Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH PEMENUHAN


KEBUTUHAN ILIMINASI
MATA KULIAH
KEPERAWATAN DASAR I

DOSEN PENGAJAR
Ns. NIA P,S.Kep
DISUSUN OLEH:
Egga Ellisiya
Hepi Nopita Sari
Muntiara Sri Mampung
Nataliana Doq
Niko Wibowo
Novin Anggraini
Rahmah Pebrianti
Reja Ery Syaputra
Stella Ratna Clarissa

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT IA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami
dapatmenyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang kebutuhan dasar
eliminasi.Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan
yangdiberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.Makalah ini merupakan
hasil diskusi kelompok kami dengan materi eliminasi.Pembahasan di dalamnya kami dapatkan
dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll.Dengan pemahaman berdasarkan pokok
bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi padamanusia.Kami sadari makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Kritik dan saran yangmembangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi kesempurnaannya.Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnyabagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan
pelajaran bagi teman dan kami khususnya.
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...................................................................................................................... i
Daftar isi ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................……...….1
B. Ruang Lingkup Penulisan ...........................................................................................……1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................……..1
D. Metode Penulisan .....................................................................................................……..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian eliminasi ............................................................................................................2
B. Fisiologi dalam eliminasi ....................................................................................................2
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi ...........................................................……...3
D. Asuhan keperawatan eliminasi ...........................................................................................5
E. Tindakan dalam upaya pemenuhan eliminasi .....................................................................6
F. Masalah dalam kebutuhan eliminasi…………………………………………………........7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................9
B. Saran ......................................................................................................................…9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang diciptakan
tuhanYME.Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari
prosesmakanan tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang tidak lagi bermanfaat
bagi tubuhmanusia itu sendiri.Proses pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa
dinamakan prosespencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh
manusia.Sedangkan prosespengeluaran kotoran tersebut dinamakan eliminasi.
B. Ruang Lingkup Penulisan

Makalah ini menyajikan materi antara lain:

a. Pengertian eliminasi
b. Fisiologi dalam eliminasi
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
d. Asuhan keperawatan eliminasi
e. Tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan eliminasi

C. .Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses
eliminasidan asuhan keperawatannya demi terciptanya perawat yang sesuai dengan dasar-
dasar tugassebagai seorang perawat.
D. Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode
studikepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang sistem
pelayanakeperawatan.Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Eliminasi
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan,penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses
pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada
manusia di golongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidupuntuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasaldari sistem
pencernaan (Dianawuri, 2009).
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi
inisering disebut buang air kecil.

B. Fisiologi Dalam Eliminasi


1. Fisiologi Defekasi
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang
mempunyaikebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada
waktuyang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang
biasanyabekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan
setelahpencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke
kolon,dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum
mulaibergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras
terjadidi dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-
abdominalbertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot
abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).
2. Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,ureter,
kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :Kandung
kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkatdiatas nilai
ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflekssaraf yang
disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkankandung kemih
atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akankeinginan untuk
berkemih.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi antara lain:
1. Umur
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya.Anak-
anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskularberkembang,
biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalamiperubahan pengalaman
yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung. Diantaranya adalah atony
(berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot poloscolon yang dapat berakibat
pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya(mengering) feses, dan menurunnya tonus
dari otot-otot perut yagn juga menurunkantekanan selama proses pengosongan lambung.
Beberapa orang dewasa juga mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter
ani yang dapat berdampak pada proses defekasi.
2. Diet
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnyaselulosa,
serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanantertentu pada
beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan iniberdampak pada
gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairanfeses. Makan yang teratur
mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapatmengganggu keteraturan pola
defekasi. Individu yang makan pada waktu yang samasetiap hari mempunyai suatu
keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukanmakanan dan keteraturan pola
aktivitas peristaltik di colon.
3. Cairan
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairanyang
adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan,
tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ialewat di sepanjang colon.
Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal,menghasilkan feses yang keras.
Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairanmemperlambat perjalanan chyme di
sepanjang intestinal, sehingga meningkatkanreabsorbsi cairan dari chyme.
4. Tonus otot
Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.Aktivitasnya
juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chymesepanjang colon. Otot-
otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekananintraabdominal selama
proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-ototyang lemah merupakan akibat
dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas ataugangguan fungsi syaraf.
5. Faktor psikologi
Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit
tertentutermasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai
komponenpsikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah
dapatmeningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang
yagndepresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.
6. Gaya hidup
Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang airbesar
pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur,seperti
setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yangireguler.
Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhanakan privacy
juga mempengaruhi pola eliminasi feses. Klien yang berbagi saturuangan dengan orang
lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak inginmenggunakan bedpan karena privacy dan
kegelisahan akan baunya.
7. Obat-obatan
Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasiyang
normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar daritranquilizer
tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein,menyebabkan
konstipasi.Beberapa obat secara langsung mempengaruhi eliminasi.Laxative adalah obat
yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan eliminasifeses. Obat-obatan ini
melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-obatantertentu seperti dicyclomine
hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas peristaltik dan kadang-kadang digunakan
untuk mengobati diare.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi miksi
1. Jumlah air yang diminum
Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak,Apabila banyak air yang
diminum, akibatnya penyerapan air kedalam darah sedikit, sehingga pembuangan air
jumlahnya lebih banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer.Sebaliknya
apabila sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air kedalam darah akan banyak
sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning.
2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah
Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin
semakin banyak.
3. Konsentrasi hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi
pada orang yang menderita kencing manis.
4. Hormon antideuritik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit
mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan kedalam ginjal, akibatnya
penyerapan air meningkat sehingga urin yng terjadi pekat dan jumlahnya sedikit.
Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan
kedalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang
terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
5. Suhu lingkungan
Ketika suhu disekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan
mengurangi jumlah darah yang mengalir kekulit sehingga darah akan lebih banyak yang
menuju organ tubuh, diantaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya
semakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
6. Gejolak emosi dan stress
Jika seorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga
banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi
emosi, maka kandungan kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbul-
timbullah hasrat ingin buang air kecil.
7. Minum alcohol dan kafein
Alcohol dapat menghambat pembentukkan hormone antideuritika. Seorang yang banyak
minum alcohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan meningkat.

D. Asuhan Keperawatan Eliminasi


Pengkajian eliminasi urin
a. Frekuensi
Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang-orang
berkemih kira-kira 70% dari urin setiap hari pada waktu bangun tidur dan ytidak
memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari. Orang-orang biasanya berkemih:
Pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
b. Volume
Volume urin yang dikeluarkan sangat bervariasi.
Usia jumlah/hari
1) Hari pertama & kedua dari kehidupan 15-60 ml
2) Hari ketiga-kesepuluh dari kehidupan 100-300 ml
3) Hari kesepuluh–dua bulan kehidupan 250-400 ml
4) Dua bulan-satu tahun kehidupan 400-500 ml
5) 1-3 tahun 500-600 ml
6) 3-5 tahun 600-700 ml
7) 5-8 tahun 700-1000 ml
8) 8-14 tahun 800-1400 ml
9) 14 tahun-dewasa 1500 ml
10) Dewasa tua 1500 ml/kurang
Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang
dewasa, maka perlu lapor.
c. Warna
Normal urin berwarna kuning-kuningan, obat-obatan dapat mengubah warna urin seperti
oren gelap. Warna urin merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.
d. Bau
Normal urin berbau aromatic yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi adanya
masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
e. Berat jenis
Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume
yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling
adalah 1,009 ml dan normal berat jenis 110-125.
f. Kejernihan
Normal urin terang dan transparan. Urin dapat menjadi keruh karena ada mucus atau pus.
g. pH
Urin sedikit asam (4,5-7,5) urin yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa
jam dapat menjadi alkali karena aktivitas bakteri vegetarian urinnya sedikit alkali.
h. Protein:
Normal: molekul-molekul protein yang besar seperti: albumin, fibrinogen, globulin, tidak
tersaring melalui ginjal-urin.
Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring
urine.Adanyaprotein didalam urine disebut proteinuria, adanya albumin dalam urine
disebutalbuminuria.i. Darah :Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak
tampak jelas.Adanya darah dalamurine disebut hematuria. j. Glukosa :Normal : adanya
sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifatsementara, misalnya pada
seseorang yang makan gula banyak menetap pada pasienDM.Sistem yang Berperan
dalam Eliminasi Alvi Sistem tubuh berperan dalam proseseliminasi alvi (buang air besar)
adalah sistemgastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.

E. Tindakan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi


Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)
1. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
2. Membantu pasien buang air besar dengan pispot
3. Memberikan huknah rendah
4. Memberikan huknah tinggi
5. Memberikan gliserin
6. Mengeluarkan feses dengan jari
Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi dengan
1. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi
2. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi
3. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti sayuran,buah-buahan,
nasi; mempertahankan minum 2 – 3 liter/hari
4. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien
5. Positioning
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menangani pasien dalam eliminasi
1. Privacy
Privacy selama defekasi sangat penting untuk kebanyakan orang. Perawatseharusnya
menyediakan waktu sebanyak mungkin seperti kepada klien yang perlumenyendiri untuk
defeksi. Pada beberapa klien yang mengalami kelemahan,perawat mungkin perlu
menyediakan air atau alat kebersihan seperti tissue dantetap berada dalam jangkauan
pembicaraan dengan klien.
2. Waktu
Klien seharusnya dianjurkan untuk defeksi ketika merasa ingin defekasi. Untuk
menegakkan keteraturan eliminasi alvi, klien dan perawat dapat berdiskusi ketikaterjadi
peristaltik normal dan menyediakan waktu untuk defekasi. Aktivitas lainseperti mandi
dan ambulasi seharusnya tidak menyita waktu untuk defekasi.
3. Nutrisi dan Cairan
Untuk mengatur defekasi normal diperlukan diet, tergantung jenis feses klien yangterjadi,
frekuensi defekasi dan jenis makanan yang dirasakan klien dapatmembantu defekasi
normal.klien untuk minum cairan hangat dan jus buah, juga masukkan serat dalam diet.

F. Masalah Dalam Kebutuhan Eliminasi


1. Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung
kemih untuk mengosongkan kandung kemih, sehingga menyebabkan distemsi veaika
urinaria, atau merupakan keadaan ketika seseorang me:ngalami pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap. Dalam keadaan distensi, vesika urinaria dapat menampung
urine sebanyak 3000-4000 ml urine.
Tanda klinis retensi:
a. Keaidaknyamanan daerah pubis.
b. Distensi vesika urinaria
c. Ketidaksanggupan untuk berkemih.
d. Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml).
e. Ketidakseirribangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya.
f. Meningkat keresahan dan keinginan berkemih.
g. Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
Penyebab
a. Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria.
b. Trauma sumsum tulang belakang.
c. Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang lemah
d. Sfingter yang kuat.
e. Sumbatan (striktur uretra, pembesaran kelenjar prostat).
2. Inkontinensia Urine
Adalah ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine. Secara umum penyebab dari inkontinensia urine adalah:
proses penuaan (aging process), pembesaran kelenjar prostati, penurunan kesadaran,
penggunaan obat narkotik dan sedatif.
3. Enuresis
Enuresis merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (memgompol) yang diakibatkan
tidak mampu mengontrol spingter eksterna enuresis biasanya terjadi pada anak atau orang
jompo. Umumnya terjadi pada malam hari (noeturnal enuresis).

Faktor penyebab enuresis:


Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal.
Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan kxerke;mih
tidak diketahui, yang mengakibatkan ierlambatnya bangun tidur untuk ke kamar mandi.
Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung urinoc dalam
jumlab besar.
Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya persaingan dengan
saudara kandung atau ce:ke;ok dengan orangtua).
Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatiasi kebiasaannya
tanpa dibantu untuk mendidiknya.
Infeksi saluran kemih atau perubahan Fisik atau neurologis sistem perkemihan.
Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral.
Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi.
4. Perubahan Pola Eliminasi Urine
Perubahan pola eliminasi urine merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan
pada eliminasi urine yang dis<:babkan oleh obstruksi anatomis, ke;rusakan motorik
sensorik, infeksi saluran kemih. Perubahan pola eliminasi terdiri atas:
a. Frekuensi.
Frekuensi merupakan banyaknya jumlah berkemih dalam sehari. Meningkatnya frekuensi
berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang masuk. Frekuensi yang tinggi
tanpa suatu tekanan asupan cairan dapat diakibatkan karena sistitis. Frekuensi tinggi
dapat ditemukan juga pada ke:adaan stres atau hamil.
b. Urgensi.
Adalah perasaan seseorang yang takut mengalami inkontinensia jika tidak berkemih.
Pada umumnya, anak kecil memiliki kemampuan yang buruk dalam mengontrol sfingter
eksternal. Yerasaan segera ingin berkemih biasanya terjadi pada anak karena komampuan
sfingter untuk mengontrol berkurang.
c. Disuria.
Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih. Hlal ini sering ditemukan pada
penyakit infeksi saluran kemih, trauma, dan striktur uretra.
d. Poliuria.
Poliuria merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa
adanya peningkatan asupan cairan. Hal ini biasanya dapat ditemukan pada penyakit
diabetes melitus dan penyakit ginjal kronis.
e. Urinaria supresi.
Urinaria supresi adalah berhentinya produksi urine secara mendadak. Sec:ara normal
urine diproduksi oleh ginjal secara terus-menerus pada kecepatan 60-120 ml/jam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhanbuang
air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). Organ yangberperan dalam
eliminasi urine adalah: ginjal, kandung kemih dan uretra. Dalampemenuhan kebutuhan
eliminasi urine terjadi proses berkemih. Berkemih merupakan proses pengosongan vesika
urinaria (kandung kemih). Faktor-faktoryang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet,
asupan, respon keinginan awal untuk berkemih, kebiasaan seseorang dan stress psikologi.

B. Saran
1. Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi dalam kehidupan kita
sehari-hari.
2. Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine dan alvi.

Anda mungkin juga menyukai