Anda di halaman 1dari 11

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS :
Ny.M datang ke RS. B diantar keluarga. Keluarga mengatakan Ny.M sering kencing tanpa
disadari (ngompol). Klien sendiri mengatakan tidak bisa menahan jika sudah terasa ingin
BAK. Frekuensi berkemih tiap hari 15-18x/hari. Klien juga mengatakan saat dia bersin,
membungkuk, batuk tiba-tiba keluar sedikit air kencing. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
data TB dan BB Ny.M adalah 150cm, 45 kg, TD 180/140 mmHg, Nadi 80x/menit, repirasi
18x/menit dan suhu 36,5oC, output 2100cc. Terdapat Terdapat distendi kandung kemih.
Kegiatan sehari-hari Ny.M adalah menjadi guru mnegaji, akan tteapi semenjak ia sering
mengompol kegiatan menjadi terganggu.

A. PENKAJIAN
1. Identitas Diri
Nama : Ny. M
Tempat/tanggal Lahir : Ngabang, 17 Juli 1954
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir : Sekolah Rakyat
Diagnosa Medik : Inkontinensia Urine
Alamat : Jln. Merdeka No.5

B. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama selama 1 tahun terakhir
Ny.M mengatakan 1 tahun terakhir sering mengeluh nyeri saat berkemih, kalau
bersin atau batuk kencing keluar secara tiba-tiba, nokturia.
b. Gejala yang dirasakan
Kencing dalam sehari 1-18x/hari
c. Faktor pencetus
Dimensia, ISK
d. Timbulnya keluhan
( ) Mendadak (V) Bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan
Satu tahun
f. Upaya mengatasi
1) Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktik

2. Riwayat kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah di derita
Klien mengatakan dua tahun lalau terkena hipertensi dan rutin mengonsumsi obat
diuretik
b. Riwayat alergi (obat,makanan, binatang, debu dan lain-lain)
Tidak ada alergi
c. Riwayat dirawat di rumah sakit
Klien mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit karna sering berobat ke
dokter klinik
d. Riwayat pemakaian obat
Klien mnegatakan rutin mnegonsumsi obat diuretik

3. Pengkajian/pemeriksaan Fisik
(Observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi dan palpasi)
a. Keadaan umum (TTV) : TD 180/140 mmHg, Nadi 80x/menit
Pernapasan 18x/menit, Suhu 36oC
b. BB/TB : 45 Kg, 150 cm
c. Abdomen : datar, tidak ada bendungan vena pada
abdomen, tidaka da striae, kendung kemih
teraba keras, tidak ada mengalami usus buntu,
tidak ada pembesaran limfe
d. Kulit : tekstur kulit terhilat kendur, keriput, tugor
kulit jelek, terdapat ruam dan kemerahan
disekitar genetalia
e. Ekstremitas atas : tonus otot baik, kekuatan otot tangan
kiri kanan sama yaitu pada skala 5
f. Ekstremitas bawah : kekuatan otot kaki kiri dan kanan sama yaitu
pada skala 5, tidak ada nyeri persendian, tidak
terjadi osteoporosis, dan tidak ada kelainan
tulang

C. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi dan waktu : 15-18x sehari
2) Kebiasaan BAK dalam : ya, ada
malam hari
Keluhan yag berhubungan : tidak bisa menahan keluarnya urine jika terasa
dengan BAK ingin BAK
b. BAB
1) Frekuensi dan waktu : 2x sehari
2) Konsistensi : lembek, berwarna kuning
3) Keluhan yang berhubu- : tidak ada
ngan dengan BAB
4) Pengalaman memakai : tidak pernah
Laxantif/Pencahar
D. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS: keluarga mengatakan Ny.M Kehilangan Gangguan


seing kencing tanpa disadari kemampuan Eliminasi Urine
(ngompol). Klien juga mengatakan untuk
saat dia bersin, membungkuk, batuk menghambat
tiba-tiba keluar sedikit kencing. kontraksi
Sebelumnya Ny.M ada riwayat kandung kemih
hipertensi 2 tahun lalu dan
mengonsumsi obat diuretik.
DO : Terdapat distensi kandung
kemih.

2. DS: klien mengatakan tidak Proses Gangguan fungsi


mengingat umurnya, kapan dia lahir, degenerasi kognitif
dan tidak tau tahun berapa dia lahir
DO: analisis hasil fungsi kognitif
berjumlah 6, dikategorikan bahwa
fungsi kognitifnya ada gangguan

3 DS : Klien sendiri mengatakan tidak Modifikasi Resiko Jatuh


bisa menahan jika sudah terasa ingin lingkungan
BAK. Klien juga mengatakan
frekuensi berkemih tiap ahri 15-
18x/hari. Klien juga mengatakan,
sring bolak-nalik WC.
DO : Skor status fungsional hasil
analisisnya berjumlah 13
dikategorikan bahwa pasien mandiri.
WC terpisah dari kamar, jaraknya
sekitar 10 meter.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Eliminasi Urine b.d kehilangan kemampuan untuk menghambat kontraksi
kandung kemih
2. Gangguan fungsi kognitif berhubungan dengan Proses degenerasi
3. Resiko Jatuh berhubungan dengan Modifikasi lingkungan

F. RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
O KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan Setelah di lakukan 1. Kaji kebiasaan pola 1. Berkemih yang
tidakan keperawatan
Eliminasi Urine b.d berkemih dan gunakan sering dapat
selama 3x24 jam, klien
kehilangan mampu mengontol catatatn berkemih sehari mengurangi dorongan
eleminasi urine :
kemampuan untuk 2. Ajarkan dan pantau dan beri distensi
1. Kandung kemih
menghambat kosong secara penuh untuk membatasi masukan kandung kemih
2. Intake cairan dalam
kontraksi kandung cairan pada malam hari 2. Pembatasan cairan
rentang normal
kemih 3. Balance cairan 3. Ajarkan dan pantau pada malam hari
seimbang
teknik untuk mencetuskan dapat mencegah
4. Keluhan tidak bisa
menahan kencing refleks berkemih terjadniya enurasis
berkurang
(ransangan pacantus 3. Unutk membantu
5. Keluhan nyeri di
daerah perut hilang dengan penepukan supra dan melatih
pubik) pengosongan kandung
4. Berikan penjelasan kemih
tentang penitngnya hidrasi 4. Hidrasi optimal
optimal, sedikitnya diperlukan unutk
2000cc/hari bila tidak ada menegah ISK dan
kontra indikasi batu ginjal
5. Bila masih terjadi 5. Kapasitas kandung
inkontinensia kurangi kemih mungkin tidak
waktu antara berkemih cukup untuk
yang telah direncaakan menumpang volume
6. Kolaborasi dengan urine sehingga
dokter dalam mengkaji diperlukan untuk
efek medikasi dan tentukan lebih sering berkemih
kemungkinan perubahan
obat, dosis/jadwal 6. Menurunkan
pemberian obat frekuensi
inkontinensia
Gangguan fungsi Setelah dilakukan 1. Ingatkan kembali hal-hal
2. kognitif tindakan keperawatan yang lupa, seperti bak, bab,
berhubungan selama 3x24 jam, fungsi tempat
dengan Proses kognitif tidak mengalami 2. Ingatkan hari, tanggal,
degenerasi gangguan dengan kriteria bulan dan tahun, serta
hasil : ingatkan untuk mencoret
1. Fungsi kognitif kalender
bernilai 10 3. Buat catatan unutk
2. Klien bisa mengingat nomor telepon penting
tanggal lahir umurnya, 4. Meltih mengingat dan
tahun kemerdekaan dan memperlihatkan album
menghitung. pada orang-oran yang
dikenal
5. Memperkenalkan
keluarga kembali di ajak
berkomunikasi
Mencatat seriap pesan,
siapkan obat pada tempat
yang sudah ada lebelnya\
3. Resiko Jatuh Setalah dilakukan 1. Kaji tingkat kemampuan 1. Mengetahui tingkat
berhubungan tindakan keperawatan pasien dalam melakukan kemampuan pasien
dengan Modifikasi 3x24 jam, resiko jatuh aktivitas sehari-hari dalam beraktivitas
lingkungan teratasi dengan kriteria 2. Kaji kemampuan pasien 2. Penglihatan
hasil : dalam melihat merupakan salah satu
1. Jatuh tidak terjadi 3. Pasang pagar pengaman indikator dalam
2. Modifikasi lingkungan tempat tidur terjadinya jatuh
yang baik 4. Jaga lantai jangan 3. Mencegah
sampai basah terjadinya resiko jatuh
5. WC, dibuat ada 4. Mencegah
pegangan terjadinya jatuh dan
6. Temani pasien kalau fraktur
berjalan 5. Mencegah
7. Tempat tidur lebih terjadinya terpeleset
rendah, sehingga klien bisa 6. Meminimalisir
mencapai lantai terjadinya jatuh dan
8. Berikan penerangan menghindari lantai
yang cukup yang licin
7. Memudahkan klien
untuk mencapai
lantai.
8. Meminimalisir
terjadinya jatuh

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Tanggal/ IMPLEMENTASI EVALUASI


Dx Waktu
1. 11 1. Mengkaji TTV : TD : S:
oktober 120/70 mmHg, Suhu -Klien mengatakan hari ini adalah hari
2019 35,4oC, pernapasan rabu, tanggal 12 september, sekarang
18x/menit, nadi 88x/menit jam 08.05
2. Mengkaji kebiasaan pola -Hari ini hari selasa 11 oktober 2016
berkemih : pasien -Klien mengatakan iya akan mencoret
mengatakan sudah 3 kali kalender agar ingat kembali tentang
buang air besar dari jam 4 tangggal.
sampai dengan sekarang, -Klien mengatakan hanya 5 jam tidur
warna urine putih tadi malam, sering terbangun untuk
kekuningan, jumlah + 200 kencing
ml, keluarnya seperti air -pasien mengatakan minum sebelum
mancur, biasanya keluar tidur sebanyak ½ gelas
sebelum klien samapi ke -Pasien mengatakan tadi pagi bangun,
wc. sholat, membereskan tempat tidur,
3. Menanyakan hari, tanggal berkebun, kemudian mandi dan
dan waktu. Klien berkumpul dengan teman-teman.
mengatakan hari ini adalah -pasien mengatakan lampu - kamar saya
hari rabu, tanggal 12 cukup terang, kalau tidur saya lebih
september, sekarang jam senang lampunya dihidupkan, di wc
08.05 lampunya kurang terang, lantainya agak
4. Mengingatkan kembali hari, licin
tanggal dan waktu. Hari ini -Pasien dapat beristirahat dengan
hari selasa 11 oktober 2019 nyaman
5. Mengingatkan pasien unutk -Pasien mengatakan sudah 6 kali
mencoret kalender. Klien kencing bolak-balik WC, tadi hampir
mengatakan iya akan jatuh d wc karena lantai licin.
mencoretkalender agar O:
ingat kembali tentang -warna urine putih kekuningan, jumlah +
tangggal. 200ml, keluarnya seperti air mancur,
6. Melatih klien untuk biasanya keluar sebelum klien samapi ke
menuliskan angka 1-20 di wc.
kertas, pasien belum dapat - wc karena lantai licin.
menulis angka dengan - pasien belum dapat menulis
urutan yang benar. angka dengan urutan yang benar.
A:
- Diagnosa I,II,III,IV belum
teratasi
P : melanjutkan ke intervensi selanjutnya
2. 11 1. Mengkaji frekuensi tidur
oktober tadi malam. Klien
2019 mengatakan hanya 5 jam
tidur tadi malam, sering
terbangun untuk kencing.
2. Mengkaji frekuensi minum
pasien, pasien mengatakan
minum sebelum tidur
sebanyak ½ gelas
3. Menganjurkan klien unruk
membatasi masukan cairan
pasa malam hari, pasien
tampak mengerti dan akan
melakukannya
4. Mengkaji aktivitas pasien
sehari-hari. Pasien
mengatakan tadi pagi
bangun, sholat,
membereskan tempat tidur,
berkebun, kemudian mandi
dan berkumpul dengan
teman-teman.Mengkaji
penerangan dikamar pasien
dan wc, pasien mengatakan
lampu kamar saya cukup
terang, kalau tidur saya
lebih senang lampunya
dihidupkan, di wc
lampunya kurang terang,
lantainya agak licin
3. 11 1. Menciptaka suasana yang
tenang bagi lansia untuk
istirahat. Pasien dapat
beristirahat dengan nyaman
2. Mengkaji frekuensi
kencing. Pasien mengatakan
sudah 6 kali kencing bolak-
balik WC, tadi hampir jatuh
d wc karena lantai licin.
3. memberitahu lansia tentang
manfaat istirahat. Pasien
tampak mngerti.
4. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan aktivitas
pasien disiang hari. Pasien
tampak mengerti.
5. Menganjurkan pasien untuk
membatasi minum pada
malam hari, pasien tampak
mengerti.
6. Menganjurkan pasien unutk
memakai popok pada
malam hari unutk
mengurangi resiko jatuh.
Pasien tampak mengerti.
7. Menganjurkan pasien unutk
sena kegel jika kendingnya
sering. Pasien tampak
mengerti
8. Menciptakan lingkungan
yang tenang untuk lansia.
Pasien tampak bisa
beristirahat dengan nyaman.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inkontinensia urine adalah pengeluaran urine dalam jumlah dan frekuensi yang
cukup banyak, sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial
(Kane, dkk, 1989). Inkontinensia urine banyak terjadi pada lansia perempuan, karena
sistem anatomis dan oersonal higiene.
Pengkajian untuk lansia difokuskan pada poin-poin yang didalamnya berisi
data yang abnormal. Diagnosa yang diangkat mendekati KMB namun lebih
spesifiknya karena proses degeneratif, maka dari itu intervensi yang diberikan adalah
intervensi yang lebih mengarah ke lansia. Seperti senam kegel. Senam kegel berfungsi
untuk mempertahankan status berkemih.

B. Saran
Sumber buku diharapkan lebih banyak referensi lagi. Format pengkajian
referensinya harus sesuai. Kelompok menyadari bahwa makalah kami tidak sempurna
masih banyak kekurangan, maka kelompok membutuhkan kritik dan saran untuk
memperbaiki makalah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, 2010. Meraat Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Gerontik. Cetakan
Pertama. Jakarta : TIM

www.scrib.com ( di unduh, 16 Oktober 2016)

Anda mungkin juga menyukai