Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KATA SERAPAN

MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAJAR
Drs. Albertus Purwaka,MA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
1. Lisnawatie 6. Nataliana Doq
2. Lolita Amelia 7. Niko Wibowo
3. Malisa 8. Novin Anggraini
4. Muhammad Aldy Irfani 9. Rahmah Pebrianti
5. Muntiara Sri Mampung

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT IA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Kata Serapan”.

Makalah ini kami buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Bahasa
Indonesia, di samping sebagai salah satu keterlibatan kami dalam menyediakan bahan
perkuliahan. Makalah ini berisi tentang pengertian kata serapan, Proses Penyerapan kata, latar
belakang munculnya kata serapan, contoh kata serapan dan dampak penggunaan kata serapan
yang bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan atau pengetahuan.

Dalam penulisan makalah ini, kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan
kedepannya.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................
1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 1
C. TUJUAN..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KATA SERAPAN...............................................................................


2
B. SEJARAH HUBUNGAN DENGAN PENUTUR.........................................................2
C. PROSES PENYERAPAN KATA................................................................................ .4
D. FUNGSI KATA SERAPAN .........................................................................................5
E. JENIS UNSUR SERAPAN............................................................................................5
F. MACAM-MACAM KATA SERAPAN...................................................................... 5
G. PENYESUAIAN EJAAN KATA SERAPAN.............................................................. 7
H. PENYESUAIAN EJAAN AKHIRAN ASING............................................................. 8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................................................. 9
B. SARAN........................................................................................................................ 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan
untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu
ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang
dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi
keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain,
sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar
budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara
memenuhi keperluan itu--yang sering dianggap lebih mudah--adalah mengambil kata
yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.Salah satu
bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam
bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan Kata Serapan?
2. Sejarah Hubungan Dengan Penutur?
3. Bagaimana Proses Penyerapan Kata?
4. Fungsi Dari Kata Serapan?
5. Jenis Unsur Serapan?
6. Apa saja Macam-macam Kata Serapan?
7. Apa saja penyesuaian Ejaan Kata Serapan?
8. Apa saja penyesuaian Ejaan Akhiran Asing?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar kita mengetahui tentang Kata Serapan.
2. Memberikan pengetahuan kepada kita tentang Sejarah, fungsi, unsur dan
Macam-macam Kata Serapan dalam bahasa indonesia.
3. Untuk mengetahui tentang Penyesuaian Ejaan Kata Serapan dan Penyesuaian
Ejaan Akhiran Asing.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KATA SERAPAN


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan.
Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal yang
dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan
lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan
dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari
oleh masyarakat.
Ironisnya, masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru menunjukkan
pemahaman yang rendah terhadap pemakaian bahasa. Hal ini mengakibatkan
terjadinya kesalahan yang berterima. Artinya, pemakaian bahasa tersebut salah tetapi
karena banyak pemakai di masyarakat akhirnya diterima.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-
19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan
sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa"
apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan berbedanya
Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-
hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi,
dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa
Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

B. SEJARAH HUBUNGAN DENGAN PENUTUR


Telah berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia
berhubungan dengan berbagai bangsa di dunia. Bahasa Sanskerta tercatat terawal
dibawa masuk ke Indonesia yakni sejak mula tarikh Masehi. Bahasa ini dijadikan
sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha.
Agama Hindu tersebar luas di pulau Jawa pada abad ke-7 dan ke-8, lalu agama
Buddha mengalami keadaan yang sama pada abad ke-8 dan ke-9.
1. Hubungan dengan penutur India dan persekitarannya
Beriringan dengan perkembangan agama Hndu itu berlangsung pula
perdagangan rempah-rempah dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur
bahasa Hindi, sebagian yang lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka
bagian timur yang bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Bahasa
Tamil pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu.
2. Hubungan dengan penutur Cina
Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina
berdagang ke Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, bahkan
sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina
membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan usaha perdagangan
dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke Kerajaan Kahuripan di
Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau Cina meninggalkan tanah
leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan Antara, sebutan bagi
Indonesia).
Yang disebut dengan bahasa Cina adalah bahasa di negara Cina (banyak
bahasa). Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi,
Hakka, Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur Cina ini
mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Cina, namun
penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan
kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat
mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya anglo, bakso, cat,
giwang, kue/ kuih, sampan, dan tahu.
3. Hubungan dengan penutur Portugis
Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa
Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia
menduduki Goa. Portugis dikecundangi atas saingan dengan Belanda yang datang
kemudian dan menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-
17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa perhubungan antaretnis di samping bahasa
Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Portugis seperti algojo, bangku,
dadu, gardu, meja, picu, renda, dan tenda.
4. Hubungan dengan penutur Belanda
Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir
Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah
lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah
di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa
Portugis karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula
orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin
mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah bahasanya.
Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh negeri
dalam kurun waktu yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia). Belanda
juga merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu,
komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan banyak
mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti
abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor.
5. Hubungan dengan penutur Inggris
Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia meski tidak lama.
Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan beliau bertugas di
sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga bertugas di
Bengkulu pada tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun Inggris pernah
mengirim utusan Ralph Orp ke Padang (Sumatra Barat), namun dia mendarat di
Bengkulu dan menetap di sana. Di Bengkulu juga dibangun Benteng Marlborough
pada tahun 1714-1719. Itu bererti sedikit banyak hubungan dengan bangsa Inggris
telah terjadi lama di daerah yang dekat dengan pusat pemakaian bahasa Melayu.
6. Hubungan dengan penutur Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak
meninggalkan warisan yang dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata
serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan
bahasa pada masa pendudukan, melainkan imbas kekuatan ekonomi dan
teknologinya.

C. PROSES PENYERAPAN KATA


Ada beberapa proses atau cara masuknya bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia sehingga bisa terserap. Di bawah ini adalah proses penyerapan tersebut:
1. Adopsi
Proses adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut
mengambil kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa
mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia.
Contoh: Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan lain-lain.
2. Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa
mengambil kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan
disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia.
Contoh:
Option = Opsi
Fluctuate = Fluktuatif
Organization = Organisasi
Maximal = maksimal
3. Pungutan
Masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi akibat pemakai bahasa
mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian dicarikan
padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Cara ini dapat disebut juga dengan konsep
terjemahan dimana kata serapan dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata / istilah
tersebut tanpa mengubah makna kata tersebut.
Contoh:
Spare part = Suku cadang
Try out = Uji coba

D. FUNGSI KATA SERAPAN


Fungsi kata serapan di dalam bahasa Indonesia adalah untuk memperkaya
ragam bahasa Indonesia itu sendiri dan memberikan pengetahuan tentang bahasa
asing kepada pemakai bahasa Indonesia.

E. JENIS UNSUR SERAPAN


 Serapan langsung, pada umumnya serapan langsung terdiri atas sejumlah kata
yang persis sama dengan bentuk asalnya.
 Serapan tidak langsung , serapan ini diantarkan oleh unsur kebudayaan yang
mengadakan kontak dan unsur kebudayaan yang lebih maju akan diserap oleh
bangsa lainnya.

F. MACAM-MACAM KATA SERAPAN


Ada beberapa bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia,
diantaranya adalah bahasa inggris, bahasa belanda, bahasa arab, dan bahasa jawa
kuno.
1. Bahasa Inggris
Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh
seluruh bangsa di dunia untuk berkomunikasi, bahasa ini dapat dengan mudah
masuk dan diterima oleh pemakai bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah contoh
kata-kata bahasa Inggris yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Application = Aplikasi
Actor = Aktor
Ballpoint = Bolpen
Bomb = Bom
Calculator = Kalkulator
Cartoon = kartun
Detail = detail
Data = Data
Edition = Edisi
Ecology = Ekologi
2. Bahasa Belanda
Belanda telah menjajah Indonesia selama tiga ratus lima puluh tahun.
Lamanya bangsa Belanda menduduki Indonesia memungkinkan bahasa Belanda
terserap ke dalam bahasa Indonesia dan secara tidak sadar kita telah mengambil
dan menggunakan kata-kata dari bahasa Belanda tersebut. Bahasa Belanda
merupakan bahasa yang paling banyak terserap ke dalam bahasa Indonesia.
Berikut ini adalah contoh kata serapan yang diambil dari bahasa Belanda.
Amateur = Amatir
Akur = Akkoord
Berichten =Berita
Bombarderen = Bombardir
Chocolade = Coklat
Debiteur = Debitur
Dieet = Diet
Docent = Dosen
Egoistisch = Egois
Ijs = Es
Etnisch = Etnis
3. Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia juga menyerap kata-kata Jawa kuno atau bahasa Sansekerta
dikarenakan kebudayaan jawa merupakan pusat perkembangan kebudayaan di
Indonesia pada zaman dahulu . Penyerapan ini juga akibat masih lekatnya orang-
orang jawa dengan bahasa mereka sehingga mereka tetap menggunakan
bahasanya walaupun zaman telah berekembang. Oleh karena seringnya
penggunaan bahasa Jawa, bahasa ini menjadi umum dimasyarakat dan secara tak
sadar digunakan secara luas. Berikut ini adalah contoh-contoh kata serapan dari
bahasa jawa kuno.
Cuba = Coba
Cahya = Cahaya
Dhenger = Denger
Garem = Garam
Duraka = Durhaka
Phala = Pahala
Bahasa = Bahasa
Ajian = mantra
Angkara = Murka
Aniaya = Menyiksa
Diwasa = Dewasa
4. Bahasa Arab
Ada dua faktor yang menjadi penyebab diserapnya bahasa arab ke dalam
bahasa Indonesia, yaitu bangsa arab sering melakukan perdagangan di Indonesia
dan berinteraksi dengan penduduk pribumi dan Arab adalah Negara tempat
berasalnya agama mayoritas di Indonesia. Berikut ini adalah contoh-contoh kata
serapan dari bahasa Arab.
Lafazh = Lafal
Zhalim = Lalim
Maqalatun = Makalah
Rizqi = Rezeki
Zakarotil = Sekarat
Almanak = Almanak
Awal = Awal
Akhir = Akhir
5. Bahasa-Bahasa Lain
Bahasa lain adalah bahasa-bahasa yang terserap ke dalam bahasa Indonesia
dengan porsi yang sedikit dibandingkan dengan bahasa-bahasa di atas. Bahasa-
bahasa tersebut merupakan bahasa China, Portugis, Tamil, Parsi.
Contoh:
Bakiak = Bakiak (Bahasa China)
Cincau = Cincau (Bahasa China)
Encang = Paman (Bahasa China)
Encing = tante (Bahasa China)
Armada = Armada (Bahasa Portugis)
Algoz = Algojo (Bahasa Portugis)
Banco = Bangku (Bahasa Portugis)
Bolo = Bolu (Bahasa Portugis)
Petti = Peti (Bahasa Tamil)
Ulogam = Logam (Bahasa Tamil)
Kadai = Kedai (Bahasa Tamil)
Acar = Acar (Bahasa Parsi)
Anggur = Anggur (Bahasa Parsi)
Istana = Istana (Bahasa Parsi)

G. PENYESUAIAN EJAAN KATA SERAPAN


Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:
1. Aa menjadi a
Paal menjadi pal
Octaaf menjadi oktaf
2. Ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengan e
Aerobe menjadi aerob
Aerodynamics menjadi aerodinamika
3. Ae menjadi e jika bervariasi dengan e
Haemoglobin menjadi hemoglobin
Haematite menjadi hematif
4. Ai tetap ai
Trailer menjadi trailer
Caisson menjadi kaison
5. Au tetap au
Audiogram menjadi audiogram
Hydraulic menjadi hidralik

H. PENYESUAIAN EJAAN AKHIRAN ASING


Akhiran-akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi,
kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping
diserap juga kata standar, implement, dan objek. Kaidah Penyesuaian akhiran asing
adalah sebagi berikut:
1) -ive –if menjadi if
Deskriptive, deskriptief menjadi deskriptif
Demonstrative, demonstratief menjadi demonstrative
2) -aat menjadi –at
Advokaat menjadi advokat
3) -age menjadi –ase
Percentage menjadi persentase
4) -air, -ary menjadi –er
Primair, primary menjadi primer
5) -ant menjadi –an
Informant menjadi informan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penggunaan Kata-kata serapan dalam Bahasa indonesia dapat menimbulkan
dampak positif maupun negatif. Dampak positif selain yang telah disebutkan
ialah, komunikasi sehari-hari dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang
disisipi kata-kata serapan terdengar lebih mudah, flexibel, dan singkat. Namun,
dampak negatifnya yaitu, tersamarnya identitas kita sebagai Bangsa Indonesia
yang mempunyai bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.

B. SARAN
Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai Bahasa
Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa
yang tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya
kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada dalam
forum-forum resmi. Kepada para pengajar, pendidik, dan pembimbing, diharapkan
dapat lebih menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada
anak-anaknya dengan salah satu cara mengajarkan mereka Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai