Anda di halaman 1dari 4

A.

TERMINOLOGI

1. Protrusif: Gigi anterior yangposisinya lebih maju ke depan,

kedudukan rahang yang menjauhi bidang transversal/orbital.

2. Overjet: Jarak horizontal antara incisal edge gigi insisif RA terhadap

bidang labial insisif RB

3. Bengkak: Salah satu tanda inflamasi, disebut tumor yang terjadi

karena ekstravasasi cairan karena vasodilatasi.

4. Wajah simetris: Apabila wajah terbagi dua sama lebar dan

anatomisnya sama jika ditarik garis median dari glabella, subnasion

dan menton.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang menyebabkan terjadinya protrusi pada gigi pasien?

2. Apa interpretasi dari foto ronsen tersebut?

3. Pemeriksaan EO dan IO apasaja yang terlibat?

4. Bagaimana seharusnya kondisi gigi pasca penambalan?

5. Apakah hubungan antara gigi tambalan dengan gambaran lusen pada

panoramic?

6. Dari gambaran panoramik, apakah pasien memenuhi syarat untuk

perawatan ortho?

7. Apa dampak dari gigi anterior RA yang protrusi?

8. Bagaimana tatalaksana lesi tersebut? Apakah lesi bisa rekuren atau

tidak?

1. Apa keterangan dari gambar radiograf yang terdapat pada skenario?

2. Berdasarkan skenario, kasus maloklusi tersebut termasuk jalam kelas berapa?

3. Mengapa pasien ingin mnegenakan kawat gigi?

4. Apa penyebab gigi tonggos?


1. Nervus apa yang dituju untuk anestesi lokal untuk daerah gigi 36 dan 46, serta

dosisnya?

2. Berdasarkan gambaran radiologi pasien, apa diagnosisnya?

3. Apa tata laksana dari kasus yang ada diskenario?

4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi pemakaian kawat gigi?

5. Berapa overjet normal dan penyebab overjet berlebihan?

6. Pemeriksaan ekstra oral dan intra oral apa saja yang dapat dilakukan?

7. Pemeriksaan penunjang apa yang dibutuhkan sebelum melakukan perawatan

orthodonsi?

5. Mengapa pasien tidak merasakan sakit pada gigi yang ditambalsedangkan pada

gambar radiograf terdapat lesi ?

6. Apa kemungkinan diagnosis dari lesi tersebut?

C. HIPOTESIS

1. Faktor genetik, kebiasaan menghisap jempol, menjulurkan lidah,

bruxism, lip biting, faktor skeletal.

2. Interpretasi

- Adanya gambaran radioopak pada gigi yang terdapat tumpatan.

- Lapisan tipis radioopak di sekeliling lesi radiolusen.

- Tidak ada resorpsi akar gigi 46, lamina dura hilang.

- Impaksi M3 di seluruh regio.

3. EO: inspeksi, palpasi limfonodi dan TMJ. IO: inspeksi, palpasi,

perkusi, probing dan sondasi. Pemeriksaan penunjang: radiologi dan

biopsi.

4. Tidak ada keluhan, tidak sakit dan tidak mengganjal saat oklusi.

5. Lesi merupakan lesi kista radikuler. Hubungannya dengan tambalan

gigi adalah kurang baiknya pembersihan pulpa gigi sebelum


penumpatan sehingga menyebabkan terjadinya kista radikuler.

6. RA sepertinya bisa dilakukan perawatan ortho. Untuk RB belum bisa

karena harus dirawat dulu lesinya.

7. Mengganggu estetika, menyebabkan maloklusi, gangguan berbicara,

konveksitas wajah menjadi cembung.

8. Enukleasi  diambil kistanya secara utuh. Marsupiliasi  dibuatkan

window opening untuk mengambil kista. Lesi kista bisa rekuren atau

tidak tergantung kepada jenis lesinya.

1. -Dibawah gigi 46 terdapat lesi radiolusen, berbatas jelas, unileculer, ukurannya lebih

dari 0,5 cm

- M3 disemua regio akarnya belum tumbuh sempurna

- Gigi Anterior RA crowding dan terlihat lebih lusen dibanding gigi posterior

2. Maloklusi kelas 2 divisi 1

3. - Memperbaiki penampilan gigi dan wajah

- Mengurangi dampak maloklusi

- Mempertahankan perkembangan rahang dan wajah yang normal

- Mengembalikan fungsi mastikasi dan berbicara

4. - Bad habit

- Faktor genetik

5. Giginya sudah non – vital

6. Kista radikuler

1. Nervus alveolaris inferior. Dosis: 1 cc.

2. Granuloma periapikal / dd: kista periapikal. Pada gigi yang terkena terdapat

tambalan yang menandakan pasien mengalami karies. Karies yang berlanjut

akan mencapai bagian pulpa dan mengakibatkan peradangan pulpa. Infeksi

yang persisten dan reaksi imun yang terus menerus pada jaringan periapikal
akan mengalami perubahan secara histologis untuk menentukan diagnosis

yang tepat dengan pemeriksaan histopatologis.

3. Menentukan kondisi keparahan sakit bedasarkan gambaran radiologis lalu

dirujuk ke dokter spesialis bedah mulut dan dapat dilakukan pemeriksaan

darah dan identifikasi bakteri. Jika ada cairan bisa dilakukan drainase dan

diberikan antibiotik dan analgesik sementara. Bila diperlukan dilakukan

pemeriksaan panoramik untuk dilakukan evaluasi.

4. Indikasi: individu yang mengalami maloklusi gigi yang membutuhkan

pergerakan beberapa gigi, mempunyai overjet lebih dari 4 mm dan juga

overbite lebih dari 4 mm, kebiasaan buruk.

Kontra indikasi: individu yang tidak bisa menjaga oral hygiene dengan baik

secara rutin, malokusi berada di luar ruang lingkup perawatan ortho.

5. Overjet normal: 2-4 mm

Penyebab: keturunan, kebiasaan buruk

6. Ekstra oral: inspeksi, palpasi, asimetris wajah, krepitasi

Intra oral: inspeksi, perkusi, palpasi, tes vitalitas gigi, tes nyeri spontan,

fluktuasi gigi, migrasi gigi

7. Foto sefalometri, panoramik, foto profil wajah

Anda mungkin juga menyukai