Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Komponen dalam Agroekosistem

Dalam lingkungan pertanian terdapat komponen yang sangat berpengaruh bagi


agroekosistem, yang meliputi:

2.2.1 Komponen Biotik


Komponen biotik menurut Soemarwoto (2005) merupakan komponen lingkungan dalam
suatu ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Ada beberapa makhluk hidup yang dibedakan menjadi tiga macam
berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing, antara lain:
Produsen, menurut Adrian Sutedi (2008) merupakan suatu organisme autotrof
(menghasilkan makanan sendiri) yang memiliki kemampuan untuk mengubah zat anorganik ke
zat organik. Tumbuhan yang memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis dapat melakukan proses
tersebut seperti lumut dan tumbuhan hijau
Konsumen, merupakan suatu organisme heterotrof (tidak bisa menghasilkan makanan
sendiri) yang memiliki tujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya sebagai pemakan bahan
organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen, misalnya manusia, hewan dan tumbuhan
yang tidak berklorofil (Saktiyono, 2006). Oleh karena itu, konsumen sangat bergantung pada
produsen. Konsumen dibagi menjadi beberapa tingkatan, antara lain:
 Konsumen tingkat pertama atau konsumen primer, suatu makhluk hidup yang memakan
tumbuhan, seperti hewan pemakan tumbuhan (herbivora)
 Konsumen tingkat kedua atau konsumen sekunder, suatu makhuk hidup yang memakan
konsumen tingkat pertama atau hewan karnivora yang tingkatannya masih rendah, seperti
ular pemakan tikus
 Konsumen tingkat ketiga atau konsumen tersier, suatu makhluk hidup karnivora atau
predator yang memakan konsumen tingkat kedua, misalnya burung elang pemakan ular
 Konsumen tingkat keempat atau konsumen puncak, suatu konsumen yang memakan
konsumen tingkat ketiga
Dekomposer atau pengurai, suatu organisme yang dapat menguraikan bahan organik
menjadi bahan anorganik yang kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat berupa
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Dekomposer mengeluarkan enzim selulosa dan
menguraikan sampah-sampah organik seperti sisa makanan, bangkai binatang dan sampah
rumah tangga dan diubah menjadi bahan anorganik. Sampah organik dikembalikan ketanah
dari hasil proses penguraian tersebut atau proses dekomposisi sebagai komponen penyusun
tanah atau mineral tanah yang berguna untuk membuat tanah menjadi subur ( Saktiyono,2006).
2.2.2 Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah suatu komponen yang memiliki peran yang sangat penting dan
terdiri dari komponen yang tak hidup yang ada disekitar makhluk hidup, Saktiyono (2006).
Komponen abiotik merupakan salah satu komponen yang memiliki peran sangat penting dalam
ekosistem. Komponen ini merupakan suatu komponen penyusun ekosistem yang terdiri atas
benda tak hidup. Ada beberapa macam komponen abiotik meliputi:
 Menurut Roestam Sjarief (2005) Air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh
makhluk hidup dan sumberdaya alam. Ada beberapa fungsi air dalam sektor pertanian yaitu
sebagai sumber mineral bagi tanaman dan juga sebagai irigasi. jika tanah dapat subur
maka air yang diterima oleh tanah tersebut tercukupi maka dari itu air sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
 Tanah adalah faktor abiotik yang sangat penting karena menopang kehidupan tanaman
serta membantu organisme lain didalam tanah untuk mendapatkan oksigen (Lahudin,
2007). Tanah merupakan tempat hidup semua makhluk hidup. Tanah sebagian besar
merupakan kebutuhan makhluk hidup. Suatu perkembangan ekosistem, khususnya
pertanian yaitu ekosistem darat sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanahnya. Tanah yang
subur adalah tanah yang memiliki kemampuan untuk menyediakan kebutuhan organisme
yang dimana mengandung unsur-unsur hara.
 Udara tediri dari senyawa kimia C02 dan O2 yang dimana merupakan karbondioksida dan
oksigen. Suatu gas atau unsur kimia yang tak terlihat dan sangat dibutuhkan oleh produsen
(tumbuhan) dan konsumen (hewan, manusia) untuk bernafas disebut oksigen.
Karbondioksia yaitu suatu gas atau unsur kimia yang sangat dimanfaatkan oleh tumbuhan
dalam proses fotosintesis. Oleh karena itu udara sangat membantu kebutuhan hidup
ekosistem agar tetap seimbang (Indryanto, 2012).
 Cahaya matahari menurut Afifudin (2004) adalah sumber energi yang paling utama bagi
seluruh makhluk hidup diplanet ini. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
melakukan proses footosintesis. Secara keseluruhan, cahaya matahari itu menentukan
suhu agar dapat mempengaruhi ekosistem yang tercukupi.
 Suhu merupakan salah satu penyusun komponen ekosistem yang memiliki peran penting.
Beberapa organisme membutuhkan suhu untuk dapat bertahan hidup, salah satunya
organisme didalam tanah yang dimana memerlukan suhu untuk menyuburkan tanah agar
dapat memberikan unsur hara bagi tumbuhan. (Abdullah, 2007)
 Kelembaban menurut Furi (2016) merupakan salah satu komponen abiotik yang dapat
menyatakan uap air di udara maupun tanah, kelembaban juga membantu pertumbuhan
jamur dan bakteri. Banyak perbedaan tingkat kelembaban yang dimiliki oleh makhluk hidup,
misalnya setiap tumbuhan pasti membutuhkan tingkat kelembaban yang berbeda, jika
kelembaban tersebut tidak sesuai maka terjadi ketidakseimbangan ekosistem atau terjadi
kerusakan.

Dapus
Lahudin. 2007. Aspek Unsur Mikro Dalam Kesuburan tanah. Universitas
sumatera Utara. USU
eRipository.
Afifudin 2004. Biologi Kelompok Pertanaian. Jakarta : Grafindo Media Pratama.
Saktiyono 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Hutan Sebagai
Langkah Antisipatif Dalam Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Logsor di
Kabupaten Trenggalek. Surabaya : J. Sosial Humaniora. Vil. 3. No. 1

Anda mungkin juga menyukai