Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KOMUNITAS 1

NAMA : INRITOEFAJARIALAM T

NIM : 1802046

KELAS : S1 REGULER (KELAS B)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA


YAKKUM YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
1. Asuhan Keperawatan : Peran perawat Komunitas

A. Sebagai Pendidik
Peran perawat di komunitas sebagai peran sebagai pendidik yaitu peran
perawat yang memberikan informasi masyarakat untuk memberikan informasi
yang berupa pengajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar yang
digunakan sebagai sarana untuk mencapai sasaran pemberian keperawatan yang
efektif biaya, aman dan berkualitas tinggi sedangkan perawat sebagai pendidik
di institusi pendidikan keperawatan untuk membentuk perawat-perawat baru
yang berkualitas. (Bastable, 2002).
Fungsi yang dilakukan antara lain :
 Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan
dilakukan dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dari hasil
pengkajian diharapakan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien,
informasi apa yang diperlukan klien, dan apa yang ingin diketahui klien.
 Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau
pendidikan kesehatan.
 Melaksanakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk pemulihan
kesehatan klien antara lain tentang pengobatan, hygiene, perawatan serta
gejala dan tanda bahaya.
 Menyusun program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik untuk
topic sehat ataupun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit, dan pengelola
penyakit.

B. Sebagai Advokat
Dimana tindakan perawat dalam mencapai suatu tujuan yang bersifat
untuk kepentingan masyarakat atau bertindak untuk mencegah kesalahan yang
tidak diinginkan ketika pasien sedang menjalankan pengobatan. Sebagai advokat
perawat juga berperan penting dalam memberi pendapat dan kemudian
mendukung keputusan yang diambil pasien.
C. Sebagai Peneliti
Perawat sebagai peneliti yaitu peran perawat yang menerjemahkan
temuan riset, bertanggung jawab untuk melakukan penelitian, mengidentifikasi,
menganalisis data, memecahkan masalah klinis dengan menerapkan prinsip dan
metode penelitian. Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu /
pendidikan dan praktik keperawatan dan meningkatkan mutu asuhan atau
pelayanan keperawatan.

D. Sebagai Konsultan
Perawat sebagai konsultan yaitu peran perawat yang bertugas sebagai
tempat konsultasi pasien dalam pemberian informasi, dukungan atau memberi
ajaran tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. Konsultasi ini
dilakukan oleh beberapa profesional kesehatan yang secara bersama-sama
membuat keputusan dengan hati-hati dengan memberikan saran-saran secara
langsung kepada pasien.
Perawat melaksanakan fungsi anatara lain sbb:
 Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif , memberikan
dukungan memberikan asuhan, dan menjaga kepercayaan yang diberikan
klien.
 Membantu klien untuk mengidentifikasikan masalah serta factor –faktor yang
mempengaruhi.
 Memberikan petunjuk pada klien untuk mencari pendekatan pemecahan
masalah dan pemilihan cara pemecahan masalah yang tepat.
 Membantu klien menentukan pemecahan masalah yang dilakukan

E. Sebagai Pemberi Perawatan


Perawat ini langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien, merencanaan,
mengimplementasi dan mengevaluasi asuhan keperawatan. Perawat secara
langsung terlibat dalam proses penyembuhan pasien tidak hanya secara fisik saja
tapi holistik yaitu penyembuhan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Perawatan
yang dilakukan mulai dari seluruh kebutuhan pasien dirumah sakit, perawatan
seperti penyuntikan, pemasangan infus, pemberian obat hingga keterlibatan
perawat dalam terapi fisik pasien. Peran perawat ini dilakukan sendiri oleh
perawat atau berkolaborasi dengan keluarga pasien dan dalam keadaan tertentu
perawat juga dapat bekerja sama dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
profesional yang lain (Keeling dan Ramos, 1995).

F. Sebagai Pemasaran kesehatan


Perawat sebagai pemasaran kesehatan pada masyarakat atau social
marketer yaitu peran perawat dalam mempromosikan kesehatan atau gaya hidup
sehat. Kegiatan promosi ini bersifat sosial dan dibuat berdasarkan kesukarelaan.
Peran ini dapat kita lihat ketika perawat langsung datang ke tempat terpencil yang
mempromosikan ke rumah-rumah penduduk tentang manfaat Keluarga Berencana
(KB), cara melakukan KB, dan informasi lengkap lainnya yang mendukung
program KB.

2. Asuhan Keperawatan : Fungsi perawat Komunitas

A. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.

B.  Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal
ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.

C. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di
antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya,
seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat
dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.

3. Asuhan Keperawatan : Etika perawat Komunitas

A.  Etika deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikapdan perilaku manusia
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni
mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakatyang dkaikan dengan
kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

B. Etika normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan
apa yang bernilai dalam hidupnya. Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang
dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindari hal-hal buruk,
sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Serta dalam menjalankan etika Enam asas etik yang tidak berubah dalam etik profesi
kedokteran atau perawat dan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Asas menghormati otonomi klien (autonomi)


Setelah mendapat informasi yang memadai, klien bebas dan berhak memutuskan apa
yang akan dilakukan terhadapnya. Klien berhak untuk dihormati dan didengarkan
pendapatnnya untuk itu perlu adanya persetujuan tindakan medik (informed
consent). Dokter dan perawat tidak boleh memaksa suatu tindakan atau pengorbanan.
b. Asas manfaat (eneficence)
Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat untuk menolong klien. Untuk itu,
dokter atau perawat harus menyadari bahwa tindakan atau pengobatan yang dilakukan
benar-benar bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan klien. Kesehatan klien
senantiasa harus diutamakan oleh para perawat. Resiko yang mungkin timbul
dikurangi sampai seminimal mungkindan memaksimalkan manfaat bagi klien.
c. Asas tidak merugikan (non-malificence)
Tindakan dan pengobatan harus berpedoman pada prinsip Primum Non Nocere (yang
paling utama, jangan merugikan). Resiko fisik, psikologi, maupun sosial akibat
tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan hendaknya seminimal mungkin.
d. Asas kejujuran (veracity)
Dokter dan perawat hendaknya mengatakan secara jujur dan jelas apa yang dilakukan,
serta akibat yang dapat terjadi, informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan
tingkat pendidikan kliean.
e. Asas kerahasiaan (confidentiality)
Dokter dan perawat harus menghormati (privacy) dan kerahasian klien, meski klien
telah meninggal.
f. Asas keadilan (justice)
Dokter dan perawat harus berlaku adil dan tidak berat sebelah.
Keenam asas etik di atas dituangkan dalam suatu kesepakatan nasioanl yang pada
umumnya disebut kode etik keperawatan di Indonsia.

4. Standar Praktik Keperawatan Komunitas

Menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah :


1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu

Sumber Standar praktik keperawatan  :


1. Organisasi profesi PPNI
a. 1993 : Rancangan standart profesi keperawatan
b. 1999 : Standart Praktek Keperawatan Profesional
c. 2001 : Standart asuhan / standart kenierja profesional
2. Undang-Undang / Kepres / PP
a. UU No 23 th. 1992 ttg Kesehatan
b. Kepres No 56 th. 1995 ttg Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
c. PP No 32 th. 1996 Ttg Tenaga Kesehatan
d. UU No 8 th 1999 ttg Perlindungan Konsumen
3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed )
4. Rumah sakit
Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg pedoman pemberian askep
utk 10 kasus terbanyak pd masing-masing jenis pelayanan.

5. Program Evalusi keperawatan komunitas

Definisi Pelayanan keperawatan komunitas profesional :

A. Pelayanan keperawatan professional


yg ditujukan pd masy dg penekanan kelompok risiko tinggi dlm upaya pencapaian
derajat kes. optimal mll peningkatan kes, pencegahan peny, pemeliharaan &
rehabilitasi dgn menjamin keterjangkauan yan kes yg dibutuhkan dan melibatkan
klien (aggregate) sbg mitra dlm perencanaan pelaksanaan, dan evaluasi yan kep
(CHS, 1997)

B. Evaluasi dalam sistem komunitas :


Proses perencanaan, pengumpulan, penggambaran & menyajikan informasi tentang
pencapaian tujuan pembelajaran sehingga dapat ditarik kesimpulan & digunakan
untuk mengambil keputusan
Tujuan Evaluasi Keperawatan Komunitas :

Dalam melihat suatu tujuan evaluasi keperawatan komunitas dapat dilihat berdasarkan
:
Secara Kognitif :
Dimana dalam melakukan tahapan evaluasi diharapkan peserta/anggota dapat
memenuhi unsur  pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation)

Affektif
Dimana dalam kita melaksanakan evaluasi para audience diharapkan dapat timbul
rasa ingin tahu dan penilaian yang positif terhadap tindakan penyuluhan yang
diberikan

Psikomotor
Serta setelah dilakukanya penyuluhan diharapkan peserta dapat mempraktikan
gerakan2 yang diberikan maupun mempraktikan apa yang sudah dijelaskan.

Manfaat Evaluasi Keperawatan komunitas

1. Memahami sesuatu hal dalam pembelajaran


2. Membuat keputusan
3. Memperbaiki mutu pembelajaran

Metode Keperawatan Komunitas

A. Metode Conference
1. Membaca dan menulis status pasien (data fokus) dilakukan selama 30 – 40 menit
2. Pengkajian (Wawancara dan Intervensi) untuk mendapatkan data yang dilakukan
selama 60 menit
3.Menunjukan ke pembimbing – hasil dari pengkajian - serta masalah yang terjadi
4. Persiapan dan penerapan metode
B. Metode Ronde
1. Pre Ronde – Ronde– Post Ronde (Menetapkan Solusi)
2. Mengingatkan apa yang sudah dicapai dalam Pre Conference
3. Justifikasi dan pembelajaran

C. Metode Bedside Teaching


1. Pembimbig Klinik – Aktif berinteraksi atau timbul tanya jawab(Termasuk dalam
tahap persiapan)
2. Melakukan penekanan materi yang diberikan secara jelas dan spesifik
3. Implementasi atau melakukan tindakan atau metode yang sudah dipersiapkan
4. Terminasi dimana terjadi penutupan sesi dalam metode beside
5. dan mengulas kembali apa yang belum dipahami oleh para audience

6. Pengobatan Tradisional dikomunitas

Pemanfaatan Metode Ramuan Herbal Pada Masyarakat Suka Nalu Kabupaten


Barus Jahe Sumatra Utara

A.Definisi
Yaitu merupakan suatu terapi tradisional dalam bentuk ramuan yang terdiri dari bahan
Keranggen Rahu,Keranggen Bulu Babo dan Keranggen bampit yang merupakan
rempah rempah yang hanya ada disalah satu wilayah di Sumatra Utara yang disajikan
untuk dihirup dan diminum.

B.Manfaat
Dalam terapi tradisional ini ditujukan terkhusus untuk menyembuhkan :
A.Agar mampu menyembuhkan Tifus
B.Sesak Nafas
C.Gigitan hewan berbisa
D.dan penyembuhan kencing manis
Yang juga bermanfaat sebagai sarana ritual adat dalam peningkatan kesehatan
masyarakatnya tersebut
C.Tujuan
Memanfaatkan sumberdaya alam lokal yang salah satunya tumbuh-tumbuhan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat sekkitar sehingga mendukung tercapainya
kesejahtraan sosial

D.Metode
-Metode merebus
sebagai minuman untuk disajikan pada seseorang yang sakit
-Metode Dihirup
Terkhusus untu seseorang yang mengalami sesak nafas
-Merendam
Dan dapat diggunakan untuk mengobati bagian tubuh yang nyeri dengan cara
direndam

DAFTAR PUSTAKA
(Goggle Book)

Bungin, Burhan.(2007).Penelitian Kualitatif : Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan


Sosial Lainya,Jakarta : Kencana Prenada Media

Ritzer,Geoorge dan Goodman.2009.Teori Sosiologi Modern.Jakarta : Kencana

Lubis,Syahruddin.Dkk 2012.Pengobatan Tradisional Masyarakat sumatra


Utara.Depdikbut

Sudarma Mammon,2008.Sosiologi Untuk Kesehatan.Jakarta : Salemba Medika

Mubarak. Wahit Ikbal. Chayatin Nurul. Santoso Bambang Adi. 2009.


Ilmu Keperawatan Komunitas buku 2 Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai