Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ORGANISASI KEHATI

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas ujian tengah semester mata kuliah hukum lingkungan
yang diampu oleh:

Ine Fauzia S.H., M.Sc

Disusun oleh:

Fitri Sukma Jauhari 1173050134

Lilis Aulia Sari 1173050058

Muhamad Irsyad 1173050070

Muhammad Imaduddin 1173050077

Mulyana Hilman Dahuri 1173050081

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga
kami masih bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Shalawat serta salam kita haturkan kepada
teladan kita semua Nabi Muhammad SAW yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar
berupa ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karena dapat merampungkan penyusunan makalah dengan judul
“Organisasi Lingkungan: KEHATI ” Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia” tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi ujian tengah semester Hukum
Lingkungan.

Disni kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca.

Demikian makalah yang kami buat dan berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca.

Bandung, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................1

B. IDENTIFIKASI MASALAH..................................................................................................3

C. TUJUAN...................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................4

A. SEJARAH KEHATI...............................................................................................................4

B. PERAN KEHATI DALAM MASYARAKAT......................................................................7

C. DASAR HUKUM YANG DIGUNAKAN DALAM ORGANISASI KEHATI................10

D. HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA LAIN.......................................................................13

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................18

KESIMPULAN.................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Masalah lingkungan hidup bukan hanya persoalan satu negara saja tetapi sudah menjadi
persoalan dari berbagai negara di dunia dan merupakan tanggung jawab seluruh bangsa di dunia.
Oleh karena itulah beberapa upaya dilakukan oleh orang maupun organisasi untuk mengatasi
masalah lingkungan hidup dan pokok nya mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup.

Lingkungan hidup sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa kepada rakyat
dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan sesuai dengan
kehidupan wawasan Nusantara. Dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk
memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk
mencapai kebahagian hidup  berdasarkan Pancasila. Oleh Sebab itu, perlu dilaksanakan
pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup, berdasarkan kebijaksanaan
nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan
generasi masa depan. Untuk itu dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup yang
serasi, selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup.

Lingkungan hidup yang terganggu keseimbangannya perlu dikembalikan fungsinya


sebagai kehidupan dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan keadilan antar generasi
dengan cara meningkatkan pembinaan dan penegakan hukum.

Pada saat melakukan pembangunan, haruslah memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan,


kita dihadapkan pada kasus-kasus perusakan dan pencemaran lingkungan. Hampir setiap hari media
massa memberitakan kerusakan lingkungan yang terjadi didaerah. Kasus-kasus lainnya yang tidak
sempat diberitakan, tentu masih banyak lagi. Sedang isu pokok Penegakan Hukum Lingkungan
sampai dengan sekarang ini masih berkisar pada masalah pencemaran oleh pihak industri atau
perusahaan, masalah pencemaran sungai, masalah perusakan hutan.

Kehadiran Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) sejak 12 Januari 1994


dimaksudkan untuk menghimpun dan mengelola sumberdaya yang selanjutnya disalurkan dalam
bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai
1
program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan
berkelanjutan

KEHATI bertindak sebagai katalisator untuk menemukan cara-cara inovatif dalam


melestarikan, mengelola dan memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan

2
3

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana sejarah organisasi KEHATI dalam masyarakat?
2. Bagaimana peran organisasi KEHATI dalam masyarakat ?
3. Apa dasar hukum organisasi KEHATI ?
4. Bagaimana hubungan organisasi KEHATI dengan lembaga lainya?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah organisasi KEHATI dalam masyarakat
2. Untuk mengetahui Bagaimana peran organisasi KEHATI dalam masyarakat
3. Untuk mengetahui Apa dasar hukum organisasi KEHATI
4. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan organisasi KEHATI dengan lembaga lainya
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH KEHATI

Kehadiran Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) sejak 12 Januari 1994


dimaksudkan untuk menghimpun dan mengelola sumberdaya yang selanjutnya disalurkan dalam
bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai
program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan
berkelanjutan.

Keberadaan Yayasan KEHATI tidak terlepas dari wujud pelaksanaan KTT Bumi di Rio de
Janeiro tahun 1992 dan Deklarasi Tokyo tahun 1993 dimana pimpinan tiga negara yaitu Amerika
Serikat, Jepang dan Indonesia sepakat bekerja sama untuk membantu program pelestarian
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di Indonesia. Emil Salim, yang pada tahun 1993 telah
selesai menjabat sebagai Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, diminta oleh
Pemerintah Indonesia untuk membentuk organisasi non-pemerintah sebagai penampung dan
pelaksana program keanekaragaman hayati dengan bantuan hibah dari Pemerintah Amerika Serikat.
Dengan bantuan rekan-rekan tokoh organisasi non-pemerintah, seperti Koesnadi Hardjasoemantri,
Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim, disusunlah anggaran dasar,
organisasi dan program kerja Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia, disingkat KEHATI.

Hibah yang diperoleh dari Amerika Serikat ini berbentuk dana cadangan abadi (endowment
fund). Dana abadi ini diputar di pasar modal dalam bentuk saham dan obligasi. Hasil dari
perputaran dana ini diperoleh imbalan yang dipakai untuk membiayai program bantuan hibah yang
dilaksanakan oleh mitra KEHATI. Bantuan KEHATI dapat berbentuk dana hibah, tenaga ahli,
konsultasi dan berbagai bentuk fasilitasi bagi kegiatan LSM, KSM, lembaga penelitian, pendidikan
dan pelatihan serta berbagai organisasi dan komponen masyarakat madani yang memiliki program
4
5

dan kegiatan sejalan dengan program KEHATI, pelestarian dan pemanfaatan


keanekaragaman hayati secara adil dan berkelanjutan.

KEHATI bertindak sebagai katalisator untuk menemukan cara-cara inovatif dalam


melestarikan, mengelola dan memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan.
Berbagai bentuk kerja sama dijalin dengan lembaga-lembaga yang dapat mendukung visi dan misi
KEHATI, seperti pemerintah pusat dan daerah, komunitas bisnis, perguruan tinggi, LSM/KSM,
asosiasi profesi, maupun media massa. Dukungan berbagai pihak tersebut di atas sangat diperlukan
untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati Indonesia dari kemusnahan, sehingga manfaat dari
kelestarian keanekaragaman hayati dapat dirasakan hingga generasi penerus kelak.1

Visi dan Misi KAHATI

Visi KEHATI 2019 – 2023

Alam lestari untuk manusia kini dan masa depan anak negeri

Misi KEHATI 2019 – 2023

 Mengembangkan pengetahuan, kearifan lokal dan praktek-praktek pelestarian serta inovasi


pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan yang berbasis ekosistem hutan,
pertanian dan kelautan
 Memperluas gerakan ekonomi hijau dan budaya lokal berbasis pelestarian dan pemanfaatan
nilai tambah keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di tingkat lokal, nasional dan
global
 Menggalang kekuatan angkatan muda millenial, khususnya masyarakat kota dan komunitas
lokal untuk mendukung prinsip-prinsip dan praktek konservasi keanekaragaman hayati
berdasarkan pola pembangunan berkelanjutan
 Mendorong perbaikan tatanan kebijakan publik yang bersih dan terbuka di tingkat lokal
hingga nasional untuk perbaikan tata kelola pelestarian dan pemanfaatan nilai tambah
keanekaragaman hayati khususnya dan pembangunan berkelanjutan umumnya
 Memperkuat dan mengembangkan sumber-sumber, sistem pendanaan dan mekanisme
pembiayaan yang lebih inovatif dan beragam untuk memperbesar dampak pelestarian dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan

1
http://kehati.or.id/tentang-kami/ diakses 28 Oktober 2019 pukul 18:00
6

KEHATI selalu menjaga akuntabilitas dan transparasi dalam upaya untuk menjadi agen perubahan
yang terpercaya dan berpengaruh dalam mencapai visi dan misinya bagi kelestarian
keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyaraka2

Nilai-Nilai KAHATI

Visi dan misi yang akan KEHATI capai melalui serangkaian program dan kegiatan dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar sebagai berikut3:

 Keanekaragaman. Meyakini bahwa keanekaragaman hayati dan kehidupan di dalamnya


menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi. Oleh karenanya, KEHATI menghormati
keragaman nilai-nilai ekologis, ekonomis, budaya, hukum, dan spiritual, serta mendukung
kemajemukan kehidupan baik di alam maupun kehidupan sosial.
 Keberlanjutan. Meyakini bahwa semua generasi memiliki hak fundamental untuk
kehidupan yang wajar dan lingkungan yang seimbang dalam jangka panjang. KEHATI
menjunjung tinggi prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dengan senantiasa
memperhatikan daya dukung lingkungan, peningkatan ekonomi masyarakat, dan
kepentingan antar-generasi, perilaku yang menjaga keseimbangan ekosistem, dan
keberlangsungan kehidupan.
 Keadilan. KEHATI mengembangkan sikap dan perilaku yang memenuhi rasa keadilan
dengan menerapkan pembagian manfaat dan tanggung jawab secara adil, demokratis, dan
berwawasan gender. KEHATI juga memberi peluang dan kesempatan yang sama kepada
semua komunitas dan memperhatikan keadilan antar-wilayah dan antar-generasi.
 Keberpihakan. Dalam upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
secara berkelanjutan, KEHATI menjunjung tinggi azas keberpihakan pada kelompok-
kelompok masyarakat yang rentan, miskin dan marjinal.
 Kepercayaan. Menempatkan kepercayaan (trust) sebagai modal yang berharga dan paling
menentukan dalam membangun kerja sama dan kemitraan. Dengan demikian, KEHATI
berupaya membangun dan menjaga kepercayaan yang tinggi, baik di lingkungan internal
maupun dalam relasi multipihak.

2
http://kehati.or.id/visi-misi/ diakses 28 Oktober 2019 pukul 18:00
3
http://kehati.or.id/nilai-nilai-dasar-kehati/ diakses 28 Oktober 2019 pukul 18:00
7

B. PERAN KEHATI DALAM MASYARAKAT

Sebagai mana perannya sebagai fasilitator KEHATI sering mengadakan sosialisasi dan
focus group discussion. Kegiatan tersebut dilakukan guna mendorong masyarakat khususnya
para generasi muda untuk peduli terhadap keanekaragaman HAYATI di Indonesia. Sebagai
contoh pada awal Oktober lalu, kehati bersama dengan pundi sumatera atas dukungan tfca
Sumatera, mengadakan Focus Group Discussion terkait dengan Sosialisasi mendorong peran
aktif generasi milenial dalam upaya penyelamatan satwa liar (wildlife) dan keanekaragaman
hayati (biodiversity) di Sumatra, yang diikuti oleh mahasiswa jurusan kehutanan, FISIP, dan
Sosiologi Universitas Lampung, jurusan Pendidikan biologi Universitas Sriwijaya, siswa
pecinta alam belantara hijau Palembang, forum komunikasi kader konservasi lampung san
masyarakat terutama generasi milenial yang ada di lampung. Adpun melalui kegiatan ini
diharapkan adanya semangat dari generasi muda untuk terlibat dalam uoaya melestarikan
keaekaragaman hayati yang ada di Indonesia.

peran Organisasi kehati dapat dililihat pula dari Program-Program KAHATI

Program-Program KAHATI

KAHATI,memiliki beberapa program yang dibagi kedalam beberapa kategori yaitu :

1. Program Utama yang mana di dalamnya terdiri dari beberapa bagian lagi seperti:
a) Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
b) Ekosistem Kehutanan
c) Pendidikan dan Kampanye
d) Ekosistem Pertanian
2. Program Khusus yang mana di dalamnya terdiri dari beberapa bagian lagi seperti:
a) PSDABM - MCAI
b) Green Corridor Initiative
c) TFCA Sumatera
d) TFCA Kalimantan
3. Program Lainnya
8

Salah satu program nya yaitu:

KONSERVASI HUTAN INDONESIA 2018 TFCA Kalimantan.

on Biodiversity (CBD), dan pembangunan rendah karbon. Upaya ini dilakukan untuk
mewujudkan alam yang lestari bagi manusia kini dan masa depan anak negeri.
KEHATI mendukung insiatif pemerintah dalam pengelolaan hutan berkelanjutan seperti;
Perhutanan Sosial, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Taman Nasional. Hingga
dipenghujung tahun 2018 KEHATI telah bekerja di 34 propinsi dan 67 kabupaten dengan
jumlah individu penerima manfaat sebanyak 311.242 jiwa diantaranya 38% adalah
perempuan.4
Saat ini KEHATI dipercaya sebagai administrator Tropical Forest Action (TFCA)
yang mendukung pemerintah dan masyarakat lokal dalam upaya pengelolaan hutan di
Sumatera dan Kalimantan melalui TFCA Sumatera dan TFCA Kalimantan.
Menyoroti kegiatan TFCA Kalimantan selain mendukung dua program yang telah
berlangsung yaitu Program Heart of Borneo (HoB) dan program Karbon Hutan Berau.
Program yang tersebar di dibeberapa wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur mencakupi konservasi spesies seperti orangutan, bekantan, banteng
borneo, pesut Mahakam, arwana, dan rangkong gading.
Salah satu kegiatan konservasi spesies yang menarik perhatian yaitu Penemuan
Badak Sumatera di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Operasi penangkapan badak betina yang
4
https://www.tfcakalimantan.org/admin/2018/12/1424/peran-kehati-dalam-konservasi-hutan-indonesia-
2018.html diakses 30 oktober 2019 pukul 08.00
9

diberi nama Pahu ini dilakukan oleh tim yang beranggotakan tim ahli badak dan pekerja
konservasi dengan menggunakan metode Pit-trap dengan pemantauan camera trap.
Badak Pahu berhasil di tangkap di kantong 3, dan tim penyelamatan bergerak cepat untuk
memindahkan badak ke kandang angkut dan kemudian dibawa ke tempat suaka (sanctuary)
kelian. Kondisi Badak pahu terpantau dalam keadaan sehat dengan pengawasan dokter ahli,
kita semua berharap si Pahu kedepan nya tetap sehat, ungkap Puspa D. Liman, Direktur
Program TFCA Kalimantan.
Selain program konservasi satwa dilindungi, TFCA Kalimantan juga melakukan
pengembangan ekonomi masyarakat sebanyak 5.188 anggota masyarakat. Program ini
berhasil mengembangkan 17 produk agroforestry, HHBK, pertanian dan perikanan serta
pengembangan 13 obyek wisata.
Sedangkan terkait mitigasi perubahan iklim TFCA Kalimantan berhasil melakukan
penanaman dan pengayaan hutan seluas 885,61 ha, pencegahan alih fungsi lahan seluas
119.947,16 ha, pengomposan sebanyak 8,5 ton, pencegahan kebakaran hutan seluas 86.456
ha dan pengawasan melalui patrol hutan seluas 06.652,77 ha.
Capaian-capaian yang berhasil dilakukan oleh TFCA Kalimantan terkait spesies dan
ekosistem antara lain; pelepasliaran sebanyak 28 orangutan, penyelamatan 2 ekor elang
bondol dan jawa, perlindungan habitat 1.760 ekor bekantan di Delta sungai segah,
perlindungan dan identifikasi habitat pesut di Kubu Raya, survey bio-ekologi banteng di
Belantingan hulu, translokasi Badak di Kutai Barat, serta Pengelolaan 234.346,17 ha area
hutan secara berkelanjutan dan kampanye perlindungan keanekaragaman hayati kepada
11.478 orang.
10

C. DASAR HUKUM YANG DIGUNAKAN DALAM ORGANISASI KEHATI

Keberadaan Yayasan KEHATI tidak terlepas dari wujud pelaksanaan KTT Bumi di Rio de
Janeiro tahun 1992 dan Deklarasi Tokyo tahun 1993 dimana pimpinan tiga negara yaitu Amerika
Serikat, Jepang dan Indonesia sepakat bekerjasama untuk membantu program pelestarian
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di Indonesia. Emil Salim, yang pada tahun 1993 telah
selesai menjabat sebagai Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, diminta oleh
Pemerintah Indonesia untuk membentuk organisasi non-pemerintah sebagai penampung dan
pelaksana program keanekaragaman hayati dengan bantuan hibah dari Pemerintah Amerika Serikat.
Dengan bantuan rekan-rekan tokoh organisasi non-pemerintah, seperti Koesnadi Hardjasomantri,
Ismid, Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim, disusunlah anggaran
dasar, organisasi dan program kerja Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia, disingkat
KEHATI

Pendirian Yayasan oleh orang asing ataupun badan hukum asing ini didelegasikan
pengaturannya oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU Yayasan”)
sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU 28/2004”) kepada Peraturan
Pemerintah. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 9 UU Yayasan yang berbunyi:5

1) Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta
kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal.
2) Pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan akta notaris
dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
3) Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.
4) Biaya pembuatan akta notaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah. 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan
5) Dalam hal Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didirikan oleh orang asing
atau bersama-sama orang asing, mengenai syarat dan tata cara pendirian Yayasan
tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Filosofi dari diperbolehkannya orang asing sebagai pendiri yayasan di Indonesia
adalah karena sifat dari yayasan yang berfungsi sebagai organisasi sosial. Dimana para
pendiri dari yayasan dilarang untuk menerima pembagian keuntungan atas yayasan yang

5
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan
11

didirikannya. Sehingga, walaupun orang asing tersebut bertindak selaku pendiri yayasan,
orang tersebut tidak dapat mengambil keuntungan dari penghasilan yayasan.

Lalu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang pada pokoknya mengatur: 6

a. Hak setiap orang atas lingkungan hidup yang sehat dan baik. Terpeliharanya lingkungan
hidup yang baik dan sehat menimbulakan hak dan kewajiban bagi setiap orang dalam rangka
mewujudkan hak atas lingkungan hidup yang sehat dan baik tersebut.
b. Hak dan kewajiban setiap orang dalam pengelolaan lingkungan. Menurut UU 4/1982
(UULH 82 – UUPLH 1997 – UUPPLH 2009) setiap orang (seseorang, kelompok orang, dan
badan hukum) memiliki hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
c. Pandangan hak atas lingkungan menurut Heindhard Steiger sebagai hak-hak subjektif,
melahirkan hak untuk menuntut secara hukum atau mengupayakan penegakan peraturan
perundang-undangan agar hak-hak subyektif tersebut dapat terpenuhi atau terealisasikan.
Legal Standing Organisasi Lingkungan Hidup juga diatur dalam Pasal 92 UU
32/2009 (UUPPLH), yang berbunyi :
(1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
(2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu
tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil.
(3) Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan:
a. berbentuk badan hukum;
b. menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut didirikan untuk
kepentingan pelestarian
c. fungsi lingkungan hidup; dan
d. telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling singkat 2
(dua) tahun.
Dan peraturan-peraturan lainya : 7
1. Undang – undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.

6
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
7
file:///C:/Users/User/Downloads/Profil%20KEHATI%202013.pdf diakses pada 29/10/2019 22:25 WIB
12

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on


Biological Diversity
3. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
4. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2002 tentang Perlindungan Varietas Tanaman
5. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa
Genetik
10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM)
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pedoman
Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Daerah.
13

D. HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA LAIN

KEHATI dalam melaksanakan program-programnya tidak berjalan sendiri tetapi KEHATI


juga menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga lain baik lembaga pemerintahan maupun
lembaga non-pemerintahan baik itu perusahaan maupun yang bersifat individu. Dalam menjalin
kemitraan ini KEHATI bisa berperan sebagai pelaksana kegiatan atau sebagai penghimpun dana
terkait lingkunagn hidup. Beberapa contoh bentuk kerjasama KEHATI dengan lembaga
pemerintahan baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,dapat dibuktikan dengan
dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh KEHATI ini diantaranya seperti:

1. Dengan Pemprov DKI Jakarta

Pada tahun 2018 Pemprov DKI Jakarta malalui Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiga Uno
menggelar pertemuan dengan pengurus Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) di Balai Kota
DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.Dalam pertemuan tersebut
dilakukan pembahasan terkait potensi kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
Jakarta dengan Yayasan Kehati. Adapun potensi kerja sama yang akan dilakukan yakni terkait
kebersihan dan pelestarian terumbu karang di Teluk Jakarta, program ekowisata bahari serta
penanganan sampah di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu.

Dijelaskan Sandi, dirinya meminta Bupati Kepulauan Seribu, Irmansyah, dan Wakil Bupati
Kepulauan Seribu, Ismer Harahap untuk menindaklanjuti penguatan model ekowisata bahari, dan
pengelolaan sampah bersama Yayasan Kehati.Untuk pengelolaan mangrove di Muara Angke, Sandi
menginginkan, dilakukan kolaborasi lintas sektor antara Kepulauan Seribu dengan Jakarta Utara.Ia
menambahkan, potensi kerja sama lain yang akan direalisasikan yakni kampanye penggunaan besek
sebagai alternatif styrofoam agar lebih ramah lingkungan."Kita akan koordinasikan dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan agar bisa juga tersosialisasi di sekolah-sekolah. Selain itu,
teman-teman di OK OCE juga akan dilibatkan," tandasnya.8

2. Dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan

Melalui Dikektorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan
manjalin kerjasama dibidang kelautan yang mana perjanjian kerjasama ini tertuang dalam perjanjian

8
http://www.beritajakarta.id/read/57167/pemprov-dki-yayasan-kehati-jajaki-potensi-kerja-sama-pelestarian-
lingkungan#.Xbi8Z-bHhYY diakses 29 Oktober 2019 pukul 23:08
14

kerja sama Nomor : 03/PRL/KKP/PKS/II/2019 dan Nomor : 003/KHT/LGL/DE/PPB/II/2019 isi


perjanjian ini bertujuan untuk melakukan kegiatan perlindungan,pelrstarian,dan pemanfaatan
berkelanjutan keanekaragaman hayati pesisir laut di Indonesia. Dalam perjanjian kerjasama ini
terdapat tiga ruang lingkup perjanjian yang mana:

a) Konservasi mangrove di Kabupaten Brebes yang mencakup kegiatan pengembangan ekowisata


mangrove berbasis masyarakat,rehabilitasi mangrove,dan mata pencaharian alternatif.
b) Pengelolaan Teluk Jakarta yang mencakup kegiatan pengembangan ekowisata,pengelolaan
sampah,rehabilitasi mangrove Muara Angke,dan penyusunan rencana tindak lanjut pengelolaan
Teluk Jakarta.
c) Administrator Blue Abadi Fund (BAF) di wilayah Bentang Laut Kepala Burung,Papua
Barat,yang mencakup kegiatan penguatan pengelolaan kawasan konservasi perairan dan
konservasi spesies,peningkatan kapasitas dan kesadaran masyarakat,pengelolaan sampah,dan
konservasi mangrove.9

3. Dengan Pemkab Manggarai Barat

Pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) bekerjasama dengan Yayasan Kehati


dan PT Hino Motor Sales Indonesia mengembangkan tanaman sorgum pada lahan seluas 10 hektar
di Lokasi Persawahan Poco Koe, Lembor, Mabar.Upaya ini dalam rangka menjaga ketahanan
pangan masyarakat serta pelestarian ekosistem.Acara Launching Penanaman 10 Hektar Sorgum dan
1.000 Bambu dihadiri Camat Lembor, Paulus Malu, Manager Program Pertanian Yayasan
Keanekaragaman Hayati Indonesia, Puji Semedi Hanggarawati dan Presiden Direktur PT Hino
Motors Sales Indonesia Hiroo Kayanoki di Lokasi Persawahan Poco Koe, Lembor, Manggarai
Barat Senin (6/11).

Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan komoditas pangan. Tanaman biji-bijian ini


manfaatnya antara lain sebagai sumber pangan dan pakan ternak.Bijinya mengandung karbohidrat
cukup tinggi. Tanaman ini juga merupakan salah satu bahan baku berbagai industri, seperti gula cair
(sirup), etanol, lem, cat, dan kertas.Selain didukung oleh Indonesian Biodiversity Trust Fund serta
PT Hino Mobil Indonesia, laucnhing sorgum yang juga menggandeng Aliansi Petani Lembor dan
Perhimpunan Petani Pangan Lokal NTT dan Pemkab Mabar ini bertujuan untuk mewujudkan
ketahanan pangan masyarakat dan konservasi ekosistem.

9
Perjanjian Kerja Sama Dikektorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan dengan
KEHATI Nomor : 03/PRL/KKP/PKS/II/2019 dan Nomor : 003/KHT/LGL/DE/PPB/II/2019
15

Sementara itu, Manager Program Pertanian Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia


Puji Semedi Hanggarawati mengatakan pengembangan tanaman sorgum sejalan dengan isu
ketahanan pangan pemerintahan Jokowi.Karena itu, diharapkan pengembangan sorgum ini bisa
menjawab kebutuhan pangan lokal di Pulau Flores umumnya dan Kabupaten Manggarai Barat
khususnya. Menurutnya, pengembangan sorgum saat ini menyebar ke beberapa wilayah
Kabupaten di Pulau Flores.

Manggarai Barat, Ende, Larantuka dan Lembata adalah wilayah pengembangan kami.
Kami juga menjalin kerja sama dengan Mama Sorgum atau Maria Loretta yang sudah lama
berkecimpung dalam Program Pengembangan Sorgum ini. Dia menjelaskan, area Persawahan
Poco Koe dipilih sebagai area pengembangan Sorgum karena lahannya cocok untuk
pengembangan sorgum.Konsentrasi kami saat ini adalah ketersediaan sorgum untuk konsumsi.
Apalagi tanaman ini bergizi tinggi.Sorgum ini cocok untuk penderita diabetes atau para diabet.
Dan ini sudah dijadikan sebagai makanan tambahan bagi beberapa Puskesmas di Flores
termasuk di Puskesmas Wae Nakeng, Lembor sendiri.

Sementara itu Presiden Direktur PT Hino Motors Sales Indonesia Mr. Hiroo Kayanoki
mengatakan keikutsertaan perusahaannya dalam pengemvangan sorgum ini sebagai bentuk
tanggung jawab sosial perusahaannya.Hino Indonesia ingin membangun ketahanan pangan,
melestarikan keanekaragaman hayati lokal dan memberdayakan masyarakat.Karena itu, dia
berharap program pengembangan sorgum ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan memberi
dampak positif bagi masyarakat.10

Sedangkan bentuk kerjasama kahati dengan lembaga non-pemerintah diantarannya:

1. Dengan Chevron

Sejak 2014 silam Chevron bekerja sama dengan Yayasan Kehati, mendukung
pengembangan ekowisata di Pulau Maratua, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Bahkan Kamis 29-8-2019,Chevron menyerahterimakan sertifikat kelas satu bagi peselam
setempat dan paket bantuan rumah tangga kepada kelompok kuliner sebagai bagian dari
aktivitas program Maratua Ecotourism for Sustainable Small Island (MESSI).
10
http://www.padarnews.com/2017/11/07/yayasan-kehati-pemkab-mabar-kembangkan-10-hektare-sorgum-di-
lembor/ diakses 30 Oktober 2019 pukul 06:09
16

Kunjungan Forum Kehumasan 2019 SKK Migas dan KKKS Kalsul ke Pulau Maratua
tersebut bertepatan dengan kegiatan penyerahan sertifikat pekerja selam kelas-1 kepada sepuluh
pemuda peselam setempat dan bantuan peralatan memasak untuk kelompok kuliner oleh
Chevron.Pulau Maratua dan Kepulauan Derawan berada di dalam kawasan Segitiga Terumbu
Karang Dunia (Coral Triangle) yang kaya dengan keanekaragaman hayati bahari. Sejak 2014,
Chevron bekerja sama dengan Yayasan Kehati, mendukung pengembangan ekowisata di Pulau
Maratua.

Senior Vice President Policy Government and Public Affairs Chevron Pacific Indonesia,
Wahyu Budiarto menjelaskan terkait tentang MESSI sebagai salah satu program Kemitraan
Chevron dan Yayasan Kehati. Diterangkannya, pulau Maratua di Kepulauan Derawan,
Kabupaten Berau, Kaltim merupakan salah satu pulau dari gugusan pulau-pulau terluar
Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi di dunia dan termasuk
dalam area Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang dilindungi.

Dibeberkannya, tercatat terdapat lebih dari 1.000 species biota laut dan 832 species ikan
karang di kawasan ini yang menjadi habitat penting bagi populasi penyu hijau (chelonia mydas)
dan pari manta yang semakin langka keberadaannya.Letak Maratua, lanjutnya, yang berada di
gugusan pulau terluar dinilai sangat rentan terhadap perubahan iklim, sehingga penting bagi
masyarakat setempat, khususnya, untuk menyadari arti penting pelestarian keanekaragaman
hayati dan bersiap menghadapi dan meminimalisasi dampak perubahan iklim.

2. Dengan Universitas Nasional

Dalam rangka memeringati Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat, Pusat Kajian Lingkungan dan Konservasi Alam,
Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS) serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat UNAS menyelenggarakan Seminar Nasional Biodiversitas untuk Kehidupan
bertajuk “Kondisi Ekologis, Potensi, dan Pengembangan Biodiversitas Indonesia untuk
Keseimbangan Kehidupan di Bumi”.

Sebagai salah satu rangkaian acara Seminar Nasional, juga dilakukan peluncuran buku
berjudul “Upaya Menuju Green Hospital Melalui Program Keanekaragaman Hayati di
Lingkungan Rumah Sakit Kanker Dharmais”. Buku ini merupakan hasil kerja sama antara
Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais, BScC
17

Indonesia Prodi Magister Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Nasional, dan Fakultas
Biologi Universitas Nasional.

Direktur Komunikasi dan Penggalangan Sumber Daya Yayasan KEHATI Fardila Astari
menyampaikan bahwa melalui pembinaan yang terus-menerus, Biodiversity Warriors (BW)
telah berhasil meningkatkan kualitas anggotanya dalam melaksanakan aktivitas mereka,
sehingga muncul kepercayaan dari berbagai pihak bekerja sama mengenalkan keanekaragaman
hayati Indonesia. Melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), BW
mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengamatan keanekaragaman hayati di lingkungan
RSKD. Hasil pengamatan tersebut kemudian dirangkum dan disusun menjadi buku.

Green Hospital merupakan sebuah konsep rumah sakit yang didesain dengan
memberdayakan potensi alam sebagai sumber daya utama sehingga ramah terhadap lingkungan.
Selain itu, juga dapat lebih menghemat pengeluaran energi serta menekan pencemaran
lingkungan. Oleh sebab itu, keberadaan rumah sakit beserta kawasan sekitarnya dengan hijauan
pepohonan berfungsi juga sebagai kawasan ruang terbuka hijau (RTH). Kawasan RTH akan
memiliki nilai yang tinggi jika diimbangi juga dengan keberadaan keanekaragaman hayati
lainnya, misalnya burung, capung dan kupu-kupu.11

3. Dengan PT Asahimas Chemical

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan PT Asahimas Chemical


menandatangani kerja sama program rehabilitasi terumbu karang di kawasan Pulau Sangiang,
Banten.Penandatanganan kerja sama dilaksanakan di Gedung World Trade Centre (WTC)
Lantai 10, Jakarta, Senin 30-4-2018. Hal ini merupakan program kerja sama tahap kedua antara
KEHATI dengan PT Asahimas Chemical.

Melalui program ini diharapkan ekosistem terumbu karang di kawasan konservasi


perairan yang kini dalam kondisi terancam akibat berbagai aktivitas Industri, wisata, reklamasi,
dan pembangunan di kawasan pesisir tersebut, dapat diselamatkan.Direktur Eksekutif Yayasan
KEHATI, Riki Frindos, mengatakan, kerja sama ini bertujuan melanjutkan program rehabilitasi
karang di Pulau Sangiang dalam kerangka program save our small islands (SOSIS) yang
diinisiasi KEHATI. Tujuan dari program tersebut adalah untuk menyelamatkan pulau-pulau
kecil di Indonesia.

11
https://pontianak.tribunnews.com/2018/04/21/biodiversity-warriors-yayasan-kehati-luncurkan-buku-di-seminar-
nasional-biodiversitas diakses 30 Oktober 2019 pukul 06:14
18

Penandatanganan kesepakatan kerja sama ini juga merupakan salah satu bentuk
komitmen jangka panjang selama 5 tahun PT Asahimas Chemical terhadap pelestarian
ekosistem terumbu karang di Pulau Sangiang, yang berada tidak jauh dari wilayah kerja PT
Asahimas. Program rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Pulau Sangiang, dilakukan sebagai
respons terhadap kerusakan ekositem terumbu karang di pulau tersebut. Berdasarkan hasil
survei baseline tutupan terumbu karang yang dilakukan KEHATI dan PT Asahimas di pulau itu,
ditemukan adanya sedimentasi, dan deposit sampah di dasar perairan pulau yang diduga akibat
sedimentasi, limbah, serta pembuangan jangkar. Pada banyak lokasi ditemukan karang keras
yang sudah mati dan stress. Hal tersebut diduga karena karang mengalami bleaching atau
memutih akibat lingkungan yang berubah.12

12
https://indopos.co.id/read/2018/05/01/136526/kehati-dan-asahimas-jalin-kerja-sama-selamatkan-ekosistem-
karang-pulau-sangiang/ diakses 30 Oktober 2019 pukul 06:19
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kehadiran Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) sejak 12 Januari 1994


dimaksudkan untuk menghimpun dan mengelola sumberdaya yang selanjutnya disalurkan dalam
bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai
program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan
berkelanjutan.

Sebagai mana perannya sebagai fasilitator KEHATI sering mengadakan sosialisasi dan
focus group discussion. Kegiatan tersebut dilakukan guna mendorong masyarakat khususnya para
generasi muda untuk peduli terhadap keanekaragaman HAYATI di Indonesia

Pendirian Yayasan oleh orang asing ataupun badan hukum asing ini didelegasikan
pengaturannya oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU Yayasan”)
sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU 28/2004”) kepada Peraturan
Pemerintah.

KEHATI dalam melaksanakan program-programnya tidak berjalan sendiri tetapi KEHATI


juga menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga lain baik lembaga pemerintahan maupun
lembaga non-pemerintahan baik itu perusahaan maupun yang bersifat individu. Dalam menjalin
kemitraan ini KEHATI bisa berperan sebagai pelaksana kegiatan atau sebagai penghimpun dana
terkait lingkunagn hidup. Beberapa contoh bentuk kerjasama KEHATI dengan lembaga
pemerintahan baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

19
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang:

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Internet :

http://kehati.or.id diakses 28 Oktober 2019 pukul 18:00

file:///C:/Users/User/Downloads/Profil%20KEHATI%202013.pdf diakses pada 29/10/2019 22:25


WIB

http://www.beritajakarta.id/read/57167/pemprov-dki-yayasan-kehati-jajaki-potensi-kerja-sama-
pelestarian-lingkungan#.Xbi8Z-bHhYY diakses 29 Oktober 2019 pukul 23:08

Perjanjian Kerja Sama Dikektorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan
Perikanan dengan KEHATI Nomor : 03/PRL/KKP/PKS/II/2019 dan Nomor :
003/KHT/LGL/DE/PPB/II/2019

http://www.padarnews.com/2017/11/07/yayasan-kehati-pemkab-mabar-kembangkan-10-hektare-
sorgum-di-lembor/ diakses 30 Oktober 2019 pukul 06:09

https://pontianak.tribunnews.com/2018/04/21/biodiversity-warriors-yayasan-kehati-luncurkan-
buku-di-seminar-nasional-biodiversitas diakses 30 Oktober 2019 pukul 06:14

https://indopos.co.id/read/2018/05/01/136526/kehati-dan-asahimas-jalin-kerja-sama-selamatkan-
ekosistem-karang-pulau-sangiang/ diakses 30 Oktober 2019 pukul 06:19

https://www.tfcakalimantan.org/admin/2018/12/1424/peran-kehati-dalam-konservasi-hutan-
indonesia-2018.html diakses 30 oktober 2019 pukul 08.00

20

Anda mungkin juga menyukai