KELOMPOK 8
Rohemah (19334701)
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
3. Apa saja klasifikasi terapi imunosupresif yang digunakan dalam Transplantasi Ginjal
PEMBAHASAN
2. Pengertian Imunosupresi
Imunosupresi adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan reaksi pembentukan zat
kebal tubuh atau antibodi akibat kerusakan organ limfoid. Dengan adanya penurunn jumlah
antibodi dalam tubuh, maka penyakit-penyakit akan lebih leluasa masuk dan menginfeksi bagian
tubuh. Hal tersebut akan menyebabkan adanya gangguan pertumbuhan dan produksi. Jadi,
sangatlah penting untuk mengenali dan mengetahui imunosupresi.
Imunosupresi adalah usaha untuk menekan respons imun, jadi berfungsi sebagai kontrol
negatif atau regulasi reaktivitas imunologik.Dalam klinik kegunaannya adalah untuk mencegah
reaksi penolakan pada transplantasi organ tubuh, dan menekan serta menghambat pembentukan
antibodi pada penyakit autoimun.Imunosupresi dapat dilakukan dengan obat imunosupresan,
globulin antilimfosit, radiasi, dan tindakan operasi.
II.2. MEKANISME IMUNOSUPRESI
Pada mahkluk tingkat tinggi seperti manusia, terdapat dua sistem pertahanan (imunitas),
yaitu imunitas nonsepesifik (innate immunity) dan imunitas spesifik ( adaptive imunity).
1. Imunitas nonspesifik
2. Imunitas spesifik
Memiliki karakterisasi khusus antara lain kemampuannya untuk bereaksi secara spesifik
dengan antigen tertentu; kemampuan membedakan antigen asing dengan antigen sendiri (nonself
terhadap self) ; dan kemampuan untuk bereaksi lebih cepat dan lebih efesien terhadap antigen
yang sudah dikenal sebelumnya. Respon imun spesifik ini terdiri dari dua sistem imun , yaitu
imunitas seluler dan imunitas humoral. Imunitas seluer melibatkan sel limposit T, sedangkan
imunitas humoral melibatkan limposit B dan sel plasma yang berfungsi memproduksi antibodi.
Aktivitas sistem imun spesifik memerlukan partisipasi kelompok sel yang disebut sebagai
antigen presenting sel. Prinsip umum penggunaan imunosupresan untuk mencapai hasil terapi
yang optimal adalah sebagai berikut:
1) Respon imun primer lebih mudah dikendalikan dan ditekan dibandingkan dengan
respon imun sekunder. Tahap awal respon primer mencakup: pengolahan antigen oleh
APC, sintesis limfokin, proliferasi dan diferensiasi sel-sel imun. Tahap ini merupakan
yang paling sensitif terhadap obat imunosupresan. Sebaliknya, begitu terbentuk sel
memori, maka efektifitas obat imunosupresan akan jauh berkurang.
2) Obat imunosupresan memberikan efek yang berbeda terhadap antigen yang
berbeda. Dosis yang dibutuhkan untuk menekan respon imun terhadap suatu antigen
berbeda dengan dosis untuk antigen lain.
Glukokortikoid
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN