Anda di halaman 1dari 17

APENDISITIS

“DINA NADIYAH PUTRI”


Pengertian
Apendisitis adalah umbai kecil yang menyerupai
jari-jari yang menempel pada sekum di bawah katup
ileosekal, akibat pengosongan isi dalam apendik ke
dalam kolon tidak efektif dan ukuranya lumayan
kecil. Appendik penyebab utama inflamasi akut di
kuadran kanan bawah abdomen dan seringnya di
lakukan pembedahan abdomen darurat, meskipun
dapat dialami oleh semua kelompok usia
appendiksitis sering terjadi antara usia 10 - 30 tahun
(Haryono, 2012).
Etiologi
Faktor – faktor terjadinya
apendisitis adalah:
• Hyperplasia dari folikel limfoid,
ini merupakan penyebab
terbanyak.
• Adanya faekolit dalam lumen
appendiksitis.
• Adanya benda asing seperti biji-
bijian
• Striktural lumen karena fibrosa
akibat peradangan sebelumnya.
Manifestasi Klinis/ Tanda Gejala
• Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan
demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu
makan.
• Nyeri tekan local pada titik McBurney bila dilakukan
tekanan.
• Nyeri tekan lepas dijumpai.
• Terdapat konstipasi atau diare.
• Nyeri lumbal, bila apendiks melingkar dibelakang
sekum.
• Nyeri defekasi, bila apendiks berada di dekat rektal
Patofisiologi

Appendicitis terjadi karena penyumbatan lumen apendiks oleh


hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena
fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma.

Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang diproduksi mukosa


mengalami bendungan. Makin lama mucus tersumbat makin
banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai
keterbatasan sehingga menyebabkan Peningkatan tekanan
intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat
aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan
ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi appendicitis akut fokal
yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
pathway
Komplikasi

1.Abses
Merupakan peradangan appendiks yang berisi pus.
2. Perforasi
pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga
bakteri menyebar ke rongga perut.
3.Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan peritoneum,
merupakan komplikasi berbahaya yang dapat
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.
Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
2. Radiologi
3. Analisa urine
4. Pengukuran enzim hati dan tingkatan amilase
5. Serum beta human chorionic gonadotrophin
(B-HCG)
6. Pemeriksaan barium enema
7. Pemeriksaan foto polos
Askep
Keluhan utama : Pasien mengatakan mengalami nyeri hebat di bagian perut
kanan bawah, skala nyeri yang di rasakan yaitu 7, Pasien mengatakan nyeri berawal
saat setelah makan sehari sebelum kerumah sakit, pasien mengatakan mengalami
demam sejak 3 hari sebelum masuk RS.
Riwayat penyakit saat ini : Pasien mengeluh nyeri di bagian perut kanan bawah,
nyeri terasa panas, skala yg dirasakan yaitu 7, nyeri yang dirasakan terkadang
hilang dan cepat timbul kembali, nyeri yang dirasa sangat mengganggu
aktivitasnya, pasien mengatakan sulit untuk bergerak, pasien juga mengatakan
bahwa sejak 2 bulan yang lalu, perutnya kadang nyeri, tetapi tidak dirasakannya,
pasien tampak meringis, gelisah, dan pengkajian pasien terlihat melindungi area
nyeri, pasien mengatakan tidur kurang nyaman karena nyeri yang dirasakan. Pasien
mengatakan mengalami demam sejak 3hari sebelum masuk RS, Akral teraba
hangat. Saat pengkajian di dapatkan, hasil TTV : TD, 110/70mmhg, N : 84x/m,
RR : 20x/m, S : 38,40 C, Spo2 : 98%. Pasien mengatakan tgl dengan istri dan
ibunya, bapaknya sudah meninggal 2 bulan yang lalu, susah BAB, kaki kanan
susah untuk ditekuk dan berjalan
Dokter menyarankan untuk di rawat dan segera dilakukan operasi.
Penyakit yang pernah diderita : Pasien mengatakan tidak pernah menderita atau
dirawat di RS
Analisa Data
No Data Fokus / Batasan Karakteristik Etiologi / Faktor Proble
. yang Berhubungan m / DX
1. DS : Agen pencedera fisiologis Nyeri akut
- Pasien mengatakan mengalami nyeri hebat di bagian perut
kanan bawah
- Pasien mengatakan nyeri berawal saat setelah makan sehari
sebelum ke rumah sakit
P = nyeri karena apendisitis
Q = nyeri terasa panas
R = Nyeri perut kanan bawah
S = skala nyeri 7
T = nyeri yang di rasakan hilang timbul, nyeri bertambah bila
ditekan
DO :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien terlihat melindungi area nyeri
- Pasien tampak sulit tidur
- Hasil TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/m, RR : 20 x/m, S :
38,40C
2. DS : Proses penyakit Hipertermia
- Pasien mengatakan mengalami demam
sejak3 hari sebelum masuk RS.
DO :
- Akral teraba hangat
- Hasil TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/m,
RR : 20 x/m, S : 38,40C

3. DS : Nyeri Gangguan mobilitas fisik


- Pasien mengatakan nyeri yang dirasa sangat
mengganggu aktivitasnya
- Pasien mengatakan sulit untuk bergerak
- Pasien mengatakan kaki kanan susah untuk
ditekuk dan berjalan
DO :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak lemah
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d


mengeluh nyeri, tampak meringis,bersikap
protektif, gelisah, sulit tidur
2. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu
tubuh diatas nilai normal, kulit terasa hangat
3. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d
mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas,
kekuatan otot menurun dan rentang gerak
(ROM) menurun
INTERVENSI
No Tanggal Diagnosa Tujuan dan
Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
(SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1 21 Nyeri akut b.d agen Setelah Observasi
September
2020 pencedera fisiologis dilakukan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d.d mengeluh nyeri, intervensi kualitas, intensitas nyeri
tampak keperawatan - Identifikasi skala nyeri
meringis,bersikap selama 1x24 - Identifikasi respons nyeri non verbal
protektif, gelisah, sulit jam, maka - Identifikasi factor yang memperberat dan
tidur tingkat nyeri memperingan nyeri
menurun dengan Terapeutik
kriteria hasil : - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
- Keluhan nyeri (1: rasa nyeri
menurun) - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Meringis (1: - Fasilitasi istirahat dan tidur
menurun) Edukasi
- Sikap protektif (1: - Jelaskan Penyebab, periode dan pemicu nyeri
menurun) - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Gelisah (1: - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
menurun) mengurangi rasa nyeri
- Kesulitan (1: tidur Kolaborasi
menurun) - Kolaborasi pemberian analgetik
INTERVENSI
No Tanggal Diagnosa
Tujuan dan
Keperawat Intervensi
Kriteria Hasil
an (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
2 21 Setelah dilakukan intervensi Observasi
Hipertermia b.d
September keperawatan selama 1x24 Identifikasi Penyebab hipertermia
2020 proses penyakit d.d jam, maka termoregulasi Monitor suhu tubuh
membaik dengan kriteria Terapeutik
suhu tubuh diatas
hasil : Basahi dan kipasi permukaan tubuh
nilai normal, kulit 1. Suhu tubuh (5: membaik) Berikan cairan oral
2. Suhu kulit (5: membaik) Edukasi
terasa hangat
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena

3. 21 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Observasi


September fisik b.d nyeri d.d intervensi keperawatan Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2020 mengeluh sulit selama 1x24 jam, maka Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
menggerakkan mobilitas fisik meningkat Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
ekstremitas, dengan kriteria hasil : Terapeutik
kekuatan otot Pergerakan ekstremitas (5 : Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu(mis.
menurun dan meningkat) Pagar tempat tidur)
rentang gerak Kekuatan otot (5: Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
(ROM) menurun meningkat) meningkatkan pergerakan
Rentang gerak (ROM) (5: Edukasi
meningkat) Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Nyeri (5: menurun) Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Implementasi
No Tanggal
Diagnosa Paraf
Keperawatan Evaluasi Keperawatan dan
(SDKI) TTD

1 21 Nyeri akut b.d agen S:


Pasien mengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah, skala 5, dan Dina
Septemb
er 2020 pencedera fisiologis rasa nyeri hilang timbul dan terasa panas.
 
d.d mengeluh nyeri,
O : Pasien tampak meringis dan gelisah
tampak A : masalah nyeri akut belum teratasi
 
meringis,bersikap
P : lanjutkan intervensi
protektif, gelisah, sulit Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
tidur Identifikasi skala nyeri
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik

2 21 Hipertermia b.d S: Dina


Septemb Pasien mengatakan masih merasa demam
er 2020 proses penyakit d.d O:
Akral teraba hangat
suhu tubuh diatas
Suhu : 380C
nilai normal, kulit A : masalah hipertermiabelum teratasi
terasa hangat P : lanjutkan intervensi
Monitor suhu tubuh
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Kolaborasi pemberian antipiretik
Implementasi
No Tanggal
Diagnosa Paraf
Keperawatan Evaluasi Keperawatan dan
(SDKI) TTD

3 21 S:
Gangguan mobilitas Dina
Septemb Pasien mengatakan sulit untuk bergerak dan kaki kanan susah untuk
er 2020 fisik b.d nyeri d.d ditekuk dan berjalan
O : pasien tampak meringis dan lemah
mengeluh sulit
A : masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi
menggerakkan P : lanjutkan intervensi
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ekstremitas, kekuatan
pergerakan
otot menurun dan Anjurkan melakukan mobilisasi dini
rentang gerak (ROM)
menurun
• Terimakasihhh......

Anda mungkin juga menyukai