Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PROMOSI KESEHATAN


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi dan Pendidikan Kesehatan I

Dosen : Melisa Frisilia, S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH:
RAHMAH PEBRIANTI
NIM: 2019.C.11a.1023

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa halangan yang
mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat mengatasinya tentu atas
campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi para mahasiswa terutama yang berada di
STIKes Eka Harap.Materi yang dibahas tentang “Konsep Promosi Kesehatan” sehingga
diharapkan dengan mempelajari makalah ini mahasiswa maupun pembaca lainnya
mendapatkan tambahan pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis berharap adanya
kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini pada masa yang akan
datang.
Akhir kata dari penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini sehingga menjadi bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 18 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan................................................................................
2.2 Batasan Promosi Kesehatan....................................................................................
2.3 Promosi Kesehatan.................................................................................................
2.4 Visi dan Misi............................................................................................................
2.5 Strategi Promosi Kesehatan.....................................................................................
2.6 Sasaran Promosi Kesehatan.....................................................................................
2.7 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan........................................................................
2.8 Sub-Bidang Keilmuan Promosi Kesehatan.............................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan dan Perilaku

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah factor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum: 1974) . Oleh sebab itu, dalam rangka
membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang ditujukan
kepada factor perilaku ini sangat strategis,. Intervensi terhadap factor perilaku secara garis
besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Masing-masing upaya
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kedua upaya tersebut dilakukan melalui:

1. Tekanan (Enforcement)
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan
dengan cara-cara tekanan, paksaan atau koersi(coertion).
2. Pendidikan (Education)
Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara
persuasi, bujukan, imbauan, ajakan, emberikan informasi, memberikan
kesadaran,dan sebagainya, melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau promosi
kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan atau promosi kesehatan adalah suatu bentuk
intervensi atau upaya yang ditunjukan kepada perilaku, agar perlikau tersebut
kondusif untuk kesehatan.
Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari
Lawrence Green (1980). Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama,
yaitu:
a) Faktor predisposisi (Predisposing Factor)
Factor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi
dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi,
dan sebagainya.
b) Faktor pemungkin (Enambling Factors)
Faktor ini mencakup ketersediaaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan
tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya.
c) Faktor penguat (Reinforcing factors)
Faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama
(toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Promosi Kesehatan


Konsep Blum menjelaskan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor utama,
yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,dan keturunan (hereditas), maka promosi
kesehatan adalah sebuah intervensi terhadap factor perilaku (Konsep Green), maka kedua
konsep tersebut dapat diilustrasikan seperti pada bagan Hubungan Status Kesehatan, Perilaku,
dan Pendidikan atau Promosi Kesehatan.

2.2 Batasan Promosi Kesehatan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan tersirat unsur-unsur pendidikan yakni:

a) Input adalah sasarn pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik


(pelaku pendidikan).
b) Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain),
c) Output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).

Sedangkan pendidikan promosi adalah aplikasi atau penerapan pendidikan didalam


bidang kesehatan.
Hasil (output) yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah perilaku
kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif.
Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif keperilaku yang kondusif ini
mengandung berbagai dimensi sebagai berikut:

1. Perubahan perilaku
2. Pembinaan perilaku
3. Pengembangan perilaku

Secara konsep pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau
mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat agar melaksanakan perilaku
hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan
untuk memberikan da atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Sesuai dengan 3 faktor penyebab terbentuknya (factor yang mempengaruhi) perilaku


tersebut (Green 1980), maka seyogianya kegiatan pendidikan kesehatan juga ditunjukkan
kepada 3 faktor berikut.

a. Promosi Kesehatan Dalam Factor-Faktor Predisposisi


Dalam hal ini pendidikan atau promosi kesehatan ditunjukkan untuk mengunggah
kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarganya,
maupun masyarakatnya.
b. Promosi Kesehatan Dalam Factor-Faktor Enabling
Karena factor pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana
kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatan adalah memberdayakan masyarakat
agar mereka mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan bagi mereka.
c. Promosi Kesehatan Dalam Factor Reeforcing
Karena factor ini menyangkut perilaku sikap dan tokoh masyarakat (toma), dan tokoh
agama (toga), serta petugas, termasuk petugas kesehatan, maka promosi kesehatan
yang paling tepat adalah dalam bentuk pelatihan bagi toga, toma, dan petugas
kesehatan sendiri.

2.3 Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua
sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan,
merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain.

Dari pengalaman bertahun-tahun pelaksanaan pendidikan ini, baik dinegara maju


maupun dinegara berkembang, mengalami berbagai hambatan dalam rangka pencapaian
tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya. Hambatan yang
paling besar dirasakan ialah factor pendukungnya (enabling factor).

Oleh sebab itu WHO pada awal tahun 1980 meyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan
tidak mampu mencapai tujuannya, apabila hanya memfokuskan pada upaya-upaya perubahan
perilaku saja. Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan (fisik,
social budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya) sebagi penunjang atau pendukung
perubahan perilaku tersebut. Sebagai perwujudan dari perubahan konsep promosi kesehatan
ini secara organisasi structural, maka pada tahun 1984, Divisi Pendidikan Kesehatan (Health
Education) dalam WHO diubah menjadi Divisi Promosi dan Pendidikan Kesehatan (Division
on Health Promotion and Education). Sekitar 16 tahun kemudian, awal tahun 2000
Departemen Kesehatan RI baru menyesuaikan konsep WHO dengan mengubah Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) menjadi Direktorat Promosi Kesehatan, dan
kemudian berubah menajdi Pusat Promosi Kesehatan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan


kesehatan pada masa lalu. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat
atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga
disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. WHO telah merumuskan:

“Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations to satisfy needs, and to
change or cope with the environment.” (Ottawwa Charter 1986)

Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan social,
maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, social, budaya, dan
sebagainya). Batasan lain, promosi kesehatan adalah yang dirumuskan oleh Australian Health
Foudation sebagai berikut:

“health promotion is programs are designed to bring about “change” within people,
organization, communities, and their environment”.

Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan (perbaikan), baik didalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi
dan lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya).

2.4 Visi dan Misi Promosi Kesehatan

Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan


No.23/1992, maupun WHO, yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun social.

Untuk mencapai visi tersebut, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang
disebut “misi”. Jadi yang dimaksud misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus
dilakukan untuk mencapai visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat
dirumuskan menjadi 3 butir.

1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program
dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sector yang
terkait dengan kesehatan.
3. Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.

2.5 Stategi Promosi Kesehatan


1. Strategi Global (Promosi Kesehatan) Menurut WHO, 1984
a. Advokasi (Advocacy)
Kegiatan yang ditunjukkan kepada pembuatan keputusan (decision makers) atau
penentu kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun sektor lain
diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap public. Tujuannya adalah
agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain
dalam bentuk peraturan, undang-undang, intruksi, dan sebagainya yang
menguntungkan kesehatan public.
Output kegiatan advokasi adalah undang-undang, peraturan-peraturan daerah,
intruksi-intruksi yang mengikat masyarakat dan instansi-instansi yang terkait
dengan masalah kesehatan. Oleh sebab itu, sasaran advokasi adalah para pejabat
eksekutif, dan legislative, para pemimpin dan pengusaha, serta organisasi politik
dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan
maupun desa atau kelurahan.
b. Dukungan sosial (Social support)
Kegiatan yang ditunjukkan kepada para tokoh masyarakat, baik formal(guru,
lurah, camat, petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal ( tokoh agam,
dan sebagainya)yang mempuyai pengaruh dimasyarakat. Tujuan kegiatan ini
adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari
para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga).
Pada masyarakat yang masih paternalistic seperti diIndonesia ini, toma dan toga
merupakan panutan perilaku masyarakat yang sangat signifikan. Oleh sebab itu,
apabila toma dan toga sudah mempunyai perilaku sehat, akan mudah ditiru oleh
anggota masyarakat lain.
c. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan ini ditunjukkan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran
primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat
memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.
Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara
lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pembangunan masyarakat dalam
bentuk, misalnya, koperasi dan pelatihan keterampilan dalam rangka peningkatan
pendapatan keluarga (latihan menjahit, pertukangan, peternakan, dan sebagainya).
2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawwa (Ottawwa Charter)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawwa Canada tahun 1986
menghasilkan Piagam Ottawwa (Ottawwa Charter), dan salah satunya rumusan
strategi promosi kesehatan yang dikelompokkan menjadi 5 butir.
a. Kebijakkan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
b. Lingkungan yang mendukung (Supprtive environment)
c. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)
d. Keterampila individu (Personal skill)
e. Gerakan masyarakat (Communty action)

2.6 Sasaran Promosi Kesehatan


1. Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment)
2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
Upaya promosi kesehatan yang ditunjukkan kepada sasaran sekunder ini adalah
sejalan dengan strategi dukungan social (social support)
3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah
adalah sasaran tertier promosi kesehatan.
Upaya promosi kesehatan yang ditunjukkan kepada sasaran tertier ini sejalan dengan
strategi advokasi (advocacy)

2.7 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek
pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Ahli lain hanya
membaginya menjadi 2 aspek, yakni: a)aspek promotif dengan sasaran kelompok
orang sehat, dan b)aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan
sasaran kelompok orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang
sakit.
Sejalan dengan uraian ini, maka ruang lingkup pendidikan/promosi kesehatan juga
dikelompokkan menjadi 2.
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang sehat.
b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 (tiga) upaya atau kegiatan,
yakni:
1) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
3) Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention)
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan
a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
b) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
c) Promosi kesehatan ditempat kerja
d) Promosi ditempat-tempat umum
e) Fasilitas pelayanan kesehatan
3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and
Clark.
a. Promosi kesehatan (health promotion)
b. Perlindungan khusus (specific protection)
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitas (rehabilitation)

2.8 Sub-Bidang Keilmuan Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan usaha intervensi untuk mengarahkan perilaku kepada 3


faktor pokok, yakni factor predisposisi, factor pendukung, dan factor pendorong. Strategi dan
pendekatan untuk ketiga factor tersebut berbeda-beda, meskipun tidak secara eksplisit.
Perbedaan strategi dan pendekatan tersebut berakibat dikembangkannya mata ajaran atau sub-
disiplin ilmu sebagai bagian dari promosi kesehatan. Mata ajaran tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Komunikasi
2. Dinamika Kelompok
3. Pengembangan Dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)
4. Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (Pkmd)
5. Pemasaran Sosial (Sosial Marketing)
6. Pengembangan Organisasi
7. Pendidikan dan Pelatihan
8. Pengembangan Media (Teknologi Promosi Kesehatan)
9. Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan
10. Antropologi Kesehatan
11. Sosiologi Kesehatan
12. Psikologi Sosial

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan
kontrol dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri, Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat
sasaran, maka sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui pengelompokkan
sasaran promosi kesehatan

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi S-1 Keperawatan
Stikes Eka Harap Palangkaraya dalam melaksanakan promosi kesehatan, dan kami berharap
makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Acuma HL.1978. Community Participation in Health. WHO.


Asmawi, Sahlan. 2002. Teori Motivasi, Pendekatan Psykologi Industri, Jakarta: Studi
Ekspres
------.1980. Education for Health Manual on Health Education in Primary Health Care-
WHO.
Glenz, Karen. 1990. Health Behaviour and Health Education, Theory Research and
Practise. San Fransisico, Oxford: Joosey-Bas Publisher.
Green, Lawrence. 1980. Health Education Planning, A Diagnostic Approuch. The John
Hopkins University: Mayfield Publishing Co.

Anda mungkin juga menyukai