Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PUASA

Dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah agama yang dibimbing
oleh Bapak KH. Didi M.Turmudzi, Lc., MA

NAMA: Syifa Nurul Fuadah

NIM: P2.06.30.1.18.033

DIII FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA

Jl. Cilolohan No. 35, Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
A. MUQADDIMAH

‫َّح ِيم‬ ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الرَّح‬


ِ ‫من الر‬

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala Puja dan Puji mutlak hanya milik Allah SWT, karena dengan anugrah-Nya
segala hal yang baik dapat terlaksana, Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada kita
sehingga kita dapat berjalan sesuai dengan petunjuk-Nya. Sehingga saya bisa menyelesaikan
tugas artikel ini yang berjudul “Puasa”. Salawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi
dan Rasulullah Muhammad SAW serta kepada seluruh keluarganya, sahabatnya dan kepada
orang-orang yang mengikuti jejaknya dengan baik hingga akhir zaman.
Penulis berharap semoga artikel ini dapat membantu dan dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tasikmalaya , 10 September 2018

Penulis
A. PENDAHULUAN

Agama Islam adalah agama yang rahmatan-lil’alamin, yang mempunyai syariat yang
harus dilaksanakan oleh pemeluknya. Ajaran Islam disyariatkan karena mengandung banyak
hikmah bagi manusia. Semua makhluk dan kejadian yang diciptakakan oleh Allah SWT pasti
ada hikmahnya, tidak ada perintah dan ciptaan Allah yang sia-sia. Demikian pula halnya
dengan urusan ibadah dan muamalah, baik yang diperintah maupun yang dilarang-Nya,
semuanya mengandung hikmah meskipun mungkin diantara hikmah-hikmah tersebut belum
dapat terungkap oleh manusia. Salah satu ibadah mengandung banyak hikmah adalah ibadah
puasa.
Puasa dapat dikatakan sebagai ibadah yang istimewa dalam Islam. Keistimewaan itu
antara lain terletak pada adanya keterlibatan banyak aspek dalam diri manusia selama
menjalankan ibadah puasa, baik aspek yang bersifat jasmaniah maupun aspek yang bersifat
ruhaniah, aspek emosional dan aspek spiritual. Hal ini dapat dilihat dari aturan-aturan dalam
melaksanakan ibadah puasa. Jika dilihat hikmah-hikmah yang terdapat dalam pelaksanaan
ibadah puasa tersebut sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan pada
dasarnya usaha untuk mengembangkan segala potensi dalam diri manusia, baik potensi
jasmani maupun potensi rohani.

      B. TINJAUAN UMUM TENTANG IBADAH PUASA

1) Pengertian Puasa
Arti puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah
suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan,
minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit matahari /
fajar / subuh hingga matahari terbenam / maghrib dengan berniat terlebih dahulu
sebelumnya.

Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan terhadap hawa
nafsu, sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada Allah SWT
dan juga untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.

       2)    Hukum dan Macam-macam Puasa


       a. Puasa Wajib
Dalam buku Materi Pendidikan Agama Islam, Supiana dan Karman
menjelaskan bahwa Ibadah puasa yang hukumnya wajib (harus) dilakukan ada tiga,
yaitu  wajib karena waktunya (puasa ramadhan), wajib karena sebab tertentu (puasa
kafarat) dan wajib karena ia sendiri yang mewajibkannya yaitu puasa nazar (janji).
       b.      Puasa Sunah (tathawwu’)
Puasa sunah yakni puasa yang dianjurkan oleh Rasullullah SAW. apabila
dikerjakan akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa.
Adapun macam-macam puasa sunnah, beliau menyebutkan diantaranya yaitu,
puasa Nabi Dawud, puasa muharram, puasa enam hari di bulan syawal, puasa tiga hari
pada pertengahan tiap-tiap bulan, puasa senin dan kamis, puasa Sembilan hari di
bulan zulhijjah, puasa fisabillillah dan memperbanyak puasa sunnah di bulan sya’ban.
Berikut adalah syarat-syarat orang yang tidak wajib berpuasa :

 Dalam perjalanan jauh 80,640 km (wajib qodo puasa)


 Sedang sakit dan tidak dapat berpuasa (wajib qodo puasa)
 Sedang hamil atau menyusui (wajib qada puasa dan membayar fidyah)
 Sudah tua renta atau sakit yang tidak sembuh-sembuh (wajib membayar fidyah
3/4 liter beras atau bahan makanan lain).

3)    Rukun Puasa

Fardu atau rukun puasa ada dua, yakni niat puasa dan menahan diri dari yang
membatalkannya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Ibadah puasa tidak
sah apabila dilakukan tanpa niat, begitu yang dijelaskan oleh Sayyid Sabiq, hal ini
dikarenakan ibadah puasa merupakan ibadah mahdhah.

       4)    Hal-hal yang Membatalkan Puasa


a.  Makan dan minum dengan sengaja,
Al-Baqarah ayat ke 187 :
Artinya : “… dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
malam … “ (QS. 2 : 187)
b.  Al-Huqnah, yaitu memasukkan sesuatu kedalam rongga melalui kemaluan
dubur atau qubul.
c. Muntah dengan sengaja.
d. Bersetubuh, walau tidak sampai keluar mani.
e. Haid
f. Nifas
g. Gila
h. Murtad.
5) Sunnah-sunnah Puasa
a. Makan sahur
b. Menyegerakan berbuka puasa bila waktunya telah tiba
c. Memperbanyak berdzikir, berdoa dan membaca basmallah ketika berbuka puasa
serta membaca hamdallah setelah selesa.
d. Bersiwak
e. Shalat tarawih
f. Bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir

C.     MACAM-MACAM PUASA
1.       PUASA WAJIB
Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan syariat
Islam. Yang termasuk ke dalam puasa fardhu antara lain:
a. Puasa bulan Ramadhan
Puasa dalam bulan Ramadhan dilakukan berdasarkan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an
sebagai berikut:
Dalil Al-qur’an:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" (QS. Al Baqarah: 183).
Dalilhadis:
Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil mengangkat
kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau melihat
hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal
bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari).
b. Puasa Kafarat
Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap suatu
hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan seorang
mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk pelanggaran dengan kafaratnya
antara lain :
Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian
kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang roqobah, maka ia harus
melaksanakan puasa selama tiga hari.
Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup
membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus berpuasa dua
bulan berturut-turut (An Nisa: 94).
2. PUASA SUNNAH
Puasa sunnah adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnah itu antara lain :
a. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal
Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW.  bersabda: “ Barang
siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam
hari pada bulan syawal , maka seakan – akan dia berpuasa selama setahun” 
b. Puasa hari Senin dan hari Kamis.
Hadist Rasulullah SAW: Rasulullah memperbanyak puasa pada hari senin dan kamis,
kemudian beliau berkata, sesungguhnya amal-amal itu dilaporkan setiap hari senin dan hari
kamis, maka Allah SWT akan mengampuni setiap muslim kecuali mereka mereka yang
saling memutuskan tali persaudaraan. (H.R.Ahmad)
c. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)
Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: “Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua
tahun, satu tahun yang telah lalu  dan satu tahun yang akan datang”[15] (H. R. Muslim) .
d. Puasa bulan Asyura
Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw. bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu
jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu .
e. Puasa Nabi Daud  (satu hari bepuasa satu hari berbuka)
Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi Daud as.
sembahyang yang paling d sukai oleh Allah ialah sembahyang Nabi Daud as. Dia tidur
sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia
gunakan untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.” .
Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari Jum’at
atau dengan kata lain masuk puasa pada hari Jum’at, hal ini dibolehkan. Karena yang
dimakruhkan adalah berpuasa pada satu hari Jum’at yang telah direncanakan hanya pada hari
itu saja.
f. Puasa bulan Rajab, Sya’ban dan pada bulan-bulan suci
Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak
berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya
tidaklah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan
saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Sya’ban.

3. PUASA MAKRUH
Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :
1. Puasa pada hari Jumat secara tersendiri
Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara
mandiri.Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.
Dari Abu Hurairah ra.berkata: “Saya mendengar Nabi saw. bersabda: “Janganlah kamu
berpuasa pada hari Jum’at, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.” 
4. PUASA HARAM
Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam.Puasa yang diharamkan.
Puasa-puasa tersebut antara lain:
• Puasa pada dua hari raya
Dari Abu Ubaid hamba ibnu Azhar berkata: Saya menyaksikan hari raya (yakni mengikuti
shalat Ied) bersama Umar bin Khattab r.a, lalu beliau berkata:”Ini adalah dua hari yang
dilarang oleh Rasulullah saw. Untuk mengerjakan puasa, yaitu hari kamu semua berbuka dari
puasamu (1 Syawwal) dan hari yang lain yang kamu semua makan pada hari itu, yaitu ibadah
hajimu .(Shahih Bukhari, jilid III, No.1901)
• Puasa Dahr (puasa tiap hari tanpa buka)
Hadist Rasulullah SAW: “tidak dinamakan puasa orang yang berpuasa terus menerus”. (HR.
Bukhari)

HIKMAH PUASA
 Puasa membiasakan seseorang takut kepada Allah SWT, karena orang yang sedang
berpuasa tidak ada yang mengontrol dan melihat kecuali Allah SWT.
 Puasa mampu menghancurkan tajamnya syahwat dan mengendalikan nafsu,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu
untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya nikah itu bisa menahan pandangan
dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, hendaklah berpuasa,
karena puasa sesungguhnya dapat mengendalikan syahwat.
 Puasa membiasakan seseorang berkasih sayang. Membiasakan untuk selalu berkurban
dan bersedekah. Di saat ia melihat orang lain serba kekurangan, tersentuhlah hatinya
untuk berbagi kepadanya.
 Puasa membiasakan keteraturan hidup, yaitu orang yang berpuasa akan berbuka pada
waktu yang sama, dan tidak ada yang lebih dulu karena kehormatan, harta, atau
jabatan.
 Adanya persamaan antara yang miskin dan kaya, antara penguasa dan biasa, tidak ada
perbedaan dalam melaksanakan kewajiban agama.
 Puasa dapat menghancurkan sisa-sisa makanan yang mengendap dalam tubuh,
terutama pada orang yang mempunyai kebiasaan makan dan sedikit kegiatan.
 Puasa dapat membersihkan jiwa, karena puasa hakikatnya memutus dominasi
syahwat. Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu datang
melalui pintu-pintu syahwat. Dengan berpuasa, syahwat dapat dipersempit geraknya.
Kesimpulan

Berpuasa merupakan ibadah yang sangat baik bagi manusia.Dengan berpuasa dapat
melatih kita dari berbagai macam godaan hawa nafsu. Oleh karena itu adanya fiqih tentang
puasa bertujuan agar kita dapat mempelajari tentang hukum-hukum islam berkaitan dengan
puasa.
Puasa sangatlah penting untuk dipelajari agar setiap ibadah puasa kita mendapat
pahala dan mendapat sasaran yang diinginkan yaitu meningkatkan kualitas iman serta taqwa
berdasarkan Alquran dan sunnah.
Daftar Pustaka

Supiana dan Karman.2001. MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.Bandung: Remaja


Rosdakarya
Sabbiq,Sayid.1993. FIQIH SUNNAH. Jilid I. Beirrut : Darr Al-Fikr
Ibrahim,Muhammad. 2012. ENSIKLOPEDI ISLAM AL-KAMIL.Jakarta: Darus Sunnah
Press
http://suhendraaw.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-puasa.html
https://artidanmaknabacaansholat.wordpress.com/2013/05/09/muqaddimah/
diakses pada 11 September 2018 Pukul 13.20
http://www.alquran.ga/2016/11/surat-al-baqarah-ayat-183-sampai-188.html
diakses pada 11 September 2018 Pukul 13.33

Anda mungkin juga menyukai