Corresponding Author :
Hesty Sedia Utami
Email : hestisediautami@gmail.com
http://repository.unimus.ac.id
Pendahuluan Pemeriksaan penunjang untuk DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) antara lain pemeriksaan darah lengkap untuk
merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama di Indonesia. Penyakit membantu menegakkan diagnosis. Salah
DBD disebabkan virus dengue dengan satu parameter pemeriksaan darah lengkap
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri adalah jumlah lekosit. Pemeriksaan lekosit
sendi yang disertai lekopenia, ruam, yang akurat untuk setiap derajat klinik DBD
limfadenopati, trombositopenia, diathesis membantu dan mempermudah diagnosis dan
hemoragik dan hemokonsentrasi (peningkatan tata kelola pasien untuk menentukan prognosis.
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga Terjadinya lekopeni pada infeksi dengue
tubuh. disebabkan adanya penekanan sumsum tulang
DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes akibat proses infeksi virus secara langsung
yang terinfeksi dengan salah satu dari empat ataupun karena mekanisme tidak langsung
virus dengue. Penyakit infeksi dengue timbul melalui produksi sitokin-sitokin proinflamasi
secara akut dan dalam waktu singkat keadaan yang menekan sumsum tulang.
pasien dapat memburuk dan sering berakibat Data Rumah Sakit Bhakti Asih
fatal akibat terlambat tertangani. Infeksi virus Kabupaten Brebes menyebutkan bahwa kasus
dengue memperlihatkan spektrum klinis yang DBD setiap bulan ± 22 kasus. Pasien dibawa
bervariasi, dari derajat ringan sampai berat. ke rumah sakit dengan kondisi yang berbeda-
Menurut WHO 2009, klasifikasi derajat DBD beda, ada yang masih menunjukkan gejala
adalah Demam Dengue (DD), DBD derajat I, DBD tetapi ada juga yang sudah disertai
II, III, dan IV. DBD derajat III dan IV disebut perdarahan. Dokter meminta serangkaian
sebagai Sindrom Syok Dengue (SSD). Gejala pemeriksaan laboratorium yang menunjang
klinis pada setiap derajat berbeda-beda, pada diagnosis DBD antara lain pemeriksaan darah
DD gejala dapat asimptomatik atau timbul lengkap dan pemeriksaan kadar albumin.
demam, rasa nyeri di retro orbita dan Latar belakang ini mendorong penulis untuk
persendian. Gejala DBD derajat I dan II timbul melakukan peneilitian yang bertujuan
manifestasi perdarahan ringan hingga berat, mengetahui hubungan jumlah lekosit dan
sedangkan pada DBD derajat III dan IV terjadi kadar albumin pada pasien demam berdarah
kegagalan sirkulasi hingga kondisi syok. DBD dengue.
menyebabkan pergeseran cairan dan protein
terutama albumin karena adanya kerusakan Bahan dan Metode
endotel pembuluh darah. Penurunan kadar Bahan pemeriksaan darah vena dengan
albumin atau hipoalbuminemia digunakan antikoagulan EDTA untuk pemeriksaan
sebagai penanda awal kebocoran plasma yang jumlah lekosit, dan serum untuk pemeriksaan
artinya perjalanan penyakit infeksi dengue kadar albumin. Reagen yang digunakan :
menjadi bertambah berat. Tingginya jumlah reagen kit Hematology Analyzer untuk jumlah
albuminemia menggambarkan integritas sel lekosit, dan reagen kit albumin untuk
endotel pembuluh darah, sebaliknya kadar pemeriksaan kadar albumin.
albumin kurang dari 4 g/dL dapat dijadikan
indikator awal dari perubahan permeabilitas Hasil
pembuluh darah. Penelitian dilakukan terhadap 22
pasien DBD di ruang rawat inap Rumah Sakit
Corresponding Author :
Hesty Sedia Utami
Email : hestisediautami@gmail.com
http://repository.unimus.ac.id
3
Tabel 2. Jumlah Lekosit dan Kadar Albumin Uji normalitas menggunakan Saphiro
Berdasarkan Derajat DBD Wilk dengan nilai significancy p>0,05 berarti
data terdistribusi normal. Uji korelasi Pearson
Variabel Jumlah Pasien Jumlah Kadar menyatakan bahwa terdapat hubungan searah
Derajat Lekosit Albumin
DBD (µL (mg/dL)
positif antara jumlah lekosit dengan kadar
darah) albumin, kekuatan korelasi lemah 0,270
n % Rerata Rerata dengan nilai p>0,05 yang berarti tidak
I 5 22.73 4860 3,97 signifikan.
II 9 40.91 5423 3,41
III 3 13.64 3407 3,71
IV 5 22.73 1920 2,45 Diskusi
Jumlah 22 100.00 Hasil penghitungan statistik jumlah
lekosit dan kadar albumin nilai p > 0,05
Tabel 2 menyatakan bahwa pasien dengan korelasi yang lemah, artinya tidak
dengan jumlah lekosit dan kadar albumin terdapat hubungan bermakna antara jumlah
terendah terdapat pada pasien dengan derajat lekosit dengan kadar albumin pada pasien
IV. Gambaran yang jelas mengenai hal ini DBD. Tidak selalu jumlah lekosit yang rendah
diperlihatkan pada Grafik 1 dan Grafik 2. diikuti dengan penurunan kadar albumin,
demikian juga sebaliknya. .
Hasil penelitian terhadap 22 pasien
DBD diperoleh jumlah lekosit 1300-8330/µL
http://repository.unimus.ac.id
4
http://repository.unimus.ac.id
5
http://repository.unimus.ac.id