Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.BANK

MESTIKA DHARMA,Tbk CABANG KISARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Program

Studi Ekonomi Manajemen

NAMA : CATHERINE SURYA HALINCIA DAKHI

NPM : 170100986

Program Studi : MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH ASAHAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan

yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa akan berusaha untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

bahwa keberhasilan berbagai aktivitas didalam perusahaan dalam mencapai tujuan

bukan hanya tergantung pada keunggulan teknologi, dana operasi yang tersedia,

sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek

sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang

harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat bahwa era

perdagangan bebas akan segera dimulai, dimana iklim kompetisi yang dihadapi

akan sangat berbeda. Hal ini memaksa setiap perusahaan harus dapat bekerja

dengan lebih efisien, efektif dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi akan

memacu tiap perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya

dengan memberikan perhatian pada aspek sumber daya manusia. Jadi manusia

dapat dipandang sebagai faktor penentu karena ditangan manusialah segala inovasi

akan direalisir dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan.

Produktivitas sebagai suatu filsafat dan sikap mental yang timbul dari

motivasi yang kuat dari masyarakat, yang secara terus menerus berusaha

meningkatkan kualitas kehidupan. Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap


mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada

keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan

hari esok adalah lebih baik dari hari ini. Kerja yang bermalas-malasan serta korupsi

pada jam kerja dari yang semestinya, bukanlah menunjang pembangunan, bahkan

akan menghambat kemajuan yang semestinya dicapai. Sebaliknya, kerja yang

efektif menurut jam kerja yang seharusnya serta isi kerja yang sesuai dengan uraian

kerja masing-masing pekerjaan akan dapat menunjang kemajuan serta mendorong

kelancaran usaha baik secara individu maupun secara menyeluruh.

Agar suatu keefektifan dan keefisienan dalam bekerja dapat tercapai,

maka suatu perusahaan perlu membuat adanya peraturan yang mengikat bagi para

karyawan perusahaan. Adanya peraturan dapat mendorong terciptanya sikap

disiplin kerja karyawan. Sikap disiplin kerja inilah yang dapat mempengaruhi

produktivitas mereka dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai sikap disiplin

kerja perlu mempunyai motivasi dalam bekerja. Motivasi mempunyai peranan yang

penting dalam dunia kerja. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan

mengarahkan aktivitas seseorang. Rendahnya motivasi membuat kerja karyawan

menjadi terhambat yang berakibat produktivitas kerja karyawan menjadi rendah.

Seseorang yang mempunyai motivasi akan berusaha dengan segala cara yang dapat

dilakukan untuk mencapai tujuannya, sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif,

menarik minat, dan antusias karyawan serta dapat memotivasi karyawan dalam

bekerja. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PT.Bank Mestika

Dharma,Tbk Cabang Kisaran, didapat beberapa perbedaan produktivitas kerja dari

karyawan, dari hasil observasi yang lain juga mendapatkan beberapa perbedaan
disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja.

Produktivitas kerja karyawan merupakan aspek yang sangat penting bagi

bank dalam kegiatan operasional bank, dengan bank memiliki karyawan yang

memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, maka bank dapat memperoleh

pendapatan yang diharapkan, sehingga dapat menjamin kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan hal tersebut, untuk

meningkatkan produktivitas kerja dituntut adanya disiplin kerja, dengan disiplin

kerja yang tinggi diharapkan tingkat kemangkiran kerja dan pemborosan waktu

dapat diturunkan, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Selain dituntut

adanya disiplin kerja, juga dituntut adanya motivasi kerja yang akan menggerakkan

dan mengarahkan karyawan agar dapat melaksanakan tugasnya masing-masing

dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Melihat cukup besar manfaat disiplin

kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja, penulis terdorong untuk

mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT.BANK MESTIKA

DHARMA,Tbk Cabang Kisaran”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang

dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan

pada PT.Bank Mestika Dharma,Tbk Cabang Kisaran?

2. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan

pada PT.Bank Mestika Dharma,Tbk Cabang Kisaran?


3. Apakah disiplin kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap

produktivitas kerja karyawan pada PT.Bank Mestika Dharma,Tbk Cabang

Kisaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas

kerja karyawan pada PT.Bank Mestika Dharma,Tbk Cabang Kisaran ?

2. Untuk mengetahui apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap

produktivitas kerja karyawan pada PT.Bank Mestika Dharma,Tbk Cabang

Kisaran ?

3. Untuk mengetahui apakah disiplin kerja dan motivasi kerja berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.Bank Mestika Dharma,Tbk

Cabang Kisaran ?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya

sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk perbandingan antara teori dan praktik, sehingga dapat
menambah wawasan.

2. Bagi Instansi

Hasil ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak

instansi dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta

perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama yang akan

datang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tutik Pebrianti (2013) tentang “Pengaruh

Disiplin dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Biro

Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan ” ,

disimpulkan bahwa variabel disiplin pegawai berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap peningkatan kinerja. Variabel motivasi pegawai juga

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja.

Variabel disiplin dan motivasi pegawai serentak berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap peningkatan kinerja di lingkungan Biro Humas dan

Protokol Setda Provinsi Sumatera Selatan.


2. Penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal tentang "Analisis Pengaruh Disiplin

dan Pemberian Premi Terhadap Produktivitas Karyawan Penderes (Studi

Kasus di PT.PN III Kebun, Bandar Besty)", disumpulkan bahwa disiplin dan

penambahan premi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

produktivitas karyawan, dan variabel yang pengaruhnya sangat dominan

adalah penambahan premi karyawan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nana Wariati (2015) tentang "Pengaruh

Disiplin Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Barito Timur",

disimpulkan bahwa variabel bebas yang meliputi disiplin kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja dan pengalaman kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nuryani Ratnaningsih (2013) tentang

"Pengaruh Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan Pada PT. Taspen (persero) Kantor Cabang Yogyakarta",

disimpulkan bahwa motivasi kerja dan pengalaman kerja berpengaruh

positif terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Taspen (persero)

Kantor Cabang Yogyakarta.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2016) tentang "Pengaruh Motivasi

dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Semarang",disimpulkan bahwa motivasi dan disiplin

kerja berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja pegawai.

2.2. Landasan Teori


2.2.1 Disiplin Kerja

Menurut AA. Prabu Mangkunegara (2007) mengemukakan bahwa

kedisiplinan karyawan adalah sifat seorang yang secara sadar mematuhi aturan dan

peraturan organisasi tertentu. Kedisiplinan sangat memengaruhi karyawan dan

perusahaan. Kedisiplinan seharusnya 8dipandang sebagai bentuk-bentuk latihan

bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan. Semakin disiplin

dan semakin tinggi produktivitas kerja karyawan terhadap perusahaan.

Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang

tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Siagian SP (2002)

menyatakan bahwa disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para

anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.

Menurut Rahmatullah (2003), disiplin haruslah dimiliki oleh setiap

karyawan dan harus terus ditingkatkan. Salah satu syarat agar dapat ditumbuhkan

disiplin dalam lingkungan kerja ialah adanya pembagian pekerjaan yang tuntas

sampai kepada pegawai atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu

dengan sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan

kapan selesai, seperti apa hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada siapa ia

mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan itu.

Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan

penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan.

Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas
kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai

tujuannya, jika karyawan tidak mematuhi peraturan – peraturan perusahaan tersebut.

Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan

menaati peraturan – peraturan yang ada (Hasibuan, 2003). Jadi, kedisiplinan adalah

kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Menurut Dharma (2004) perilaku tidak disiplin sering dijumpai ditempat

kerja adalah sebagai berikut:

a. Melanggar peraturan jam istirahat dan peraturan kerja lainnya.

b. Melanggar peraturan keamanan dan kesejahteraan.

c. Terlambat masuk kerja, mangkir dari pekerjaan.

d. Berkembang rasa tidak puas, saling curiga dan saling melempar rasa

tanggungjawab.

e. Bekerja dengan ceroboh dan merusak peralatan.

Dari uraian definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

disiplin kerja berkaitan dengan datang dan pulang tepat pada waktunya,

mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan yang

berlaku serta perusahaan memberikan sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin.

Jenis-Jenis Disiplin Kerja

Pemimpin perusahaan harus mampu mengenal dan mempelajari perilaku

dan sifat karyawannya. Hal ini dapat membantu pemimpin dalam memilih jenis

motivasi kerja mana yang sesuai dengan karyawannya. Selain itu, disiplin kerja dan
motivasi kerja karyawan juga berpengaruh terhadap pemilihan jenis pendisiplinan

mana yang dapat diterapkan kepada karyawan.

Terdapat beberapa tipe kegiatan pendisiplinan menurut Handoko (2004),

10antaralain :

1. Disiplin Preventif

Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar

mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan

dapat dicegah.

2. Disiplin Korektif

Adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan

dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

3. Disiplin Progresif

Adalah memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-

pelanggaran yang berulang.

Adapun sasaran tindakan pendisiplinan dapat dibagi menjadi tiga menurut Handoko

(2004), antara lain sebagai berikut :

1. Untuk memperbaiki pelanggar,

2. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan-kegiatan

yang serupa,

3. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif.

Indikator Disiplin Kerja

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2010), indikator disiplin kerja adalah:


1. Mematuhi semua peraturan perusahaan

2. Penggunaan waktu secara efektif

3. Tanggung jawab dalam pekerjaan dan tugas

4. Tingkat absensi

2.2.2 Motivasi Kerja

Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang

optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada

bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang

ditentukan (Hasibuan, 2003). Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

didorong oleh suatu kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan pendorong inilah

yang disebut motivasi (Fuad Mas‟ud, 2002). Menurut Robbins (2012) motivasi

sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu

untuk mencapai tujuannya.

Motivasi merupakan proses psikologis yang membangkitkan dan

mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-directed behaviour

(Kreitner dan Kinicki, 2001:205). Menurut Adella Hotyda Siregar (2007) bahwa

motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan keinginan bagi seseorang atau

pekerja, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun yang berasal dari luar untuk

melaksanakan pekerjaan atau kegiatan dengan rasa tanggung jawab guna mencapau

tujuan yang diinginkan.


Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang

diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi, motivasi bukanlah yang

dapat diamati tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang

tampak.

Berdasarkan pengertian motivasi dari beberapa pendapat diatas, motivasi

merupakan faktor pendorong yang dapat menciptakan semangat kerja karyawan

untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, orang-orang yang termotivasi

akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak. Perusahaan atau

organisasi bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap, dan terampil, tetapi

yang terpenting mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang

maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan

jika tidak mau bekerja dengan giat.

Ada beberapa tujuan yang diperoleh dari pemberian motivasi menurut Malayu S.P

Hasibuan (2003), yaitu:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

4. Meningkatkan disiplin karyawan.

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi karyawan.

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.


10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Jenis-Jenis Motivasi

Menurut Hasibuan (2003) ada dua jenis motivasi, yaitu:

1. Motivasi positif, maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan

memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar.

Dengan memotivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat

karena umumnya manusia senang yang baik – baik saja.

2. Motivasi negatif, maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar

mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat

bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena

mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat

kurang baik.

Indikator Motivasi Kerja

Menurut Herzberg dalam Sondang P. Siagian (2002), indikator motivasi kerja yaitu :

1. Pekerjaan itu sendiri

2. Pengakuan

3. Tanggung jawab

4. Gaji

5. Hubungan antar pribadi


6. Kondisi kerja

2.2.3 Produktivitas Kerja Karyawan

Secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap

mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini

harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari

ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia

untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus meningkatkan kemampuan kerjanya.

Untuk definisi kerja, produktifitas merupakan perbandingan antara hasil yang

dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan

per satuan waktu, definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran,

walaupun secara teori dapat dilakukan tetapi secara praktek sukar dilaksanakan,

dikarenakan sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya terdiri dari

banyak macam dengan proporsi yang berbeda. (Hasibuan Malayu S.P 2003).

Produktivitas kerja merupakan suatu tuntutan yang mendesak yang perlu

diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh perusahaan apabila tidak ingin

mengalami kemunduran usahanya, karena jika hanya melakukan penambahan

modal secara terus menerus tanpa diikuti peningkatan produktivitas akan membuat

perusahaan kehabisan sumber daya yang berakibat kehancuran perusahaan.

Menurut Larsen yang dikutip Sedarmayanti (2005 : 11 ), unjuk kerja (Job

Porfermance) yang baik dapat dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi.


Kecakapan tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan sulitr untuk mendapatkan

ouput yang tinggi.

Untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimum, organisasi harus

menempatkan tenaga kerja yang tepat sehingga memungkinkan mereka bekerja

secara maksimal, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kualitas dan Kemampuan

Kualitas dan kemampuan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan,

motivasi kerja, etos kerja, mental, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang

bersangkutan. Pendidikan merupakan landasan untuk mengembangkan diri serta

kemampuan memanfaatkan semua sarana ada disekitar untuk kelancaran

pelaksanaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi produktivitas.

Latihan kerja melengkapi tenaga kerja dengan keterampilan dan cara-cara yang

tepat untuk mempergunakan peralatan kerja, motivasi kerja, etos kerja, sikap kerja

antara lain dengan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan

hubungan industrial yang sesuai.

2. Sarana pendukung

Dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

Pertama, menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi,

sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan

kerja, serta suasana dan lingkungan kerja itu sendiri.

Kedua, menyangkut kesejahteraan para tenaga kerja yang tercermin dalam sistem

pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja.

3. Supra Sarana
Kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan

menciptakan sistem kerja yang optimal akan menentukan tinggi rendahnya

produktivitas kerja. Peran manajemen sangat strategis untuk meningkatkan

produktivitas kerja, yaitu dengan mengkombinasikan dan mendaya gunakan semua

sarana produksi, menerapkan fungsi-fungsi manajemen, menciptakan sistem dan

pembagian kerja, menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, serta

menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman (Sedarmayanti

2005 ).

Kesimpulan dari uraian diatas bahwa produktivitas adalah suatu ukuran mengenai

apa yang diperoleh dari apa yang dibutuhkan. Karyawan memegang peranan utama

dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada

hakikatnya merupakan hasil karya manusia. Produktivitas karyawan mengandung

pengertian perbandingan hasil yang dicapai karyawan dengan jangka waktu tertentu.

Indikator Produktivitas Keeja Karyawan

Menurut Husein Umar (2005) Balai Pengembangan Produktivitas Daerah, indikator

produktivitas kerja karyawan yaitu :

1. Sikap kerja

2. Tingkat keterampilan

3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan

4. Manajemen produktivitas

5. Efisiensi tenaga kerja.16

Anda mungkin juga menyukai