Anda di halaman 1dari 7

RESUME 8

PENDEKATAN DALAM KONSELING

“Model Teori Konseling Self (Konself)”

Dosen Pengampu

Dr. Netrawati M.Pd., Kons

Oleh:

NUR SAIDAH

18006073

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PEMBAHASAN

A. Teori Kepribadian
Carl Rogers mengembangkan suatu pendekatan baru yaitu non-directive
therapy. Pendekatan ini didasari atas anggapan bahwa klienlah yang
menentukan tujuan hidupnya, bukan oselor serta tiap individu bisa berdiri
sendiri dan berusaha untuk memecahkan masalahnya sendiri. Menurut Taufik
(2009 : 123), teori Rogers terkenal karena lebih banyak menekankan aspek
psikologi dari aspek medis.
Calvin S. Hall (1985) ,mengemukakan bahwa self adalah bagian dari
lapangan fenomenal yang terdeferensiasikan sedikit demi sedikit melalui
pengalaman yang disadari maupun tidak. Tingkah laku adalah fungsi dari fola
pengalaman subyektif, yang berarti tingkah laku merupakan hasil dalam
realitas yang dialami, dirasa dinilai, dan bahkan di tafsirkan dalam konteks
pengertian individu. Self pada diri seseorang merupakan konsep diri (self
concept) yang terdiri dari persepsi mengenai kekhasan dari “I” atau “me” dan
persepsi hubungan antara “I” atau “me” dengan orang lain dalam aspek
kehidupan. Self bersifa lentur dan fleksibel, serta didalamnya terdapat diri
ideal yang menunjukkan keinginan seseorang untuk mempertahankan apa
yang ingi diperoleh dalam pengembangan diri dan prestasinya, dalam
mempertahankan diri dan aktualisasi diri.

Teori ini bukanlah suatu teknik, karena menurut Taufik (2009 : 123-
124), faktor penying yang akhirnya akan menentukan jalan keluar dari
masalah klien adalah klien itu sendiri. Oleh karena itu, terapi ini menjadi
lebih terkenal di kalangan psikologi klinis dan konselor psikologi.
Selanjutnya metode Rogers tersebar luas di kalangan para profesi bantuan
seperti konselor dan pekerja sosial.
Menurut Prayitno (1998 : 60), struktur kepribadian meliputi komponen
OLS yaitu :
1. Organisme, yaitu unsur fifiologis dengan semua fungsi fisik dan fungsi
psikologisnya.
2. Lapangan fenomenal, yaitu segal sesuatu yang dialami seseorang, baik
yang bersifat eksternal maupun internal adalah hal-hal yang dipersepsikan
dan yang dianggap penting.
3. Self, yaitu bagian dari lapangan fenomenal yang terdeferensiasikan sedikit
demi sedikit melalui pengalaman yang disadari ataupun yang tidak
disadari.
Dalam teorinya, Rogers lebih menekankan konsep organism dan self.
Self pada diri seseorang merupakan konsep diri (self concept) yang terdiri
dari persepsi mengenai kekhasan dari I atau me dan persepsi hubungan antara
I atau me dengan orang lain dalam aspek kehidupan. Menurut Taufik (2009 :
126), kecocokan dan ketidakcocokan diantara self dengan organism akan
menentukan kematangan, penyesuain diri, dan kesehatan mental seseorang.
Congruence berati ada kecocokan antara self yang dirasakan
pengalamam actual organism. Sedangkan incongruence dapat menimbulkan
kecemasan, perasaan terancam, mempertahankan diri, berpikiran kaku dan
melakukan cara-cara tidak positif. Menurut Taufik (2009 : 126), perhatian
Rogers adalah bagian mana diri self yang dibuat menjadi lebih congruence.
Rogers mengemukakan bahwa teori kepribadian yang berpusat pada
teori kepribadian yang berpusat pada self disebut dengan the self theory yang
merumuskan dalam 22 pernyataan atau dalil. Mohammad Surya (2003 : 51)
menyimpulkan ke 22 dalil tersebut menjadi :
a. Yang menjadi inti kepribadian menurut teori Rogers ini adalah the self,
yang terbentuk melalui atau karena pengalaman-pengalaman baik datang
yang dari luar diri individu yang bersangkutan maupun yang datang dari
dalam dirinya.
b. Ada dua macam bentuk kepribadian (the self), yaitu diri yang ideal dan
diri yang aktual. Diri yang ideal adalah diri yang ia bayangkan, yang ia
tangkap, yang ia sendiri atau ia hayati sebagai saya/aku. Sedangkan diri
yang aktual adalah diri yang dpandang oleh/dari sudut pandang orang lain
sebagai ia/dia atau nya.
c. Kepribadian yang terintegrasi adalah kepribadian yang konsisten antara
diri yang ideal dengan diri yang aktual. Dengakan kepribadian yang
disintegrasi adalah kepribadian yang tidak konsisten antara diri yang ideal
dengan diri yang aktualatau diri subjektif tidak sesuai dengan diri objektif.
d. Pengubahan kepribadian yang salah suai agar menjadi kepribadian yang
terpadu, yang hanya dapat dilakukan dengan jalan mengubah gambaran
diri yang ideal itu supaya konsisten atau sesuai dengan diri yang aktual.
e. Peranan dan kecenderungan kepribadian adalah mempribadikan diri dalam
bentuk perwujudan diri, pemeliharaan diri dan perluasan diri.

B. Perkembangan Kepribadian
Menurut Prayitno (1998 : 61)perkembangan kepribadian meliputi :
1. Organismic Valuing Process (OVP)
Proses penilaian yang terjadi sejak masa bayi dan berlangsung terus
menerus yaitu
 Hal-hal yang dipersepsi tidak memenuhi kebutuhan dianggap sebagi
sesuatu yang negatif.
 Hal-hal yang dipersepsi memenuhi kebutuhan dianggap sebagai sesuatu
yang positif .
2. Positive Regard From Others (PRO)
Proses mengadopsi nilai-nilai dari orang lain, selanjutnya menilai diri
sendiri berdasarkan penilaian orang lain.
3. Self Regard (SRG)
Pandangan terhadap diri sendiri didasarkan pada persepsi atas penilaian
orang lain terhadap dirinya. Dalam hal ini individu menilai tingkah
lakunya sendiri berdasarkan penilaian orang lain, tanpa peduli apakah
menurut diri sendiri tingkah laku itu baik atau buruk. Self regard ini
memaksakan nilai-nilai dari orang lain terhadap diri sendiri.
4. Condition of Worth (COW)
Kondisi ini menunjukkan individu tidak mampu menilai diri sendiri
dengan kaca mata positif, kecuali berdasarkan nilai-nilai yang dipaksakan
itu, tidak peduli hal itu menyenangkan atuapun tidak. Bahkan dalam
kondisi seperti itu, individu dapat menilai sesuatu sebagai positif, padahal
hal tersebut tidak menyenangkan bagi dirinya dan menilai negatif padahal
itu adalah menyenangkan.
Adapun perkembangan kerpibadian yang lainnya yang meliputi :
1. Proses pengembangan nilai- nilai
Berkembangnya nilai- nilai pada diri individu adalah berkat
interaksinya dengan lingkungan. Nilai – nilai yang dirasakan baik akan
diterima, nilai- nilai dianggap jelek akan ditinggalkan. Individu memiliki
kemampuan menerima dan menolak nilai- nilai yang diperolehnya itu.
2. Penghargaan positif dari orang lain
Self seseorang mulai berkembang pada saat organisme mulai
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Kepribadian individu akan
berkembang kea rah yang lebih baik apabila individu akan berkembang
kea rah yang lebih baik apabila individu tersebut banyak memperoleh
penghargaan positif dari orang lain, khususnya orang- orang yang berarti
dalam kehidupan individu tersebut (significant person).
3. Penghargaan diri
Kepribadian individu akan berkembang dengan baik yaitu apabila ia
sering memberikan penghargaan terhadap diri sendiri. Dalam arti
kesuksesan dan keberhasilan yang sering diraihnya akan memunculkan
penghargaan terhadap diri sendiri, misalnya seseorang akan berkata:
“rupanya saya mampu, “saya dapat mecapainya”, “saya jauh lebih baik
dari dia”, dan sebaginya.
4. Condition of worth
Condition of worth adalah kondisi dimana individu terpaksa menerima
sesuatu yang sebetulnya dia tidak menyukainya. Seorang anak kecil tidak
ingin ditinggalkan ibunya, namun terpaksa menerima, sebab jika mau
ditinggal itu artinya anak pintar. Seorang anak tidak suka tidur sendiri
dikamrnya, namun orangtua mengatakan apabila dia mau tidur sendirian
dalam kamar itu artinya anak pemberani.
C. Perkembangan Kepribadian Salah Suai
Adanya ketidakseimbangan antara pengalaman organismik dan self
yang menyebabkan individu mersa dirinya rapuh dan mengalami salah suai.
Menurut Prayitno (1998 : 62), karakteristik pribadi salah suai meliputi :
1. Estrangement, yaitu membenarkan apa yang sesngguhnya oleh diri sendiri
dirasakan tidak mengenakkan.
2. Incongruity in Behavior, yaitu ketidaksesuaian tingkah laku karena COW
yang akan menimbulkan kecemasan.
3. Kecemasan, yaitu kondisi yang ditimblkan oleh adanya ancaman terhadap
kesadara tentang diri sendiri.
4. Defense Mechanisme, yaitu tindakan yang diambil oleh individu agar
tampak konsisten terhadap struktur self/yang salah itu.
Selain karakteristik kepribadian salah suai tersebut, gejala tingkah laku
salah suai juga dikemukakan oleh Prayitno (1998 : 62) yaitu
a. Kecemasan atau ketegangan terus menerus
b. Tingkah laku yang rigid (tidak luwes)
c. Menolak situasi baru
d. Salah dalam memperkirakan
e. Menolak untuk menyadari pengalam-pengalamannya sendiri
f. Tingkah lakunya tidak terduga
g. Sering tidak rasional
h. Tidak mampu mengontrol diri sendiri
KEPUSTAKAAN

Hall, Calvin & Garner Lindzey. 1985. Introduction to Theories of Personality.


Canada: John Wiley & John.
Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita : Kerangka Konseling Elektrik. Padang :
BK FIP UNP.
Taufik. 2016. Pendekatan dalam Konseling. Padang: BK FIP UNP

Anda mungkin juga menyukai