DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Dian Apriani (21219017)
2. Endah Oktaviani (21219022)
3. Fera Prabatiwi (21219023)
4. Fitri Indah Sari (21219024)
5. Ari Harmawan (21219004)
6. Arie Nugrraha (21219005)
7. Dedek Saputra (21219012)
8. Logi Kiswanto (21219036)
9. Subarayan (21219073)
10. Andi Setiawan Firmanda (21219002)
11. Muhammad Erik (21219045)
12. Muzami (21219046)
13. Nugroho Anis Wijanarko (21219048)
HALAMAN DEPAN
.....................................................................................
....
DAFTAR ISI
.....................................................................................
....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..............................................................................................
.
B. Tujuan...................................................................................
.
C. Tempat Dan Waktu
..............................................................................................
.
D. Manfaat.................................................................................
.
E. Metode Pnulisan
..............................................................................................
.
BAB II TINJAUAN LAPANGAN
A. Sejarah Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita
Palembang........................
B. Visi, Misi Dan
Motto.................................................................................
C. Fasilitas
Pelayanan.................................................................................
.....
D. Struktur Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita
Palembang.......................
BAB III TINJAUAN TEORI
A. Lanjut Usia (Lansia) ......................................................................................
B. Gangguan Sistem Kardiovaskuler: Hipertensi...............................................
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian......................................................................................................
B. Analisa Data...................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan..................................................................................
D. Intervensi Keperawatan.................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan
masyarakat yang setiap tahun bertambah jumlahnya yang
sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Berdasarkan
hasil sensus tahun 2014, jumlah rumah tangga lansia
sebanyak 16,08 juta rumah tangga atau 24,50% dari seluruh
rumah tangga Indonesia. Rumah tangga lansia adalah yang
minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60
tahun ke atas. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta
jiwa, setara dengan 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia
tahun 2014. Jumlah lansia perempuan lebih besar dari laki-laki,
yaitu 10,77 juta lansia perempuan, dibandingkan 9,47 juta
lansia laki-laki. Adapun lansia yang tinggal dipedesaan 10,87
juta jiwa lebih banyak dari pada lansia yang tinggal di
perkotaan yaitu sebanyak 9,37 juta jiwa (Badan Pusat statistik
2014). Dengan bertambahnya usia secara progresif terjadi,
perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan menjadi kaku, meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer dan penurunan elastisitas pada
pembuluh darah sehingga tekanan darah secara otomatis
menjadi naik dan mengakibatkan terjadinya hipertensi.(Y.
Aspiani, 2015).
Menurut Hasdianah dan Suprapto (2016) Hipertensi
dapat di definisikan sebagai tekanan darah yang persisten
dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan diastolik diatas
90 mmHg. Pada lansia hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah dimana sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90
mmHg. Dalam journal (Lancet,2015) menyatakan bahwa
kejadian kematian di dunia, dua pertiganya disebabkan oleh
penyakit tidak menular. Negara berpenghasilan rendah dan
menengah terdapat angka kejadian penyakit tidak menular
mencapai 80%. Penyakit menular yang biasanya menjadi
penyebab kematian paling banyak adalah penyakit
kardiovaskuler dan hipertensi merupakan salah satu faktor
utama penyebab penyakit kardiovaskular.
Menurut World Health Organization (WHO) (2014)
Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu faktor risiko
utama yang menjadi angka kematian global, dan diperkirakan
telah mengakibatkan terjadinya 9,4 juta kematian di dunia.
Keadaan ini juga didukung oleh faktor meningkatnya
penduduk yang terjadi pada setiap tahunnya, sehingga hal ini
yang menyebabkan jumlah penderita hipertensi menjadi tidak
terkontrol. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 21,3%
diantara Negara-negara yang berkembang di dunia. Dalam
data statistik yang telah dikeluarkan WHO terdapat 24,7%
penduduk Asia Tenggara, dan 23,3% penduduk Indonesia yang
mengalami hipertensi pada umur 18 tahun keatas. Jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat setiap tahunnya
dan diprediksikan pada tahun 2025 terdapat 1,6 milyar orang
dewasa menderita hipertensi di seluruh dunia (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia pada
tahun 2013 terdapat 25,8% masyarakat Indonesia yang
berumur ≤ 18 tahun mengalami hipertensi. Namun, sekitar
9,5% yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan memiliki
riwayat minum obat. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia
pada tahun 2013 jika dilihat berdasarkan provinsi, prevalensi
tertinggi kejadian hipertensi terjadi di Bangka Belitung yaitu
sebanyak (30,9%) dan prevalensi kejadian hipertensi paling
rendah terjadi di Papua yaitu (16,8%). Jika dilihat dari angka
kejadiannya, hipertensi tidak hanya menyerang kelompok usia
produktif, tetapi juga terjadi pada kelompok usia lanjut,
sehingga hipertensi menjadi masalah kesehatan utama di
Negara Indonesia. Menurut Kuswardhani (2013) prevalensi
untuk keseluruhan 49,6% untuk hipertensi derajat I (140-
159/90-99 mmHg) dan 18,2% untuk hipertensi derajat II (160-
179/100-109 mmHg), serta 6,5% untuk hipertensi derajat III
(>180/110 mmHg). Prevalensi hipertensi adalah sekitar
berturut-turut 7%, 11%, 18%, serta 25% pada kelompok
usia60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahunan.
Berdasarkan Latar Belakang diatas kelompok tertarik
untuk menyusun Asuhan Keperawatan Gerontik pada “Ny.S”
dengan Gangguan Sistem Gangguan Sistem Kardiovaskuler :
Hipertensi di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang
Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran Asuhan
Keperawatan Gerontik dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler : Hipertensi di Panti Sosial Lanjut Usia
Harapan Kita Palembang Dinas Sosial Provinsi Sumatera
Selatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian asuhan
keperawatan gerontik pada penyakit Hipertensi pada
Ny “S” di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita
Palembang Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan
b. Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada
penyakit Hipertensi pada Ny “S” di Panti Sosial Lanjut
Usia Harapan Kita Palembang Dinas Sosial Provinsi
Sumatera Selatan
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan
pada penyakit Hipertensi pada Ny “S” di Panti Sosial
Lanjut Usia Harapan Kita Palembang Dinas Sosial
Provinsi Sumatera Selatan
d. Mahasiswa mampu menentukan intervensi pada
penyakit Hipertensi pada Ny “S” di Panti Sosial Lanjut
Usia Harapan Kita Palembang Dinas Sosial Provinsi
Sumatera Selatan
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi
keperawatan pada kasus Hipertensi pada Ny “S” di
Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang Dinas
Sosial Provinsi Sumatera Selatan
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan
pada penyakit Hipertensi pada Ny “S” di Panti Sosial
Lanjut Usia Harapan Kita Palembang Dinas Sosial
Provinsi Sumatera Selatan
E. Metode Penulisan
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan laporan ini adalah :
1. Intervensi atau wawancara
Pengumpulam data yang diperoleh melalui wawancara,
tatap muka antara klien.
2. Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung pada klien dan
melakukan asuhan keperawatan.
3. Dokumentasi
Metode penyelidikan untuk memperolehkan keterangan
dari catatan tentang gejala atau riwayat penyakit
terdahulu.
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
Motto
“Selalu Ikhlas Dalam Pelayanan bagi Lanjut Usia”
C. FASILITAS PELAYANAN
1. Sarana
Penyelenggaraan Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita
Palembang, mempunyai sarana, diantaranya :
1. Asrama dengan kapasitas tampung 60 orang.
2. Lokasi Jalan Sosial No.796 RT.16 RW.03 Kelurahan
Sukabangun km.6 Palembang.
3. Bangunan Panti, dibangun diatas tanah seluas ± 1,5 Ha.
Terdiri dari :
a. Gedung Kantor : 1 buah
b. Ruang Tamu : 1 buah
c. Kamar : 27 buah
d. Mushollah : 1 buah
e. Dapur dan Gudang : 1 buah
f. Ruang Poliklinik : 1 buah
g. KamarMandi/WC : 18 buah
2. Prasarana
Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang, diasuh
oleh 16 orang pengasuh, yang terdiridari :
a. Pegawai Negeri Sipil : 4 orang
b. Honor : 2 orang
c. TKS : 10 orang
PARLAN.S,Kep
PENATA III/C
NIP. 197810112006041005
PENYANTUNAN BIMBINGAN DAN ADM/TU
KETERAMPILAN
PURWANINGSIH SUNARNO.S.Sos
HERYANTO
NIP. NIP.
NIP. 196312101983031003
196610021989012002
197412182002121005
MARYAMAH
BAB III
TINJAUAN TEORI
b. Klasifikasi Lansia
1) Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut :
(a) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa
vibrilitas
(b) Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
(c) Kelompok usia lanjut (kurang dari 65 tahun) Prenium
2) Menurut World Health Organzitation (WHO), usia lanjut dibagi
menjadi empat kriteria berikut ini
(a) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai
59 tahun
(b) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
(c) Usia tua (old) antara 75-90 tahun
(d) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
c. Proses Menua
Menurut Constantanides (Bandiyah Siti, 2009) menua adalah
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya shingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Menjadi tua atau aging adalah
suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-
lahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dana mempertahankan
struktur serta fungsi normalnya. Akibatnya tubuh tidak dapat bertahan
terhadap kerusakan atau memperbaiki kerusakan tersebut. Proses
penuaan ini akan terjadi pada seluruh organ tubuh, meliputi organ
dalam tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, indung telur, otak, dan
lain-lain.
2) Penyebab Hipertensi
(a) Usia
Hipertensi banyak diderita oleh orang tua dimana penelitian
menunjukkan bahwa orang berusia 55 tahun dengan tekanan
darah yang sebelumnya normal, 90%-nya akan mengalami
kenaikan tekanan darah di tahun-tahun kehidupan berikutnya.
(b) Asupan Sodium
Asupan sodium terhadap kenaikan tekanan darah sekarang ini
banyak sekali diteliti. Hal ini berkaitan dengan sifat Sodium
yang menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh. Hipertensi
jarang terjadi pada intake sodium yang rendah
(c) Kurangnya diet vegetarian (buah dan sayur)
Buah dan sayuran mengandung banyak kandungan kalium dan
rendah sodium. Adanya banyak kandungan kalium dapat
menurunkan tekanan darah.
(d) Intake lemak berlebih
Intake lemak berisiko meningkatkan pembentukan
atherosklerosis yang akan menyebabkan dinding pembuluh
darah mengeras dan menyebabkan tekanan darah dapat
meningkat.
(e) Intake Alkohol
Beberapa studi menunjukkan hubungan linier yang positif antara
tekanan sistolik dan diastolik dengan pengkonsumsian alkohol.
(f) Merokok
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok berisiko
lebih besar menderita penyakit hipertensi dibandingkan yang
tidak merokok. g. Stress: Nyeri, marah, keingintahuan berlebih,
ketakutan, kegembiraan dan rasa malu menyebabkan tekanan
darah akan meningkat (Fitria & Candasari, 2010)
3) Klasifikasi Hipertensi
Tekanan darah bersifat kontinyu, namun batasan tekanan darah
normal ditentukan secara konsensus berdasarkan data epidemiologik.
Saat ini, klasifikasi yanng banyak dianut yakni berdasarkan pedoman
The Joint National Commision (JNC VII) dari Amerika Serikat dan
yang dikeluarkan oleh The European Society of Hypertension (ESC)
tahun 2007 (Mulyaningrum 2016)
Tabel 2.3
Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 130-139 <80-89
Hipertensi Tahap I 140-159 90-99
Hipertensi Tahap II >160 >100
4) Komplikasi Hipertensi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang
mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa
perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.
Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada
hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak
sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain
yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia
otak sementara (Chaturvedi 2006).
Tabel 2.4
Sistem organ dan komplikasi dari hipertensi (Chaturvedi 2006)
Sistem Organ Komplikasi Komplikasi Hiperteni
Jantung Gagal jantung Kongestif
Angina Pectoris
= Laki-laki
= Perempuan
/ / = Meninggal
2. Pola Nutrisi
- Tipe intake (makan dan minum) sehari-hari : Ny. S
makan dan minum 3x sehari
- Tipe intake (makan dan minum) terakhir : makan pagi
- Tipe dan kualitas (makan dan minum) : Nasi, lauk pauk,
sayur-sayuran serta buah dan air putih
- Jumlah intake (makan dan minum) : Ny. S mengatakan
makan 3x sehari menghabiskan porsi makan yang telah
diberikan dan minum 4-6 gelas/hari
- Jumlah cairan IV : Tidak ada
- Diet : Tidak ada
- Suplemen, vitamin, tube feeding, dll : Tidak ada
- Frekuensi makan : 3 x/hari
- Gigi : Gigi klien sudah tidak utuh lagi
- Perubahan yang berhubungan dengan status nutrisi :
Kesulitan menelan
Anoreksia, Mual, Muntah, Stomatitis
Penurunan Sensasi Rasa (Pengecapan)
- Perubahan BB selama 6 bulan terakhir : 50 Kg, TB : 150
cm
- Hasil Lab : Tidak ada
- Keluhan Lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Pola Eliminasi/Pertukaran
- BAK
Frekuensi dan waktu : 2 – 4 x/hari
Kebiasaan BAK pada malam hari : 1 x/hari
Penggunaan diuretic : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : klien
mengatakan
tidak ada keluhan
saat BAK
- BAB
Frekuensi dan waktu : 2 x/hari, Pagi
dan sore hari
Konsistensi : Padat
Penggunaan laksative : Tidak ada
Faktor yang mempengaruhi konstipasi : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
- Riwayat penyakit Vesica urinaria : Tidak ada
- Penggunaan alat bantu ekskratory : Tidak ada
- Riwayat perdarahan, konstipasi, hemorroid : Tidak ada
- Pengkajian kulit : Kulit tidak elastis lagi, turgor kulit > 2
detik
- Penampilan kulit : Warna kulit sawo matang tidak lesi,
memar dan tidak ada kemerahan
- Komplikasi kulit, ulkus, luka : Tidak ada
- Derajat berkeringat : Ny. S mengatakan berkeringat
seperti biasa jika banyak melakukan aktivitas banyak
keluar keringat
- Hasil Lab : Tidak ada
- Keluhan lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Pola Aktivitas/Istirahat
- Tipe dan keteraturan latihan : Ny. S setiap pagi keluar
dari kamar dan duduk santai di depan rungan
- Aktivitas yang dilakukan : Ny. S sering berkumpul
dengan teman seruangan.
- Perasaan/Persepsi terhadap aktivitas : tidak ada
- Riwayat masalah sendi/tulang belakang/ kelemahan :
tidak ada
- Lama Tidur Malam : 6 Jam 22:00 WIB s/d 04:00
WIB
- Lama Tidur Siang :2 Jam 13:00 WIB s/d 15:00
WIB
- Kesulitan tidur : Ny. S mengatakan tidak ada gangguan
tidur
- Penggunaan obat tidur : tidak ada
- Hasil Lab : tidak ada
- Keluhan Lain : tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
C Mandiri kecuali mandi dan salah satu lagi fungsi yang lain
Keterangan :
Penjelasan : A
DENGA
N N MANDI
KRITERIA KETERANGAN NILAI
o BANTU RI
AN
Jumlah 1 piring
10
penuh
Jumlah 400 mL
10
Jenis air putih:
gigi)
menyiram)
7 Jalan 0 5
dipermukaan
datar 5
8 Naik turun 5 10
tangga 10
9 Mengenakan 5 10 10
pakaian
1 Kontrol bowl 5 10 Frekuensi 2x/hari
10
0 (BAB) Konsistensi padat
1 Olahraga/latiha 5 10
2 n
10
130
JUMLAH
Interpretasi Hasil :
- 130 : mandiri
- 62-125 : ketergantungan sebagian
- 60 : ketergantungan total
Penjelasan :
JUMLAH
6
Interpretasi Hasil :
NILAI
ASPEK NILAI
NO MAKSIMA CRITERIA
KOGNITIF KLIEN
L
Tahun
5 2
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi Dimana kita sekarang
berada ?
Negara Indonesia
5 4 Provinsi Sumatera
Selatan
Kabupaten
Panti
Wisma
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama objek
(sebut oleh pemeriksa), 1
detik untuk mengatakan
masing-mnasing objek.
Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek
tadi (untuk disebutkan oleh
klien)
kursi
meja
buku
3 Perhatian Minta klien untuk memulai
dan dari angka 100 kemudian
kalkulasi dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
5 1
93
86
79
72
65
4 Mengingat Minta klien untuk
mengulangi ketiga objek
3 3 pada no.2 (registrasi) tadi,
bila benar 1 point untuk
masing-masing objek
Jam tangan
Hendpone
Minta klien untuk
mengulangi kata berikut :
Pernyataan benar 2
buah : tak ada, tetapi.
Minta klien untuk
mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3
langkah :
19
TOTAL NILAI
Interpertasi hasil :
Pertanyaan tahap II :
11. Keamanan/Proteksi
- Infeksi : tidak ada
- Suhu tubuh : 36,9oC
- Gangguan termoregulasi : tidak ada
- Penyakit autoimunne : tidak ada
- Riwayat jatuh : tidak ada
- Keluhan lain : Klien mengatakan bahwa penglihatannya
memburuk akibat menderita katarak sejak 2015, Klien mengatakan
mudah lemas saat beraktifitas. Klien sangat berhati-hati saat
melakukan aktifitas.
- Masalah keperawatan : Risiko cedera kornea
Risiko jatuh
12. Kenyamanan
- Nausea : Tidak ada
- Nyeri : klien mengatakan sering merasa nyeri kepala
dan pada tekuk kepala terasa seperti mencengkam,
nyeri yang dirasakan hilang timbul
- Kecemasan, menangis, gangguan pola tidur, ketakutan :
tidak ada
- Perubahan tekanan darah, diaporesis : Hipertensi
- Tanda-tanda vital : TD: 170/100, N:120x/m, S: 36,9oC,
RR: 24x/m
- Keluhan lain : tidak ada
- Masalah keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri
C. Pengkajian Fisik
1. Data Klinik :
- Berat Badan : 50 Kg
- Tinggi Badan : 150 cm
- Tingkat kesadaran : Composmentis
- Suhu : 36,9oC
- Nadi : 120x/m ( lemah, teratur,
tidak teratur)
- Tekanan darah : 170/100 mmHg
- Pernapasan : 24x/m ( normal, cepat,
dangkal)
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
- Jantung (IPPA) :
- Inspeksi : Bentuk normal, ictus cordis tidak
terlihat
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Terdengar suara peka
- Auskultasi : Heart Rate : 88 x/Menit
BJ 1. BJ 2 Lup Dup..
- Abdomen (IPPA) :
- Inspeksi : Bentuk normal
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,
Tidak ada pembesaran
liver/hati
6. Ekstremitas
Sistem Muskuloskeletal
DO :
- Klien tampak
bingung
- TTV
- TD: 170/100 mmhg
- RR : 24 x/menit
- N : 120 x/menit
Sistem Muscoloskeletal
Resiko Jatuh
4 Ds: -Ny mengatakan Hipertensi Resiko Cedera
penglihatanya Kornea
memburuk akibat Penyempitan pembuluh
katarak sejak 2015 darah
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan rasa Tingkat Nyeri NIC : Pain Manajement
nyaman nyeri Setelah dilakukan tindakan selama 1. Melakukan pengkajian nyeri
b/d proses 1x24 jam nyeri pada klien dapat secara komprehensif termasuk
penyakit berkurang dengan kriteria hasil: lokasi, karakteristik, durasi,
Skala Indikator frekuensi, kualitas dan faktor
No Skala Awal Akhir prepitasi
1 Nyeri yang 2 5 2. Kontrol lingkungan yang
dilaporkan dapat mengurangi nyeri
2 Ekspresi 2 5
3. Ajarkan teknik relaksasi nafas
wajah
dalam
3 Panjangnya 2 5
4. Anjurkan klien tirah baring
durasi nyeri
jika terjadi pusing
4 Tidak bisa 2 5
5. Dukung istirahat/tidur yang
beristirahat
5 TTV dalam 2 5 adekuat unutk membantu
kisaran penurunan nyeri
normal
Indiaktor
1. Sangat berat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
kafein
4 Mempertahan 2 5
kan target
tekanan darah
Indiaktor
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
Indiaktor
1. Sangat berat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
BAB V
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah dasar utama atau langkah awal dari suatu proses
keperawatan yang terdiri dari tiga tahap yaitu pengumpulan data,
pengorganisasian serta kemampuan menganalisa dan merumuskan diagnosa.
Pengkajian yang penulis lakukan dalam asuhan keperawatan pada pasien
dengan asuhan keperawatan pada Ny. S yang berusia 64 tahun dengan
gangguan system kardiovaskuler Hipertensi yang dilakukan di Panti Sosial
Lanjut Usia Harapan Kita Palembang meliputi biodata, riwayat kesehatan,
kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik dan data penunjang, pada saat melakukan
pengkajian penulis menggunakan instrument pengkajian sebagai pedoman
yaitu pengkajian menurut Nanda.
Pada pengkajian dasar pada pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler dan gangguan sistem muskoloskletal serta gangguan sistem
neuorobehvior meliputi : aktivitas/istirahat, sirkulasi, neurosensori, keamanan,
pola makan/nutrisi dan cairan, eliminasi, pernafasan, integritas ego, keamanan,
seksualitas dan pengetahuan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti
tentang masalah klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau
diubah melalui tindakan keperawatan menggambarkan respon actual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan.Respon actual dan potensial klien
didapatkan dari data pengkajian dan catatan medis klien. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil
yang diharapkan (Potter dan Perry, 2012).
Berdasarkan data-data pengkajian pada kasus dan dari teori-teori yang
ada yang kemudian di gambarkan pada pathway maka secara teori ada 4
diagnosa keperawatan yang muncul yaitu: Gangguan rasa nyaman
nyeri, defisiensi pengetahuan, resiko cedera kornea, dan
resiko jatuh.
C. INTERVENSI
Menurut Asmadi (2010), sebelum menentukan intervensi keperawatan
harus ditentukan tujuan dilakukan tindakan sehingga rencana tindakan dapat
diselesaikan dengan metode smart yaitu spesifik adalah rumusan tujuan yang
harus jelas dan khusus Measurable adalah tujuan yang dapat diukur,
Achierable adalah tujuan yang dapat diterima, dicapai dan ditetapkan bersama
klien adalah tujuan dapat tercapai dan nyata dan time harus ada target waktu.
Tindakan keperawatan yang dilaksanakan kelompok sesuai dengan
rencana keperawatan yang ditetapkan. Sebelum melakukan tindakan, kami
membuat rencana keperawatan Tindakan keperawatan dilakukan dalam
waktu 1 hari karena keterbatasan waktu dan intervensi tetap dilanjutkan
dengan perawat ruangan.
Peneliti Yanti. N (2016) mengatakan selain intervensi yang diberikan
sesuai dengan diagnosa yang muncul ada intervensi non-farmakologi yang
dapat dilakukan klien untuk mengatasi hipertensinya yaitu dengan melakukan
metode relaksasi slow deep breathing yaitu dimana klien penderita hipertensi
dapat melakukan pengaturan pola pernafasan dalam dan lambat. Pada saat
relaksasi tersebut akan terjadi perpanjangan serabut otot, menurunnya
pengiriman implus saraf ke otak, menurunnya aktivitas otak, dan fungsi tubuh
yang lain, krakteristik dari respon relaksasi ditandai oleh menurunnya denyut
nadi, jumlah pernafasan dan penurunan tekanan darah (Potter & Perry, 2006).
Penelitin ini sangat bermanfaat untuk tindakan nonfarmakologi klien dalam
mengatasi hipertensi.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian, metode yang digunakan penulis yaitu
metode deskriftif tipe studi kasus. Menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi
evaluasi dan disajikan dalam bentuk narasi yang dilaksanakan di Panti Sosial
Lanjut Usia Harapan Kita Palembang. Dapat diambil beberapa kesimpulan.
kesimpulan tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Data yang akurat diperoleh dengan melakukan pengkajian seacara
menyeluruh menggunakan teknik wawancara dan observasi.
2. Sesuai dengan data yang diperoleh saat pengkajian penulis dapat
menentukan beberapa diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan
yang muncul adalah: Gangguan rasa nyaman nyeri, defisiensi
pengetahuan, resiko cedera kornea, dan resiko jatuh.
3. Kelompok menegakkan diagnosa keperawatan dengan melakukan
pendekatan yang efektif, menjelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur, menemani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi ketidaktahuan klien terhadap perawatan
penyaki.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan STIKes MuhammadiyahPalembang
Diharapkan bagi institusi untuk menggunakan hasil makalah ini dalam
peningkatan pengetahuan bagi mahasiswa agar lebih memahami konsep
asuhan keperawatan gangguan system kardiovaskuler Hipertensi.
2. BagiInstansi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Bagi Instansi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang, khususnya ruang
Ahmad Dahlan agar lebih meningkatkan pelayanan perawatan agar
menciptakan asuhan keperawatan secara maksimal.
3. Bagi kelompok
Diharapkan agar penulis memahami konsep asuhan keperawatan secara
teoritis dan mengaplikasikannya secara komprehensif sebagai fase
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA