Oleh Kelompok 3
Linda Rahmaeka P17111171009
Nathasya Arleta D. P17111171010
‘Alaa Qamara Waskita P17111171012
Eswahos Shofiq P17111172021
Dian Wardhani R.P. P17111173050
Fitria Wahyuni P17111174053
Laily Ulivatuzzuhro P17111174061
Endri Zuli S. P17111174062
A. Latar Belakang
Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan
metabolisme hingga aktivitas sehari-hari. Lambung merupakan tempat yang
paling utama makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu
kesehatan lambung menjadi hal yang sangat penting dalam optimalisasi
pencernaan dan penyerapan gizi (Anggita, 2012). Gangguan lambung seperti
gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kandungan gizi masing-masing bahan makanan
2. Berapa proporsi daging ayam, brokoli, dan tempe untuk membuat bubur
agar sesuai kebutuhan gizi sasaran dan menghasilkan mutu fisik serta
kimia yang baik
3. Bagaimana cara membuat bubur daging ayam, brokoli, dan tempe
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Menganalisis komposisi formula daging ayam, brokoli, dan tempe dalam
pembuatan bubur yang tepat untuk pasien anak.
2) Tujuan Khusus
a. Mengolah daging ayam, brokoli, dan tempe menjadi bubur
b. Menganalisis karateristik fisik (warna, rasa, tekstur) bubur
c. Menentukan perlakuan terbaik dari beberapa perlakuan bubur yang
telah ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Gastritis
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan pencernaan yang
paling sering terjadi. Gastritis didefinisikan sebagai peradangan yang
mengenai mukosa lambung. Peradangan dapat mengakibatkan
pembengkankan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi
pada lambung (Sukarmin,2012). Gastritis atau secara umum dikenal dengan
istilah sakit “maag” atau ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung
terutama pada selaput lender lambung.
Pembagian klinis gastritis secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
yaitu gastritits akut dan gastritis kronik. Gastritis akut merupakan kelainan
klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas,
biasanya ditemukan inflamasi akut. Gastritis kronis merupakan gastritis
penyebab yang tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik
yang bervariasi. Gastristis kronis berkaitan erat dengan infeksi Helicobacteri
pylori. (Rahmi Kurni,2011)
2. Tanda dan Gejala Gastritis
Tanda dan gejala dari gastritis menurut Okviani (2011) dan Aminudin (2013):
1. Rasa terbakar dilambung dan akan menjadi semakin parah ketika
sedang makan
2. Mual dan sering muntah
3. Tekanan darah menurun, pusing
4. Nyeri ulu hati
5. Keringat dingin
6. Nadi cepat
7. Kadang berat badan menurun
8. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik,
keluar keringat dingin
9. Perut terasa nyeri, perih (kembung dan sesak) dibagian atas perut (ulu
hati)
10. Merasa lambung sangat penuh ketika habis makan
11. Sering sendawa ketika keadaan lapar
12. Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut
Manifestasi klinik gastritis terbagi menjadi yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik (Mansjoer, 2001):
1. Gastritis akut
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung,
muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam,
terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
2. Gastritis kronik
Bagi sebagian orang gastritis kronis tidak menyebabkan gejala
apapun (Jackson, 2006). Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai
kelainan. Gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya
menimbulkan gejala seperti sakit yang tumpul atau ringan (dull pain)
pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera
setelah makan beberapa gigitan.
3. Pencegahan Gastritis
Menerapkan pola makan yang lebih sehat dapat membantu
meredakan gejalanya sekaligus mencegah radang lambung di kemudian
hari. Pola makan yang baik untuk mencegah gastritis dapat meliputi:
1. Makanan dengan kandungan serat tinggi seperti apel, oatmeal,
brokoli, wortel, dan kacang-kacangan.
2. Makanan rendah lemak seperti ikan, dada ayam, dan dada
kalkun
3. Makanan bersifat basa, seperti sayuran yang direbus.
B. KANDUNGAN GIZI
Formulasi bubur untuk penderita saluran cerna yaitu Gastritis
menggunakan bahan campuran yaitu brokoli, tempe dan daging ayam.
Alasan pemilihan bahan tersebut adalah selain mudah didapat juga untuk
memanfaatkan potensi pangan lokal. Pada brokoli merupakan pangan
sumber kalium dan sulfur yang baik. Sulfur mampu berperan sebagai
antioksidan pelindung lapisan dalam kulit lambung dan untuk mencegah
parahnya luka dalam lambung.
Sedangkan tempe memiliki sumber prebiotik Tempe kaya akan serat
pangan, kalsium, zat besi, mineral, antioksidan dan vitamin. Dua kelompok
vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut
lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang
sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain
vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin),
vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Selain itu tempe
mempunyai nilai daya cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein
yang larut dalam air akan meningkat akibat aktivitas enzim Proteolitik. Fungsi
dari enzim prebiotik bisa memperbaiki saluran pencernaan yang rusak serta
mengatasi gangguan lambung yang kebanyakan diderita oleh pasien
gastritis.
Daging ayam bagian dada dipilih sebagai protein hewani karena
mengandung asam amino essensial, selain itu juga untuk penambahan kalori
dalam bubur. Daging ayam juga merupakan sumber vitamin dan mineral
yang sangat baik. Daging ayam merupakan sumber mineral seperti kalsium,
fosfor, dan zat besi serta vitamin B kompleks tetapi rendah vitamin C
(Murtidjo 2003). Selain itu pemilihan pada daging ayam bagian dada
mengandung sediki lemak. Makanan tinggi lemak membutuhkan waktu lebih
lama untuk dicerna yang akan memperparah penyakit gastritis.
C. FORMULASI
1. Identitas Formulasi
Bubur adalah pangan atau bahan pangan yang dilembutkan. Bubur
memiliki tekstur yang lunak sehingga mudah dicerna. Bubur sangat berguna
bagi penderita gastritis akut guna mencegah dan meringankan serangan
rasa sakit.. Formulasi bubur berbahan beras putih yang berperan sebagai
zat energi dengan campuran brokoli yang kaya serat dan sulfur sebagai
antioksidan pelindung lambung, tempe sumber prebiotik yang dapat
mengatasi infeksi radang dan dilengkapi makanan sumber protein hewani
daging ayam bagian dada yang rendah lemak.
2. Bahan Penyusun (kandungan Gizi dan Senyawa Lain)
Bahan penyusun bubur untuk penderita gastritis adalah:
a. Beras Putih
Karbohidrat 79 g
- Gula 0.12 g
Lemak 0.66 g
Protein 7.13 g
Air 11.62 g
Kalsium 28 mg (3%)
Magnesium 25 mg (7%)
b. Daging Ayam
Kandungan gizi daging ayam yang sehat berdasarkan USDA
yaitu terdapat kandungan air sebanyak 65 gram pada setiap 100
gram daging ayam. Daging ayam yang sehat mengandung energi
sebanyak 215 kkal, protein sebanyak 18 gram, lemak sebanyak 15
gram, lemak jenuh sebanyak 4 gram, kolesterol sebanyak 75 gram,
kalsium sebanyak 11 mg, magnesium sebanyak 20 mg, besi
sebanyak 0,9 mg, kalium sebanyak 189 mg, fosfor sebanyak 147
mg, nattrium sebanyak 70 mg, dan seng sebanyak 1,3 mg. Didalam
daging ayam tersebut juga terdapat banyak kandungan vitamin yaitu
vitamin A, B1, B6, B12, C, D, E, dan K.
Manfaat daging ayam untuk tubuh tentunya sangat banyak.
Daging ayam yang sehat memiliki kandungan protein yang sangat
tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi otot menusia dan dapat
dijadikan sebagai makanan diet sehat. Ayam mengandung lemak
yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi. Jadi orang
yang memiliki penyakit gastritis dibolehkan makan ayam asalkan
tanpa kulitnya. Hal tersebut dikarenakan kulit ayam mengandung
lemak yang sangat tinggi yang dapat menyulitkan lambung untuk
mencernanya. Ayam termasuk sumber protein yang baik untuk
tubuh. Selain itu, ia juga mengandung kalsium, fosfor, zat besi,
vitamin A dan juga B1. Kemudian daging ayam ini juga memiliki
kandungan vitamin serta mineral yang sangat banyak sehingga
dapat meningkatkan kekebalan tubuh manusia, mengatasi masalah
yang terjadi pada pencernaan, sistem saraf, gangguan jantung,
kolesterol tinggi, diabetes, migrain, rambut beruban, katarak,
gangguan kulit, kelemahan dan lain sebagainya.
c. Tempe
Tempe mampu mengatasi penyakit gastritis, hal ini
disebabkan karena tempe mengandung protein yang baik serta
senyawa inflasi atau anti peradangan. Protein yang terkandung di
dalam tempe ini sudah siap untuk diserap oleh tubuh karena protein
tersebut telah dicerna terlebih dahulu oleh kapang atau jamur yang
ada pada tempe. Selain itu, diketahui tempe pun mampu untuk
memperbaiki saluran pencernaan yang telah rusak serta mengatasi
gangguan lambung yang memang kebanyakan diderita oleh orang
penderita gastritis. Hal ini disebabkan karena tempe bisa memberikan
rasa nyaman pada lambung. Tempe merupakan makanan fungsional
atau makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari, oleh karena itulah
tidak ada batasan asupan dalam mengkonsumsi makanan ini. Berikut
adalah kandungan gizi dari 100 gram tempe:
Tabel 2. Komposisi Kedelai dan Tempe per 100 gram Bahan
d. Brokoli
Brokoli mengandung zat kimia bernama sulforaphane, yang
dikenal memiliki efek antibakteri. Tidak hanya itu, brokoli juga
dilengkapi zat-zat antikanker. Sulforaphane yang dikandungnya,
mampu mengalahkan bakter H. pylori, supaya penyakit gastritis,
tidak menyerang lagi. Selain itu, brokoli juga bisa menghindarkan
Anda dari penyakit kanker lambung. Kesimpulan ini datang dari
sebuah studi yang dirilis dalam jurnal Cancer Prevention Research,
pada 2009. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
mengonsumsi satu cangkir kecambah brokoli per hari, selama 8
minggu, mampu menghilangkan infeksi dan peradangan di
lambung.
Sayur Brokoli mengandung Folat, Vitamin C, Vitamin K, zat
besi dan potasium (kalium) tinggi yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Berikut ini adalah kandungan gizi atau nutrisi
pada setiap 100 gram sayur brokoli. Berikut adalah kandungan gizi
dalam 100 gram brokoli:
Tabel 3. Komposisi Brokoli dalam per gram Bahan
Jenis Zat Gizi Kandungan AKG%
Kalori 34 kcal –
Karbohidrat 6,6g –
Air 89% –
Protein 2,8g –
Gula 1,7g –
Serat 1,7g –
Lemak 0,4g –
Vitamin A 31µg 3%
Vitamin D 0µg –
Vitamin E 0,78mg 5%
Kalsium 47mg 5%
Magnesium 21mg 5%
Fosfor 66mg 9%
Sodium 33mg 2%
Seng (Zinc) 0,41mg 4%
3. Bahan Pelengkap
a. Kecap
Kecap merupakan bahan pelengkap dalam pembuatan bubur.
Kandungan kecap terdapat asam, pengawet dan penyedap yang
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mengiritasi
mukosa lambung. Walaupun demikian, bukan berarti orang dengan
gastritis tidak boleh mengonsumsi kecap. Hanya saja perlu dibatasi
dan dihindari saat gejala gastritis muncul.
Berikut kandungan gizi pada 100 gram kecap:
- Nama Bahan Makanan : Kecap
- Banyaknya Kecap yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
- Bagian Kecap yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100
%
- Jumlah Kandungan Energi Kecap = 46 kkal
- Jumlah Kandungan Protein Kecap = 5,7 gr
- Jumlah Kandungan Lemak Kecap = 1,3 gr
- Jumlah Kandungan Karbohidrat Kecap = 9 gr
- Jumlah Kandungan Kalsium Kecap = 123 mg
- Jumlah Kandungan Fosfor Kecap = 96 mgj
- Jumlah Kandungan Zat Besi Kecap = 6 mg
- Jumlah Kandungan Vitamin A Kecap = 0 IU
- Jumlah Kandungan Vitamin B1 Kecap = 0 mg
- Jumlah Kandungan Vitamin C Kecap = 0 mg
b. Bawang Putih
Dalam satu siung bawang putih mengandung berbagai nutrisi,
seperti karbohidrat, protein, serat, mangan, vitamin C, kalsium, serta
selenium. Bawang putih juga mengandung antioksidan seperti
flavonoid, oligosakarida, serta asam amino. Kandungan-kandungan
tersebut tentu bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bahkan bawang
putih juga mampu mengobati berbagai penyakit salah satunya yaitu
gastritis, dimana beberapa penelitian menyarankan bahwa ekstrak
bawang putih dapat membantu mengurangi gejala gastritis. Berikut
merupakan kandungan gizi per 100 gram bawang putih:
Tabel 4. Komposisi Bawang Putih per 100 gram Bahan
Jenis Zat Gizi Kandungan AKG%
Air 14,2g –
Gula 1g –
Lemak 0,5g 2%
Vitamin D 0µg –
Magnesium 25 6%
Sodium 17mg 1%
c. Bawang Merah
Setiap setiap butir bawang merah rata-rata memiliki 64 gram
kalori, 15 gram karbohidrat, 3 gram serat, 7 gram gula dan 2 gram
protein.
Bawang mereah juga diketahui, memiliki manfaat untuk kesehatan
karena terkenal dengan kadar lemak dam sodium yang rendah.
Selain itu, bawang merah juga diketahui kaya kandungan nutrisi,
vitamin B6, kalium dan vitamin C yang sangat baik untuk tubuh.
d. Garam
D. Penggunaan/Manfaat
Pembuatan bubur pada proposal ini dibuat dengan menggunakan bahan
beras putih sebagai bahan utama dengan campuran utama brokoli
mengandung Sulfur mampu berperan sebagai antioksidan pelindung lapisan
dalam kulit lambung dan untuk mencegah parahnya luka dalam lambung.
Selain itu bubur ini menggunakan campuran tempe yang mengandung
prebiotik yang dapat membantu saluran pencernaan yang rusak akibat
gangguan lambung dan daging ayam sumber protein sebagai penambah
energi. Selain itu bahan ketiganya dipilih karna memiliki daya cerna yang baik
untuk mengurangi gangguan lambung yang diderita pasien, sehingga
memulihkan gangguan lambung yan dimiliki.
BAB III
PENGEMBANGAN FORMULA
B. Karakteristik Produk
Brayem adalah produk makanan lunak berupa bubur. Penambahan
rasa dan bumbu pada bahan pelengkap dengan menggunakan bahan alami.
Produk ini terbuat dari bahan alami yang kaya akan Vitamin A,Vitamin C,
Vitamin E, dan Vitamin D , cukup energi dan protein serta mudah dicerna
sehingga menjadi penunjang penyembuhan untuk penyakit saluran cerna
(gastritis). Bubur yang digunakan lembut ketika di konsumsi.
P3 (1 Resep)
Bahan Berat E
Makanan (gr) (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Beras 150 180.4 3.3 0.3 39.8
Ayam 120 341.9 32.3 22.7 0.0
Tempe 90 179.2 17.1 6.9 15.3
Brokoli 60 15.1 0.8 0.2 3.2
Garam 15 0.0 0.0 0.0 0.0
Kecap 15 9.0 1.6 0.0 0.8
Bawang merah 45 19.8 0.6 0.1 4.6
Bawang putih 30 26.4 0.8 0.1 6.1
Gula Pasir 15 58.0 0.0 0.0 15.0
Total 830.5 56.5 30.4 84,8
P3 (1 Porsi)
Bahan Berat E
Makanan (gr) (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Beras 50 60 1,1 0,1 13,26
Ayam 40 113,96 10,76 7,56 0
Tempe 30 57,93 5,7 2,3 5,1
Brokoli 20 5 0,24 0,04 1,04
Garam 5 0 0 0 0
Kecap 5 3,0 0,53 0 0,26
Bawang merah 15 6,6 0,2 0,03 1,53
Bawang putih 10 8,8 0,26 0,03 2,03
Gula Pasir 5 19,33 0 0 5
Total 200 274,62 18,79 10,06 28,22
E. Bentuk Produk
Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran
bahan padat dan cair, dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada
padatan dan keadaan bahan padatan yang tercerai-berai. Dalam dunia
kuliner, bubur adalah jenis makanan yang dimasak dengan cara menggodog
bahannya sampai menjadi sangat lunak. Bubur brayem merupakan bubur
yang dibuat dengan beras dicuci, kemudian dimasukkan ke dalam air yang
mendidih dengan perbandingan beras dan air yaitu 1:8, diaduk sampai air
mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak. Untuk memberi rasa pada bubur
dan meningkatkan zat gizi ditambahkan sari brokoli, ayam suwir, dan tempe.
E. Cara Pengolahan
2. Desain Kemasan
G. Perhitungan SAA
Perlakuan terbaik: P1
P1 (1 Porsi)
Bahan Berat E
Makanan (gr) (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Beras 50 60 1,1 0,1 13,26
Ayam 60 170,95 16,15 11,35 0
Tempe 45 86,9 8,55 3,45 7,65
Brokoli 5 1,25 0,06 0,01 0,26
Garam 5 0 0 0 0
Kecap 5 3,0 0,53 0 0,26
Bawang merah 15 6,6 0,2 0,03 1,53
Bawang putih 10 8,8 0,26 0,03 2,03
Gula Pasir 5 19,33 0 0 5
Total 200 356,83 26,85 14,97 24,99
AA/ gram P 63,41 29,02 41,14 9,51
PKAE (mg) 75,00 34,00 44,00 4,60
TKAE (%) 84,54 85,36 93,50 206,80
Mutu cerna 94,2
H. Total Belanja Bahan
Harga
Nama Jumlah Total Harga
No Gambar Spesifikasi Satuan
Bahan Satuan (Rp)
(Rp)
1 Beras Merk Lahap, kemasan 200 g 11000/kg 2200
tidak rusak, masa
kadaluarsa masih lama,
mutu isi terjaga dari
kontaminan
2 Daging Bagian dada tanpa tulang, 200g 32000/kg 8000
Ayam bersih, daging warna cerah
segar, tidak bau busuk
A. Kualitas Fisik
Bubur Brayem adalah beras yang dimasak dengan air dengan
perbandingan 1 : 8 sehingga memiliki tekstur yang lembut dan berair. Bubur
biasanya disajikan dalam suhu panas atau hangat. Kualitas fisik bubur adalah
yang memiliki konsistensi atau kekentalan yang tidak begitu kental, namun juga
tidak encer. Serta terdapat kandungan gizi yang baik dari penambahan sari
brokoli, ayam suwir, dan tempe.
B. Gizi
Perhitungan kebutuhan gizi dan energi didasarkan pada kasus anak
perempuan yang berusia 8 tahun, BB 28 kg dan TB 130 cm dan diapatkan hasil
kebutuhan energi yaitu 1920 kkal, protein 96 gram, lemak 42 gram, dan
karbohidrat 288 gram.
Selain itu, kebutuhan Bubur Brayem untuk sekali makan adalah 30 % dari
total kebutuhan zat gizi yaitu:
1. Energi = 576 kkal
2. Protein = 28,8 gram
3. Lemak = 12,6 gram
4. Karbohidrat = 86,4 gram
C. Formulir Uji Organoleptik
Nama : …………………………………
Tanggal uji : …………………………………
Produk : Bubur Brayem
Kriteria mutu yang dinilai : Warna, aroma, rasa, kekentalan
Instruksi :
Di hadapan saudara/i disajikan 3 buah contoh bubur. Saudara/i diminta untuk
memberikan penilaian terhadap warna, aroma, rasa, dan kekentalan dengan
menggunakan skala penilaian sebagai berikut :
1 = Sangat Tidak Suka
2 = Tidak Suka
3 = Suka
4 = Sangat Suka
Sebelum menilai sampel dipersilakan untuk minum terlebih dahulu.
Kriteria Penilaian
Kode Sampel
Warna Aroma Rasa Kekentalan
756
349
187
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………..
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh pola
makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan yang
memberikan gejala seperti gastroenteritis, konstipasi, obstipasi maupun
ulkus. Gangguan pencernaan ini banyak disebabkan oleh sebagian besar
Enterobacteriaceae, namun tidak semua Enterobacteriaceae dapat
menyebabkan gangguan pencernaan, seperti Proteus mirabilis yang
merupakan flora normal usus manusia dapat menjadi patogen bila berada di
luar usus manusia dan mengenai saluran kemih
Oleh karena itu, dibuat formulasi bubur yang dibuat dari tempe,
brokoli, dan ayam untuk bertujuan memberikan kandungan gizi yang sesuai
dengan keadaan pasien dan memperbaiki fungsi gastrointestinal dengan
memberikan makanan yang berbentuk lunak
B. Saran
Anonim, 2001. The Definition of Dietary Fibre. Cereal Foods World 46:pp.
89-148. http:// www.aaccnet.org/Dietary Fiber/pdfs/ dietfiber.pdf
Megawati, A., Nosi, H., & Syaipuddin, S. 2014. Beberapa Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Di Rawat Di
RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 4(1), 29-
36