswa SMP masih dalam tahap
ceramah daripada memberikan perkembangan formal-konkrit yang
kesempatan seluas-luasnya kepada membutuhkan benda nyata untuk
siswa untuk menemukan sendiri membangun proses pemikirannya.
konsep-konsep yang dipelajari. Siswa Siswa perlu diberikan contoh secara
cenderung pasif dan hanya terjadi langsung dari apa yang telah mereka
transfer ilmu oleh guru, bukan karena pelajari agar pengetahuan tersebut
aktivitas dari siswa itu sendiri. Siswa benar-benar dipahaminya dan
hanya mendengarkan dan mencatat tersimpan dalam memori jangka
sesuai perintah guru tanpa berupaya panjang.
untuk menemukan sendiri konsep- Tahap perkembangan siswa SMP
konsep yang dipelajari tersebut. Model masih dalam tahap perkembangan
pembelajaran yang monoton ini formal-konkrit, sehingga sangat
menyebabkan siswa terkadang jenuh diharapkan suatu model pembelajaran
atau bosan untuk belajar kimia. yang dapat membantu siswa untuk
Selain itu, saat proses mengkonstruk pemahaman mereka
pembelajaran siswa jarang melihat sendiri dan mengaplikasikan secara
fenomena nyata yang berhubungan langsung konsep yang telah mereka
dengan materi yang dibahas. Sebagian pelajari dalam kehidupannya.
besar materi dan penyampaian materi Penanaman konsep pada siswa SMP
bersifat berpusat pada buku, siswa dapat dijadikan sebagai dasar
jarang diajak untuk melihat langsung pengetahuan kimia untuk mengikuti
kejadian atau fenomena yang nyata, jenjang pendidikan berikutnya
atau media-media yang berhubungan (SLTA).
dengan fenomena tersebut. Proses Pembelajaran Learning cycle 5E
pembelajaran yang dilakukan belum merupakan pembelajaran yang bersifat
banyak menyentuh objek lingkungan konstruktivisme. Pada pembelajaran
alam sebagai sumber belajar. Hal ini ini sangat dianjurkan adanya kegiatan
membuat siswa kurang dapat diskusi kelompok agar siswa menjadi
memahami konsep-konsep yang lebih aktif. Pembelajaran learning
cycle 5E merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


4
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

siswa, proses pembelajaran menjadi pembelajaran melalui interaksi yang


lebih bermakna karena mengutamakan intens dan kooperatif. Dengan
pengalaman nyata dan membentuk pendekatan kontekstual akan membuat
siswa menjadi aktif, kritis dan kreatif siswa lebih aktif di kelas karena
(Wahyuni, dkk.). Model pembelajaran dikaitkan dengan contoh yang terjadi
Learning cycle 5E merupakan salah dalam kehidupan siswa (Side &
satu model pembelajaran yang dapat Darminto, 2012).
mengkonstruk pemahaman siswa yang Model pembelajaran learning
dikembangkan oleh Karplus dan Thier cycle 5E melalui pendekatan
pada program Science Curriculum kontekstual memberikan kesempatan
Improvement Study (SCIS) (Wena, kepada siswa untuk menerapkan
2009). Model pembelajaran ini dapat konsep ke dalam konteks yang lebih
meningkatkan hasil belajar siswa luas dengan menggunakan alam atau
karena siswa diberi kesempatan untuk lingkungan sekitar sebagai tempat
mengkonstruk pengetahuannya sendiri. untuk mengaplikasikannya. Pada
Model pembelajaran learning pembelajaran kimia khususnya bahan
cycle 5E akan memperoleh hasil yang kimia, siswa dapat mengaplikasikan
lebih baik lagi apabila dipadukan konsep yang telah mereka pelajari
dengan pendekatan yang bisa dalam lingkungan belajarnya. Siswa
menghubungkan pengetahuan yang dapat mencari contoh dari konsep yang
diperolehnya dengan dunia nyata telah dipelajarinya di lingkungan
(Widiati dkk., 2013). Dengan adanya sekitar tempat belajarnya. Sebagai
pendekatan kontekstual siswa dapat contoh, ketika siswa belajar tentang
mengaplikasikan konsep yang telah konsep zat aditif berupa zat pewarna,
mereka peroleh dalam pembelajaran. maka siswa dapat menemukan banyak
Pendekatan kontekstual adalah contoh zat pewarna alami yang
pendekatan yang menekankan pada terdapat di lingkungan sekolahnya. Zat
aspek kenyataan, dalam hal ini pewarna alami yang bisa siswa
pemikiran siswa pada saat belajar temukan adalah daun-daunan yang
harus ditempatkan pada situasi seperti berwarna hijau, bunga yang berwarna-
dalam dunia nyata (sosial dan fisik), warni, buah-buahan dengan aneka
bukan hanya sebatas dalam pikiran warna dan lainnya.
siswa. Dalam pembelajaran Siswa dapat memanfaatkan
kontekstual, pembelajaran yang terjadi segala sesuatu yang ada di lingkungan
harus diciptakan semirip mungkin tempat belajarnya untuk lebih
dengan situasi (dunia nyata). Melalui memaknai dan memahami materi atau
pendekatan kontekstual yang terdiri konsep yang telah ia peroleh dalam
atas tujuh komponen (konstruktivis, pembelajaran. Siswa akan lebih
inkuiri, masyarakat belajar, bertanya, termotivasi untuk belajar karena siswa
refleksi, pemodelan dan penilaian bisa melihat sendiri contoh dari konsep
autentik) akan membantu guru dan tersebut di lingkungan sekolahnya dan
siswa berperan aktif untuk bisa mengaplikasikan konsep tersebut
berpartisipasi dalam proses belajar ke konteks yang lebih luas lagi

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


5
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

misalnya di lingkungan tempat dengan model pembelajaran


tinggalnya. Dengan demikian hasil konvensional (kelompok kontrol).
belajar siswa akan lebih meningkat Desain ini ditunjukkan pada Tabel 1.
karena minat siswa untuk belajar
meningkat ketika menggunakan model Tabel 1. Model Desain Penelitian
pembelajaran learning cycle 5E Kelompok Pretest Treatment Posttest
melalui pendekatan kontekstual.
Berdasarkan uraian di atas, untuk Eksperimen O1 X1 O2
melihat pengaruh dari model Kontrol O1 X0 O2
pembelajaran maka peneliti tertarik
untuk menggunakan model
pembelajaran learning cycle 5E B. Variabel dan Defenisi
melalui pendekatan kontekstual untuk Operasional Variabel
diterapkan di kelas pada materi bahan 1. Variabel Penelitian
kimia. Dengan demikian diharapkan Penelitian initerdiri dari dua
pembelajaran IPA Kimia dengan variabel, yaitu variabel bebas
model pembelajaran learning cycle 5E (independent) dan variabel terikat
melalui pendekatan kontekstual dapat (dependent).
meningkatkan hasil belajar IPA kimia a. Variabel bebas yaitu pembelajaran
siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 30 kimia yang menggunakan model
makassar. pembelajaran learning cycle 5E
Adapun tujuan penelitian ini melalui pendekatan kontekstual
adalah: untuk mengetahuiada atau dan pembelajaran dengan
tidaknya pengaruh positif penggunaan menggunakan model
model pembelajaran learning cycle 5E pembelajaran konvensional.
melalui pendekatan kontekstual b. Variabel terikat yaitu hasil belajar
terhadap hasil belajar IPA kimia siswa kimia setelah siswa belajar materi
kelas VIII SMP Negeri 30 Makassar. bahan kimia.

METODE PENELITIAN 2. Defenisi Operasional Variabel


A. Jenis dan Desain Penelitian a. Model pembelajaran learning
Penelitian ini merupakan cycle 5Emelalui pendekatan
penelitian experimen semu (Quasi kontekstual adalah model
exprimen) dengan desain Pretest- pembelajaran yang terdiri atas
Posttest Control Group Design. Dalam lima tahap dan dihubungkan
penelitian ini ada dua kelompok yang dengan pendekatan kontekstual.
diberi perlakuan yang berbeda. Tahap- tahap dalam learning cycle
Kelompok pertama diberi 5E antara lain: 1) engagement
pembelajaran dengan menggunakan (pembangkitan minat), 2)
model pembelajaran learning cycle 5E exploration (eksplorasi), 3)
melalui pendekatan kontekstual explanation (penjelasan), 4)
(kelompok eksperimen), sedangkan elaboration (perluasan), dimana
kelompok kedua diberi pembelajaran pada tahap ini siswa mencari

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


6
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

contoh aplikasi dari konsep yang pelaksanaan, dan tahap pengumpulan


telah dipelajarinya, 5) evaluation data. Tahapan tersebut dijelaskan
(evaluasi). sebagai berikut:
b. Model pembelajaran konvensional 1. Tahap persiapan
adalah metode atau cara mengajar Persiapan yang dilakukan peneliti
yang berpusat pada guru, dimana sebelum melakukan penelitian yaitu:
metode ini merupakan kombinasi a. mengadakan observasi ke sekolah
antara metode hafalan, diskusi dan dan berkonsultasi kepada guru
tanya jawab. Proses pembelajaran bidang studi IPA kelas VIII
dilakukan dengan menjelaskan mengenai kelas yang akan
materi secara bertahap atau digunakan, waktu penelitian,
selangkah demi selangkah. keadaan siswa, serta materi yang
c. Hasil belajar adalah selisih (Gain akan diteliti.
Score) dari hasil belajar yang b. menyusun Rencana Pelaksanaan
diperoleh siswa setelah belajar Pembelajaran (RPP) untuk setiap
materi bahan kimia yang diperoleh pertemuan, baik untuk kelas
dari selisih hasil pemberian pretest eksperimen maupun untuk kelas
dan posttest. kontrol.
c. menyusun instrumen/alat evaluasi
C. Subjek Penelitian kemampuan kognitif dan lembar
1. Populasi observasi aktivitas siswa dan guru
Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai pendukung hasil penelitian.
seluruh siswa kelas VIII di SMP d. meminta izin kepada instansi terkait
Negeri 30 Makassar tahun ajaran sehubungan dengan penelitian yang
2013/2014 yang terdiri dari 9 kelas. akan dilakukan.
e. melakukan validasi instrumen
2. Sampel (validasi isi dan validasi item).
Sampel dipilih secara random
sampling dari 9 kelas yang ada. Dalam 2. Tahap pelaksanaan
penelitian ini yang menjadi sampel Penelitian ini dilaksanakan
adalah kelas VIII-9 yang berjumlah 40 sebanyak 5 kali pertemuan, yaitu 3 kali
siswa sebagai kelas eksperimen dan pertemuan untuk proses pembelajaran,
kelas VIII-5 yang berjumlah 40 siswa 1 kali pertemuan untuk pemberian
sebagai kelas kontrol. pretest, dan 1 kali pertemuan untuk
pemberian posttest. Pertemuan terdiri
D. Waktu dan Tempat Penelitian dari 1 jam pelajaran (1 x 40 menit)
Penelitian ini dilaksanakan pada sebanyak 2 kali pertemuan dan 2 jam
akhir semester genap di SMP Negeri pelajaran (2 x 40 menit) sebanyak 3
30 Makassar tahunajaran 2013/2014. kali pertemuan.

E. Prosedur Penelitian 3. Tahap Pengumpulan Data


Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, Tahap pengumpulan data dilakukan
yaitu tahap persiapan, tahap dengan pemberian tes awal (pretest)

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


7
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

dan tes akhir (posttest). Pretest 0,41 – 0,60 Cukup


diberikan sebelum melaksanakan 0,61 – 0,80 Tinggi
kegiatan pembelajaran, sedangkan 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
posttest diberikan setelah proses (Sumber: Furqon, 2008)
pembelajaran. Hasil yang diperoleh Adapun tes yang diberikan berupa
dari pretest dan posttest kemudian tes objektif (pilihan ganda) sebanyak
dihitung selisihnya (gain score) untuk 20 soal dengan 4 alternatif jawaban.
digunakan dalam pengujian hipotesis. Tiap item diberi skor 1 jika benar dan
Selain itu dihitung pula peningkatan skor 0 (nol) jika salah atau tidak
nilai (normal gain) dengan dijawab. Dengan demikian, skor
menggunakan rumus N-Gain sehingga maksimal adalah 20 dan skor minimal
akan diperoleh angka peningkatan dari adalah 0 (nol). Hasil dari validasi item
masing-masing siswa pada kelas ini kemudian dikoreksi lebih lanjut,
kontrol dan kelas eksperimen. apabila ada soal yang tidak valid maka
soal diganti atau diperbaiki sedangkan
F. Instrumen Penelitian apabila kategori validitas dari soal
Pengumpulan data pada penelitian masih sangat rendah maka soal
ini menggunakan instrumen penelitian tersebut diperbaiki. Setelah divalidasi
berupa pilihan ganda yang sudah isi dan validasi item maka instrumen
divalidasi isi dan validasi item. ini diberikan pada awal (Pretest) dan
Validasi isi dan validasi item akhir perlakuan (Posttest) pada subjek
dilakukan sebelum instrumen penelitian.
digunakan untuk penelitian. Validasi
isi dilakukan oleh validator-validator G. Teknik Analisis Data
ahli, sedangkan validasi item Teknik analisis data yang
dilakukan setelah instrumen digunakan adalah analisis statistik
dinyatakan valid oleh validator ahli deskriptif dan analisis data inferensial.
(validasi isi). Validasi item dilakukan Untuk mengetahui nilai yang diperoleh
dengan menguji instrumen penelitian siswa, maka skor diubah ke nilai
(soal) pada kelas yang sudah pernah dengan menggunakan rumus
mempelajari materi bahan kimia yaitu (Arikunto, 2009):
kelas IX di SMPN 30 Makassar.
Dalam validasi item, suatu soal 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
dinyatakan valid apabila memenuhi 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
kriteria validitas. Adapun kriteria
validitas yang digunakan dalam 1. Uji Normal Gain
validasi item ditunjukan pada Tabel 2. Gainscore adalah selisih antara
nilai posttest dan pretest, gainscore
Tabel 2. Kriteria Validitas menunjukkan peningkatan pemahaman
Interval Nilai Kategori Validitas atau penguasaan konsep siswa setelah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah pembelajaran dilakukan guru. Gain
0,21 – 0,40 Rendah score kemudian digunakan untuk
menguji hipotesis (uji-t). Untuk

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


8
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

menghindari hasil kesimpulan yang 61-70 Kurang


akan menimbulkan bias penelitian, ≤60 Kurang Sekali
karena pada nilai pretest kedua
kelompok penelitian sudah berbeda, (Sumber: SMPN 30 Makassar)
digunakan uji normal gain.
Rumus normal gain menurut Data yang diperoleh selajutnya
Meltzer (2002), yaitu: dikategorikan dalam kategori tuntas
dan tidak tuntas.Kriteria Ketuntasan
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 Minimal (KKM) yang digunakan
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = untuk mata pelajaran IPA kimia di
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
SMP Negeri 30Makassar ditunjukkan
Adapun kategorisasi perolehan pada Tabel 5.
N-gain ditujukan pada Tabel 3.
Tabel 5. Kategori Nilai Ketuntasan
Tabel 3. Kategorisasi Nilai N-Gain Siswa
Interval Nilai Kategori Nilai Kategori
(<g>) ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang ≥ 75 Tuntas
(<g>) < 0,3 Rendah < 75 Tidak tuntas
(Sumber: Hake, 1998)
(Sumber: SMPN 30 Makassar)
2. Analisis Statistika Deskriptif
3. Analisis Statistika Inferensial
Statistik deskriptif meliputi
a. Uji prasyarat
penyajian tabel, nilai rata-rata, nilai
1) Uji normalitas
tertinggi, nilai terendah, dan standar
Uji normalitas digunakan untuk
deviasi yang dihitung secara manual.
mengetahui apakah data yang diteliti
Data yang diperoleh dari hasil belajar
berasal dari populasi yang terdistribusi
siswa dikelompokkan berdasarkan
normal atau tidak. Normalitas data
kriteria nilai. Kriteria nilai hasil belajar
diuji dengan menggunakan rumus
IPA kimia siswa dalam bidang studi
sebagai berikut:
IPA Terpadu di SMPN 30 Makassar 2
𝑂𝑖–𝐸𝑖
ditunjukan pada Tabel 4. X2hitung = 𝐸𝑖

Tabel 4. Kriteria Nilai Hasil Belajar

Keterangan:
Nilai Kategori Nilai
X2 = Kai kuadrat (Chi Square)
Oi = Frekuensi observasi
91-100 Baik Sekali Ei = Frekuensi ekspektasi
81-90 Baik (harapan)
71-80 Cukup

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


9
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

Kriteria pengujian normalitas H1= Penggunaan model pembelajaran


pada taraf signifikan α = 0,05 dan learning cycle 5E melalui
derajat kebebasan (dk) = k-2, maka pendekatan kontekstual
data dinyatakan berasal dari populasi berpengaruh positif terhadap
yang berdistribusi normal jika hasil belajar siswa.
X2hitung<X2tabel (Subana dkk, 2000: 𝝁1= Hasil belajar siswa pada kelas
124). eksperimen
𝝁2= Hasil belajar siswa pada kelas
2) Uji homogenitas dua varians control.
Uji homogenitas dua varians Pengujian yang digunakan adalah uji-t
digunakan untuk mengetahui apakah dengan α = 0,05
data yang diteliti berasal dari populasi
𝑋 −𝑋2
yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas dapat dihitung thitung = 𝑑𝑠𝑔1 1 1
menggunakan rumus berikut: +
𝑛1 𝑛2
Nilai dsg dapat dihitung menggunakan
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 rumus:
F=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 (𝑛 1 − 1) 𝑆12 +(𝑛 2 − 1) 𝑆22
dsg =
Kriteria pengujian pada taraf 𝑛1+ 𝑛2− 2
signifikan α = 0,05 maka data dapat Keterangan :
dikatakan mempunyai varians 𝑋1 =Rata-rata data pada kelompok
homogen jika Fhitung <Ftabel (Subana eksperimen
dkk, 2000: 171). 𝑋2 =Rata-rata data pada kelompok
kontrol
b. Uji hipotesis n1=banyaknya data pada kelompok
Uji hipotesis digunakan untuk eksperimen
mengetahui kebenaran dari hipotesis n2=banyaknya data pada kelompok
yang telah dirumuskan. Pengujian kontrol
hipotesis dilakukan dengan uji satu dsg= Nilai deviasi standar gabungan
pihak-kanan menggunakan rumus S21=Nilai varians pada kelompok
sebagai berikut (Navidi, 2008): eksperimen
H0 :𝝁1≤ 𝝁2 S22=Nilai varians pada kelompok
H1 :𝝁1> 𝝁2 kontrol

Keterangan: Adapun kriteria pengujian


H0= Penggunaan model pembelajaran hipotesis yaitu pada α = 0,05. Jika
learning cycle 5E melalui thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1
pendekatan kontekstual tidak diterima berarti ada pengaruh positif
berpengaruh positif terhadap dari model pembelajaran learning
hasil belajar siswa. cycle 5E melalui pendekatan
kontekstualterhadap hasil belajar

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


10
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

siswa. Sebaliknya,jika,thitung < ttabel, Berdasarkan tes hasil belajar


maka H0 diterima dan H1 ditolak siswa pada kelas VIII9sebagai kelas
berarti tidak ada pengaruh positif dari eksperimenyang telah diajar dengan
model pembelajaran learning cycle 5E menggunakan model pembelajaran
melalui pendekatan kontekstual learning cycle 5E melalui pendekatan
terhadap hasil belajar siswa. kontekstual dan kelas VIII5 sebagai
kelas kontrol yang telah diajar dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan metode konvensional
A. Hasil Penelitian diperoleh hasil analisis statistik
1. Deskripsi Hasil Belajar deskriptif yang dapat dilihat pada
Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen

Nilai Statistik
Statistik Eksperimen Kontrol
deskriptif Gain Gain
Pretest Posttest Pretest Posttest
Skor Skor
Ukuran Sampel 40 40 40 40 40 40
Nilai Terendah 20 60 5 20 40 0
Nilai Tertinggi 70 100 70 55 85 60
Nilai rata-rata 44,7 81,55 39,25 34,95 65,75 29,43
Standar Deviasi 11,81 9,4 9,49 9,83 18,7 7,35

Apabila hasil belajar IPA kimia belajar siswa (pretest dan posttest),
siswa dikelompokkan berdasarkan diperoleh data frekuensi dan
kriteria nilai hasil belajar IPA kimia persentase kelas eksperimen dan kelas
siswa dalam bidang studi IPA Terpadu kontrol pada Tabel 8.
di SMPN 30 Makassar, maka
diperoleh frekuensi kelas eksperimen 20
dan kelas kontrol pada Gambar 1. 15
Apabila hasil belajar IPA kimia 10 Kelas
5
siswa dikelompokkan berdasarkan 0 Eksperimen
Kurang…

kriteria nilai ketuntasan hasil belajar Kelas


Baik Sekali

Cukup
Kurang
Baik

IPA kimia siswa dalam bidang studi Kontrol


IPA Terpadu di SMPN 30 Makassar,
maka diperoleh frekuensi dan
persentase kelas eksperimen dan kelas
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Nilai
kontrol pada Tabel 7.
Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Berdasarkan hasil perhitungan
Kelas Kontrol
peningkatan N-Gain dari data hasil

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


11
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

Tabel 7. Kriteria Ketuntasan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kategori Nilai
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tidak Tuntas <75 4 10 % 19 47,5%
Tuntas ≥ 75 36 90 % 21 52,5%
Jumlah 40 100% 40 100%

Tabel 8. Kategorisasi Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Interval Nilai Kategori
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(<g>) ≥ 0,7 Tinggi 23 57.5% 20 50%
0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang 14 35% 11 27.5%
(<g>) < 0,3 Rendah 3 7.5% 9 22.5%

2. Pengaruh Model Pembelajaran


a. Pengujian prasyarat analisis dk = 3 diperoleh χ2tabel = 9,49. Nilai
Syarat untuk melakukan χ2hitung<χ2tabel maka disimpulkan bahwa
pengujian terhadap hipotesis adalah sampel pada kelas kontrol terdistribusi
melakukan pengujian normalitas dan normal.
homogenitas terlebih dahulu. Kedua
pengujian ini merupakan asumsi dalam 2) Uji Homogenitas
pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang
1) Uji Normalitas ditelliti memiliki varians yang
Uji normalitas digunakan homogen atau tidak. Kriteria
statistik uji chi-kuadrat. Dengan pengujian homogenitas, jika Fhitung <
kriteria data berdistribusi normal jika Ftabel maka varians kelas eksperimen
χ2hitung<χ2tabel. Dari hasil perhitungan, dengan varians kelas kontrolbersifat
Gain Score untuk kelas eksperimen homogen. Berdasarkan hasil uji
diperoleh χ2hitung= 8,27 . Nilai untuk homogenitas dengan menggunakan
χ2tabel pada taraf kepercayaan (α)= varians dari kelas eksperimen sebagai
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 4 varians terbesar dan varians kelas
diperoleh nilai χ2tabel = 9,49. Nilai kontrol sebagai varians terkecil
χ2hitung <χ2tabel maka disimpulkan diperoleh nilai Fhitung= 1,6665dan nilai
bahwa sampel pada kelas eksperimen dari Ftabel pada taraf kepercayaan 0,05
terdistribusi normal. Sedangkan untuk sebesar 1,745. Nilai Fhitung<Ftabel
kelas kontrol dari hasil perhitungan, disimpulkan bahwa varians antara
diperoleh nilai χ2hitung= 8,04. Untuk kelas eksperimen dengan kelas kontrol
χ2tabel pada taraf kepercayaan 0,05 dan bersifat homogen.

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


12
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

b. Pengujian Hipotesis
Nilai thitung=4,88, dengan taraf menggunakan model pembelajaran
signifikasi α=0,05, dan n=40 diperoleh konvensional. Selain itu, jumlah siswa
ttabel=1,67. Dari hasil perhitungan yang mencapai kriteria ketuntasan
menunjukkan bahwa thitung=4,88 dan pada kelas eksperimen lebih banyak
ttabel=1,67, maka thitung>ttabel. Dengan yakni 36 orang dengan persentase
menggunakan kriteria tolak hipotesis ketuntasan sebesar 90%. Sedangkan
nol jika thitung >ttabel maka jelas bahwa kelas kontrol hanya 21 orang dengan
hipotesis nol H0 ditolak dan diterima persentase sebesar 52,5%.
H1: 𝜇 1> 𝜇 2. Jadi dapat disimpulkan Hasil analisis statistik deskriptif
bahwa model pembelajaran learning pada peningkatan hasil belajar siswa
cycle 5E melalui pendekatan kelas eksperimen dan kelas kontrol
kontekstual berpengaruh positif juga menunjukkan bahwa peningkatan
terhadap hasil belajar IPA kimia siswa. hasil belajar pada kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol.
B. Pembahasan Pada kelas eksperimen diperoleh gain
Penelitian ini dilakukan untuk score rata-rata yaitu 39,25 sedangkan
mengetahui apakah ada pengaruh pada kelas kontrol yaitu 29,43. Jumlah
positif dari penggunaan model siswa yang memperoleh nilai N-Gain
pembelajaran learning cycle 5E dalam kategori tinggi pada kelas
melalui pendekatan kontekstual eksperimen yaitu 23 siswa (57,5%),
terhadap hasil belajar siswa.Kedua dalam kategori sedang yaitu 14 siswa
kelas diberikan perlakuan yang (35%) dan dalam kategori rendah yaitu
berbeda,kelas eksperimen diajarkan 3 siswa (7,5%). Pada kelas kontrol,
dengan menggunakan model jumlah siswa yang memperoleh nilai
pembelajaran learning cycle 5E N-Gain dalam kategori tinggi yaitu 20
melalui pendekatan kontekstual, siswa (50%), dalam kategori sedang
sedangkan kelas kontrol hanya yaitu 11 siswa (27,5%) dan dalam
menggunakan model pembelajaran kategori rendah yaitu 9 siswa (22,5%).
konvensional. Berdasarkan hasil uji
Berdasarkan hasil analisis normalitas kelas eksperimen dan kelas
statistik deskriptif, diperoleh bahwa kontrol diketahui bahwa data
rata-rata hasil belajar kelas eksperimen terdistribusi normal. Uji homogenitas
sebesar 81,55 dengan standar deviasi menunjukkan bahwa data berasal dari
9,4 dan kelas kontrol 65,75 dengan varians yanghomogen. Setelah
standar deviasi 18,7. Hasil rata-rata diketahui bahwa sampel terdistribusi
kelas eksperimen lebih besar daripada normal dan variansnya homogen
kelas kontrol. Hal ini menunjukkan dilanjutkan dengan uji-t, dari hasil uji-t
bahwa model pembelajaran learning diperoleh bahwa nilai thitung>ttabel,
cycle 5E melalui pendekatan sehingga disimpulkan bahwa model
kontekstual memberikan hasil belajar pembelajaran learning cycle 5E
yang lebih baik daripada hanya melalui pendekatan kontekstual yang

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


13
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

berpengaruh positif terhadap hasil dipadukan dengan komponen


belajar IPA kimia siswa. konstruktivisme dan bertanya, siswa
Berdasarkan data hasil belajar diberikan pertanyaan yang berkaitan
siswa diperoleh bahwa hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari sesuai
siswa pada kelas eksperimen yaitu 3 dengan materi yang akan diajarkan.
siswa memperoleh nilai dalam kategori Dengan demikian, siswa memberikan
sangat baik, 14 siswa termasuk dalam respon/jawaban terhadap pertanyaan
kategori baik, 19 siswa termasuk tersebut. Dari hasil observasi terhadap
dalam kategori cukup, 2 siswa siswa pada lampiran 5 diperoleh
termasuk dalam kategori kurang dan 2 bahwa persentase keaktifan siswa pada
siswa termasuk dalam kategori kurang tahap pembangkitan minat adalah
sekali, sedangkan pada kelas kontrol, 2 64.34%.
siswa termasuk dalam kategori baik, Tahap eksplorasi yang
19 siswa dalam kategori cukup, 2 dipadukan dengan 2 komponen dari
siswa dalam kategori kurang dan 17 pendekatan kontekstual yaitu
siswa termasuk dalam kategori kurang masyarakat belajar dan refleksi, siswa
sekali. Hasil belajar tersebut bekerja sama dengan teman
menunjukkan adanya perbedaan hasil kelompoknya untuk mendiskusikan
belajar antara kelas eksperimen dan apa yang telah mereka respons
kelas kontrol. Meskipun jumlah siswa terhadap pertanyaan guru. Persentase
yang termasuk dalam kategori cukup keaktifan siswa pada tahap ini adalah
pada kelas eksperimen dan kontrol 93%. Pada tahap penjelasan yang
sama, namun terdapat perbedaan pada dipadukan dengan refleksi dan
kategori baik dan sangat baik. konstruktivisme, siswa menjelaskan
Terdapat perbedaan pula pada kategori hasil diskusi kelompok yang telah
kurang dan sangat kurang. Sehingga mereka tuliskan sebelumnya di depan
diperoleh perbedaan persentase kelompok lainnya dengan kalimat
ketuntasan pada kedua kelas, yaitu mereka sendiri. Persentase keaktifan
90% siswa tuntas pada kelas siswa pada tahap ini adalah 65.17%.
eksperimen dan 52,5% siswa tuntas Pada tahap elaborasi yang dipadukan
pada kelas kontrol. dengan komponen menemukan,
Hasil belajar pada kelas masyarakat belajar, penilaian autentik
eksperimenlebih tinggi disebabkan dan pemodelan, siswa mencari contoh
karena penggunaan model dari apa yang telah mereka pelajari.
pembelajaran learning cycle 5E Persentase keaktifan siswa pada tahap
melalui pendekatan kontekstual yang ini adalah 70%. Pada tahap evaluasi
terdiri dari 5 tahap yang sistematis. yang dipadukan dengan komponen
Kelima tahap tersebut yaitu tahap refleksi, penilaian autentik dan
pembangkitan minat, eksplorasi, konstruktivisme, siswa diuji
penjelasan, elaborasi dan evaluasi pemahamannya oleh guru. Persentase
yang dipadukan dengan komponen- keaktifan siswa pada tahap ini adalah
komponen pendekatan kontekstual. 62.5%.
Pada tahap pembangkitan minat yang

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


14
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

Berdasarkan data hasil sendiri. Hal ini disebabkan karena


observasi aktivitas siswa pada perbedaan karakteristik materi yang
lampiran 5 dapat disimpulkan bahwa diajarkan, dimana materi bahan kimia
persentase keaktifan siswa tertinggi sebagian besar menggunakan istilah-
terdapat pada tahap eksplorasi yang istilah berupa nama bahan kimia yang
dipadukan dengan masyarakat belajar jarang didengar oleh siswa sehingga
dan refleksi, yaitu 93%. Hal ini siswa cenderung enggan untuk
disebabkan karena pada tahap ini memberikan kesimpulan.
siswa diharuskan untuk berdiskusi Selain data hasil belajar siswa,
dengan kelompoknya untuk diperoleh pula data persentase
mendiskusikan tugas dari guru, pencapaian tiap sub pokok bahasan
sehingga semua anggota kelompok untuk kelas eksperimen. Materi pokok
harus aktif berdiskusi. Selain itu, siswa bahan kimia terdiri dari 3 sub pokok
diharuskan untuk menguasai hasil bahasan yaitu zat aditiif alami, zat
diskusi karena guru akan menunjuk aditif buatan dan zat adiktif-
satu perwakilan setiap kelompok psikotropika. Persentase pencapaian
secara acak untuk menjelaskan ke pada sub pokok bahasan zat aditif
kelompok lainnya.Hal ini sesuai alami adalah sebesar 83% sedangkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh pada sub pokok bahasan zat aditif
Sugiantara dkk (2012) yang buatan adalah sebesar 89% dan pada
mengemukakan bahwa model sub pokok bahasan zat adiktif-
pembelajaran Learning cycle 5E dapat psikotropika adalah sebesar 76.59%.
membuat pembelajaran lebih Dari data tersebut dapat disimpulkan
bermakna karena siswa dapat bahwa persentase pencapaian tertinggi
menemukan sendiri contoh dari konsep diperoleh pada sub pokok bahasan zat
yang telah mereka pelajari dan bekerja aditif buatan. Hal ini disebabkan
sama dengan siswa lain sehingga siswa karena pada tahap pengaplikasian
menjadi lebih aktif dalam belajar. konsep (elaborasi), siswa lebih banyak
Persentase keaktifan siswa menemukan contoh dari zat aditif
terendah terdapat pada tahap evaluasi buatan dibandingkan zat aditif alami
yang dipadukan dengan komponen dan zat adiktif-psikotropika di
refleksi, penilaian autentik dan lingkungan belajarnya. Zat aditif
konstruktivisme, yaitu 62.5%. Hal ini buatan tersebut banyak ditemukan
disebabkan karena pada tahap siswa pada kemasan-kemasan
menyimpulkan hanya sebagian kecil makanan ringan yang biasa mereka
siswa yang berani membacakan konsumsi. Hal ini sesuai dengan
kesimpulan yang telah mereka buat penelitian yang dilakukan oleh Side &
sebelumnya. Hal ini tidak sesuai Darminto (2012) yang mengemukakan
dengan penelitian yang dilakukan oleh bahwa dengan pendekatan kontekstual
Sugiantara dkk (2013) yang akan membuat siswa lebih aktif di
mengemukakan bahwa dengan model kelas karena dikaitkan dengan contoh
Learning cycle 5E, siswa berani yang terjadi dalam kehidupan siswa
mengemukakan pendapat mereka dan siswa dapat melihat sendiri contoh

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


15
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

dari konsep yang telah mereka pelajari contoh dari konsep yang telah
secara langsung. dipelajari sebelumnya. Dari 40 siswa,
Berdasarkan hasil observasi 27 (67.5%) diantaranya termasuk
aktivitas siswa pada lampiran 5, pada dalam kategori sangat baik, 9 (22,5%)
poin 3, 6, 8, 9, 14 dan 17 diperoleh termasuk dalam kategori baik dan 4
bahwa hasil observasi yang dilakukan (10%) termasuk dalam kategori cukup
terhadap aktivitas siswa kurang dari mampu untuk mengenali dan
50%. Hal ini menunjukkan bahwa menemukan contoh konsep yang telah
keaktifan siswa pada poin tersebut mereka pelajari di sekitar lingkungan
masih kurang. Hal ini berkaitan belajarnya. Dengan demikian, dapat
dengan faktor intern dari siswa saat disimpulkan bahwa dengan tes aplikasi
belajar. Faktor intern tersebut konsep guru dapat menilai kemampuan
diantaranya adalah minat, bakat, siswa untuk mengenali dan
kognitif dan kesiapan siswa untuk menemukan contoh konsep yang telah
mengikuti pelajaran. Namun, dipelajari.
walaupun persentase hasil observasi Berdasarkan hasil pemberian
kurang dari 50%, tetapi persentase tugas pada lampiran 6 diperoleh bahwa
keaktifan siswa dari pertemuan I pada kelas eksperimen terdapat 26
sampai pertemuan III mengalami siswa (65%) yang memperoleh nilai
peningkatan. Meskipun keaktifan yang termasuk dalam kategori sangat
siswa pada poin tersebut kurang dari baik, 13 siswa (32.5%) termasuk
50%, namun dengan adanya dalam kategori baik dan 1 siswa
peningkatan menunjukkan bahwa (2.5%) termasuk dalam kategori cukup
siswa mulai termotivasi untuk aktif baik. Sedangkan pada kelas kontrol
dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil terdapat 14 siswa (35%) yang
observasi dapat disimpulkan bahwa memperoleh nilai yang termasuk
model pembelajaran Learning cycle 5E dalam kategori sangat baik, 19 siswa
melalui pendekatan kontekstual dapat (47.5%) termasuk dalam kategori baik
meningkatkan motivasi siswa untuk dan 7 siswa (17.5%) termasuk dalam
belajar sehingga dapat meningkatkan kategori cukup baik. Hal ini
hasil belajar siswa. Hal ini sesuai menunjukkan bahwa rasa tanggung
dengan penelitian yang dilakukan oleh jawab dan motivasi siswa untuk
Wahyuni (2013) yang mengemukakan mengerjakan tugas pada kelas
bahwa pembelajaran learning cycle 5E eksperimen lebih tinggi daripada siswa
dapat membuat proses pembelajaran pada kelas kontrol.
menjadi lebih bermakna karena Berdasarkan hasil observasi KI
mengutamakan pengalaman nyata dan 1 dan KI 2 pada lampiran 13, diperoleh
membentuk siswa menjadi aktifdan bahwa pada kelas eksperimen terdapat
kreatif. 27,5% siswa yang termasuk dalam
Berdasarkan hasil aplikasi kategori sangat baik dan 72,5% siswa
konsep pada lampiran 6 diperoleh yang termasuk dalam kategori baik
bahwa sebagian besar siswa telah pada KI 1 (aspek spiritual). Sedangkan
mampu mengenali dan menemukan pada kelas kontrol terdapat 42,5%

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


16
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

siswa yang termasuk dalam kategori mencegah penggunaan bahan kimia


sangat baik dan 57,5% siswa termasuk yang dapat berdampak buruk terhadap
dalam kategori baik. kesehatannya. Selain itu, karena siswa
KI 2 (aspek sosial) penilaian yang menemukan sendiri contoh
dilakukan dengan mengamati 3 sikap konsepnya maka akan lebih mudah
yaitu sikap disiplin, sikap kerjasama dimengerti dan tersimpan
dan sikap jujur untuk kelas dimemorinya dalam jangka waktu
eksperimen, sedangkan kelas kontrol yang lama. Berdasarkan penelitian
hanya 2 sikap yaitu sikap disiplin dan yang telah dilakukan oleh Widiati dkk
sikap jujur. Pada sikap disiplin, (2013), model pembelajaran learning
terdapat 90% siswa yang termasuk cycle 5E dapat meningkatkan hasil
dalam kategori sangat baik dan 10% belajar siswa karena siswa dapat
termasuk dalam kategori baik untuk mengaplikasikan konsep ke dalam
kelas eksperimen. Sedangkan pada konteks yang lebih luas.
kelas kontrol terdapat 80% siswa yang
termasuk dalam kategori sangat baik KESIMPULAN DAN SARAN
dan 20% siswa termasuk dalam A. Kesimpulan
kategori baik. Pada sikap jujur, Berdasarkan hasil analisis data
terdapat 15% siswa yang termasuk dan pembahasan dapat disimpulkan
dalam kategori sangat baik, 65% siswa bahwa ada pengaruh positif
termasuk dalam kategori baik dan 20% penggunaan model pembelajaran
siswa termasuk dalam kategori cukup learning cycle 5E melalui pendekatan
untuk kelas eksperimen. Sedangkan kontekstual terhadap hasil belajar IPA
pada kelas kontrol terdapat 25% siswa kimia siswa kelas VIII SMPN 30
yang termasuk dalam kategori sangat Makassar pada materi pokok bahan
baik, 35% siswa termasuk dalam kimia.
kategori baik dan 45% siswa termasuk
dalam kategori cukup. Khusus untuk B. Saran
kelas eksperimen terdapat penilaian Berdasarkan hasil yang diperoleh
sikap kerjasama karena dalam model dari penelitian ini, maka dikemukakan
pembelajaran Learning cycle 5E saran-saran sebagai berikut :
diharuskan untuk selalu bekerjasama 1. Guru diharapkan menggunakan
dalam kelompok, sehingga seluruh model pembelajaran learning
siswa bekerjasama dengan sangat baik. cycle 5E melalui pendekatan
Model pembelajaran learning kontekstual agar pembelajaran
cycle 5E melalui pendekatan menjadi lebih bermakna.
kontekstual sangat cocok untuk 2. Kepada peneliti yang berminat
diterapkan dalam pembelajaran untuk melakukan penelitian lebih
mengenai konsep-konsep dan sifat- lanjut tentang pembelajaran
sifat dasar dari bahan kimia. Dengan learning cycle 5E melalui
mengetahui aplikasi atau contoh dari pendekatan kontekstual agar
konsep dan sifat bahan kimia, maka
meneliti materi pokok yang lain
siswa dapat mengurangi atau

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17


17
Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Melalui Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar IPA Kimia Siswa Kelas VIII SMPN 30 Makassar (Studi pada Materi Pokok Bahan Kimia

agar siswa dapat menerapkan Berbasis Kontekstual pada Materi


konsep kimia dalam kehidupan Pokok Bahan Kimia di Rumah.
sehari-harinya. Jurnal Chemica, vol. 13, nomor 1,
56.
DAFTAR PUSTAKA Subana, dkk. 2000. Statistik
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar- Pendidikan. Bandung : Pustaka
Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Setia.
Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Sugiantara, I Putu, dkk. 2012.
Furqon. 2008. Statistika Terapan Pengaruh Model Pembelajaran
Untuk Penelitian. Bandung: Learning Cycle 5E Terhadap
Alfabeta. Hasil Belajar IPA Siswa kelas V
Hake, Richard R. 1998. Interactive- di gugus VII Kecamatan Buleleng.
Engagement Versus Traditional Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar.
Methods: A Six-Thousand- Vol, 1 nomor 1, 1-2.
Student Survey Of Mechanics Wahyuni, Z., Syamsu & Muslimin.
Test Data For Introductory 2013. Penerapan Model Learning
Physics Courses. Am J. Phys Vol Cycle Tipe 5E dengan Media
66 No. 1. Departement Of Physic, Visual Untuk Meningkatkan Hasil
Indiana University, Bloomington Belajar Fisika Pada Siswa Kelas
Indiana 47405. Xc SMA Negeri 2 Dolo. Jurnal
Meltzer. David E. 2002. The Pendidikan Fisika Tadulako
Relationship Between (JPFT), vol. 1, nomor 1, 28-29.
Mathematichs Preparation And Wena, Made. 2009. Strategi
Conceptual Learning Gains N Pembelajaran Inovatif
Physics: A Possible “Hidden Kontemporer : Suatu Tinjauan
Variable” In Diagnostic Pretest Konseptual Operasional. Jakarta :
Scores. Am J. Phys, Vol. 70, No. Bumi Aksara.
12. Department Of Physics And Widiati, S. I. Indrawati & Subiki.
Astronomy. Iowa State 2013. Peningkatan Keterampilan
University, Ames, Iowa 50011. Generik Sains Dan Hasil Belajar
Navidi, William Cyrus. 2008. Ipa Fisika Dengan Model
Statistics For Engineers and Learning Cycle 5e Disertai
Scientists : Second Edition. USA: Metode Eksperimen Pada Siswa
The Mc Graw – Hill Companies. Kelas Viii D Smp Negeri 2
Side, S. & Darminto. 2012. Maesan. Jurnal Pendidikan Fisika,
Pengembangan Perangkat vol. 2, nomor 3, 300.
Pembelajaran IPA Kimia SMP

Jurnal Chemica Vo/. 15 Nomor 1 Juni 2014, 1 - 17

Anda mungkin juga menyukai