CLIENT-CENTERED THEORY
(Carl Rogers)
RIWAYAT SINGKAT HIDUP ROGERS
Masa kecilnya, ia dibesarkan dalam hubungan
yang hangat tetapi juga dalam batas standar
ajaran agama (protestan).
Bermain-main bukanlah hal yang direstui untuk
dilakaukan Rogers, sehingga ia merasa terkung-
kung oleh orangtuanya
Masa kanak-kanaknya kurang mengasyikkan
sehingga ia merasa kesepian. Ia mengasyikkan
diri dengan belajar dan bukan minat sosial.
Usia muda menghadiri Konferensi Federasi Pela-
jar Kristen Dunia di Peking. Ia menyadari betapa
beraneka ragamnya kepercayaan keagaman
individu. Saat itu dia merasa mencapai kebebas-
an psikologis dari pemikiran agama orangtuanya.
Roger pernah ditanya “apa yang ingin disampai-
kan pada orangtuanya kalau bertemu dengan
mereka?” Rogers menjawab “Saya tidak bisa
membayangkan berbicara dengan ibu saya ten-
tang hal-hal yang pen-ting, saya yakin ibu saya
akan memberi-kan penilaian negatif”
Tema inti teori Rogers adalah “perlunya mende-
ngarkan dan menerima klien tanpa syarat”
PANDANGAN ROGERS
TENTANG MANUSIA
• Rogers menolak pendapat Freud yang meman-
dang manusia itu irrasional, un-socialized)
• Rogers memandang manusia itu rasional,
makhluk sosial, dan dapat menentukan nasib
sendirinya
• Manusia mempunyai kemampuan untuk
membimbing, mengatur, dan mengontrol
dirinya sendiri.
• Dalam diri manusia terdapat berbagai potensi
yang bisa dikembangkan
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Organisme, keseluruhan dari seseorang:
kebe-radaan pikiran, tingkah laku, dan jas-
maniahnya
Lapangan fenome, semua pengalaman
seseorang
Self, karakteristik yang menjadi isi ketika
seseorang mengatakan saya adalah
…………….
KEPRIBADIAN
Semua perilaku manusia dimotivasi oleh
self-actualization
Kepribadian merupakan produk interaksi
yang terus menerus antara organisme,
lapangan fenomena dan self. Karenanya
kepribadian itu tidak statis, tetapi terus
berkembang
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Organismic valuing process, proses
penilaian (sejak bayi) yang terus menerus:
(a) hal yang dipersepsi tidak memenuhi
kebutuhan sebagai suatu yang negatif, dan
(b) hal yang dipersepsi memenuhi
kebutuh-an sebagai suatu yang positif.
Positive regard from other, mengadopsi
nilai-nilai dari orang lain, selanjutnya meni-
lai diri sendiri berdasarkan penilaian orang
lain.
Self regard, pandangan terhadap diri
sen-diri yang didasarkan atas penilaian
orang lain pada dirinya, tanpa peduli
apakah menurut diri sendiri tingkah laku
itu baik atau buruk. Self regard ini
memaksakan nilai-nilai dari orang lain
terhadap self
Condition of worth, ketidakmampuan
in-dividu menilai diri sendiri secara positif,
kecuali berdasarkan nilai-nilai yang dipak-
sakan itu, tanpa memperhatikan hal itu
menyenangkan atau tidak.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Kondisi yang memberikan penilaian positif
Individu terhindar dari Condition of Worth dan
mengembangkan Unconditional self-regard
Kepribadian yang sehat:
1) Condition of worth tidak berkembang
2) Organismic valuing process, self-regard
dan positive regard from other berjalan
seimbang
3) Tingkah lakunya menyenangkan, baik untuk di-
rinya sendiri maupun orang lain
PRIBADI SALAH SUAI
Enstrangement: membenarkan apa yang
sesungguhnya oleh diri sendiri dirasa-
kan tidak mengenakkan
Incongruity in behavior karena COW
Kecemasan, kondisi yang timbul karena
adanya ancaman terhadap diri sendiri
Defense mechanism
GEJALA TLSS
Kecemasan/ketegangan yang terus
menerus
Tingkah laku yang rigid
Menolak situasi baru
Menolak untuk menyadari pengalaman-
pengalamannya sendiri
Tingkah lakunya tidak terduga
Sering tidak rasional
Tidak mampu mengontrol dirinya sendiri
TUJUAN KONSELING
Klien menentukan sendiri tujuan
konseling
Membantu klien menjadi lebih
matang dan kembali melaku self-
actualization dengan menghilangkan
hambatan-hambatannya
Membebaskan klien dari lingkungan
yang membuat dirinya palsu dan
terganggu dalam self-actualization
KONDISI YANG DIPERLUKAN
• Psychological contact
• Minimum state of anxiety
• Counselor genuiness
• Unconditioned positive regard
• Emphatic understanding
PENDEKATAN “JIKA …. MAKA”
Jika konselor mampu menciptakan
kondisi yang nyaman, maka proses
konseling dapat terjadi
Jika terjadi konseling, maka perubah-
an pada klien dapat terjadi (klien bisa
melakukan self actualization
PROSES KONSELING
Klien merasa nyaman dengan konselor
Klien didorong untuk menggunakan kata ganti “saya”
Klien didorong untuk melihat pengalamannya secara
realistik
Klien mengekspresikan perasaannya secara bebas
Klien didorong untuk kembali menjadi dirinya sendiri
Menekankan azas kekinian: di sini dan sekarang
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
ASSALAMU’ALAIKUM W.W.