Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FITOKIMIA I

JURNAL

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

OLEH :

NAMA : INDA ANDRIANI

NIM : B1A119125

KELAS : 14

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN


INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2019

1
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
(KLT)
Inda Andriani1, Wahyuni2

Universitas Mega Rezky Makassar, Program Studi S1 Farmasi


indaandriani206@gmail.com

INTISARI
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan
komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben
inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. Prinsip kerja KLT
memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan
pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dalam
bentuk plat silica dan fase geraknya disesuaikan dengan janis sampel yang ingin
dipisahkan. Larutan atau campuaran larutan yang digunakan dinamakan eluen.
Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin
terbawa oleh fase geraknya tersebut.

Kata Kunci : Kromatografi lapis tipis, prinsip kerja.

PENDAHULUAN sederhana yang banyak digunakan,


Kromatografi lapis tipis metode ini menggunakan lempeng
(KLT) adalah salah satu metode kaca atau lembaran plastik yang
pemisahan komponen menggunakan ditutupi penyerap atau lapisan tipis
fasa diam berupa plat dengan lapisan dan kering. Untuk menotolkan
bahan adsorben inert. KLT karutan cuplikan pada kempeng kaca,
merupakan salah satu jenis pada dasarya menggunakan mikro
kromatografi analitik. KLT sering pipet atau pipa kapiler. Setelah itu,
digunakan untuk identifikasi awal, bagian bawah dari lempeng dicelup
karena banyak keuntungan dalam larutan pengelusi di dalam
menggunakan KLT, di antaranya wadah yang tertutup (Bernaseoni,
adalah sederhana dan murah (Gandjar 2005).
et al, 2007).
Tahap-tahap analisa KLT
Kromatografi Lapis Tipis
dimulai dari persiapan tangki
(KLT) adalah suatu teknik yang
kromatograf, aplikasi sampel ke plat

2
KLT, menjalankan kromatograf dan kromatografi lapis tipis dapat
menentukan nilai Rf. Eluen (fasa ditentukan dengan menghitung nilai
gerak/mobile) yag umumnya dipilih Rf. Nilai Rf merupakan ukuran
berdasarkan ‘trial dan eror” kecepatan migrasi suatu senyawa.
dimasukkan ke dalam tangki Harga Rf didefinisikan sebagai
kromatograf (chamber)zat yang akan perbandingan antara jarak senyawa
dianalisa ditotolkan diplat klt titik awal dan jarak tepi muka pelarut
menggunakan pipa kapiler dan dari titik awal (Gandjar dan Ibnu,
selanjutnya dimasukkan pada 2007). Adapun rumus menghitung
chamber yang sudah diisi eluen nilai Rf yaitu :
(Munazil, 2008 : 79).
Pertimbangan untuk memilih
jarak yang ditempuh noda
Rf =
pelarut pengembang (eluen) jarak yang ditempuh eluen
umumnya sama dengan pemilihan
Dua komponen penting dalam
eluen untuk kramatografi kolom.
kromatografi yaitu fase diam (padat
Dalam kromatografi adsorpsi
atau cair) dan fase gerak (cair atau
pengelusi eluen naik sejalan dengan
gas). Fase diam (stationary phase)
polaritasnya (misalnya dari heksana
merupakan salah satu komponen yang
→ aseton → alkohol → air). Eluen
penting dalam proses pemisahan
pengembang dapat berupa pelarut
dengan kromatografi karena dengan
tunggal dan campuran dengan
adanya interaksi dengan fae diamlah
susunan tertentu. Pelarut-pelarut
akan terjadi pemisahan komponen
pengembang harus mempunyai
suatu senyawa analit. Sedangkan fase
kemurnian yang tinggi. Terdapatnya
gerak (mobile phase) merupakan
sejumlah kecil air atau zat pengotor
pembawa analit, dapat berinteraksi
lainnya dapat menghasilkan
dengan analit tersebut. Fase gerak
kromatogram yang tidak diharapkan
dapat berupa bahan cair dan dapat
(Budiasih, 2008 :88).
juga berupa gas yang umumnya dapat
Identifikasi secara kulitatif pada dipakai sebagai carrier gas atau
kromatografi kertas khususnya

3
senyawa yang mudah menguap perlengkapan sedikit, dan preparasi
(volatil) (Sari, 2011). sampel yang mudah serta berfungsi
untuk memisahkan senyawa
JENIS-JENIS KROMATOGRAFI
hidrofobik (lipid dan hidrokarbon)
(Sari, 2011)
yang dengan metode kertas tidak bisa
1) Kromatografi kertas, yaitu
(Gandjar dan Rohman, 2007).
kromatografi yang menggunakan
kertas selulos murni yang KEKURANGAN METODE KLT
mempunyai afinitas besar terhadap
Membutuhkan ketekunan dan
air atau pelarut polar lainnya.
kesabaran yang ekstra untuk
2) Kromatografi kolom, yaitu
mendapatkan bercak/noda yang
kromatografi yang menggunakan
diharapkan, butuh sistem trial and
kolom sebagai alat untuk
error untuk menentukan sistem eluen
memisahkan komponen-komponen
yang cocok, memerlukan waktu yang
dalam campuran.
lama jika dilakukan secara tidak tekun
3) Kromatografi lapis tipis (KLT),
(Gandjar dan Rohman, 2007).
yaitu pemisahan campuran dari
senyawa berdasarkan kecepatan PRINSIP KERJA KLT
sampel yang dibawa pelarut Prinsip kerja KLT
(jarak). memisahkan sampel berdasarkan
4) Kromatografi gas, yaitu proses perbedaan kepolaran antara sampel
pemisahan campuran menjadi dengan pelarut yang digunakan.
komponen-komponennya dengan Teknik ini biasanya menggunakan
menggunakan gas sebagai fase fase diam dalam bentuk plat silica dan
gerak yang melewati suatu lapisan fase geraknya disesuaikan dengan
serapan (sorben) yang diam. janis sampel yang ingin dipisahkan.
Larutan atau campuaran larutan yang
KELEBIHAN METODE KLT
digunakan dinamakan eluen. Semakin
KLT lebih banyak digunakan
dekat kepolaran antara sampel dengan
untuk tujuan analisis, hanya
eluen maka sampel akan semakin
membutuhkan sedikit pelarut, biaya
yang dibutuhkan terjangkau, jumlah

4
terbawa oleh fase geraknya tersebut Gandjar, I.G dan Rohman, A. 2007.
( Sohibul,2010). Kimia Farmasi Analisis.
Pustaka pelajar : Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Bernaseoni, G., 2005. Teknologi Munzil. 2008. Kimia Analitik II.


kimia. PT Padya Pranita : Yogyakarta: Universitas
Jakarta. Negeri Yogyakarta.

Budiasih. 2008. Kimia Analitik II. Sari, paramitha, 2011. Jurnal Kimia

Malang : Universitas Negeri Organik II. UB Press :

Malang. Malang.

Sohibul, himam. 2010. Kromatografi


Lapis Tipis. FMIPA :
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai